Dive Massively Multiplayer Online Role Playing Game. Disebut juga sebagai DMMO-RPG. Game yang dimainkan dengan merasakannya langsung di dunia khayalan.

Yggdrasil, game yang diluncurkan pada 2126, dan di antara DMMO-RPG lainnya, karena memiliki peta yang luas dan diberikannya kebebasan bertindak kepada pemainnya membuat kepopulerannya melonjak di negara Jepang.

Dua belas tahun berlalu, Yggdrasil sudah mendekati akhirnya.

--

Written by Yamanbagiri Kunihirou

--

Crossover Naruto x Overlord

Naruto dan Overlord bukan punya saya

Rate : M is Safe

Warn!!! mungkin sama dengan yang dicanon cuman beda ada Naruto doang, Dont Like Dont Read

Summary : Berniat untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai Ketua Serikat dan juga menikmati hari terakhir Yggdrasil, Naruto malah terdampar di dunia lain bersama Momonga.

.

.

.

Di sebuah kamar berunsur warna jingga, terlihat seorang pria bersurai kuning sedang duduk di ranjang.

"Eto... Hari ini adalah hari penutupan Yggdrasil". Dia terlihat sedikit berpikir.

"Apa aku harus log in untuk terakhir kalinya ya?".

Pria itu bernama Namikaze Naruto, berumur 24 tahun dan juga yatim piatu. Ia bekerja di sebuah toko ramen menjadi seorang koki.

Di ranjangnya terdapat alat yang bernama Nerve Gear untuk memainkan Yggdrasil. Meskipun sedikit ragu namun ia sudah memutuskan.

"Yosh... Aku akan log in menikmati penutupan Yggdrasil. Tapi, apa tempat itu masih sama?".

"Mattaku, sebagai ketua Serikat aku telah menghilang selama 2 tahun". Naruto memijit pelipisnya.

Dengan cepat ia memakai alat untuk masuk ke dalam gim Yggdrasil.

[ Log In ] [ Start On ]

Naruto menutup matanya saat melihat kilauan putih menyilaukan pandangannya.

Sing

Naruto menatap ke sekitar, melihat ia berada di sebuah ruangan dengan meja bundar di sertai banyak kursi berwarna merah.

"Wah sudah lama sekali tidak ketemu, Momonga". Naruto mendengar seseorang berbicara di sebelahnya.

'Eh Herohero-san?'. Sebuah Avatar berbentuk slime warna ungu berada di sebelahnya.

Lalu atensinya berpindah pada Avatar di depannya yang dipanggil Momonga, sebuah Undead yang telah mencapai tingkat Elder Lich sebagai Magic Caster yang mempunyai banyak sihir.

Momonga menatap Naruto dengan mata merahnya, "Namikaze? Kau kembali?".

Meskipun tak terlihat ekspresinya namun dalam lubuk hatinya ia terkejut melihat Ketua Serikat yang selama ini tak log in selama 2 tahun akhirnya kembali.

Avatar berbentuk slime itu juga sama terkejutnya dengan Momonga.

"Sejujurnya, aku malah tidak menyangka kalian akan datang kemari, Namikaze-san, Herohero-san".

Avatar berbentuk slime itu melihat tangannya, "Sudah dua tahun kah? Dan itu juga berlaku padamu Namikaze-san".

Naruto sungguh bingung dengan situasi yang terjadi sekarang, "Eto..maaf, sebenarnya aku hanya ingin menikmati hari terakhir dari gim yang akan ditutup ini". Naruto mengeluarkan emoticon gugup.

Yah karena di Yggdrasil tidak bisa melihat ekspresi pemain karena Avatar tidak ada setelan untuk itu.

"Sudah selama itu ya?". Naruto mengambil sebuah cermin di inventorinya.

'Sebenarnya tak ada yang berubah'. Naruto saat bermain Yggdrasil ia memakai Avatar menyerupai tubuh aslinya di dunianya. Namun dia mendapatkan item Perfect Armor yang merupakan item legendaris.

Mengingatnya ia sangat tak menyukai itu, untuk membeli ini ia harus menabung selama 3 bulan dan jika tak salah harganya 3k gold yang sama dengan satu juta Yen.

Tubuhnya dilapisi sebuah armor berwarna emas di setiap bagian-bagian tubuhnya. Yang mencolok adalah pada bagian dada berbentuk menyerupai kepala Singa. Dan kepalanya ditutupi helm emas ala sparta.

"Karena lembur terus, aku jadi suka tidak ingat waktu". Ucap Herohero.

"Bukannya itu parah?". Tanggap Namikaze.

"Badanku?". Herohero melihat badannya, "Ma..sudah parah sekali".

"Oh, aku ingin log out. Aku sudah sangat mengantuk".

Avatar berbentuk Undead di depannya hanya melambai tangannya, "Ho..baiklah".

"Hm, tapi aku tak menyangka bahwa Makam Agung Nazarick masih ada". Ucap Herohero kemudian menyentuk icon di udara kemudian memencet tombol log out.

Slime itu hilang dengan meninggalkan bekas cahaya biru.

"Kau pasti terus merawatnya ya?". Naruto sungguh menganggumi ah tidak sebenarnya dengan melihat tempat ini ia sangat tak mempercayainya. Momonga pasti sudah bekerja dengan sangat keras.

"Ah ya, semenjak banyak member yang keluar dan termasuk dirimu aku bertekad untuk tetap membuat tempat ini ada karena ini merupakan buah hasil dari jerih payah kita".

"Hari ini adalah hari terakhir Yggdrasil dijalankan. Karena itu, bagaimana kalau kita tinggal sampai akhir". Saran Namikaze kepada Momonga.

"Hm, itu bukanlah ide yang buruk". Momonga berjalan menuju ke arah sebuah tongkat berwarna emas dengan banyak berlian berlian melekat di atas dan bagian bawahnya.

Momonga menatap ke arah senjata itu, "Senjata Serikat, Staff of Ains Ooal Gown".

"Untuk mendapat ini kita sudah bersusah payah, bahkan ada yang bertengkar dengan istrinya".

Namikaze sedikit kagum dengan itu, "Ah kau pasti sudah berjuang keras menyempurnakan senjata itu ya?".

'Tapi dari 42 anggota, 37 orang sudah keluar saat kulihat datanya'. Batin Naruto aka Namikaze.

"Aku terkadang bingung, apa kau dianggap monster jika memakai zirah itu Namikaze-san?". Tanya Momonga.

"Ah tentu saja, dan ini sudah masuk standar kelayakan Guild". Balas Avatar beramor emas itu.

"Mau berkeliling?". Tawar tengkorak hidup itu.

Mereka berjalan keluar dari ruangan itu, kemudian menuruni tangga berkapet merah. Di bawahnya sudah menunggu banyak NPC dari mulai pria bersurai putih berjanggut putih kemudian beberapa wanita berpakaian maid menunduk hormat pada mereka.

'Sebas Tian kah?'. Batin Naruto.

Momonga memegang dagunya, 'Oh rupanya namanya Sebas, dan juga para pelayannya para petarung Pleiades'.

Para wanita itu memiliki ciri masing-masing dimulai dari bersurai hitam berkacamata, bersurai merah, bersurai kuning digulung seperti bor, bersurai cokelat muda, tapi mereka memiliki kesamaan, yaitu berparas cantik.

"Oy Momonga, setelah sekian lama aku ingin merasakan memerintah lagi". Namikaze mendekati Momonga.

Dengan penuh bergaya ia berkata, "Kalian semua sudah setia melindungi ruang tahta, tapi tidak ada pemain yang berhasil menyerang sampai sini. Sebagai Ketua Serikat (atau guild atau apalah) aku memberi tugas terakhir pada kalian".

"Ikuti aku". Perintah orang dibalik armor emas itu. Yang diperintah hanya menunduk patuh.

Momonga mengikuti kemana ingin Ketua Serikat pergi. Di belakang Namikaze berjejer rapi para Pleiades dan juga Sebas Tian.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka sampai di depan sebuah pintu besar terbuat dari logam murni warna hitam.

'Hah, mungkin mereka akan memperbolehkanku untuk bertindak bebas hari ini'. Naruto menatap datar di balik helmnya.

Setelah pintu terbuka, terlihat sebuah ruangan besar dengan banyak lampu berwarna biru di atasnya. Tak lupa banyak bendera di setiap samping atas kanan kiri ruangan tersebut.

Di sana juga terdapat sebuah singgasana mewah dengan seorang NPC wanita bersurai hitam bertanduk dengan sayap di belakang tubuhnya.

Naruto tak asing dengan NPC itu, "Albedo". Panggilnya.

Naruto membalikkan tatapannya menuju ke arah para Pleiades dengan Sebas, "Komandonya, Siaga ya?".

Mereka dengan cepat berbaris ke samping. "Momonga, apa tak apa-apa aku duduk disini?". Tanya Namikaze.

"Ah itu tak apa-apa Namikaze-san, lagi pula kau lah Ketua Serikat yang sebenarnya".

Momonga berdiri di samping kanan singgasananya dan Albedo di kirinya. Naruto berjalan kemudian menyamankan posisinya di kursi itu.

"Ah begini saja, Copy". Sebuah sinar biru keluar dari mata dibalik helm Namikaze.

Menganalisis singgasananya, "Paste". Setelah selesai, cahaya itu membuat sebuah kursi yang sama berada di sisi kanannya.

"Nah, kau juga bisa duduk Momonga". Momonga menundukkan kepalanya hormat kemudian ikut duduk.

Naruto melihat ke arah Albedo, 'Hm, seperti apa latar belakangnya ya? Karakter NPC terkuat di Makam Agung Nazarick pengawas dari semua penjaga..".

Naruto melihat iconnya, kemudian memencet profil Albedo, ia menarik layar ke atas sekilas membacanya. 'Panjang sekali!'.

'Oh iya yang membuat latar belakang Albedo adalah Tabula'.

Naruto membaca bagian terakhir yang bertuliskan dari luarnya saja, penampilannya sungguh cantik. Omong-omong dia itu bitch.

'Eh? Apaan ini? Bitch?'. Batinnya tak percaya.

Naruto menatap Albedo yang masih tersenyum ke arahnya.

"Oy Momonga, coba kau baca ini". Momonga mendekati Namikaze kemudian membacanya.

'Heee?? Bitch'. Ia menundukkan kepalanya, 'Tabula orang yang suka karakter berkebalikan ya'.

"Tapi, jika begini sudah berlebihan". Naruto menatap tongkat yang dibawa Momonga.

'Seharusnya aku harus pakai tool tapi kalau ada ini..'

"Momonga, pinjamkan aku Ains Ooal Gown". Perintahnya.

"Eh ingin dipakai untuk apa?". Tanya Momonga.

"Sudah berikan saja". Paksa Naruto membuat Momonga mau tak mau meminjamkan tongkat itu.

Naruto mengarahkan tongkat itu ke teks yang mengambang hingga bercahaya.

'Sa...mari kita ganti. Eto, sebaiknya kutulis apa?'. Naruto menghapus bagian terakhir dari profil Albedo.

Naruto menatap Albedo, 'Untuk ukuran NPC dia lah yang sempurna di mataku, ah mungkin ini saja'.

Naruto mengetikan jarinya di keyboard, ia menulis sangat mencintai Namikaze. Yah Naruto niatnya cuman iseng. Lagipula saat Yggdrasil ditutup maka data semua server akan dihapus.

"Eh? Kau yakin menulis itu Namikaze-san?". Tanya Momonga.

"Tenang saja, ini cuman iseng belaka". Jawabnya santai.

Naruto menggeser icon di depannya membuat layar mengambang itu menghilang. Matanya menatap ke arah Albedo yang tersenyum tipis ke arahnya.

'Jika tidak salah komandonya adalah...'. ia sedikit berpikir.

"Berlutut!". Perintahnya membuat serempak Albedo, Sebas, dan para Pleiades berlutut dengan hormat.

Naruto aka Namikaze itu menatap ke depan dimana banyak bendera-bendera berkibar dengan berbagai lambang masing-masing.

'Barang peninggalan masa lalu ya?'. Pikirnya masih menatap.

Tangannya menunjuk ke bendera-bendera itu. 'Aku, Touch Me, Momonga, Shijuuten Suzaku, Ankoro Mochi Mochi, Herohero, Peroroncino Bukubuju Chagama, Tabula Smaragdina, Warrior Takemikazuchi, Variable Talisman, Genjiro..'

Momonga di sebelahnya hanya melihat tak mengerti kenapa Namikaze menunjuk bendera-bendera itu.

"Ini sangat menyenangkan". Kata Namikaze.

Momonga sedikit melirik Avatar di sebelahnya, 'Benar sekali, itu sangat menyenangkan'.

"Benar-benar sangat menyenangkan". Lanjut Namikaze.

"Namikaze-san, aku akan ke lantai bawah tanah sebentar". Naruto memandang Momonga.

"Oh, silahkan". Balasnya.

Setelah Momonga menghilang Naruto menguap, 'Hm tidur disini sampai server melog out ku paksa mungkin tidak masalah'.

Matanya menatap ke arah depan depannya yang mulai agak gelap.

23 : 59 : 57

'Hah, semoga besok pelanggan kedai ramenku banyak'.

23 : 59 : 58

Gelap, Naruto merasakan pandangannya mulai gelap.

23 : 59 : 59

00 : 00 : 00

00 : 00 : 01

00 : 00 : 02

00 : 00 : 03

Naruto membuka matanya, 'Eh?'.

Matanya melihat ke sekeliling tempat yang ada di pandangannya dengan seksama. Lampu kuno berwarna biru, bendera-bendera merah dengan simbol-simbol yang berbeda. Dia masih di Yggdrasil.

'Apa pematian server diundur?'. Pikirnya dengan keanehan yang terjadi.

Ia memencetkan tangan kanannya di udara, 'Konsolnya juga tidak keluar'.

Naruto menatap ke atas, 'Chat dan panggilan ke GM juga tidak bisa terpakai'.

'Tunggu dulu...APA-APAAN INI'. Batinnya berteriak kemudian bangkit dari duduknya. Jangan bilang ia terjebak di Yggdrasil dan gim ini menjadi kenyataan.

"Apa terjadi sesuatu Namikaze-sama?". Naruto melirik ke arah samping melihat Albedo yang sedang berlutut menatapnya cemas.

Sebas dan para Pleiades juga turut menatapnya dengan ekspresi serupa.

Albedo memiringkan kepalanya, "Namikaze-sama?". Mata kuning Albedo masih setia menatap Namikaze.

"Namikaze-sama!! Namikaze-sama! NAMIKAZE-SAMA!!". Albedo berkali-kali memanggil Naruto yang nampak diam.

"Apa terjadi sesuatu?". Tanya perempuan itu.

Naruto melihat lekat ke arah Albedo. Albedo nampak cemas kemudian mendekat ke tuannya itu.

"Apa ada masalah?".

Naruto membuka helm yang ia gunakan di kepalanya melihatkan surai kuning jabriknya. 'Sudah kuduga, aku tak bisa melihat data profil ku'.

Albedo terkejut melihat wajah tampan tuannya. Nampak wanita itu merona di sekitar pipinya.

'Albedo merona? Bukankah tak ada settingan NPC bisa merona?'.

Naruto menaruh helmnya di sisi singgasananya, ia juga sedikit salah fokus karena matanya sempat melirik dada Albedo yang menurutnya luar biasa.

Albedo masih melihatnya tapi tak lama menundukkan wajahnya serta sedikit mundur, "Maafkan saya".

"Saya telah lancang mendekati Namikaze-sama tanpa diperintah". Albedo menaruh kedua tangannya ke bawah, depan perutnya.

Naruto sekilas melihat, 'Mulutnya bergerak'. Batinnya.

"Jika Namikaze-sama mengizinkan saya untuk menyelesaikan masalah ini..". Albedo mendongakkan kepalanya, "itu merupakan kehormatan bagi saya".

Naruto melongo, 'Eh? NPC mengobrol dengan pemain?'. Kemudian aura hijau melingkupinya membuat ia bereskpresi tenang.

Naruto mendudukan dirinya ke kursinya. 'T-tunggu, apa Momonga juga ada disini?'.

Dia baru menyadari jika Momonga masih bersama sebelum ijin ke lantai bawah tanah sekarang. Tak lama sebuah cahaya biru muncul di kursi sampingnya.

"Namikaze-san!!". Panggil makhluk berwujud tengkorak itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?". Tanya makhluk itu.

Naruto menatap ke makhluk itu yaitu Momonga, "Hm, aku akan menjelaskannya nanti".

Avatar bernickname Namikaze itu memijit pelipisnya, 'Apa sesuatu terjadi di luar dugaan?'.

Tak ada pilihan lain, "Sebas!". Panggilnya.

"Hai'?". Yang dipanggil segera bersujud di depan Naruto.

Naruto sedikit memikirkan apa yang harus ia perintahkan pada NPC di depannya, "Aku ingin memastikan sesuatu. Periksa sekitar Makam Agung Nazarick".

Pria tua itu bangkit dari berlututnya, "Saya mengerti Namikaze-sama".

Naruto menatap para Pleiades, "Para Pleiades, pergilah ke lantai 9 dan bersiagalah terhadap serangan penyusup".

Para Pleiades bangkit berbaris, "Sesuai permintaan anda, Namikaze-sama". Ucap salah satu dari mereka bernama Yuri Alpha.

Kemudian Sebas dan Para Pleiades pergi memenuhi tanggung jawab masing-masing meninggalkan Albedo, Naruto dan juga Momonga di ruang tahta.

"Momonga, sebelum aku memberi tahumu aku ingin kau memastikan sesuatu di luar Makam Nazarick". Momonga yang mendengar perintah untuknya sedikit terkejut.

"Eh? Tapi Namikaze-san, untuk keadaan seperti ini aku tak tahu pasti apa yang sudah terjadi".

"Tak masalah, kau memiliki cincin teleportasi kan? Gunakan itu untuk kembali kesini lagi jika terjadi apa-apa". Ucap Naruto.

Momonga menghela nafas, "Aku mengerti". Kemudian berteleport entah kemana.

'Apa NPC mengerti perintah di luar komando?'. Pikir Naruto setelah kepergian Momonga.

Naruto menatap diam Albedo yang masih di ruang tahta bersamanya. Kemudian memegang pipinya sendiri.

"Jika begitu Namikaze-sama, apa yang harus saya lakukan?". Tanya wanita ras succubus itu.

Naruto sedikit terpikir, "Baiklah, datanglah kemari". Perintahnya.

Albedo dengan senang menjawab, "Hai' ". Kemudian menerjang ke arah Naruto kemudian menyandarkan tubuhnya ke dada berlapis armor emas milik pria itu.

Matanya nampak satu melihat ke mata Naruto. 'Wangi sekali'. Batinnya tapi tak lama ia tersentak.

'Tunggu dulu, wangi? Fungsi seperti itu tidak ada di Yggdrasil'.

Cup

Naruto mencium Albedo membuat yang dicium terkejut kemudian membalas ciumannya.

'Aku bisa merasakan nadinya berdenyut'. Saat tak sengaja mereka juga menautkan tangan mereka.

Ciuman menjadi panas saat Albedo merasakan gairah Succubus nya menggebu-gebu. Naruto melepaskan ciuman itu membuat benang saliva di antara mereka.

Naruto menatap ke wajah Albedo yang memerah tersulut libidonya. 'Dia benar-benar hidup'.

'Kenyataan aku bisa melakukan tindakan 18 seperti tadi. Berarti bukan gim Yggdrasil yang baru, selama 2 tahun bermain aku juga masih memantau perkembangan game ini dan kemungkinan jika ini adalah DMMO-RPG berbeda sangatlah kecil'. Batinnya terpikir sesuatu.

'Kemungkinan lagi adalah dunia khayalan ini menjadi kenyataan'.

'Sulit dipercaya'. Naruto melihat ke Albedo yang sedang menunjukkan ekspresi er..bernafsu. 'Obrolan dengan NPC, ekspresi alami, dan wangi ini, semua hanyalah sesuatu yang tak mungkin ada di dalam Yggdrasil.

"Albedo, maafkan aku. Apa tadi ciuman pertamamu?" Tanya Naruto.

Albedo mengatur nafasnya, "Ah~ tidak apa-apa, apa disini pekerjaan pertama saya, Namikaze-sama?". Dengan rona di wajahnya ia berkata.

Naruto melongo, 'Eh? Apa dia..'

"Baju saya harus saya apakan? Apa harus saya lepas sendiri? Atau Namikaze-sama ingin melepaskannya?". Albedo bertanya dengan sayapnya sedikit bergerak-gerak.

"H-hentikan. Sudah cukup, Albedo!". Balas Naruto dengan panik.

"Ehem...Tidak, bukan waktu yang tepat melakukan itu sekarang". Ucapnya.

Albedo terkesiap, "Saya minta maaf!".

Naruto mengelus pucuk kepala Albedo, "Tak papa, itu bukanlah masalah yang besar".

Albedo mengangguk kemudian merubah posisinya seperti semula. "Jadi apa perintah untukku Namikaze-sama?".

"Selain penjaga keempat dan keenam, sampaikan pada seluruh penjaga untuk datang ke lantai enam". Perintahnya.

Albedo menunduk hormat, "Seperti yang Namikaze-sama katakan".

Setelah kepergian Albedo Naruto memegang kepalanya, 'Ini benar-benar..'

Ia terpikir dengan apa yang dia lakukan tadi dengan profil Albedo. 'Aku sudah menodai NPC buatan Tabula'.

Naruto membuka dimensi penyimpanannya, kemudian tangannya mengambil sebuah tongkat sihir terbuat dari logam cair berwarna merah dengan 3 permata di atasnya berwarna oranye.

"Magic Caster Costume". Yang tadinya memakai armor sekarang ia memakai jubah berwarna merah dengan seluruh aksesoris berwarna merah.

Naruto memiliki dua job sekaligus yaitu seorang Magic Caster dan juga seorang Warrior. Saat menjadi Magic Caster dulunya ia dijuluki Red Magician karena kostumnya berwarna merah dan sihirnya berdominasi mengeluarkan efek merah.

'Hm, sepertinya aku masih bisa menggunakan item dan skill'.

Naruto bangkit dari duduknya, kemudian berjalan menuruni tangga. 'Ini berlalu sangat cepat. Hah, ada masalah yang harus aku selesaikan sekarang'. Batinnya.

"Teleport". Naruto menghilang kemudian muncul di sebuah lorong gelap.

Ia berjalan menuju pintu besi dengan beberapa celah kosong. Saat mendekatinya, pintu itu terbuka ke atas dengan otomatis.

'Albedo dan yang lainnya mengikuti perintahku sesuai setelannya, tapi apa itu juga terjadi pada NPC lainnya'.

Naruto berhenti di sebuah tempat berbentuk seperti colosseum pada dinding-dindingnya kemudian bukit besar di belakangnya dengan langit malam menemani suasana tempat itu.

Naruto menengok-nengok tempat itu, 'Ini seharusnya tempat dark elf kembar yang disetel Chagama'.

Tak lama seorang anak berambut pirang dengan warna bola mata berbeda melompat dari atas lalu mendarat di hadapannya.

"Aura". Anak itu berlari dengan cepat kemudian berhenti di dekat Naruto.

"Selamat datang disini Namikaze-sama". Ucap anak itu penuh hormat.

Naruto mengedarkan pandangannya, 'Sepertinya ada yang kurang'.

Seakan mengerti dengan apa yang dicari tuan di depannya Aura membalikkan badannya.

"MARE! Jangan kurang ajar kepada Namikaze-sama. Cepat kemari!". Teriaknya.

"Onee-san, tapi ini sangat tinggi". Ucap seseorang anak kecil bersurai pirang panjang di atas colosseum.

"MARE!!!". Perintah aura pada adiknya yang penakut itu.

"H-hai' ". Dengan sedikit takut-takut Mare melompat dari sana. Kemudian mendarat sedikit tak seimbang.

Mare berlari menuju Naruto dan Aura. Sesampainya Mare di sana, "Maaf telah membuat anda menunggu Namikaze-sama". Ucap Mare.

Aura dan Mare melihat ke arah Naruto aka tampilan Namikaze, "Apa itu tampilan Magic Caster Anda, yang berjuluk Red Magician?".

Naruto sedikit tersentak, "Oh, ya kalian benar. Aku ingin mencoba sesuatu, apa kalian bisa membantuku?".

"Dengan hormat saya dan adik saya siap membantu Anda, Namikaze-sama". Naruto mengangguk mendengar jawaban itu.

Naruto berjalan di tengah-tengah Colosseum. Kemudian berhenti, "Open Gate".

Sebuah gerbang diselimuti aura hitam mencekam tercipta di depan Naruto. "Keluarlah Darkness Dragon Superior".

Naruto melihat sebuah naga hitam memiliki dua tanduk di kepalanya dan juga sebuah rantai terpasang di kaki kanannya.

"Hm, makhluk summon ini hanya berada di tingkat 5, kuyakin kalian bisa mengalahkannya". Jelas Naruto.

"Yah jika itu permintaan yang mulia maka akan saya lakukan. Ayo Mare!". Aura dengan senang menerima perintah itu.

Naruto berjalan ke arah pinggir, matanya melihat kedua NPC kembar itu bertarung melawan naga Summon miliknya.

'Hm aku bisa menggunakan skillku dengan mengingat namanya. Sepertinya ini tak berbeda dengan bermain di gim'. Batinnya.

'Meski begitu, sebenarnya aku bingung kenapa bisa terjadi hal seperti ini'. Naruto menatap ke arah bintang-bintang yang ada di langit tempat itu.

'Indah sekali. Mungkin inilah hidupku sekarang'.

To be Continued

Hai Para Reader setiaku. Ini adalah fic iseng karyaku. Otak saya lagi pusing mikirin alur TNO nanti kayak apa.

TNO baru 3k tapi jika tak up sekarang ga akan berkembang nanti, jadi saya mencoba memperpanjang lagi nanti.

fic ini adalah fic kedua saya, yah meskipun ini untuk keisengan semata. saya ada berita bagus, kata Kenzi Miyamoto dia bakal buat akun sendiri tapi entah kapan. yah karena begitu, cerita Onii-chan no himitsu di akunku akan saya hapus.

untuk fic ini, yah gampang sih buat ini karena kebetulah alurnya ga beda jauh sama Canon aslinya. ga kayak TNO yang saya harus mikir matang-matang setiap konflik yang ada.

yah, anggep saja fic ini selingan author. Oke saya ga tau bakal terusin fic iseng ini tapi yah kalo ada yang mau mungkin bisa saya up. dan juga ga ada komplain tapi jika alurnya sama kayak yang asli.

oke mungkin itu dulu, sentuh like, review, follow dll sebagai penyemangat author. yah tidak juga sih :v.

oke oke Bye di chapter selanjutnya...