Chanyeol

By Bunnie B

.

"Namanya Chanyeol dan dia anak yang selalu mematuhi peraturan."

.

Warning[!]: Typo, GS for uke, yang gak kuat silahkan close tab.

.

Note: a remake from The Boy (Movie)

.

.

.

Happy reading^^

.

.


Baekhyun membawa tubuhnya keluar dari mobil yang dinaikinya, ia melihat sekelilingnya dan mendadak tubuhnya merasakan hal aneh.

"Kau bekerja untuk rumah ini?"

Baekhyun menoleh untuk mendapatkan supir taksi yang mengantarkannya berbicara padanya. Supir taksi itu tampak seperti pria berumur 50 tahun keatas, terlihat dari rambutnya yang berwarna putih dan kulitnya yang mengendur.

"Aku baru saja bekerja, ini hari pertamaku."

Supir taksi yang tengah menurunkan barang-barangnya itu terhenti, menatap Baekhyun dengan ekspresi tak terbaca. "Kau apa?" tanyanya

Baekhyun menaikkan kedua bahunya, memandang sekeliling rumah dengan tatapan semangat. Baekhyun sangat senang saat perusahaa tempat dirinya bekerja memintanya untuk mengambil pekerjaan ini. Baekhyun bekerja disebuah perusahaan pengasuh anak.

"Aku baru kerja disini hari ini, mereka memintaku untuk mengasuh putra mereka."

Supir taksi itu tidak berkata apa-apa, ia kembali meneruskan kegiatannya yang sempat tertunda.

"Sayang sekali rumah sebesar ini terlihat sangat menyeramkan."

Baekhyun terlonjak saat bagasi mobil ditutup dengan keras, supir taksi itu berjalan menghampirinya dengan langkah tertatih. Gadis itu menebak jika kaki supir itu bermasalah, mungkin penyakit orang tua maka dari itu dia berjalan pincang.

"Jika aku jadi kau nona, aku akan menolak ini dan tidak akan pernah menginjakkan kakiku kemari."

Setelah mengatakan hal itu, supir taksi segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan Baekhyun dengan tanda tanya yang besar. Namun gadis itu tidak menghiraukannya dan melangkah menuju pintu besar berwarna coklat dengan corak yang sangat aneh.

Berkali-kali gadis itu mengetuk pintu namun tidak ada sahutan, entah mendapat keberanian dari mana gadis itu memberanikan diri untuk membuka pintu besar yang ada dihadapannya. Baekhyun tau ia lancang, tapi ia sudah mengetuk beberapa kali dan tidak ada jawaban dari dalam.

"Hallo, apa ada orang?" pekiknya

Ia tidak mendengarkan jawaban, maka dengan langkah ragu-ragu ia memutuskan untuk masuk lebih dalam. Sembari memperhatikan sekeliling, Baekhyun kembali mencoba memanggil pemilik rumah.

"Apa pemilik rumah sedang keluar? Tapi aku datang sesuai dengan jam perjanjian kami." Gumamnya, "Hallo.."

Kaki-kakinya menaiki anak tangga dengan lambat, rumah ini tampak begitu aneh dimatanya. Terlalu besar dan terlalu sepi. "Kemana semua penghuninya? Apa tidak ada pembantu di rumah sebesar ini?"

Baekhyun berhenti melangkah, dihadapannya saat ini terpajang sebuah potret keluarga yang sangat besar. Baekhyun yakin jika itu potret keluarga karena disana ada sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki. Sudut bibirnya tertarik perlahan, hatinya menghangat melihat potret itu mengingat orang tuanya sudah meninggal.

Baekhyun kembali melangkahkan kakinya menjelajah rumah, perhatiannya kembali teralihkan saat melihat salah stau pintu ruangan terbuka. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam. Kamar itu cukup luas, banyak mainan anak kecil didalamnya dengan kursi goyang diletakkan ditengah-tengah ruangan. Baru saja tangannya ingin menyentuh salah satu mainan yang ada disana ia dikejutkan oleh seseorang yang menepuk pundaknya.

"Oh Astaga!" serunya

Seseorang yang menyentuh pundak Baekhyun tak kalah terkejut dengan gadis itu, bahkan orang itu sampai harus mengusap dadanya.

"Oh maafkan aku." Ucap Baekhyun saat melihat laki-laki yang tadi mengejutkannya mengusap dadanya. Laki-laki itu tersenyum canggung sambil mengusap tengkuknya, "Aku yang seharusnya meminta maaf, aku minta maaf Nona telah mengagetkanmu."

"Ah tidak.. aku seharusnya.. kau tau? Aku masuk tanpa izin di rumah seseorang."

Laki-laki itu tersenyum jenaka, "Aku rasa itu tidak masalah, aku sering melakukannya juga dan Tuan rumahnya tidak terlihat keberatan."

Sebelah alis Baekhyun terangkat, merasa aneh dengan ucapan laki-laki dihadapannya. "Tuan dan Nyonya Park memintaku untuk menjemputmu. Silahkan ikuti aku, mereka sudah menunggu diruang tamu."

"Apa kau bekerja disini?" Baekhyun memulai percakapan, ketika mereka akan menuruni tangga Baekhyun kembali menolehkan kepalanya untuk melihat potret keluarga yang terpajang disana.

"Ya, aku orang yang akan membelikan segala keperluan dirumah ini."

Baekhyun mengangguk, "Ah~jadi kita akan bertemu setiap harinya?" gadis itu kembali bertanya.

"Sepertinya begitu."

"Aku Baekhyun, Byun Baek Hyun. Kau?"

Laki-laki itu berhenti melangkah, ia memutar tubuhnya tersenyum hangat kepada Baekhyun.

"Aku Sehun, Oh Sehun."

"Senang berkenalan denganmu Sehun-ssi."

"Begitupun denganku Baekhyun-ssi." Sehun menepuk tangannya, "Nah, ini dia." Laki-laki berkulit pucat itu membuka pintu yang menghubungan mereka dengan ruang tamu. "Itu mereka." Bisiknya.

Disana berdiri seorang wanita dengan gaun merah dan seorang pria dengan tuxedo hitam, jangan lupakan rambut putih memenuhi kepala sang pria. Lalu ditengah-tengah mereka terdapat sebuah single sofa dengan motif bunga-bunga.

Pria dan wanita itu membalikkan tubuh mereka, tersenyum saat mendapati Baekhyun berdiri didepan pintu bersama Sehun. Mereka berdua sangat mirik dengan potret yang tadi dilihat oleh dirinya.

"Hai Tuan Oh, lama tidak bertemu." Sapa wanita dengan gaun merah dengan ramah. "Apa kau yang bernama Byun Baek Hyun?" wanita itu bertanya

Baekhyun menganggukkan kepalanya, memberi salam kepada tuan rumah. Setelah mengenalkan dirinya wanita itu menyuruh Baekhyun untuk mendekat.

"Ini suamiku, ayah dari Chanyeol."

"Selamat siang Tuan."

Tuan Park tersenyum ramah, membalas sapaan Baekhyun juga dengan ramah. Baekhyun pikir ia sudah diterima dengan baik oleh keluarga ini semuanya pasti akan berjalan dengan lancar.

"Kemarilah, ayo berkenalan dengan Chanyeol."

Baekhyun tersenyum, ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anak asuhnya. Apakah anak asuhnya menggemaskan? Penurut atau pembangkang. Ah membayangkannya saja membuat Baekhyun senang.

Namun apa yang dipikirkannya tentang Chanyeol ternyata salah. Baekhyun menghentikan langkahnya begitu saat ia melihat seperti apa wujud Chanyeol.

Matanya membulat dan wanita itu tertawa, namun lama kelamaan tawa itu menghilang saat melihat ekspresi Tuan dan Nyonya Park hanya diam memandangnya aneh. Mata Baekhyun secara bergantian menatap Chanyeol yang tengah duduk di single sofa dan kedua orang tuanya. Ia terus melakukan hal itu sampai pada akhirnya matanya dan mata milik Sehun saling bertabrakan.

"I-itu Chanyeol?" Tanya Baekhyun

"Ya, bukankah ia bocah yang manis? Dia adalah anak kesayanganku. Aigoo~Chanyeolku."

Nyonya Park merendahkan tubuhnya untuk mengecup salah satu pipi Chanyeol. Baekhyun tidak tau harus berkata apa, ini benar-benar tidak masuk akal untuknya. Apa ini sungguhan atau kedua orang tua itu hanya ingin mengerjainya saja?

Dikontrak mengatakan Chanyeol adalah seorang bocah laki-laki berumur 7 tahun yang sangat bersemangat dan mematuhi aturan, tapi yang ada dihadapannya saat ini bukanlah seorang bocah berumur 7 tahun yang bersemangat dan mematuhi aturan. Ini benar-benar tak masuk akal.

"Mulai saat ini kau akan bermain dengan Chanyeol selama kami pergi." Ucap Nyonya Park menyadarkan Baekhyun dari lamunannya.

Baekhyun tidak menjawab, tapi kepalanya mengangguk.

Aku tidak mungkin menjadi penjanga untuk sebuah boneka anak laki-laki.


TBC


.

.

.

.

Review please^^