Langkah demi langkah kuhentakkan dengan kesal selagi berjalan menelusuri jalanan sepi ini. Berat rasanya, aku merasa tidak ingin pulang ke rumah. Sangat menyakitkan bila aku harus kembali ke bangunan penuh penderitaan itu.
Disaat aku tengah melamun, sebuah bolpoin terpentak menghantam kepalaku secara perlahan. "Aww... argh, siapa sih orang yang-" tak sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, aku mendongakkan kepalaku menghadap sebuah jendela bertekstur cokelat tua bertempat lumayan jauh dari hadapanku.
Tampak gadis berparas cantik tengah melambaikan tangannya. Rambut merah mudanya terikat rapi membentuk aksen bunga sakura.
Sejenak aku merasa munculnya rona merah muda disisi pipiku. Aku kembali tersadar dari lamunanku, saat kuletakkan kembali pandanganku pada sosok dihadapanku. Ia seakan tengah membisikkan angka 702. Dengan cepat aku mengangguk mengerti dan masuk ke dalam rumah sakit itu.
Reach The Sky Beyond The Sky
Summary: Kehidupan adalah lantunan lembaran lagu panjang yang tak diketahui ujungnya. Sama halnya dengan lintasan dihadapanku, penuh dengan rintangan dan tidak ditemukan ujungnya/Hayato-kun... menurutmu, kita hidup sebenarnya untuk apa?/Jika kau tidak berani menghadapi apa yang dihadapanmu, maka tak ada artinya kau mengakui kenyataan.
Genre: Friendship, Hurt/Comfort
Disclaimer: Inazuma Eleven GO Galaxy © LEVEL-5
Fict ini hanya milik Author ok XD
Setelah aku menarik nafas lumayan dalam, aku mengetuk sejenak pintu bertekstur plastik dihadapanku. Setelah merasa kehadiranku diterima, aku membuka pintu itu perlahan.
"Maaf mengganggu." Ujarku singkat setelah menampakkan wajahku sejenak. Tampak sosok gadis tadi tengah tersenyum bagai tengah menunggu-nunggu kedatanganku.
"Selamat siang!" sapanya riang. Gadis itu terduduk diranjangnya yang tepat disebelah jendela kamar tengah menggenggam sebuah buku gambar. Aku sedikit tersipu menatap sifat periangnya.
"Aku hanya ingin mengembalikan pensilmu yang terjatuh." Setelah melangkahkan beberapa langkah mendekati gadis itu, aku menyerahkan sebuah pensil mekanik dengan hiasan berbentuk bunga sakura yang tampak terbuat dari emas.
Gadis itu memperhatikan sejenak pensil itu, tiba-tiba sebuah senyum pahit terpancar diwajahnya. "Terima kasih... sebenarnya aku sengaja melemparnya. Pensil ini pemberian mendiang orangtuaku."
Aku terbelalak mendengarnya, rasanya sedikit susah untuk diterima ketika mendengar kata dilempar. "Me-mendiang!? Lalu kenapa kau sampai melemparnya!? Bukannya itu malah sebuah kenangan yang masih bisa dikenang?" dengan berbagai tanda tanya yang menghantui pikiranku, aku melontarkan setiap pertanyaan tersebut, tak dapat menahan emosi yang ingin bertanya ini.
Ia tertawa geli mendengarnya. "Aku sengaja melemparnya... karena ini adalah hari kematian orangtuaku. Karena, sembari melemparnya aku melontarkan harapanku, berharap orang yang memungut atau menemukan ini akan menjadi temanku. Tapi rata-rata yang mengambilnya adalah suster-suster di rumah sakit ini. Oh iya, namaku Nozaki Sakura, kalau kau?" tanyanya kembali tak lupa senyum hangatnya masih menghiasi wajahnya.
"Matatagi Hayato, kelas 8 di sekolah Raimon. Ehmm... sebenarnya apa yang terjadi pada orangtuamu? Ah! Kalau kau tak ingin mengingatnya tak usah kau jawab juga tak apa kok!" aku melambaikan tanganku dengan cepat tak ingin pertanyaanku membuatnya sedih.
"4 tahun yang lalu, di rumah dekat daerah Shibuya... Terjadi kebakaran yang begitu dasyat. Aku yang telah terselamatkan, kembali masuk kedalam rumah mencari buku sketsa dan pensil ini. 2 benda ini satu-satunya benda yang diberikan orangtuaku sebagai penghargaan kerja kerasku. Tapi disaat aku hampir tertimpa robohan kayu yang terbakar, aorangtuaku menyelamatkanku. Aku menangis sambil berusaha menarik-narik tubuh mereka, tapi tiba-tiba tim kebakaran membawaku lari."
Tatapan yang begitu datar, Sakura benar-benar tampak telah menyesali perbuatan yang telah ia lakukan 4 tahun yang lalu. Aku merasa tak enak hati mendengar ceritanya.
"Sa-sakura... ah, aku memanggilmu dengan nama depan saja ya. Besok... aku boleh kembali kemari?" tanyaku gugup sembari menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Wajah Sakura menjadi begitu cerah, dengan cepat ia mengangguk senang, meng-iyakan permintaanku. Aku hanya bisa tersenyum menatapnya, tak begitu tahu senyum apa yang kutampilkan sekarang.
Matahari semakin mencondongkan dirinya ke barat. Sudah beberapa jam kuhabiskan dikamar Sakura. Rasanya begitu menyenangkan disaat kau dapat bercerita sesuatu secara lepas pada orang-orang yang telah menganggapmu teman.
Haa... andai waktuku dapat terbuang terus hanya untuk bermain dengannya. Rasanya aku terlalu berkhayal, mana mungkin ada orang yang betah berteman denganku.
Tepat di pagar rumah, terdengar suara gaduh yang begitu jelas. Teriakan, suara kekesalan, bahkan terkadang terdengar beberapa benda yang sepeti dipentalkan.
Benar-benar tempat yang merupakan bencana terbesar dalam hidupku. Aku benar-benar berharap tempat ini beserta orang-orang yang membuat tempat seperti ini musnah dari muka bumi ini.
Aku langsung mengurungkan niatku untuk masuk kedalam rumah itu, dan berlari kearah sebaliknya. Sudah berkali-kali aku melakukan hal ini, tapi hal ini tetap tidak dapat merubah apapun di dalam rumah.
Tapi sebaliknya aku sedikit merasa tenang akan hal ini, walaupun jelas aku sangat mencemaskan keadaan ini. Kalau saja dunia ini berakhir begitu cepat, apa yang akan kurasakan sekarang?
Aku langsung membenamkan wajahku pada lutut yang kutegakkan untuk menopang kepalaku. Mulai terlelap dalam kesunyian malam, aku menghempaskan kesadaranku.
Yaho yaho yaho! Ohisashi minna-sama~! Fuyu kembali dengan fict yang tidak sempurna ini! XD
Sekali lagi, fict satu ini tidak bergenre humor, kali ini Fuyu berusaha membuat fict bergenre family lagi dan diberi sedikit kesan-kesan friendship yang jarang saya gunakan. XD kenapa tidak ada romance dan humor? Soalnya saya membuat fict ini agar saya sebagai Author yang berstatus murid ini juga dapat termotivasi dengan adanya fict ini. Bila prolog-nya aneh dan alay gini mohon dimaklumi, lagi beku otak tapi terlalu stress mikirin ulangan dimana-mana, sekian dri saya~ hope you like it minna! XD jaa~ review please
