DISCLAIMER: Saya tidak punya Ojamajo Doremi. Saya suka acara ini, jadi saya memutuskan untuk menulis cerita ini. Ojamajo Doremi adalah acara yang dibuat oleh Toei Animation pada tahun 1999-2004.
Catatan Author: Oke, sesuai dengan apa yang saya sebutin di 'Momoko's Life', kali ini, saya mau nulis fic tentang kehidupannya para ojamajo yang lain. Kali ini, tentang Doremi.
Summary: Fic kedua dari 'Ojamajo's Life Series'. Seperti Momoko, Doremi juga mengalami banyak hal dalam kehidupannya. Hal-hal apa sajakah itu? Dan... bagaimana pula dengan masa depannya?
Doremi's Life
.
Chapter 1 – Help the Bully
"Hyaaa..."
Dua orang gadis kecil berseragam TK sedang dikejar oleh seorang anak laki-laki yang kelihatannya berusia sedikit lebih tua dari mereka. Salah satu dari dua gadis kecil itu berambut orange yang dikuncir dua, sedang yang satunya lagi berambut merah odango.
Mereka terus saja berlari sampai akhirnya mereka tiba di sebuah taman bermain (yang kemudian lebih dikenal sebagai taman Misora). Kedua gadis kecil itu berusaha meloloskan diri dengan cara menaiki sebuah perosotan yang ada disana (dalam hal ini, bukan tangga perosotannya yang mereka naiki, melainkan justru perosotan itu sendiri yang mereka panjat).
Saat si pengejar menyusul mereka menaiki perosotan tersebut, tiba-tiba ia terjatuh di tengah-tengah perosotan itu.
Merasa kasihan, si rambut merah yang berada diatas perosotan itu kemudian menghampiri anak yang tadi mengejarnya tersebut.
"Doremi-chan, apa yang kaulakukan?" tanya gadis kecil yang satunya yang masih bertahan diatas perosotan itu, "Dia kan yang tadi mengejar kita. Kenapa kau menolongnya?"
"Nanako-chan, tadi kamu nggak lihat kalau dia terjatuh?" sahut Doremi, "Dia butuh pertolongan kita."
"Kamu nggak ingat kalau tadi dia mau mengisengi kita?"
"Aku tahu, tapi kita harus tetap menolongnya," ia lalu berbalik melihat anak yang tadi mengejarnya itu, "Kamu nggak apa-apa?"
Anak lelaki itu memperlihatkan kedua lututnya. Salah satunya mengalami luka yang tidak terlalu serius, tapi luka itu cukup membuat anak itu merasa kesakitan. Ia meringis.
"Pasti sakit sekali ya?" kata Doremi yang kemudian menyodorkan tangan kanannya kearah lutut anak yang terluka itu. Ia lalu memutar tangan kanannya itu lalu berkata, "Iitai no iitai no tondeke(1)!"
"Hah?"
"Okasan selalu melakukannya setiap kali aku terjatuh," kata gadis kecil bermata magenta itu sambil tersenyum kecil, "Sekarang, apa lututmu masih terasa sakit?"
"Ah, rasanya sudah tidak sakit lagi," sahut anak lelaki itu.
Tanpa sepengetahuan mereka bertiga, seorang wanita muda berambut pendek dan berkacamata menatap mereka bertiga. Ternyata ia memperhatikan mereka sejak tadi, sejak anak lelaki itu mengejar dua anak lainnya yang lebih muda darinya itu.
Anak lelaki itu menyahut lagi, "Terima kasih ya, telah menolongku, dan... maaf karena tadi aku mengejar kalian."
"Tidak apa-apa," gadis kecil itu tetap tersenyum, "Kita kan harus saling tolong-menolong."
"Tapi kau hebat juga ya. Padahal... yang kaulakukan hanya itu saja, tapi... rasa sakitku bisa hilang begitu saja. Seperti... seperti..."
"Seperti sihir?" sahut wanita muda yang sedari tadi mengawasi mereka di gerbang taman itu, yang kemudian menghampiri mereka, "Apa itu yang ingin kaukatakan?" tanyanya ramah.
Anak lelaki itu mengangguk.
"Eh? Benarkah?" kata Doremi sambil tersipu, "Aku jadi malu."
"Kau menyukai sihir?" tanya wanita itu.
"Iya, tante. Aku menyukainya," jawab Doremi sambil mengangguk pelan.
Wanita itu lalu mengalihkan perhatiannya kepada luka yang berada di lutut anak lelaki itu, "Ah ya, lukamu ini mungkin sudah tidak terasa sakit lagi, tapi tetap harus diobati, supaya tidak infeksi."
"Tante punya kotak P3K?" tanya anak lelaki itu.
"Aku selalu membawanya," sahut wanita itu sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tasnya, "Sini, biar kuobati."
Setelah wanita itu mengobati anak itu, mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing. Sambil berjalan, wanita muda itu memikirkan gadis kecil berambut merah yang tadi ditemuinya.
'Gadis itu...' pikirnya, 'Aku yakin suatu saat nanti aku pasti akan bertemu dengannya lagi...'
.
To Be Continued
.
Glossary: (1)Ucapan yang sering diucapkan untuk menghibur anak kecil yang terjatuh, agar anak itu melupakan rasa sakit yang dirasakannya.
Catatan Author: Yey, akhirnya selesai juga chapter pertama ini. ^^
Buat yang nggak tahu, cerita di chapter ini juga bisa dilihat di Ojamajo Doremi Dokkan episode 50, dimana Yuki-sensei yang ternyata adalah Jou-sama (Ratu Majokai) bercerita bahwa ia pernah bertemu Doremi sebelum menjadi majominarai. Bahkan, mereka bertemu sebelum Doremi bersekolah di SD Misora (dan kurang lebih pertemuannya seperti apa yang saya tulis di chapter ini).
Chapter selanjutnya akan menceritakan tentang hubungan persahabatannya Doremi dan Hazuki di TK. Nggak lupa, ceritanya tetap canon dari anime seriesnya. Pantengin terus ya?
Ah ya. Hampir lupa mengingatkan kalau bentar lagi akan ada event yang spesial dan spektakuler (lebai) untuk semua karya fanfiksi berbahasa Indonesia juga para authornya. Apalagi kalau bukan Indonesian Fanfiction Awards 2011! Ikut berpartisipasi ya?
Kali ini, sekian dulu. RnR ya?
