Ryeowook POV

Orang bilang kita tidak sepadan untuk bersanding berdua. Tapi siapa mereka hingga bisa menentukan masa depan kita nantinya?

Manusia diciptakan berbeda-beda, disatu sisi kita bisa punya banyak kesamaan sedangkan di sisi lain kita juga punya banyak perbedaan. Lucunya, kebanyakan dari kita hanya fokus pada perbedaan yang ada.

Saat kami jadi teman tidak terlalu banyak orang yang perduli. Saat kami semakin dekat; teman kami masing-masing agak terheran tapi masih bisa menerima. Saat kita mulai menjalin hubungan, dua kubu tercipta: yang mendukung dan yang mencela. Mereka bilang hubungan kita tidak akan berjalan karna perbedaan yang ada. Mereka bilang aku terlalu baik untuk dia. Mereka bilang aku hanya berniat untuk mempermainkannya.

Aku beruntung karna dia adalah pribadi yang sangat dewasa. Lepas dari universitas aku dan dia untuk berjalan menuju mimpi masing-masing sembari melanjutkan hubungan ini. Aku memintanya untuk tidak mendengar omongan orang, begitu juga dengan dia.

Saat itu kami masih sama-sama muda. Sama-sama meraba dan mencari arti cinta tanpa tau apa yang ada di depan sana. Tentu saja semuanya tidak mudah. Selayaknya pasangan normal, aku dan dia bertengkar, baikan, bertengkar lagi, dan baikan lagi. Aku tidak perduli orang bilang kita berbeda. Perbedaan itu memang ada. Tapi aku tidak mengerti kenapa mereka harus menyuruhku berhenti menyukai dia hanya karna perbedaan yang ada itu.

Salahkah aku menyukai dia yang humoris? Salahkah aku menyukai sifatnya yang selalu berkerja keras, pintar dan sederhana?

Atau salah dia yang memiliki karakter seperti itu? Atau salahkan takdir yang mempertemukan kita berdua secara kebetulan di sebuah negara asing, ditahun yang sama?

Kadang begitu sukanya mereka mencampuri hubungan kami; menyudutkan posisi ku atau posisi dia agar hubungan kami segera berakhir begitu saja.

Aku tidak menutup mata dan telinga akan semu opini orang, tapi disaat yang sama opini mereka pun tidak cukup kuat untuk membuat aku berpaling dari dia.

Aku dan dia datang dari negara yang sama. Mempunyai agama yang sama. Memiliki pendidikan yang setara. Tapi orang hanya fokus kepada hal lainnya.

Memang kenapa kalau aku datang dan hidup di ibukota sedangkan dia tidak? Memang kenapa kalau Kyuhyun tidak terbiasa tinggal di Seoul, berbanding terbalik dengan aktivitasku sehari-hari?

5 tahun hubungan kami berjalan dan tidak pernah ada alasan untuk aku meninggalkannya. Hingga sekarang datanglah saatnya. Saat kami berniat untuk melangkah lebih jauh tapi semua orang itu menolaknya.

Ryeowook POV ends

ooo

Angin sejuk awal musim semi menerpa wajah Ryeowook dan Kyuhyun yang sedang berjalan berdampingan hari itu. Jari bertemu jari. Tangan kiri Ryeowook bertautan dengan tangan halus Kyuhyun. Keduanya berjalan menyusuri garis pantai sambil memandangi sekeliling mereka, berjalan sore santai.

Akhir pekan ini Ryeowook mengunjungi Kyuhyun ke Daegu. Akhirnya setelah 3 minggu sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan hanya bisa bertemu lewat video call; sekarang kedua pria itu bisa bertemu langsung dan bersentuhan dengan satu sama lain.

Kyuhyun mendekat dan menggandeng lengan Ryeowook saat angin kencang menerpa mereka. Pria bermata cokelat tua ini juga menundukkan wajahnya dipundak Ryeowook sekilas. Bersender disana saat angin kencang menerpa.

"Huaa..." gumam Kyuhyun menutup matanya rapat-rapat agar tidak kelilipan. Sedangkan Ryeowook hanya tersenyum melihatnya, karna ia sudah tau benar Kyuhyun seperti apa.

Kekasihnya ini tidak suka dingin, Kyuhyun adalah tipe alam tropis. Dia hampir selalu menolak kalau Ryeowook mengajaknya keluar saat temperatur udara masih rendah seperti ini. Bertolak belakang dengan Ryeowook yang menyukai musim dingin.

Ryeowook suka angin yang segar dan suhu yang rendah seperti kulkas, dimusim panas pria bermata sipit ini akan sangat mudah kegerahan. Dan.. satu lagi yang membuatnya menyukai musim digin. Karna hanya dimusim ini Kyuhyun, Kyuhyun akan menggandeng lengannya atau bersandar di pundaknya tanpa diminta. Untuk melindungi dirinya dari angin yang membeku, Kyu akan mencari kehangatan dengan tidak mau berjauhan dari hyungnya, dan Ryeowook sangat, sangat menyukai itu

"Hyung... sepertinya sudah mau hujan... kembali ke kafe yuk..." ujar Kyuhyun memelankan langkah mereka

"Hemm? Tidak jadi kesana?" Tanya Ryeowook bingung karna tujuan awal mereka tadinya adalah menuju ujung pantai untuk mengunjungi sebuah toko souvenir

"Ani... gerimis hyung. Tidak ada payung.. aku takut hujannya makin lebat..." ujar Kyuhyun semakin mengeratkan gandengannya di lengan Ryeowook tanpa ragu

Ryeowook mengadah keatas dan melihat langit yang menggelap

Hah.. benar juga.

"Baiklah.. kita kembali sekarang ne?" Ujar Ryeowook setuju pada akhirnya

"Eung.." kedua insan ini pun berbalik arah dan kembali berjalan berdampingan menikasti pemandangan dihadapan mereka. Hah... udara segar, pemandangan alam yang asri, liburan singkat dengan orang yang tepat. Akhir pekan yang sempurna, ne? Baik Ryeowook maupun Kyuhyun benar-benar menikmatinya.

"Kyu..." ujar Ryeowook dengan nada khasnya yang sudah Kyuhyun hafal diluar kepala

"Hemm?" Mata bulan Kyuhyun berkedip beberapa kali sambil menengok kekiri melihat Ryeowook yang memanggil namanya

"Appa bertanya.. kapan kamu sempat untuk berkunjung ke Seoul lagi tahun ini." Tanya Ryeowook pada Kyum sedikit berbohong kecil. Sedikit... hanya sedikit kok. Sebenarnya bukan appanya yang langsung bertanya; tapi ini adalah keinginan pribadi Ryeowook untuk bertanya pada Kyuhyun langsung

"Emm... mungkin minggu depan atau 2 minggu lagi hyung.. bagaimana?"

"Geuromyeon (tentu saja). Kapanpun kamu bisa, Kyu… Setelah acara yang ini selesai bagaimana? Hem?"

"Iya... sepertinya kalau setelah yang satu proyek ini selesai aku baru bisa tenang hyung. Apa tidak apa-apa aku ke Seoul 2 minggu lagi?"

"Eum. Tentu saja tidak apa-apa!" Malah Ryeowook tersenyum makin lebar saat mendegar konfirmasi dari kekasihnya ini

"Baiklah... besok aku akan cari tiket kereta kalau begitu.." Kyuhyun masih menggandeng lengan berbungkus jaket tebal itu sembari terus berjalan sambil sedikit menunduk mengamati aspal jalanan dibawahnya.

"Jangan pakai kereta... nanti akan kupesankan tiket pesawat untukmu Kyu..." sanggah Ryeowook langsung, yang malah membuat yang diajak bicara mempoutkan bibirnya secara natural.

"Tidak usah hyung... nanti aku bandingkan sendiri saja... tidak perlu repot, untukku" komplain Kyuhyun langsung

"Tidak repot, Cho Kyu.."

Tapi tentu saja, Kyuhyun masih ngotot menggelengkan kepalanya

"tidak apa-apa... nanti aku saja yang cari dan beli sendiri tiketnya, oke?" Kyu semakin membenamkan wajahnya sambil mengeluarkan aegyo secara natural, sukses membuat Ryeowook luluh dalam sekejap.

Ya, Kyuhyun memang tidak mau dan tidak suka dimanja... sekalipun Ryeowook sangat suka memanjakannya

"Baikah kalau begitu beritahu aku secepatnya begitu tiketnya sudah terbeli, ya?" Ryeowook mengacak rambut hakus kekasihnya saking gemasnya

"Eung! Okee" Kyuhyun menangguk angguk menurut, bertukar senyum dengan orang yang dipercayainya ini.

Setiap tahun Ryeowook pasti mengajak Kyuhyun untuk berkunjung ke Seoul, untuk bersilahturahmi dengan keluarga besarnya. Dimulai dari saat Chuseok tahun kedua hubungan mereka terjalin, Ryeowook memperkenalkan kekasihnya kepada ayah, ibu, dan kakaknya.

Seiring dengan terus berjalannya hubungan mereka, Ryeowook pun jadi terus lanjut membawa Kyuhyun setiap tahunnya. Dua kali dalam setahun, tiga kali dalam setahun, dan sekarang tanpa terasa sudah memasuki ujung tahun kelima mereka menjalin hubungan. Baik Kyuhyun maupun Ryeowook sudah sama-sama dewasa dan matang. Mereka tumbuh bersama, saling meng-support satu sama lain, dan sekarang Ryeowook sudah mapan. Dengan pekerjaan dan tabungan yang sudah stabil dan lebih dari cukup untuk mengambil tanggung jawab, tentu saja hal ini menggerakkan Ryeowook untuk melangkah ke tahapan yang selanjutnya. Ryeowook ingin meminang Kyuhyun secepatnya, ia ingin menjadikan kekasihnya ini pasangan hidupnya. Selamanya.

000

Setibanya di villa; kebetulan sekali orang tua Kyuhyun pun baru saja tiba. Ryeowook membungkuk sopan dan menyapa mereka dengan ramah. Dengan keluarga Kyuhyun, Wook sudah cukup kenal dan akrab. Setiap berkunjung mencari Kyuhyun Wook dengan sopan meminta ijin dari ayahnya dan orang tua Kyuhyun pun bersikap sangat terbuka.

"Wook... bicara apa sama appa?" Tanya Kyuhyun saat melihat Ryeowook akhirnya hengkang dari ruang tamu dan kembali masuk kedalam setelah beberapa menit tadi ia sedang dengan Cho appa, entah tentang apa, membuat Kyuhyun merasa penasaran

"Ani, hanya mengobrol santai saja..."

"Jinjja?" Tanya Kyu memastikan

"Heeh... aku juga membicarakan tentang kita... sini" Ryeowook menarik Kyuhyun mendekat kesampingnya; bersandar pada balkoni lantai dua yang terasa adem diluar sana.

"Bicara apa?" Kyuhyun memeluk Ryeowook sekilas dan menyandar di dada pria bersurai hitam tersebut.

"Aku meminta ijin... untuk membawamu ke Seoul setelah kita menikah nanti" ujar Ryeowook dengan senyum lebar tapi setelahnya hanya keheningan yang mengisi jarak diantara mereka selama dua menit lamanya. Kyuhyun tidak menjawab sama sekali; melihat hal itu Ryeowook pun sedikit mengernyitkan dahinya

"Kenapa diam? Kamu tidak mau menikah denganku, hem? Kyuhyun..." Ryeowook meraih wajah kecil itu agar bertatapan langsung dengannya saat memanggil nama Kyuhyun dengan penuh perhatian.

Mata mereka bertemu dan Kyuhyun sedang menggigit bibir bawahnya, membuat Ryeowook semakin ingin memeluknya lebih erat saja.

"Kamu tidak mau kita menikah? Kamu belum siap?" Tanya Ryeowook dengan penuh kesabaran. Sudah enam bulan terakhir Ryeowook memikirkannya matang-matang. Ia ingin menata masa depan mereka. Ryeowook ingin memulai lembaran baru dengan orang yang dicintainya.

Makanya pertama ia meminta ijin pada orang tua Kyuhyun dulu untuk memboyong Kyuhyun ke ibukota kalau mereka sudah menikah nanti. Karna, tentu saja tidak mungkin mereka tinggal berjauhan lagi. Ryeowook ingin membawa Kyuhyun lebih dekat lagi kepadanya, menjadi bagian dari hari-harinya

"Aniyo..." Kyuhyun menggelengkan kepalanya dan hanya bergumam tidak menjawab; membuat Ryeowook menghela nafas panjang dan sedikit bingung melihatnya.

Hah.. lagi-lagi seperti ini. Kyuhyun tidak pernah berkata ya atau tidak saat ia membawa isu pernikahan. Kekasihnya hanya diam bergumam dan mempoutkan bibirnya seperti merahasiakan sesuatu yang disimpannya.

Ryeowook ingin Kyu berkata iya.. tapi sepertinya ia masih harus bersabar untuk mendengar kata itu terucap dari bibir tipis Kyuhyun-nya.

Sambil menunggu Ryeowook, hanya kembali mengeratkan pelukan mereka dan menyenderkan kepala Kyuhyun di bahunya.

"Menikahlah denganku chagi. Aku mencintaimu.. kamu tau itu kan?"

Ujar Ryeowook halus sambil membelai tengkuk belakang Kyuhyun

"Eum. Aku juga mencintaimu Wook hyung" Kyuhyun tersenyum manis dan mengadahkan wajahnya untuk mempertemukan bibir mereka; yang setelahnya bersapaan halus sebagai bentuk cinta. Cinta dan kasih sayang diantara keduanya.

Ya, memang sudah tidak diragukan lagi kalau Kyuhyun mencintai Ryeowook juga; tapi lain hal kalau Ryeowook sudah membahas tentang hubungan mereka ketahapan selanjutnya. Kyu selalu diam, entah Ryeowook tau kenapa.

OoooO

6 tahun setelahnya..

"Kyu... ada apa?"

"Wook... aku baru saja mendapat telepon dari appa.."

"Waeyo?" Tanya Ryeowook dengan cepat saat melihat wajah Kyuhyun yang sedikit memucat

"Umma jatuh dari tangga. Kemungkinan keadaan tulang belakangnya yang terjepit semakin buruk. Besok umma harus MRI lagi.."

"Apa? Tapi omonim tidak apa-apa kan?" Ryeowook tentu saja kaget saat mendengar kabar yang tidak terlalu baik tersebut.

Kyuhyun menggeleng pelan

"Tidak apa-apa. Tapi rasa sakitnya semakin parah. Sudah turun sampai ke kaki sudah 2 hari umma tidak bisa tidur menahan sakit..." Kyuhyun lanjut bercerita pada suaminya. Tidak hanya untuk memberitahu, tapi dengan bercerita kepada orang lain, Kyuhyun juga bisa merasa sedikit lebih lega setidaknya

"Yaampun... jenguklah omonim, Kyu. Beliau pasti membutuhkanmu." Ryeowook memegang kedua lengan Kyuhyun berusaha menenangkan istrinya ini agar bisa tenang dan tabah

"Ne... ta... tapi Hyunno..." Kyuhyun menggigit bibir bawahnya sekilas agak tidak yakin akan keputusan yang harus diambilnya

"Ada aku dan suster... biarlah kami yang menjaganya. Kamu pulang ke Daegu saja, ya?"

"Yakin... tidak apa-apa?" Tanya Kyuhyun lagi untuk memastikan karna ia tau; kalau ia pulang ke kampung halamannya duluan, Ryeowook akan semakin repot karna ia lah yang jadi bertanggung jawab menemani Hyunno pagi dan malam selama dua harian.

"Iya... gwenchanende. Besok pagi berangkatlah ke Daegu. Jumat malam aku dan Hyunno menyusul kesana"

Kyuhyun menatap mata Ryeoowok dengan penuh rasa syukur dan bahagia mempunyai suami sebaik dia.

"Gomawo Wook... neomu neomu kamsaheyo..." Kyuhyun hanya bisa memeluk pria ini erat sebagai bentuk rasa terima kasihnya

"Gwenchana... aku mengerti perasaanmu..." Ryeowook membelai pelan surai cokelat Kyu yang bersandar dipundaknya.

"Hyun kemungkinan akan rewel dan membebankan mu hyung.. yakin tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa... kita bisa tidur berdua selama kamu disana. Hyunno pasti senang bisa bermain denganku sepuasnya"

Kyuhyun tersenyum senang sekaligus terharu karna bahkan disaat seperti ini pun Ryeowook terus menghiburnya agar bisa merasa lebih baik dan tidak semakin terbebani.

"Kamu tenang saja, serahkan Hyun padaku dan Soojung selama 2 hari ne, setelah itu kami akan menyusul. Temui dan temanilah ummamu. Semoga omonim bisa cepat membaik" ujar Ryeowook dengan tegas namun juga lembut kembali memegang kedua bahu Kyuhyun dan memberi instruksi kepada istri tercintanya ini

"Eung. Gomawo hyung. Kau yang terbaik..." Kyu hanya bisa berangsur kembali ke pelukan Ryeowook lagi setiap melihat senyum hangat dari Ryeowook itu.

Beruntung ia punya suami yang sangat pengertian.. walaupun tidak mudah... tidak sekalipun Kyuhyun menyesal memilih Ryeowook sebagai pasangan hidupnya

OooO

"Jadi Ryeowook besok akan datang, Kyu?"

"Ne Umma. Besok malam Ryeowook hyung baru menyusul bersama Hyunno."

"Ahh... baguslah. Umma sudah tidak sadar ingin bertemu dengan Hyun dan Ryeowook juga"

Kyuhyun tersenyum lebar saat melihat umma nya merasa senang

"Bagaimana keluarga kalian? Apa semuanya baik-baik saja Kyu?"

"Baik umma. Aku sedang mencari TK untuk Hyun akhir-akhir ini.."

"Ahh.. iya. Hyun sebentar lagi bisa sekolah ya"

"Heeh.. aku dan Ryeowook hyung sedang menimbang-nimbang beberapa pilihan yang tersedia"

"Ohhh baguslah..."

Kyuhyun maupun ibunya sama sama terdiam sejenak setelah Cho umma memastikan kalau putra semata wayangnya ini baik-baik saja.

"Umma senang melihatmu gemukan seperti sekarang Kyu." Tambah Cho Umma sambil memperhatikan kedua pipi Kyuhyun yang terlihat lebih berisi dibanding sebelumnya.

"Haha... berat badanku memang belum turun lagi sejak melahirkan Hyunno, umma..."

"Tidak apa-apa... kalau kamu seperti ini artinya kamu tidak stress; Umma senang melihatnya. Dulu setelah menikah berat badanmu terus turun di sana, sampai-sampai ibu merasa khawatir melihatnya. Sekarang aktivitasmu pun lebih banyak, umma senang melihatmu sehat agar bisa merawat putramu dengan baik juga, ne?"

"Ne umma"

Kyuhyun tersenyum tipis saat mendengar umma nya merasa sedih saat menyadari berat badan Kyu yang terus menurun sebelum ia mengandung putra sulungnya dengan Ryeowook dulu. Walaupun ia tidak pernah bercerita, tapi sebagai ibu tentu saja umma nya Kyuhyun mempunyai naluri dan ikut merasa khawatir, sekalipun tidak pernah Kyu membagi bebannya kepada orang lain pada saat itu. Maka itu sebagai anak pun Kyuhyun merasa terkesima sekaligus tersentuh setelah mendengar dan mengetahui-nya.

Ya, saat-saat itu memang tidaklah mudah... tapi yang terpenting adalah, itu semua sudah terlewatkan sekarang

ooo

"Hey"

"Oh hyung"

"Sedang memikirkan apaaa?"

"Ani bukan apa-apa" Kyuhyun langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum seperti biasa didepan sang suami.

"Sudah lama ya kita tidak kesini" ujar Ryeowook sambil memeluk Kyuhyun dari belakang, mengamati pemandangan indah pegunungan dihadapan mereka.

"Eum…Sejak Hyunno lahir" sahut Kyuhyun sebagai balasan.

"Heeh. Kita harus sering-sering membawa Hyunno kesini. Udaranya segar sekali"

"Eung benar" Kyu menangguk sangat setuju dengan ide yang baru saja dilontarkan Wook barusan

"Kamu tidak apa-apa menemaniku disini? Tidak bosan?" Tanya Kyu lagi sambil ia berbalik badan dengan perlahan untuk menghadap Ryeowook langsung sekarang

"Tentu saja tidak. Kamu ini bicara apa sih…. Dulu tiap bulan aku kesini sebelum ada Hyunno…" Ryeowook membelai puncak kepala Kyuhyun dan membalasi dengan santai dan penuh tawa karna memang begitulah kenyataannya.

Meliha itu Kyuhyun pun jadi ikut tertawa kecil juga setelah mendengar jawaban Ryeowook barusan. Ya, Kyu tau benar arti ucapan Ryeowook hyung.. Dulu, saat mereka menjalin hubungan jarak jauh, Ryeowook lah yang bulak-balik ke Daegu minimal sebulan sekali untuk bertemu dengan Kyuhyun. Kota kecil ini bukanlah sesuatu yang awam bagi Ryeowook. Baru setelah mereka menikah dan Kyu diboyong tinggal di Seoul untuk bergabung dengan keluarga besar Ryeowook lah mereka jadi jarang kembali kesini lagi.

"Hah... cepat sekali ya. Tidak terasa sudah cukup lama waktu berlalu"

"Eung. Cepat ya hyung" Kyuhyun ikut menyenderkan kepalanya di dada Ryeowook sambil sesekali mendongak sekilas untuk bertemu tatap dengan Wook hyung-nya.

"Eum. Tidak terasa kalau semuanya dijalani bersamamu" jawab Ryeowook sambil mereka masih berpelukan.

"Euyyy gombal" sindir Kyuhyun malu dan hanya bisa menunduk saat Hyung mengecupi puncak kepalanya beberapa detik berselang.

Ya, waktu memang tidak terasa cepat berlalu sejak Kyuhyun memiliki Hyunno. Lebih tepatnya 3 setengah tahun lalu Kyuhyun melahirkan cucu kedua keluarga Kim itu dengan selamat sentosa ke dunia. Sejak itu, Kyuhyun dan Ryeowook fokus merawat bayi pertama mereka di Seoul. Keduanya jadi tidak pernah berpergian, hanya saat Chuseok saja mereka kembali ke kampung halaman Kyuhyun; Itupun hanya untuk kunjungan singkat maksimal satu hari, tidak terlalu lama.

Sudah hampir 5 tahun Kyuhyun tinggal di Seoul sekarang. Dulu, 25 tahun sebelumnya Kyuhyun tidak pernah membayangkan akan tinggal di ibukota negara seperti itu, karna ia hanyalah seorang pria sederhana yang tinggal di desa kecil seperti ini. Hal sedikit banyak berubah sejak ia menerima beasiswa pemerintah untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, lalu Kyu dipertemukan dengan seseorang disana. Seseorang yang sekarang menjadi ayah dari putranya.

Melihat keadaan kampung halaman nya yang masih asri seperti dulu membuat Kyuhyun merenung kecil. Sudah 5 tahun ia hengkang dari kota ini. Lingkungan tempatnya tumbuh, daerah sekitar yang paling bisa membuatnya merasa aman dan nyaman.

Kyuhyun fikir dulu akan selamanya ia tinggal disini, sampai tua mungkin. Tidak pernah tersbesit didalam pikiran Kyuhyun kalau takdir membawanya ke kondisi yang seperti sekarang. Sekarang ia sudah menjadi warga perumahan paling sibuk di Seoul, terbiasa dengan pergerakan kota yang sangat cepat dan ramai tersebut. Sesuatu yang sangat ditakutkannya dulu, untuk bisa menyetir ditengah kemacetan kota demi bertemu Ryeowook dikantornya sekarang sudah menjadi hal yang cukup biasa.

Sekarang rutinitas Kyuhyun selayaknya ibu rumah tangga lainnya. Membenahi rumah, memasak, menemani Hyunno bermain, dan bertemu atau reuni-reuni kecil dengan teman-temannya sesekali.

Berpindah dari kehidupan yang cenderung sunyi ke ibukota yang gemerlap memang tidaklah mudah. Sekarang Kyuhyun bisa membawa dirinya dengan tenang dan mengenal seluk beluk kota dengan baik. Ia sudah tau, pasar tradisional mana yang paling murah dan segar, restaurant mana yang paling enak, tempat belanja mana yang paling lengkap, dan lain-lainnya.

Hidupnya yang dulu sederhana sekarang berubah sejak ia mengikuti Ryeowook. Kyuhyun yang sekarang sangatlah anggun tapi juga keibuan. Ia terlihat sangat mandiri, penyayang, dan juga ramah. Pas sekali dengan keluarga kecilnya yang sempurna. Ada Ryeowook dan putra mereka yang menggemaskan, Kim Hyunno.

Mungkin kalian yang melihat Kyuhyun sekarang sangat kagum dan iri dengan kehidupan pria berpipi chubby ini; karna hidup Kyuhyun terkesan sangatlah lengkap dan sempurna. Ya, Kyuhyun beruntung memang, bisa bertemu dengan orang yang dicintainya dan membangun masa depan mereka bersama. Tapi, bukan berarti kalau semua itu digapainya dengan semudah membalikkan telapak tangan saja.

Tidak semua tahap Kyuhyun lewati dengan mudah saat ia hendak membuka lembaran baru bersama Ryeowook. Setelah beradaptasi dan belajar kuat untuk melewati semua masa-masa sulit itu, barulah sekarang Kyuhyun bisa tersenyum bahagia setiap saat. Apalagi sejak kehadiran malaikat kecilnya, Hyunno yang berarti segalanya bagi Kyuhyun; darah dagingnya sendiri yang mengubah hidup nya 180 derajat kearah yang lebih baik. Hidup Cho Kyuhyun sangatlah lebih bahagia sekarang; walaupun itu semua tidaklah ia raih dengan mudah.