Title : The Unexpected of Expected
Chapter Title : The Change ( Perubahan )
Pairings : Haciman-Yumiko-Saki [ Omake Rumi ]
Created by : Toshiro Ricky [04 January 2016]
Masa kedewasaan adalah masa yang dilalui oleh semua orang dengan adanya perubahan bagi diri seseorang dimasa muda yang sebenarnya masa muda adalah suatu kebohongan dimana jiwa orang tersebut memaksakan, memalsukan pemikiran, tingkah laku maupun sebuah sikap.
Ada yang merasakan bahwa mereka masih ingin menanggapi masa muda karena merasa takut akan masa kedewasaan dimana sesuatu bisa berubah tanpa disadari dan dalam sekejap waktu.
Merasa ketakutan akan pandangan orang lain tentang suatu hal yang benar atau salah. Merasakan bahwa penilaian orang yang melihat akan berdampak buruk pada diri sendiridan bila dianggap abnormal dan dikucilkan.
Kedewasaan juga merupakan sesuatu perilaku yang dianggap mengetahui hal yang baik dan banar, yang palsu dan asli ketulusan dan kepura-puraan.
Kedewasaan tidak terpaku dengan waktu, tidak mengenal jenis kelamin ketika seseorang tersebut mengatahui bahwa dunia ini memiliki banyak kebohongan yang kejam secara egois menyakiti satu dengan yang lain.
Tapi dalam kedewasaan bisa terjadi hal-hal yang tidak terduga yang hampir mustahil jika dipikirkan oleh orang yang terbawa oleh pemikiran orang lain. Bahkan bila perubahan tersebut menjadi baik atau menjadi kesalahan terbesar.
Hachiman Hikigaya POV
Ting Tong! Ting Tong! [Bell berbunyi]
" Baiklah! Kita akan melanjutkan pembahasan tadi setelah jam makan siang". Ucap Hiratsuka-sensei seorang wanita yang belum menikah meskipun umurnya sudah melebihi kepala tiga. Membereskan buku pelajaran dan keluar dari ruang kelas.
Setelah membereskan buku mata pelajaran, ku meluruskan tulang-tulang punggungku yang terasa pegal.
Sebaiknya ku cepat pergi ke kantin jika tidak ingin kehabisan roti mie goring.
Beranjah dari bangku ku melirik kearah samping kananku lebih tepatnya kearah bangku disamping bangku belajarku. Melihat seorang gadis bermata hijau berambut pirang sedang sibuk mengutak-atik gadgetnya.
Ku tidak asing lagi melihat gadis ini. Kami mengenal satu sama lain tidak lebih dari mengenal untuk memulai suatu pembicaraan. Meskipun gadis ini salah mengucapkan namaku. Secara rasional untuk apa mengingat nama seseorang yang sama sekali tidak ada hubungannya denganmu.
Bukan mukjizat tetapi lebih kepada sebuah kutukan kami berdua satu kelas pada tingkat terakhir sebelum kelulusan kami tahun ini.
Biasanya gadis ini berkumpul dengan kelompoknya sebagai kedudukan seorang ratu yang memimpin cukup dengan memperlihatkan ketajaman matanya. Beda cerita, beda waktu, beda tempat. Gadis ini terpisah dari rombongannya seperti seekor induk ayam yang kehilangan anak-anaknya yang secara kejam dan tanpa perikehewanan dijadikan santapan pagi untuk keluarga peternak.
Ketika rombongan itu berkumpul lagi dalam satu kelas yang sama yang didalamnya terdapat Hayama, Ebina, Yuigahama dan 3 trio pelatuk pelawak yang tidak ku pedulikan dan yang paling mengejutkan seorang Yukinoshita Yukino berada dalam satu kelas yang sama. Tapi hal yang paling membuatku kesal adalah kelas yang didalamnya berada Totsuka Saika bersama seekor parasit bernama Zaimokuza.
Jika kau berani melakukan sesuatu pada Saika…. Ku akan mengirimu ke Hueco Mundo!. [1]
Bagaiman denganku? Akupun satu kelas dengan si ratu api Miura Yumiko dan gadis berambut biru Kawa…kawa…. Kawa-apalah yang mirip dengan nama sebuah perusahaan motor, Kawa-Yamaha mungkin?.
Ku dan Kawa…eeetoo Kawa-Honda adalah penyendiri, jadi kami sudah terbiasa dengan kesendirian dan tidak ada masalah berada pada kelas manapun.
Itulah enaknya jadi penyendiri tidak usah memikirkan arti dari kesepian dan kesendrian karena kami nyaman akan kondisi itu. Situasi yang asli tidak dibuat-buat dan hanya mengikuti jalur kehidupan.
Tetapi berbeda halnya dengan seorang ratu api yang tidak terbiasa akan situasi asing, tidak mempunyai sandaran yang selalu bertumpu pada orang lain.
Terkadang melihatnya ketika dia terdiam dengan tatapan kesepian dan kesedihan. Meskipuan Yuigahama dan Ebina sering menjumpainya kesini, tapi tidak mungkin mereka selalu menemaninya karena kami siswa tingkat akhir memiliki kesibukan untuk menghadapi ujian terakhir.
Miura paham bahwa jika dia meminta teman-temannya saat mereka sedang sibuk hanya akan mengganggu. Kesadaran kecil itu membuktikan bahwa ada pendewasaan pada diri Miura Yumiko.
Dengan kesadaran tersebut Miura semakin menyadari akan apa artinya kehidupan ini. Bukannya ku ingin dia memasuki kehidupan kelam sepertiku, tapi jika itu bisa memberi pemikiran yang logikal dan rasional yang berkonsep pada fakta yang terjadi secara real. [2]
Menyadari ku menatapnya. Miura berhenti memainkan gadgetnya dan menoleh ke arahku.
"Hikio… apa yang kau lihat?" Tanya sang ratu api dengan nada memerintah dan raut wajah kesal.
Ups, tanpa ku sadari ku menatapnya terlalu lama, apa 108 kemampuan Hikki menurun drastik hingga dia menyadari ku melihatnya. Tenang-tenang ratu api ku tidak melihat sesuatu yang tidak-tidak, jadi berhenti melototiku.
"Ti-tidak ada apa-apa, maaf". Bagus kau malah tergagap.
"Hmpf! Menjijikan [Kimoo!]….". ucap gadis pirang itu memalingkan wajahnya kemabali memainkan gadgetnya.
Hey ku bukan seekor serangga seperti adik gadis yang di belakang itu yang sudah berevolusi menjadi parasit di adik gadis manis orang lain. Jika ku bertemu dengannya lagi akan kusiram dengan minyak tanah jika dia masih berani mendekati adikku.
Hmm? Ku merasakan ada mata yang melihatku dari belakang. Ku menoleh dan melihat sepasang mata biru. Kami saling menatap satu sama lain.
"Apa?". Ucap ku sedikit tidak sopan.
"Apa?". Tanya pemilik mata biru dengan kesal yang selalu membuatku lupa akan namamu, membuatku berpikir apa gadis ini punya salah satu kemampuan dari 108 Kemampuan Hikki. "Hmf!". Gadis ini memalingkan wajahnya dan pergi keluar kelas.
Apa masalahmu Kawa-Toyota? Kenapa kamu yang kesal, kamulah yang menatapku dasar brocon.
Setelah membeli roti mie goreng khas mpok ati penjaga kantin, ku pergi berjalan kearah mesin minuman untuk membeli Max Coffee sebagai minuman terbaik yang pernah ada dimuka bumi ini.
Ohh Max Coffee bagaimana aku akan hidup tanpa kehadiranmu. Coffee-mu adalah salah satu symbol kebahagian umat manusia.
Setelah memasukan beberapa koin uang untuk suatu kebahagian yang disegel oleh kaleng berbahan logam penjaga pertumpahan tersebut jatuh dan siap ku ambil.
Ketika ku sudah memegangnya seseorang menghampiriku membuatku menoleh untuk melihatnya.
"cepatlah aku juga ingin membeli minuman". Kata Miura Yumiko a.k.a Queen of Fire masih dengan raut wajah kesal.
Uh oh, hey bisakah kau berhenti melototiku dengan mata itu, ku serasa menerima Critical Damage yang membuat HP-ku turun hingga setengah.
"baiklah… silahkan". Ku beranjak pergi sambil membawa Max Coffee di tangan.
BRUUUUUUUUK!
Suara sesuatu dipukul, lagi-lagi ku menoleh kearah Miura melihat kepalan tangannya di mesin minuman.
Hey hey mesin itu tidak bersalah kenapa kau memukulnya. Jika mesin itu hidup seperti robot dengan kekuatan All Spark [3] dia pasti kan menuntutmu ke pengadilan dengan dugaan kekerasan berperikemesinan.
"mou.. kenapa hari ini semakin menjadi buruk… sampai ku lupa membawa dompet..". ujarnya pelan.
Jadi dia belum makan siang, ku menghela nafas melihatnya seperti ini membuatku tidak tega mengetahui apa yang menjadi permasalahannya dengan hanya melihat. Sudah terlukis secara jelas dia menginginkan teman-temannya ada disisinya.
Tidak ada cara lain. Setidaknya ku menghiburnya sedikit dengan keberadaanku yang menjijikan. Hah. Lucu sekali.
"kau mau beli yang mana?". Tanyaku menghampirinya yang menyadari ku berjalan kearahnya.
"Huh? Apa yang kau maksud?".
Tch. Perlukah ku mengulanginya kembali. Ku bahkan sudah mentidak-aktifkan Stealh Hikki untuk menghiburmu.
"aku bilang, kau mau minum apa?"
"hmmm… Max Coffee memangnya kenapa?".
Oh! Penikmat Max Coffee lainnya. Pilihan yang tepat! Ketika harimu buruk cara yang terbaik adalah menikmati cairan kebahagian yang membuatmu relaks. Bahkan untuk Max Coffee kua akan memberikannya secara gratis.
Ke memasukan koin uangku sejumlah harga minuman itu dan memberikannya.
"ini terimalah".
"huh….". Miura menatapku dengan penuh curiga dan tidak percaya.
Oy. Ku sudah mengeluarkan uang untuk ini.
"Hmpf… ku tidak butuh itu!".
Gadis ini… menolak kebaikan itu tidak baik kau tahu itu [You know].
"sudah terima saja… anggap saja ini subuah keajaiban ke-8, orang sepertiku tidak selalu berbuat seperti ini". Ucapku sambil secara paksa menyerahkan minuman ke tangannya.
Miura melihat ke kaleng minuman yang ada ditanganya lalu ke arahku lalu ke tanganya kembali.
"maksudmu mungkin lebih tepat sebuah kutukan?". Ucapnya dengan senyum jahil.
Benar-benar gadis ini…..
"jika kau bergegas Hayama minus Ebina dan Yuigahama dan yang lainnya masih ada dikantin". Kataku sambil berjalan ke tempat rahasiaku a.k.a belakang lapangan tenis atau lebih tepatnya tempat mengintip Saika Ku ku ku….
Oh tidak, pikiran tidak sehat menyerangku karena ku LAPAR. Sebaiknya ku juga bergegas untuk makan roti dan snickers jika tidak ingin membahayakan keselamatan Saika jika ku sampai bertemu dengannya ku tidak akan bisa menahan diri dan berubah menjadi The Beast [4].
"…. To…".
Huh? Ku mendengar sesuatu dari belakang. Ku menoleh kearah Miura yang masih terdiam di depan mesin minuman.
"apa?". Ku bertanya.
Miura menatapku dengan pipi yang sedikit memerah. Pasti karena dia masih kesal dan melesat menjadi kemarahan. Good job Hachiman.
"aku bilang Arigatou baka!". Teriaknya sambil berlari kearah kantin.
Tch. Apa masalahnya dengan gadis itu.
Ting-Tong Ting-Tong!
Bel jam makan siang berbunyi. Setelah menghabiskan makananku, ku kembali lagi menuju ruang kelas. Ketika ku masuk hampir seluruh siswa sudah berada di kelas termasuk Miura.
Melihatnya dia masih memainkan gadgetnya tanpa peduli keadaan sekelilingnya. Tidak seperti bebrapa waktu lalu, sekarang bisa terlihat moodnya yang membaik. Tiba-tiba dia langsung menoleh kearahku membuatku memalingkan wajah dan cepat-cepat menuju ke bangku-ku dan bersiap untuk pelajaran dimulai.
Jika Hikigaya Hachiman tidak memalingkan wajahnya karena takut akan Damage dari jurus mata sang ratu api. Hikigaya Hachiman tidak akan melewatkan senyuman yang tulus dan asli dari seorang Miura Yumiko.
To be continue.
The next chapter is Omake Tsurumi Rumi.
