.
Money Honey
Lee HyukJae & Lee DongHae
Rated M .:. YAOI
By : Misshae D'cessevil
.
.
"Kau tahukan konsekuensinya jika kalah taruhan?", Sebuah ancaman yang membuat salah satu pihak merasa terpojokkan. "Sumpah!, Dia tampan sekali, Aku tidak akan menyesal", Nada ketertarikan terdengar sangat layak. "He's not easy", "Deal, ambil yang Kau inginkan, tapi buat Aku serangjang dengan temanmu". HAEHYUK.
.
.:. Money Honey .:.
.
Pintu mobil tertutup dengan sedikit sadis ketika beberapa penumpang keluar dari tumpangan yang tidak terdefinisikan berapa nominalnya ini. Terlihat sangat mencolok, tiga orang yang barusaja keluar ini mempunyai aura segar yang berbeda-beda. Namja yang kebetulan menyetir tadi berpenampilan sedikit bad, namun syarat akan seksi. Berikutnya terlihat lebih tampan dengan dasi tertata rapi juga kemeja yang dimasukkan sesuai tempatnya. Yang terakhir terlihat dispesialkan, sangat cantik dengan surai pirang senada dengan putih kulit yang dimilikinya.
Greb
"Antarkan Aku, Hae~", Namja yang luar biasa cantik ini mulai lagi memegang kendali lengan namja yang disebutkan tampan sebelumnya.
"Tidak Ren, Aku ada urusan dengan Kyuhyun", Tolaknya secara sopan yang menimbulkan tatapan kecewa dari namja yang dipanggil Ren ini.
"Ck, Ayolah", Rengeknya berlebihan dengan pandangan anak anjing yang dibuat-buat.
"Cih, Aku ingin muntah melihatnya", Kyuhyun, namja dengan penampilan berantakan bedecih atas sikap seseorang yang dibawa sahabatnya. Ren melirik dengan pandangan seolah tidak suka.
"Hyung, cepat atau kita akan terlambat",
"Jangan memaksa Donghae!",
"Apa?, memaksa?, Hei... Siapa yang sedang memaksa sebenarnya?",
"Lalu, urusan Apa yang akan kalian urus?", Ren seakan tidak mau melepas apitan tangannya segera pada namja yang ia klaim miliknya itu.
"Urusan namja yang sebenarnya", Kyuhyun menjawab dengan penuh penekanan pada kata sebenarnya. Anak ini terdengar menyindir masalah tulen dan itu membuat sebagian pendengaran orang cantik di depannya iritasi.
"Ren, kali ini saja, Aku harus mengurus sesuatu di ruang konseling", Tangan Donghae mengelus puncak kepala Ren dengan lembut.
"Ck, berikan Aku ciu—",
Chup
Donghae tahu benar maksud primadona ini, singkat tapi ia jelas-jelas mencium pelipis kiri Ren.
"Terimakasih Donghae, walaupun harusnya di—", Ren sengaja menjeda kalimatnya dengan memainkan telunjuk pada bibir M nya.
"Cepat pergilah!", Sentak Kyuhyun tak sabar.
"Iya iya", Akhirnya ia pergi dengan berjalan mundur, melambaikan tangan dan tidak mau melepas pandangannya dari Donghae.
"Kau tidak perlu sekasar itu, Kyuhyun", Donghae membenarkan letak kacamatanya dengan menasehati sang sahabat.
"Aku senang jika Kau sudah mulai meluangkan waktu untuk urusan yang seperti ini, tapi ayolah… namja seperti Dia hanya bagus dijadikan mainan", Kyuhyun berlagak sok tahu seakan mempunyai banyak pengalaman.
"Memangnya siapa yang sedang ingin serius?", Alis Kyuhyun terangkat mendengar pertanyaan Donghae.
"Apa maksudnya itu?",
"Mengurus absent kita kemarin lebih penting untuk sekarang dan bagiku hal yang harus diseriusi adalah ujian kimia hari ini", Donghae tidak menyinggung lagi masalah Ren, namja yang jujur saja cukup membuatnya tertarik karena sering menempelinya beberapa minggu ini.
"Aku lupa jika Kau orang sekaku ini, anyway thanks telah meminjamkan seragammu", Kyuhyun tersenyum, kebiasaan jika ia pulang larut dan sedikit hangover, anak ini akan menjadikan rumah sahabatnya sebagai singgahan sampai pagi, ia lumayan takut dengan Ayahnya.
"Hentikan kebiasaanmu itu, kita bahkan harus membolos kemarin karena masalah yang Kau buat", Donghae mencurahkan rasa tidak sukanya pada kesenangan Kyuhyun.
"Dan terimakasih karena sudah menolongku, juga ikut membolos he..he", Cengiran yang tampan di sela pujian yang ia berikan.
"Oh iya, Apa Kau masih ada rokok?",
Plak
Donghae menggeplak kepala Kyuhyun, pertanyaan yang cukup keras.
"Jaga bicaramu, ini di sekolah",
"Ah iya, nanti imej mu luntur", Kembali mereka berjalan untuk menyelesaikan sesuatu yang menyita pagi mereka. Kyuhyun yang sedikit hyperaktif memang tidak bisa diam dan memperhatikan jalannya dengan benar, bola matanya bergerak kemanapun untuk menyeleksi apa-apa yang ia lihat.
"Waw…", Seringainya tercetak begitu melihat obyek yang tak jauh di depannya.
"Kau kenapa ?", Tanya Donghae heran.
"Tidak ada, Hyung menurutmu apa yang akan terjadi jika ada pelacur di sekolah kita ?", Donghae melongo mendengar pertanyaan konyol Kyuhyun, tidak mungkin efek mabuknya semalam masih tertinggal bukan.
"Apa yang Kau coba tanyakan, tidak akan mungkin ada siswa yang berani demikian, Kau tahu bukan penjagaan sekolah kita lebih ketat dari skinny jeans",
"Iyaa, bagaimana Kau tahu kalau Dia memakai skinny jeans?",
"Apa?", Donghae merespon cepat, sahabatnya memang sudah gila. Kyuhyun bahkan tetap memandangi obyek yang menyita penglihatannya dengan intens.
'Kaki yang indah', Dalam hatinya melihat betapa jeans yang dikenakan orang itu begitu pas. Ia selalu cepat untuk hal-hal seperti ini sedangkan Donghae tidak akan tahu sesuatu yang bermakna seksi.
"Ehm, Aku rasa bukan seorang siswa, percaya atau tidak Aku sedang melihat seseorang yang menarik dasiku semalam di club", Kyuhyun menatap Donghae, ekspresinya masih tersenyum misterius.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu dan siapa yang Kau maksud",
"Bisa saja di zaman seperti ini yang pelacur adalah seseorang dengan jas putih, Hyung", Donghae memperhatikan Kyuhyun yang sedang berbicara, mereka berdua melanjutkan jalan sedikit pelan, Donghae tidak memperhatikan jalan di depannya sedangkan Kyuhyun terlalu fokus dengan namja yang juga berjalan berlawanan arah di depannya.
Brakk
Kyuhyun tersenyum, ia bisa menebak jika kejadian tabrakan kecil barusan memang akan terjadi.
"Ah Mianhaeyo", Kyuhyun yang menabrak dan Donghae yang minta maaf, bahkan yang menyandang gelar kutu buku tampan tersebut berjongkok untuk mengambil beberapa buku yang terjatuh.
"Ah annio, seharusnya Saya yang minta maaf, tadi sedikit terburu", Suara yang sangat lembut hingga Donghae mendongak untuk menatap namja yang Kyuhyun tabrak barusan.
'Manis', menurut Donghae.
'Seksi', menurut Kyuhyun.
"Hyung!", Kyuhyun mengiterupsi Donghae, wajah sahabatnya benar-benar aneh dan buruk ketika ehm mengagumi seseorang, seperti pertama kali saja.
"Ah iya, in—ini buku Anda", Donghae menyerahkan tumpukan buku yang telah ia ambil pada namja yang tidak kalah putih dari Ren ini.
"Kamsahamnida", Bibirnya tertarik indah dan menimbulkan kesan manis yang merekah. Donghae terpaku memandangi wajah namja ini sedangkan Kyuhyun sudah jauh memandangi apa yang dikenakan namja tersebut, kemeja biru laut yang transparan, juga kancing yang sengaja dianggurkan.
"Dada yang indah", Donghae menoleh terkejut, walaupun lirih tapi ia mendengar apa yang dikatakan bad boys satu itu. Kelopak mata Donghae melebar, memperingatkan Kyuhyun untuk berhenti berbicara ambigu, padahal namja di depan yang dimaksud Kyuhyun sama sekali tidak bereaksi aneh.
"Kalau begitu, Aku permisi", Diakhir pamitnya, namja ini mengerlingkan matanya, Donghae diam di tempat, apa-apaan itu tadi, seseorang memberikan vitamin kecil padanya di pagi hari begini, ditambah orang itu begitu cantik.
"Tunggu!", Kyuhyun bersuara.
"Jas putihmu, Manis", Anak ini begitu berani, entah Donghae sadar atau tidak namun Kyuhyun seperti memberikan clue dengan menyebutkan 'Jas Putih'. Memang tadi jas tersebut ikut jatuh bersama buku-buku, namun tangan cekatan Kyuhyun mencegahnya dengan baik.
"Terimakasih ehm… Mr. Choi Kyuhyun yang tampan", Namja manis ini melirik name tag yang dipakai Kyuhyun sebelum dengan fasih menyebutkan nama Kyuhyun.
"My pleasure", Kyuhyun merespon cukup bijak dan terlihat tampan jika serius begini.
"Kurasa Kau tertarik dengan orang itu", Kyuhyun mengatakan dan jelas itu ditujukan untuk Donghae.
"Dan jika Aku tidak salah, Kau menyebutkan kata pelacur tadi, gila saja jika menyebut namja baik-baik sepertinya sebagai pelacur",
"Kau genius sekali, Hyung. Astaga~ Aku tidak mengatakan jika itu namja seksi barusan kan", Kyuhyun mengelak atau entah memang benar apa yang ia katakan ini.
"Choi Eunhyuk jika Kau ingin tahu namanya, Aku sempat melirik di jas putihnya dan… Jangan salah paham dengan jas putih lagi",
"Marganya sama denganmu",
"Mungkin kami berjodoh", Sialan, Kyuhyun melanjutkan jalannya setelah berkata enteng.
.
.:. Money Honey .:.
.
Seseorang dengan rambut yang tergerai perlahan bangun dari ranjang besar, bahunya kecil dan terlihat sangat pas jika disandingkan dengan bahu kekar milik seseorang lain yang masih pulas di sampingnya.
"Siwon, bangunlah", Suaranya masih serak, namun memerintah dengan sopan.
"Siwon~", Ulangnya dengan mengguncang lengan orang yang tidur dengannya semalam.
"Ugh… Ndee", Sedikit lama untuk peruh baya ini membuka matanya dan beranjak duduk.
"Kau harus bersiap ke kantor ini sudah jam 7", Banyak sekali tokoh cantik yang diperankan di sini, kembali harus diulang juga bahwa yang barusaja memberitahu sangatlah cantik pula.
"Cepatlah mandi, Aku akan menyiapkan sarapan", Usianya baru dua puluh tujuh tahun dan ia mempunyai jiwa istri yang baik.
"Iyaa Chullie Sayang", Balas dengan suara manly dari seseorang yang dipanggil Siwon.
"Oh iya, Apa mereka tidak ada yang pulang ?", Kembali Siwon bersuara dan dijawab dengan gelengan yang sedikit berat dari Chullie, Heechul.
"Haah, jika meminta uang saja sangat cepat", Heechul tersenyum mendengar yang satu ini, ia sangat tahu jika anak-anak memang semengesalkan itu.
"Aku mendapat panggilan orangtua nanti siang, apalagi yang ia buat berantakan kali ini?",
"Bungsumu memang sangat menggemaskan",
"Itu menurutmu, Aku tidak bisa datang, Tolong Kau hadiri nanti",
"Tapi…", Bibirnya terkatup, ia bukannya menolak, Heechul malah sangat senang dilibatkan masalah keluarga seperti ini.
"Tidak ada alasan, ini pelajaran untuknya supaya belajar menerima seseorang", Heechul memang mempunyai jiwa istri, namun ia bukan istri yang sesungguhnya, hidupnya tidak sedemikian mulus hingga menjadi bahagia dengan suami setampan dan sekaya Siwon.
"Baiklah",
"Aku mencintaimu", Kata cinta yang entah sudah kesekian kali keluar dari Siwon.
.
.:. Money Honey .:.
.
Dentum musik yang luar biasa membisingkan terdengar ke seluruh seluk beluk bangunan besar ini. Beberapa tubuh menari tanpa terlihat lelah dan justru menikmati, ada yang bercumbu tanpa rasa malu dan dimana lagi jika tempat ini bukan disebut club. Seseorang yang memilih duduk di sudut terlihat sangat menyedihkan, beberapa isi gelas dengan minuman bening yang tak sebening rasanya telah ia tenggak. Kemeja putihnya telah basah oleh keringat walaupun sebenarnya tidak ada yang ia lakukan sedari tadi.
"Ah kepalaku", Pening mulai menderanya, ia seperti seseorang dengan banyak dosa.
"Hyukkie!", Seseorang memanggil dengan nada cemas.
"Hyung…",
"Kau Kenapa lagi, astaga", Orang ini mendekat, minimnya penerangan tidak bisa menangkap jika namja menyedihkan ini tengah mengeluarkan air mata.
"Siapa lagi kali ini?, Kau diapakan?", Suara Heechul bertambah khawatir melihat anak yang lebih muda dua tahun ini langsung memeluknya.
"Hyung—hiks… Ak—Aku…",
"Shuuut, sudah… tidak perlu ditangisi seperti ini, katakan jika Kau sudah ingin mengatakannya", Isakannya bertambah ketika seseorang yang menawarkan sayang padanya ini bersikap penuh perhatian.
Masih di wilayah sama dari club elit ini, seseorang yang barusaja masuk memperlihatkan wajah cemas yang sama seperti Heechul, anak yang masih memakai seragam ini telihat terburu. Wajahnya mencari sekeliling untuk menemukan orang yang membuatnya datang kemari dengan mobil yang dikemudikan brutal.
"Aish, Dia dimana sih, pintar sekali membuat orang khawatir", Langkahnya semakin cepat, tidak dipedulikan ia menyenggol orang, apalagi sampai meminta maaf.
"Hyung!", Ia menemukannya. Dua orang yang saat ini berpelukan menoleh dengan cepat.
"Kyuhyun", Panggil Heechul senang melihat namja ini.
"Menyingkir dari Hyungku!", Perintahnya marah pada seseorang yang duduk di samping namja yang menangis itu.
"Kyunna~", Panggil suara rapuh yang sangat manja.
"Choi Eunhyuk, Apalagi ini?", Kyuhyun mendekat dan dengan berat hati tentu Heechul yang menarik diri.
Greb
"Hiks… Ak—Aku", Mungkin namja cantik dengan wajah memerah dan mata sembab ini memang mempunyai kebiasaan memeluk orang.
"Kau apa-apaan dengan pakaianmu, Appa bisa sangat marah jika tahu Kau sebinal ini",
"Kyuhyun jaga bicaramu!", Heechul yang masih berdiri disana memperingati, Kyuhyun terlalu blak-blakan, sesuatu yang dikenakan Eunhyuk memang sangat nakal, kemejanya masihlah bagus, panjang dan sedikit kebesaran, tapi tidak dengan pants hitam yang hanya sepaha.
"Oh iya, Aku lupa jika Kaulah yang mengajarinya tak benar begini", Kyuhyun dengan lidah tajamnya yang memang dari awal tak suka dengan Heechul menyerapahi tanpa peduli bagaimana perasaan namja itu.
"Kyunna~", Eunhyuk mengeratkan pelukannya pada Kyuhyun, wajahnya ia masukkan ke ceruk leher Kyuhyun.
"Aku baru melihatmu tadi pagi dengan rapi, tapi kenapa sekarang Kau sudah seperti ini, Kau terlalu banyak bergaul dengan orang yang salah", Kyuhyun memarahi dan menyebut orang yang salah dengan tatapan tajam yang mengarah pada Heechul.
"Aku masih ada urusan, lebih baik Kau antarkan Hyung mu pulang",
"Tanpa Kau suruh", Kyuhyun memapah Eunhyuk yang masih belum berhenti memainkan bibir pada lehernya.
"Shireo~ Aku tidak mau pulang", Kata Eunhyuk manja.
"Hyung!",
"Tidak mau—hik… Aku tidak mau pulang—hik",
"Hyung ayolah, Aku masih harus mengurus tugasku dan Kau membelot seperti ini", Nada Kyuhyun naik satu oktaf, kali ini ia benar-benar kesal.
"Hiks—Kau… Kau membentakku—hiks…",
"Astaga, anak ini memang terlalu dimanjakan", Kyuhyun mendengus sebelum mengangkat tubuh Hyung nya ini dengan terpaksa.
"Diam dan jangan menangis!, untung Kau ringan", Eunhyuk diam mendengar peringatan Kyuhyun, ia menurut saja, kebetulan juga kakinya sangat lemas untuk digerakkan.
"Kita pulang ke rumah dan Kau langsung tidurlah!", Kyuhyun membawa tubuh ringan Eunhyuk ke dalam mobilnya. Tidak ada hal di dunia ini yang membuat ia sangat rela melakukan apapun kecuali untuk saudaranya ini. Ini bukannya incest atau perasaan lebih sejenisnya, Kyuhyun yang sadis pada banyak orang menjadi sangat penyayang pada beberapa orang.
"Kau dulu tidak semenyedihkan ini", Kyuhyun menurunkan Eunhyuk ke bed besarnya setelah sampai di rumah orangtua mereka.
"Anni, lebih tepatnya kita berdua yang tidak semenyedihkan ini", Kyuhyun melepaskan kancing kemeja Eunhyuk, melepaskan pakaian yang dipakai kakaknya ini dengan pakaian tidur yang lebih layak.
"Good night kesayangannya Umma", Kyuhyun tersenyum ketika mengucapkan selamat tidur yang sedikit berlebihan. Ia mengelus surai Eunhyuk dengan pelan, ingin menstimulasi jika benar-benar Ummanya yang melakukan hal ini, hingga tak terasa ia juga ikut memejamkan mata dan tertidur di samping Hyung nya.
Pagi menjelang dan sedikit keributan terjadi di meja makan, hari ini lengkap dan rumah benar ini terasa seperti rumah yang sebenarnya.
"Aku bisa mengambil makananku sendiri", Kyuhyun merebut piringnya, anak ini benar-benar tidak suka dengan kehadiran Heechul di sekitarnya, mau namja yang menarik perhatian Appa nya itu bertingkah baik ataupun tidak.
TapTapTap
"Kyunna!", Kyuhyun sedikit berjingkat mendengar suara cempreng yang barusaja merusak telinganya.
"Ck Hyung, Kau kekanakan", Kyuhyun menarikkan kursi untuk Eunhyuk dengan kakinya, benar-benar adik kurangajar.
"Uhh nae dongsaeng, semalam Kau memelukku kan?", Tanya Eunhyuk menyenggol pundak Kyuhyun dengan nada menggoda.
"Ihh Kau yang melingkarkan tanganmu, bukan Aku", Kyuhyun menggigit sandwich nya sedikit rakus.
"Ah bilang saja Kau malu mengakuinya", Tangan Eunhyuk mencubit pipi Kyuhyun dengan gemas.
"Aish lepaskan, Aku katakan pada Appa tentang pants mu semalam baru tahu rasa", Ia mempunyai kelebihan mengancam orang memang.
"Ya! Cuci tanganmu dulu sana", Nada memerintah Kyuhyun menghentikan Eunhyuk yang akan mengambil sandwich miliknya.
"Ck, suapi kalau begitu", Gerutuan yang manis.
"Pemalas!", Namun Kyuhyun tetap menyuapkan yang Hyung nya minta.
"Kau jangan terus bermain-main, kalau Appa tahu apa yang sebenarnya Kau lakukan habislah kita berdua dan lagi jangan bermain-main di sekolahku, Aku tidak suka Kau diliriki oleh mesum-mesum yang ada di sana", Kyuhyun menasehati dengan suara lirih, ia tidak ingin Heechul yang sedang mencuci piring mendengar pembicaraannya dengan sulung yang seksi ini.
"Arraso",
"Hyukkie, bagaimana koas mu?",
Uhuuk~
Eunhyuk tersedak, sedangkan Kyuhyun hampir saja menjatuhkan makanan yang ia suapkan pada Eunhyuk.
"App—Appa, he..he lancar kok", Eunhyuk menjawab setelah mampu mengatasi masalah tenggorokannya.
"Baguslah, Apa banyak pasien yang Kau tangani?",
"Ahh it—itu… tentu saja", Eunhyuk mengangguk dengan mata yang melirik Kyuhyun waspada, namun Kyuhyun tidak memperdulikan keduanya, anak ini memperlihatkan perubahan wajahnya ketika Siwon datang kemari.
"Kyuhyun Kau kemarin keman—",
"Aku sudah selesai", Kyuhyun berdiri, padahal dari arah dapur Heechul barusaja mengambilkan susu untuk mereka semua.
"Ya~ mwoya, Kau mau kemana?",
"Aku harus segera mandi dan ke sekolah",
"Kita berangkat bersama ya?", Eunhyuk menawarkan hal yang tidak ia sadari menimbulkan guratan aneh di dahi Siwon.
"Ahh, maksudmu Kau mau mengantarku ke sekolah walaupun berlawanan arah dengan Rumah Sakit, Apa tidak apa-apa?", Kyuhyun merespon cepat, ia tidak ingin Siwon tahu jika Eunhyuk sekarang ini sedang bermain-main dan bukannya menyelesaikan masalah pasien di Rumah Sakit.
"Iya iya, it—itu maksudku, ah jadi Aku juga harus bersiap sekarang", Eunhyuk ikut berdiri dan merangkul adiknya yang jelas lebih tinggi darinya.
"Untung Kau menyelamatkanku", Ucapan terimakasih yang tidak langsung.
"Hampir saja, Kau selalu membuat orang lain cemas", Kyuhyun mengacak surai hitam Eunhyuk. Selama ini ada sesuatu yang keduanya sembunyikan dari sang Appa, ini bukan sebuah pemberontakan, hanya saja memang sesuatu yang ingin mereka hindari.
"Kau mulailah patuh, menjadi dokter bukan hal buruk dan bekerja di Rumah Sakit menurutku sangatlah mulia", Mereka berdua sudah memasuki kamar sehingga aman untuk berbicara masalah rahasia.
"Iya jika Aku menjadi pasiennya tidak masalah",
"Hyung!",
"Kau tahukan Aku tidah bisa melihat darah, mau membuat Hyung mu sekarat?", Eunhyuk sedikit pedas menanggapi ucapan sang adik.
"Bukan itu, Kau terlalu jauh jika menunjukkan nilai bagus mu pada Appa, Appa akan semakin percaya jika Kau nyaman, Hyung. Ia menganggap Kau baik-baik saja dengan yang ia pilihkan untukmu",
"Lalu apa masalahnya, Aku juga berusaha keras untuk mendapatkan nilaiku",
"Dan caramu sangat salah, juga menjijikkan!", Kyuhyun maju beberapa langkah dan membuat Eunhyuk mundur secara terus-menerus hingga terpojok pada dinding ber cat kuning di belakangnya.
"Tahu apa Kau?, Kau juga tidak ikut membantu, Aku tidak merasa salah, Kau bahkan juga mendapatkan apa yang Kau mau dariku",
"Aku menghargainya!, Aku tidak suka melihatmu pura-pura menikmati sentuhan orang asing, sok baik dengan wajah yang Kau buat sayu, mendesah kesakitan dan berakhir menangis seperti semalam, Kau sudah dewasa, harusnya tahu cara yang benar", Kyuhyun menunjuk kepala Eunhyuk, sedikit tak sopan namun niatnya memang baik.
"Andai Aku bisa pasti sudah kulakukan sedari lama, saat ini Aku hanya bisa mengatakan suka bahkan pada hal yang tidak Aku sukai, Kau paham hanya dengan menyogok atasan-atasan itu Aku bisa membayar mereka dengan jaminan nilai yang membuat Appa bangga", Eunhyuk mendorong dada Kyuhyun, ia meninggikan rasa percayanya, ia berjalan ke arah kamar mandi.
"Bahkan jika Kau yang memberiku uang, untuk hal seminimal ranjang akan Aku layani", Kyuhyun menutup matanya, ia tidak tahu sejak kapan Eunhyuk menjadi sebermasalah ini, benar-benar bukan Hyung yang selalu dibanggakan Umma nya dulu, anak itu sudah tidak sepenuhnya bersih.
.
.:. Money Honey .:.
.
"Wajahmu kenapa terlihat buruk begitu, Kyuhyun?. Kau bahkan mendapat nilai sempurna di ujian harian", Donghae memecah kesadarannya, sedari tadi Kyuhyun terus memikirkan Hyung nya yang sangat susah diatur.
"Tidak ada, hanya masalah kecil", Kepalanya ia gelengkan, ia tidak ingin membahas masalah Eunhyuk pada Donghae yang sama sekali tidak tahu bagaimana terbengkalainya keluarga Choi yang ia miliki.
"Kau kenapa lebih ingin bermain di sekolahku, tidak ada guru yang tampan atau berdompet lebih tebal dari Appa", Kyuhyun meledek Eunhyuk enteng, saat ini mereka ada di perjalanan menuju sekolah.
"Ha…ha, kadang Aku ingin didominasi oleh yang lebih muda dariku", Eunhyuk membenarkan eyeliner yang ia pakai saat menjawab.
"Maksudmu apa?",
"Temanmu itu, ia boleh juga untuk diajak make out", Eunhyuk mengedipkan satu matanya cantik. Kyuhyun terkejut, bukan dengan kata make out, lebih tepatnya 'temanmu', teman yang mana lagi jika itu bukan,
"Donghae…",
"Iya ?", Kyuhyun tidak sengaja menggumamkan nama Donghae di dalam lamunannya, ia baru sadar jika teman yang dimaksud Eunhyuk adalah Donghae, orang yang terlihat polos namun genius ini.
"Tid—tidak mungkin",
"Apa Kyu?", Kyuhyun tidak menjawab pertanyaan Donghae, malah ia beranjak pergi meninggalkan kelas tanpa permisi pada guru yang menjelaskan di depan.
Braakk
"Omo",
"Hyung, Kau salah orang", Kyuhyun mendekati meja Eunhyuk, ia berlari ke ruang kesehatan dan berharap cepat bertemu dengan orang yang menikmati buahnya itu.
"Salah apalagi?, Kau hari ini banyak sekali mengoreksiku",
"Jangan Donghae, sungguh… Dia bukan orang yang tepat",
"Ah jadi namanya Donghae, Aku semakin tertarik jadinya", Eunhyuk berandai-andai dengan menggemaskan.
"Hyung ayolah", Kyuhyun ingin sekali mencegah Eunhyuk yang lewat batas begini, Eunhyuk adalah tipe yang mudah sekali jatuh dan sulit sekali bangun, bahkan untuk namja yang sebaik Donghae, Kyuhyun pun menolak, mungkin ada hal lain yang ia coba tutupi.
"Kita taruhan kecil, jika Aku kalah Aku akan berhenti, tapi jika tidak Kau harus menjawab pertanyaanku",
"Lakukan!, apa taruhannya?", Kyuhyun merespon cepat, ia berubah menjadi sangat serius.
"Nanti malam Heechul Hyung akan menginap di rumah atau tidak?",
"Pasti, pelacur itu selalu memonopoli Appa setiap malam", Kyuhyun padahal hanya perlu menjawab ya atau tidak, namun ini sedikit panjang dan membuat Eunhyuk menyeringai manis.
"SALAH!, Yeii Aku menang, Kau harus menjawab pertanyaanku",
"Ap—Apa?",
"Nanti malam Appa akan ke Las Vegas, Hyung tidak adan berada di rumah", Eunhyuk menjulurkan lidahnya, anak ini manis jika bertingkah seperti pribadi ia yang biasanya.
"Astaga, Aku lupa", Kyuhyun tidak yakin jika yang dipertanyakan Eunhyuk selepas ini keluar dari konteks Donghae.
"Beritahu Aku jam 4 nanti, Apa yang dilakukan teman seksimu?",
"Seksi?", Kyuhyun tak yakin dengan yang dikatakan Eunhyuk, sedangkan Hyung nya jelas mengangguk.
"Dadanya, astaga… Apa yang ia lakukan hingga sekekar itu, Kau tahu sepertinya itu tempat ternyaman untuk kepalaku singgah", Kyuhyun diam, ia tidak bisa mencegah Eunhyuk.
"Katakan atau Kau lebih memilih melihat Hyung mu dicumbu rekan Appa?",
"Sial!", Kyuhyun diberi pilihan sulit, ya jelas lebih bagus Donghae dari segala hal.
"Baiklah, Aku hanya memberitahu saja, jangan aneh-aneh, ia selesai latihan basket di jam itu dan mungkin ada di ruang ganti",
"Waw, belum-belum sudah dihadapkan dengan ia yang telanjang, sangat bagus!", Eunhyuk memekik, ia seperti seseorang yang haus tontonan porno. Kyuhyun mengepalkan tangannya, ia sangat terpaksa karena ia adalah namja yang fair dan professional dengan taruhannya.
"Sungguh, Donghae bukan orang yang mudah, Aku takut ia menol—",
"Aku pastikan ia akan diam saja ketika kutarik resleting celananya", Eunhyuk terlalu percaya diri.
.
.:. Money Honey .:.
.
Jam empat telah tiba, Eunhyuk tersenyum mengingat jika ia mempunyai jadwal yang harus dilakukan saat ini. Ia menuju kaca besar yang ada di sudut ruangannya, melepaskan beberapa kancing kemeja hingga menyisakan beberapa saja. Wajahnya diposekan sayu dan terlihat ia memanyunkan bibir seksi tanpa kaku.
"Kau akan merasakannya, Sayang", Eunhyuk berjalan keluar dari ruangannya, pantatnya naik turun sedikit dibuat-buat, tapi tidak bisa dikatakan dengan bohong jika itu seksi sekali.
"Ruang ganti", Seringaiannya tercetak begitu mendapatkan yang ia inginkan.
Cklek
Ia bahkan menarik pengait kunci untuk mencegah orang luar masuk ke dalam sini. Langkahnya pelan, wajahnya ia tolehkan ke kanan kiri, ia melihat handuk putih di sebelah kirinya.
SEET
Entah apa yang ia pikirkan begitu saja menarik handuk tersebut dan segera melepaskan kain apasaja yang ia pakai sebelumnya. Semuanya terlepas, termasuk underware dan ia gantikan dengan lilitan handuk. Jujur saja ia sedikit gugup melakukan hal ini, namun yang namanya bukan amatir tentu ia mampu menghandle nya.
Tap…Tap…Tap
Eunhyuk tersenyum melihat orang yang berjarak lima langkah di depannya sedang membenarkan kancing kemeja. Tanpa suara Eunhyuk mendekati namja tersebut, bahkan dari belakang ia sudah tahu itu siapa.
"Ehm, Jogie…",
Donghae menoleh, Eunhyuk menangkap mata Donghae yang melebar melihat penampilannya yang sangat astaga, mengundang. Eunhyuk berjalan mendekat, wajahnya ia buat bingung, entah sandiwara apalagi yang ia buat kini.
"Jog—jogie, dimana kamar mandinya ya?", Donghae tersadar sejenak, pemandangan putihnya dada Eunhyuk memang sangat sayang untuk dilewatkan, ia bersumpah jika darahnya bedesir ke selatan saat melihat namja yang ia lihat pertama kali kemarin itu hanya dengan handuk untuk saat ini.
"Ah it—itu… di san—",
Greb
Tangan Eunhyuk mendarat di dada Donghae.
"Kau salah mengancingkan baju, Sayang…", Eunhyuk maju dan memojokkan Donghae, anehnya pinggulnya juga ia majukan hingga menabrak milik Donghae yang sudah tebalut celana.
"Emhh…",
'Di—dia mendesah?', Eunhyuk menutup matanya, ia menggigit bibirnya manja, ia ingin Donghae menatap ekspresinya ini. Tangannya yang harusnya membenarkan kancing yang ia rasa salah tadi malah terkesan meremas dada bidang tersebut. Anehnya, Donghae tidak komplain, tampan ini malah memejamkan matanya, merasakan jika pinggul namja kecil di depannya terus mendesak maju miliknya.
"Kau keras, Sayang…", Eunhyuk membisikkan sesuatu yang sensual di telinganya.
"Ap—apa?",
"Do you wanna play a moment?".
.
.
TBC
.
.
Berminat untuk dilanjut?
