Darky come back!! hope you like my second fic. With yaoi inside – it hink- and a bit of Ooc-ness. Don't read if you don't like it /\ _ /\
Disclaimer: Kishimoto-sensei, I borrow your Naruto. May I?
Pairing: certainly, SasuNaru
Warning: yaoi and a bit of OOC for next chapter
And the story begin...
~~ooO0Ooo~~
Prologue
Naruto's POV :
Sudah dua ratus tahun lamanya arwahku terperangkap di dalam kastil ini. Aku berharap suatu saat nanti akan ada yang bisa melepaskan ikatan antara arwahku dengan kastil ini. Namun jangankan ada orang yang masuk, lewat di depan kastil ini saja orang-orang sudah ketakutan setengah mati. Lantas, bagaimana arwahku bisa lepas kalau begini caranya? Aku harap pemuda ini bisa menolongku.
"Sasuke-sama yakin akan tinggal di kastil ini?" tanya seorang pelayan kepada tuannya. Yang ditanya hanya mengangguk pelan.
"Yah.., padahal saya suda mengingatkan anda berulangkali kalau kastil Namikaze ini berhantu," kata si pelayan dengan nada putus asa.
"Memang kau punya bukti kalau kastil ini berhantu?" sambar tuannya berusaha menampik pernyataan dari pelayannya itu.
Si pelayan menghela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. "Seperti yang telah anda ketahui, kata orang-orang sekitar sini dari arah kastil Namikaze sering terdengar suara dentingan piano diikuti nyanyian misterius setiap menjelang tengah malam," jelas si pelayan setahunya. "tapi terserah Sasuke-sama saja sih mau nya bagaimana." sambung si pelayan.
Seolah tak peduli, sang tuan berjalan santai melewati pintu kastil yang terbuka lebar. Meninggalkan si pelayan jauh di belakang. Sepasang mata hitam milik tuan bernama Sasuke itu menyapu seisi penjuru ballroom kastil Namikase. Emmm, aku rasa aku melihat sedikit rasa kagum dari raut wajah tuan ini. Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah untuk meyakinkan diriku bahwa ialah orang yang selama ini aku tunggu. Orang yang nantinya akan membebaskanku dari kastil Namikaze.
End of Naruto's POV
Sasuke's POV :
Aku sudah mendengar semua ceritanya dari orangtuaku. Ya, semua cerita dibalik misteri kastil Namikaze. Dulu sekitar 200 tahun yang lalu, konon keluarga Namikaze tewas dibantai oleh sekelompok pembunuh bayaran yang disewa oleh orang yang membenci keluarga Namikaze. Penduduk setempat yang merasakan adanya kejanggalan pada penghuni kastil ini kemudian beramai-ramai datang menuju kastil. Sesampainya disana, mereka terkejut mendapati penghuni kastil telah tewas mengenaskan. Akan tetapi mereka tidak menemukan keberadaan Namikaze Naruto. Putra dari Tuan Namikaze Minato dan istrinya. Juga kedua pelayan pribadi Namikaze Naruto. Yang ada mereka malah menemukan mayat pembunuh-pembunuh keluarga Namikaze.
Disaat itulah mereka mendengar suara dentingan piano dan nyanyian lagu sedih mengalun dari kamar Namikaze Naruto. Suara itu berhenti ketika bunyi tebasan terdengar dari arah yang sama. Orang-orang pun beramai-ramai naik menuju kamar Namikaze Naruto. Begitu pintu terbuka, mereka tidak menemukan keberadaan Namikaze Naruto disana. Namun cipratan darah jelas sekali menempel di beberapa bagian piano milik Namikaze Naruto. Sejak saat itulah setiap menjelang tengah malam, terdengar suara piano dan nyanyian lagu sedih dari arah kastil Namikaze. Penduduk setempat percaya itu adalah Namikaze Naruto yang sedang bermain piano. Seperti yang ia lakukan terakhir kali menjelang kematiannya.
Yah, entah cerita ini benar keberadaannya atau tidak aku tak peduli. Toh, aku saja mendengar cerita ini dari orangtuaku. Sudah begitu kastil ini telah dibeli oleh keluarga Uchiha sejak 70 tahun yang lalu. Jadi tidak apa juga kan kalau kutempati? Lagipula siapa tahu kalau sudah ditempati, hantu-hantu kastil -yang kata orang ada- akan segeran kabur dari kastil ini.
"Ow, lukisan itu bagus juga."
End of Sasuke's POV
Normal POV :
Sasuke berdiri mematung di hadapan lukisan over size yang menggantung di salah satu sisi ballroom. Sesosok anak lelaki yang tertawa riang di atas pangkuan ibundan. Di samping kiri ibu si anak, berdiri dengan gagah sesosok pria -yang sudah dapat dipastikan adalah sang ayah- tengah melingkarkan tangannya di bahu sang istri. Lukisan yang menggambarkan sebuah keluarga yang bahagia.
"Mereka adalah sebuah keluarga yang bahagia," ungkap Sasuke memuji nuansa yang sedang tersaji di hadapan matanya.
"Itu dulu," bisik sosok tembus pandang di belakang Sasuke. Pastilah Sasuke tidak dapat mendengar suara itu. Suara dari Namikaze Naruto.
TBC
~~ooO0Ooo~~
(darky's music mode: Tak Gendong by Mbah Surip o.0?)
Chappie 1 END!! yeay~ Jujur aja ya. Darky sempet merinding juga lho waktu ngetik fic ini. Jadi bingung letak horror nya dimana. Eh, darky juga mau nanya dijawab yow! Tahun 1800-an dah ada kamera lom yah?? +depaked+ purisu dijawabwu~~ Tyus mangap kalo chappie ini pelit beud -biasanya juga githuh. Maklumin aja baru prolog ini. Oh ya, buat semuanya 'MET LIBURAN' yah!!! __
Allora, mind to review?
