Disclaimer: I never own Hunter x Hunter, nor Kurapika or Kuroro. Thank you very much.
Straight pairing. KuroPika. Don't want to read, click exit. Thank you.
For you guys who continue reading it, I thank you all with my heart. If you won't mind, leave a review later on , please? Thank you. ^^
I am dedicating this fic for my senpai who loves KuroPika, WhityPearl.
"Kyaa! Lepaskan aku! Lepaskan!" Gadis berambut merah muda itu berteriak keras, saat seorang preman mesum memasukan tangannya , menjelajahi 'tempat' yang disembunyikan di belakang baju sekolah sailor itu. "Tidak mau, honey, nanti tidak akan menarik.." Ucap preman itu dengan nada menggoda.
Keasyikan dengan tindakannya, preman tersebut tak menyadari, sebelah kaki melayang ke arah kepalanya dengan kecepatan 20km per jam.
DUAGH!
Suara tersebut terdengar seperti melodi indah bagi sang pelaku, yang memandang penuh ancaman pada sang preman, yang merupakan korbanya. Sebuah benjolan besar, mungkin sebesar bakpao mencuat di kepalanya, tentunya berhias saus stroberi sebagai toping spesial di bakpao tersebut.
"A-apa..." Rintih preman itu kesakitan, sambil mengelus kepalanya dan melepaskan korban pelecehannya. Dia menatap yang bertanggung jawab atas adanya bakpao saus stroberiI di kepalanya yang tak berambut itu dengan penuh amarah.
"Ups, jangan salahkan saya paman. Anda telah melecehkan teman saya, jangan anggap saya akan memberi hukuman ringan untuk itu. Bakpao saus stroberi nampaknya tidak begitu indah di kepala anda , tuan, mari saya beri tambahan yang sama nikmatnya , yaitu bakso raksasa bersaus blueberry lezat." Ucap sosok berambut pirang keemasan pendek dengan nada serius , beserta seringgai menghiasi wajahnya yang setengah tertutup oleh ujung topinya.
"Kau!" Sentak pria itu seraya melemparkan tinjunya kearah sosok berambut pirang itu. Dengan cekatan, ia menghindar dari tinju batu preman itu, dan menghadiahi kening lebar preman tersebut dengan dua benjolan seukuran bakso raksasa, dan lama kelamaan, darah yang membeku berubah menjadi ungu dan simsalabim, jadilah bakso saus blueberry. Jangan dikonsumsi ya, anak-anak(?), karena bakso ini sukses membuat orang pingsan, mungkin koma di rumah sakit.
"Kau tak apa- apa, Neon?" Ucap sosok berambut pirang itu kepada Neon, gadis berambut merah muda tadi, yang merupakan teman baiknya.
"Tentu saja, Kurapika. Terima kasih atas bantuanmu." Ucap Neon dengan seulas senyuman tipis dimukanya.
Kurapika tersenyum dan mengajukan tangannya kearah gadis itu, membantunya untuk berdiri.
"Kerjamu bagus sekali Kurapika, wajah preman brengsek tadi sudah jelek sekali. Dia sudah seperti memiliki tanduk. Seperti babi hutan. " Tawa Neon terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya. Kurapika tertawa kecil, lalu mengelus kepala Neon lembut. "Berhati-hatilah. Kau ini, setiap hari, pasti ada saja yang terjadi padamu." Protes Kurapika pada Neon sambil merengut.
"Kurapika, berhentilah bersikap seperti kau ini ibuku!" Gumam Neon dengan pipinya yang digembungkan , menunjukan protes yang amat sangat pada sahabatnya itu.
Kurapika hanya tertawa melihat wajah Neon dan terus berjalan kearah rumah sewaan mereka berdua.
5: 40 a.m.
"NEON! BANGUN!" Bentak Kurapika sambil mengguncang-guncang badan sahabatnya itu dengan keras. "Ga mau." Erang Neon dengan manja sambil tetap menggeliat di bantal kesayanganya. "Neon.." Rintih Kurapika kesal dengan sifat keras kepala sahabatnya yang satu ini. Cring! Sebuah bohlam lampu muncul di atas kepala Kurapika, menandakan munculnya ide jail untuk membangunkan sahabatnya itu.
"Neon~ Kuroro datang menjemputmu tuh! " Ucap Kurapika dengan nada menggoda, dan kini rencananya berhasil. Neon langsung berdiri dari ranjangnya, ke kamar mandi, pakai baju seragam lalu, tentu saja, make-up. Bukan Neon namanya kalau tidak berdandan!
"Dimana dia Pika-chan? Apa dia dibawah? Dia menungguiku? Aduh.. tak enak rasanya.. Aku membuat dia menunggu!" Oceh Neon tak henti-hentinya. "Ne-" "Aduh... tak baik bagi perempuan untuk membiarkan laki-laki menunggu!" Potong Neon dengan panik. "Neo-" "Bagaimana ini? Aduh, aku harus berdandan cantik sekali untuk hari bersejarah ini!"Potongnya lagi. "Neon-" "Hwaaa! Baga-"
"NEON!" Bentak Kurapika kesal , dengan puluhan(?) sweat-drop menghiasi kepalanya. "Aku hanya berbohong. Berhenti panik , dan mari kita sekolah!" Ucapnya sambil menarik Neon kebawah.
"Eh? Eh?" Neon pun kelabakan dengan pernyataan Kurapika, saat sadar seutuhnya ia pun memakan sarapannya dengan wajah masam dan cemberut.
Kurapika menahan tawanya saat melihat wajah Neon yang lucu hingga mukanya memerah. Neon menatap tajam Kurapika dan tindakan itu sukses membuat tawanya meledak. "Hentikan! Itu tidak lucu!" Bentak Neon dengan wajahnya yang memerah.
"Ma-Maaf.." Ucap Kurapika disela-sela tawanya. Neon hanya cemberut dan dengan kasar ia taruh garpu dan pisau di tangannya. "Aku sudah kenyang. Ayo pergi!" Ucapnya sambil berjalan cepat meninggalkan Kurapika.
"Uph.. hahaha... Ne-Neon, kau lupa akan tasmu!" Panggil Kurapika , tentu saja dengan tawanya yang belum juga mereda.
Langkah Neon terhenti, ia berbalik dan merampas tasnya dengan muka cemberut dan pipi yang memerah. Kurapika menahan tawanya lagi dan jalan berdampingan dengan Neon.
Kuroro's POV
"S-Senpai, a-aku suka padamu!"
Yak, itu pernyataan cinta pertama di hari ini. Wait, jam berapa ini? Oh, jam 7. Rekor baru. Hahaha.
Yup, seperti yang anda semua lihat, aku adalah murid terganteng dan terkece di sekolah HxH High ini. (Author: Geer bgt lu. == Kuroro: Diam. *death glare*) Tak heran bukan, semua siswi di sekolah ini pasti , dengan waktu mengalir, manyatakan cintanya padaku.
Hm... Mungkin baik, jika aku memainkan gadis berambut ungu yang kutahu bernama Machi ini? Hm~ Tentu saja baik. ( Author: Dalam Kamusmu saja Kuroro Lucilfer. == Kuroro: Bisa tidak kau tak menggangguku terus? Author: sayang , tak bisa.)
"Hm... Machi-chan." Panggilku.
"Ya?" Ucapnya sambil mendongkakan kepalanya , menghadap kearahku.
Kupeluk bahunya dan kutangkap bibir lembut gadis itu. Gadis itu membulatkan matanya kemudian menutup matanya untuk menikmati sensasi yang kuberikan padanya. Kutempelkan badanya yang ramping ke tubuhku, menikmati sentuhannya.
Tak lama , kulepas pangutanku di bibirnya, dan tersenyum lembut, "maaf, kau bukan tipeku. Terima kasih, rasamu lezat. Boleh kuminta sekali lagi?" Sebuah seringgai muncul di mukaku. Betul yang kukatakan tadi, rasa gadis itu memang sangat lezat, aku tak berbohong. Rasa semua gadis itu sangat lezat dan memberiku rasa yang sensasional. Aku sudah melupakan semua gadis yang menjadi korban napsuku.
Wajar bukan? Anggap saja kau memakan berbagai macam kue yang lezat, keesokan harinya kau lupa karena begitu banyak kue yang kau makan bukan? Sama sepertiku, bedanya , kue-ku itu adalah perempuan. Yang paling lezat tentu saja yang sexy. Ups, hahaha, aku keceplosan. Tapi bukanya setiap kaum adam berkata begitu? Hahaha, tak usah malu, memang apa yang kukatakan benar adanya kan?
Oh ya, aku melupakan gadis didepanku ini. Mukanya memerah, sungguh reaksi yang membosankan. "Senpai~" Panggilnya dengan nada menggoda. Uwah, membosankan sekali. Seperti biasa, kupasang muka palsuku dengan kerennya. "Ya?" Jawabku. "Aku milikmu seutuhnya senpai. Kau boleh mencampakanku kapan saja Senpai, aku adalah mainanmu. Tugasku adalah membuat senpai puas, bila kau tak puas , kau hanya butuh membuangku, bukankah itu aturan setiap mainan?" Ucapnya dengan sangat menggoda. Ooh, jangan sangka aku tak biasa dengan ucapan seperti ini. Setiap perempuan berkata begini kepadaku.
Kusembunyikan seringgaiku , dan senyum dengan menawan," Tentu saja." Aku pun menciumnya lagi, tentu dengan sangat hot. Hahaha, maklumilah, kebiasaan. Dan kuperlakukan gadis itu sesukaku , dan tentu , kubawa ketempat rahasiaku. Hahaha, aktifkanlah otak mesum kalian, karena author bego ini ga bisa mengerti yang ingin kukatakan. (Author: Diem. ==)
Hahaha... Kalian semua ingin memanggilku apa, iblis? Kuakui, memang , aku ini iblis pencabut keperawanan. Haha! Puas kalian? Ingin menjadi korbanku? Katakanlah kata-kata ajaib barusan, aku akan muncul dan menerkam kalian. Hahaha! (Author: Iiih, siapa juga yang mau jadi korbanmu? Cih, kegeeran! Kuroro: Terserah you. =="")
Kurapika's POV
"Machiakari hanayaka ,EETERU masui no tsumetasa ,nemurenai gozen niji ,subete ga kyuusoku ni kawaru, " lagu yang sedang kudengar dari earphone Ipod-ku terngiang di kepalaku. Terkadang , bibirku bergerak menyenandungkan lagu itu pelan.
"Kurapika, kau suka sekali lagu itu ya?" Tegur Neon sambil menepuk bahuku. "Lumayan, entah kenapa nampaknya benar-benar enak di dengar saat ini." Gumamku pelan, sambil senyum. "Terserah, tapi para banteng mulai berdatangan tuh." Ucap Neon sambil menyengir kuda, menunjuk ke arah segerombolan fan-girls-ku yang sedang berlomba lari , tentu saja, aku tak lain sebagai garis finish mereka. Ya, benar sekali. I'm so dead.
"Kurapika Senpai! Tolong makan sianglah denganku hari ini!" Salah satu dari mereka berhasil merengut tanganku dan memeluknya ke... er.. etto... dadanya. Jangan salah paham dulu! Aku ini perempuan juga!
"Maaf, seperti biasa aku akan makan bersama-" "Tidak denganku tentu saja!" Ucap Neon sambil men-death glare-ku dengan artian ´Jangan masukan aku ke masalahmu lagi, BAKA!'. Aku hanya ber- sweat dropped –ria , lalu tersenyum bingung.
"Jadi , senpai bisa kan?" Ucap sang junior itu dengan memasang puppy eyes andalannya. Aku dengan bimbang menggeleng, lalu, seperti biasa, gagal mengambil langkah keluar. Sial!
"Senpai! Aku membuatkan bekal untukmu !" "Senpai! Ajarkan aku matematika ya?" "Senpai! Aku suka padamu!" "Kurapika-kun, ayo kita pergi hang-out!" "Kurapika sayang, kau tak mau mengecewakan senpai-mu ini kan?" "Kurapika!" "Pangeranku!"
Wow, seperti biasa, para gadis-gadis entah junior atau senior mengucapkan kalimat itu sampai aku sudah menghafalnya sampai titik dan komanya. Oh ya ampun, mana pangeran hitamku? Penyelamatku? Hahahaha, mungkin kalimatku sukses menunjukan aku suka padanya. Aku .. Bukannya suka, tapi ga benci juga, tapi, memang pangeran Kuroro selalu membantuku kabur. Bukan dengan intensi-nya tentunya. Itu hal yang tanpa sengaja ia lakukan.
Kalau tentang panggilan, itu emang panggilan buatnya sesekolah kok! Aku dipanggil pangeran putih dan dia pangeran hitam. Aku agak kesal, karena taulah kalian, aku ini perempuan! Perempuan mana yang tak kesal di panggil pria ?
Dan, pria itu, maksudku sang pangeran hitam, Kuroro Lucifer selalu menatapku dingin. Mengapa? Gampang, ia merasa posisinya terancam dengan keberadaanku. Tapi sorry aja, aku ga minat jadi pangeran nomor satu di sini.
Yap, terima kasih dengan bualan pikiranku sedari tadi, itu cukup memakan waktu hingga sang pangeran tiba , dan tersenyum , dengan senyum palsunya yang tetap sukses membuat syndrome pelepasan darah dari hidung di sekitarnya. Para gadis , mulai blushing-ria dan ber- KYAAA-ing , lalu mengeremuni pria itu.
Ia menatapku dengan senyum kemenangan, aku hanya tersenyum balik , pura-pura tak sadar akan arti senyumnya itu. Ia menatapku aneh dan bingung, sukses membuatku memalingkan wajah, bukan karena blushing atau apa. Tapi untuk menahan tawa-ku karena ekspresinya yang priceless itu. Hahahaha!
Kuroro's POV
gozen yoji no kooru de me o samasu
"kinou dare to doko ni ita" nante
iinogare to iiwake o kougo ni
tsukaiwakete tanoshinde'ru
I wake up to a call at 4 a.m.,
being asked "Where were you yesterday and who were you with?"
Using both evasive languages and excuses,
I'm actually having a lot of fun with this conversation.
"kimi dake da yo" nante ne
betasugi waraechau
dareka to tsunagatte itai dake
Things like "You're my only one",
I say it so often that I can laugh about it all day long.
I simply enjoy "doing it" with someone, you know?
Hahahaha, Aku suka sekali dengan lagu ini. Aku suka menyenandungkannya, karena lagu ini aku banget. Kau tahu kan apa yang kumaksud? Yup, itu sudah rutintitasku melakukan 'itu' setiap hari. Hehehe, aku memang hebat.
Yah, aku emang pangeran nomor satu di sekolah , jadi, wajar , semua murid perempuan mau diambil ke'perawanan'nya olehku. Haha, hebat kan? Hohoho, aku tahu , aku memang hebat.
Sebagai murid yang tampan dan jenius sepertiku, tak perlu di tanya , akulah murid emas mereka. Aku bisa saja mengambil posisi OSIS dengan gampang, sayangnya aku sibuk.
Yah, sayangnya , aku memiliki musuh di sini, siapa lagi selain Kurapika Kuruta, sang pangeran putih. Huh, bishounen seperti dia apa bagusnya sih? Memang kulit putihnya itu menggoda, tapi apa tidak terlalu lembut dan halus seperti perempuan? Kulit putih porselen-nya itu memang salah satu daya tariknya. Beberapa teman-ku malah menjadi gay karena orang itu.
Matanya biru laut, bening dan menyegarkan, dengan bulu matanya yang lentik itu, matanya adalah mata terindah yang pernah kulihat, dan , dibanding hot atau macho(boyish) , kurasa matanya itu terlali feminim untuknya. Tubuhnya juga kurus, seperti perempuan. Dadanya saja yang kurang. Tapi , secara keseluruhan , dia termasuk cantik. Aku saja sempat mengiranya sebagai perempuan. Dasar cowo cantik menyebalkan.
Kurasakan mukaku memanas saat memikirkannya. Ya ampun, masa cowo sekece aku jadi ga normal karena cowo cantik itu? Cih! Aku ini normal!
A/N: I am not a humorous person or something like it. Sorry. I'm trying to make the words not totally formal, but sorry if it makes you dizzy or something. I appreciate critics, but please, not a useless flame. Thank you very much .
