"Arrrgghh~"
Sebuah desahan kasar yang dibarengi dengan lenguhan keras terdengar menggema di sebuah kelas yang cuma ada satu penghuninya. Remaja pirang yang menempati kelas itu, melepaskan earphone yang sudah lebih dari tiga jam melekat menutupi indera pendengarannya. Setelah melakukan itu, dia bersandar sembari mencoba menormalkan deru jantungnya yang berdetak lebih cepat karena sensasi adrenalin serta ketegangan yang tadi ia rasakan.
"Tadi itu sangat gila! Mengalahkan satu Boss saja membutuhkan dua belas orang party dengan durasi tiga jam dua puluh dua menit, aku tak percaya bisa menjadi salah satu player yang berhasil meluluskan dungeon gila itu untuk yang pertama kali. AKU SUNGGUH BERUNTUNG~!"
"Beruntung? Mungkin itu benar. Kau beruntung karena kau bertemu denganku sekarang."
Kesenangan itu seketika lenyap saat suara feminim yang terdengar kalem mengintrupsi perhatiannya. Remaja pirang penghuni asli kelas itu menoleh perlahan ke arah kanan dengan perasaan was-was, tapi dia tidak bisa menyangkal kalau kematian sudah menjemputnya.
"I-IA?" Panggilnya terbata.
Gadis yang dipanggil hanya menatap datar wajah gugup yang dimiliki remaja pirang di depannya. Namun setelah beberapa saat, wajah penuh ketenangan itu lenyap. "Kenapa kau tidak menghadiri ruang rapat tadi!?" IA langsung meluapkan semua kekesalan yang sedari tadi dia tahan selama hampir lebih tiga jam.
"Ahh! Itu ada alasannya kok, a-aku bisa menjelaskan!"
Kedua mata IA menyipit lebih tajam, "Tidak perlu menjelaskan suatu hal yang sudah jelas-jelas terlihat di depanmu matamu!"
Remaja pirang yang memakan api amarah itu melirik ke arah laptopnya berada. Disana sangat jelas terpampang avatar dari game yang dimainkannya, masih tampak jelas juga player lain sedang merayakan kemenangan yang mereka capai dengan susah payah. Susah payah karena harus mengorbankan waktu, pikiran, serta kesepuluh jari tangan yang sudah terasa seperti mengalami pembengkakan permanen. Itu menyakitkan.
Remaja pirang itu mengarahkan jalur pandangnya kembali ke arah gadis yang menjadi lawan bicaranya. Kegugupan kembali menyerang saat matanya saling bertatapan dengan mata yang tak sedikitpun memancarkan sebuah rasa senang, "Baiklah, A-Aku salah. Maafkan aku."
IA mengangkat sebelah alisnya. "Dan...?"
"Aku akan mengabulkan semua yang kau inginkan."
"Hmph!" IA mendengus. Terbesit rasa puas di hatinya, "Kalau begitu, penuhi tugasmu besok, Hio!"
Remaja pirang yang memiliki nama panjang Yohio Loid namun akrab dipanggil Hio itu mengambil sebuah proposal yang disodorkan oleh IA, Hio membacanya sejenak. "Ini lagu baru yang kau beritahu beberapa hari yang lalu?"
IA mengangguk. "Produsernya menyutujui kalau kau yang akan membawakan lagu itu, tentu saja itu juga karena aku yang merekomendasikanmu karena yang lain juga sedang memiliki prospek sendiri."
Hio melanjutkan membaca isi proposal yang IA berikan dengan penuh keseriusan, di bagian akhir ada deretan lirik dari dua lagu yang berbeda. Setelah benar-benar memahami isi dari tumpukan kertas itu, Hio menatap kembali IA. "Apa aku sudah mendapatkan ijin dari pihak Sekolah?"
"Aku sudah mengurus hal itu tadi." Gadis itu bersidekap. "Besok, kau akan pergi dengan SeeU."
"Kenapa bukan denganmu?" Hio mengangkat sebelah alisnya saat melihat IA mulai gelagapan. Kenapa gadis ini? Itulah yang dipikirkan oleh Hio.
"B-Besok, aku juga diharapkan datang untuk mengisi BGM dari sebuah anime yang baru-baru ini mulai besar namanya. Jadi, maaf a-aku tak bisa." IA menunduk. Menyembunyikan rona merah yang dia yakini sudah tampak sangat jelas sekarang.
"Oh." Hio kembali memutar tubuhnya ke arah laptop yang masih menyala. Setelah mematikan dan memasukkan kembali laptop miliknya ke dalam tas, ia berdiri. "Ayo! Aku antar kau pulang."
[Trial and Error]
Disclaim ~ I don't own anything
About Song ~ I don't owner too
Warning: Dikarenakan Author ini masih Newbie, jadi masih membutuhkan belaian sayang –ehh! maksudnya, masih butuh bimbingan.
.
Just Beginning!
Vocaloid, sebuah nama yang sudah tak diragukan lagi keberadaannya di kancah dunia permusikan sebuah negara yang tanahnya dipenuhi oleh bunga sakura. Grup yang baru didirikan sekitar satu tahun yang lalu itu kini mengundang banyak perhatian publik, bukan hanya masyarakat biasa, tapi juga beberapa produser ternama yang sudah menggeluti dunia penuh lantunan suara dan melodi itu juga mulai terpikat karenanya.
Dalam enam bulan terakhir, banyak sekali animator serta sutradara yang mengusulkan Vocaloid untuk menjadi pengisi BGM inti dalam film-film yang mereka garap yang akhirnya berhasil disetujui oleh Sang Produser.
Nama Vocaloid sendiri tak langsung tenar seperti sekarang ini, karena Vocaloid bukanlah sebuah grup musik yang dibentuk di sebuah studio musik ternama. Namun karena Vocaloid sebenarnya merupakan sebuah Grup Vocal yang dibentuk oleh beberapa remaja di Sekolah mereka, mereka membuat Grup tersebut juga tak asal-asalan. Bukan karena tuntutan, tapi karena kemauan.
Awalnya anggota Grup itu hanyalah empat murid, total jumlah minimum untuk membuat sebuah Grup ekstrakulikuler. Awal sebelum lahirnya Grup itu, banyak sekali kontroversi yang terjadi. Namun karena adanya sebuah keteguhan dan sebuah komitmen, pihak Sekolah memutuskan untuk memberikan stempel persetujuan.
Kendala juga tak berakhir sampai disitu. Ruangan tempat berkumpulnya para anggota Vocaloid menjadi sebuah masalah kembali, banyak dari Grup ekstrakulikuler lain yang menyatakan keluhan kepada pembimbing mereka tentang berisiknya latihan anggota Vocaloid, dan akhirnya tempat Vocaloid berlatih dipindahkan ke sebuah bangunan bekas gudang yang sudah sangat lama tidak terpakai, terlebih bangunan tersebut terpisah dari gedung sekolah.
Mereka merasa seperti diusir, namun mereka masih tetap memiliki sebuah keyakinan. Karena diusir masih lebih baik daripada dibubarkan.
Awal nama Vocaloid dikenal karena sebuah keisengan yang tak sengaja mereka lakukan. Saat itu hari sudah menjelang malam, karena sudah merasa kelelahan secara mental salah satu anggota mengusulkan untuk membuat sebuah video cover dari sebuah lagu yang memiliki lirik seperti sebuah cerita. A Little Piece of Heaven.
Awalnya mereka sempat ragu memakai lagu yang tak biasa itu, disebut tak biasa alasannya memang banyak unsur gendre musik yang terkandung didalamnya. Namun karena murid yang mengusulkan untuk membuat video itu memberikan sebuah keyakinan bahwasanya video itu hanya untuk melepas penat, maka akhirnya mereka semua setuju.
Dua murid menjadi Main Vocal, dan dua murid lainnya menjadi Backing Vocal yang memiliki tugas untuk memberikan efek-efek mengerikan yang biasa muncul di lagu itu. Untungnya kedua pasangan tersebut masing-masing berbeda gender, jadi dalam pengkolaborasian lagu tersebut tak memiliki kendala.
Video selesai dibuat. Keempat anggota Vocaloid langsung melihat rekaman tersebut, dan mereka serempak tertawa saat melihat adegan siswa yang menjadi Main Vocal mencontoh adegan penuh penyesalan seperti yang berada pada videoclip di lagu itu, sementara siswi yang menjadi lawan Main Vocal siswa tersebut terlihat seperti sedang menahan tawa.
Dan esok harinya nama Grup mereka akhirnya mendapat sebuah respon, karena video tersebut mereka sepakati untuk diunggah ke sebuah jejaring sosial.
...
...
...
"Ahh~, aku jadi teringat masa-masa menyenangkan itu." Hio yang sedang duduk untuk menunggu kedatangan sutradara yang mengundangnya, tersenyum karena teringat sebuah kenangan yang paling tidak bisa ia lupakan.
SeeU yang mendampingi remaja pirang itu menoleh penuh tanya, "Yang mana?"
Hio menoleh. "Jangan pura-pura tidak tahu, kau 'kan juga ikut mendapat peran sebagai Backing Vocal bersamaku waktu itu."
SeeU terdiam berpikir. Kemudian dia terkekeh imut, "Maksudmu, pembuatan video cover pertama kita?"
Hio nyengir lebar. Selebar mulut kuda, "Benar sekali. Aku masih bisa mengingat ekspresi dari wajah Vy waktu itu, aku benar-benar tak bisa melupakannya." Hio tertawa dengan suara lumayan keras, membuat beberapa staf menoleh ke arahnya. SeeU segera menghentikan tawa itu.
"Akan lebih lucu kalau kita mengingatnya bersama Vy dan IA." SeeU kembali terkekeh imut.
"Benar juga." Hio menyandarkan punggungnya. Matanya yang menatap ke atas menerawang jauh ke masa lalu, "Aku ingin kita bisa sering bersama seperti dahulu. Merasakan penderitaan dan kesenangan, mengekspresikan tangis dan tawa, belajar untuk menahan amarah dan terus bersabar bersama-sama. Itulah kita. Vocaloid. Arti dari kebersamaan."
To be Continued...
.
A/N: Err... bagaimana pemirsa?
Bagus?
Jelek?
Namanya juga masih Newbie, jelek itu dominan. Huahahaha...
Okelah, aku mau memberi catatan kalau aku akan memakai karakter dari Vocaloid series ke-3 saja. Jadi gak akan ada Miku, sori ya...
Mungkin ini hanya sebuah awalan, jadi gak begitu jelas alurnya.
Fic ini akan aku usahakan untuk UP dua hari sekali. Tapi ya 'gitu... wordnya pasti cuma 1k aja, gak lebih.
Paham? Sip...
Sampai disini aja. Salam CINTA untuk Dedek SeeU.
.
Ramiel de Answer.
