Dejun benci alpha. Ia memilih menyukai beta paling pendiam di kampusnya. Namun, sial karena pria itu ternyata seorang alpha juga. Dan semakin sial lagi, karena pria itu calon matenya!

*

Character:

Hendery x Xiaojun Wayv

dan karakter lain.

Mengandung:

Boy x boy, omegaverse, romance

Disclaimer:

Karakter milik SM entertainment, keluarga, fans, dan Tuhan. Cerita milik author.

Note:

[190513] Ini pertama kalinya aku nulis dengan tema omegaverse, I'm so excited to publish this work here. So, please enjoy!

*

Dejun adalah omega yang mungkin sedikit berbeda dibanding temannya yang lain. Masyarakat mungkin selalu suka —cenderung memuja— alpha yang mendapat semua spotlight dengan segala kehebatannya. Namun, si Xiao memiliki pendapat yang berbeda. Untuk beberapa alasan, ia sangat membenci yang namanya sosok alpha. Dibanding mengharapkan seorang mate yang mendominasi dirinya, ia lebih memilih sosok biasa saja, beta yang bisa berjalan di sampingnya, dan tidak banyak bicara.

Itu yang dia harapkan dari Hendery Wong.

Pria itu mungkin tidak mengenal Dejun karena siapa juga yang peduli dengan omega? Namun, si Xiao senantiasa memandangi pria itu dari jauh. Hendery sangat terkenal, bukan karena dia alpha atau karena dia luar biasa. Itu karena sikapnya yang cenderung pendiam dan tidak ada satu pun yang tahu dia orang yang seperti apa. Tidak ada yang berteman dengannya karena pria itu menutup dirinya. Beberapa orang bodoh yang penasaran mencoba menganggunya, tapi besoknya langsung di-drop out dari universitas.

Mereka memanggilnya Lone Wolf.

Hendery memang serigala penyendiri—berbahaya dan lain dari yang lain. Kata mereka, ia hanya produk gagal, satu-satunya beta dari keluarga yang semuanya alpha. Keluarga itu punya hubungan rahasia dengan orang-orang inti di universitas. Sisanya samar. Dejun tidak tahu itu benar atau tidak, tapi ia sudah terlanjur jatuh cinta pada si Wong hari itu juga. Ah, tidak perlu diceritakan lebih rinci sebab isinya akan membuat hati setiap orang meleleh. Si Xiao tetap yakin jika sosok dingin itu pasti memiliki alasan tersendiri bersikap begitu.

"Melamun terus!"

Kun menyadarkan Dejun.

Ah, ya, mereka sedang duduk di kantin ketika jamnya sedang kosong. Ada waktu selang sejam lagi sebelum ia memasuki kelas lainnya. Jadi, Dejun memutuskan makan berdua dengan kakak tingkatnya sambil mengobrol singkat. Namun, obrolan mereka terhenti di topik tentang Hendery dan tiba-tiba si omega melamun begitu saja. Apalagi ketika pujaan hatinya langsung lewat di hadapannya begitu saja sesudah ia memikirkannya. Seperti bertakdir saja!

Dejun hanya terkekeh, "Aku hanya berpikir jika Hendery itu tidak aneh."

Matanya masih tertuju ke kursi paling ujung di sudut kantin. Si Wong kini duduk sendirian dengan sweater berwarna pink dan tampak agak mencolok. Hendery meskipun tertutup, tetapi dalam hal berpakaian memiliki selera yang cerah. Itu dari pengamatan Dejun sejauh ini. Beta itu menyantap makanannya dengan tenang dan bahkan tidak ada satupun manusia yang berani berada di dekatnya. Ya, sebegitu menyendirinya dia, sampai-sampai makanannya pun pasti dibawa dari luar untuk menghindari berbicara dengan penjaga kantin.

Dejun memilih menyantap burger yang baru ia beli.

Memikirkan Hendery hanya membuat jantungnya tidak sehat. Melihat ia makan saja sudah membuat Dejun puas. Pria asal Guangdong itu benar-benar berhasrat ingin mengetahui seluk beluk si misterius itu. Dari luar, si Wong kelihatan seperti kebanyakan mahasiswa lain yang berasal dari major ilmu politik. Ia datang ketika ada jadwal dan sesudahnya, pulang ke entahlah —tidak ada juga yang tahu alamatnya. Bedanya lagi dengan mereka yang banyak mendumel tentang koruptor, ia hanya berbicara seperlunya saja.

"Tapi, Lone Wolf itu benar-benar aneh, menurutku."

"Memangnya apa yang aneh?" tanya Dejun.

"Dia seperti bukan beta."

Ia langsung mengerutkan dahinya ketika mendengar perkataan dari kakak tingkatnya itu. Aneh karena semua orang di kampus setuju jika si Wong adalah seorang beta. Dia tidak mengeluarkan pheromone dan tidak tertarik dengan omega. Lingkungan Universitas Nasional Seoul ini sangat didominasi oleh alpha dan beta. Omega menjadi kelangkaan dan selalu dikerumuni. Ketika Dejun yang merupakan salah satu makhluk berharga di kampus itu berbicara dengannya, ia hanya diam lalu menjauh. Mungkin alpha yang terkenal sekalipun akan tetap barbar seketika, tapi Hendery berbeda.

Bukankah tidak ada bukti lebih kuat lagi?

"Maksudmu?"

Kun menaikkan bahu, "Aku sendiri seorang beta, tetapi aku merasa ia sedikit lain. Seperti, dia berada di tingkat yang berbeda. Beta tidak mungkin bisa membuat jejeran alpha preman itu di-dropout begitu saja. Memang mereka dari dulu kebal dari hukuman dan tiba-tiba Lone Wolf itu langsung membuat mereka dikeluarkan. Dia pasti bukan orang biasa."

"Memangnya menurutmu dia apa?"

"Alpha. Dominan garis keras."

"Tidak mungkin."

Si Xiao menggeleng.

Ia benar-benar yakin jika Hendery adalah seorang beta. Semuanya, dari fisik sampai ke sifatnya menunjukkan bahwa dia adalah beta. Seorang alpha tidak menyembunyikan dirinya sendiri dari khalayak. Mereka adalah makhluk yang egosentris, dan berpikir jika dunia berputar hanya untuk mereka. Seorang dominan juga memiliki fisik yang dibanggakan, kekar dan tinggi seperti Lucas contohnya. Namun, Lone Wolf itu jelas tidak seperti itu. Ia biasa saja. Tidak submisif, tidak juga dominan.

Meski, ada rumor soal latar belakang keluarganya.

All-alpha family.

Itu masih rumor!

Dejun menolak percaya jika memang hal itu benar. Ia tidak ingin menyukai alpha lagi dan jatuh ke lubang yang sama. Meski kata mereka, takdir seorang omega adalah untuk menghabiskan hidupnya dengan alpha. Ia tak acuh jika memang tidak bisa mating dengan beta, yang penting mereka bisa menikah dengan legal dan hidup dengan damai. Tanpa anak sekalipun tak apa. Menjalani hidup yang biasa-biasa saja adalah impian si Xiao sejak dulu.

Ia menatap Hendery lagi di ujung sana.

"Dia pastinya bukan alpha," gumam Dejun.

"Tidak ada yang tahu."

Ya, dan begitulah makan siang mereka.

Dejun sebagai mahasiswa di major ilmu komunikasi kembali melanjutkan mata kuliahnya. Sementara Kun yang sudah tidak memiliki jadwal kuliah memutuskan pulang. Tentu saja, hari yang indah dijalani omega itu dengan menyenangkan. Ditraktir Kun siang tadi. Memandangi Hendery di kantin. Dosennya berbaik hati dan berkata memberikan nilai baik untuk dirinya. Lalu pulang tanpa membawa tugas.

Benar-benar hari yang sempurna!

Pulang melewati jalan tikus di sekitar kampus menuju ke apartemen kecilnya. Jalanan memang sepi, hanya ada dirinya sendiri di situ. Langkahnya ringan ditemani senandung lagu-lagu dari earphone yang dia pakai. Senyum tercetak di wajahnya ketika ia mencapai sisi jalan raya yang sangat padat akan kendaraan sore itu —karena jam pulang. Tinggal menyebrang saja maka ia akan sampai ke tempat tinggalnya.

Baru ingin melangkah dari tempatnya, lengannya malah ditarik oleh seseorang.

"Hati-hati!"

Dejun sedikit kaget karena seruan pria itu. Ia berhenti dari gerakannya lalu menoleh ke belakang. Sebelum matanya menangkap sosok itu, hidungnya sudah terlebih dahulu menangkap pheromone yang kuat. Bau seorang alpha yang membuat kepala omega itu pusing —aroma yang ia benci. Mendapati sosok pria yang sangat ia kenali masih mencengkram lengannya dengan erat, si Xiao langsung terhentak sedikit.

Hendery.

Dirinya, tidak salah lihat kan?

Si Lone Wolf yang terkenal baru saja mencegatnya dan berbicara terlebih dulu dengannya. Dulu, ketika Dejun hendak mengajaknya berkenalan, ia langsung tak diacuhkan. Mendengar suaranya seperti mendengar berita ayam jantan bertelur. Demi Tuhan, si Xiao hampir meloncat kegirangan di tempat karena pujaan hatinya akhirnya memperhatikan dirinya setelah sekian lama. Jantungnya benar-benar tak karuan ketika ditatap langsung oleh pria itu.

Dan yang paling penting, ia tidak salah mencium bau kan? Tidak mungkin seorang beta bisa mengeluarkan pheromone. Tidak mungkin Hendery memiliki aroma seperti itu. Karena, biasanya, tidak ada aroma begini di dekatnya. Dejun sedikit melirik ke arah kiri kanannya dan menemukan beberapa orang lain yang ingin menyebrang jalan. Ia lalu berpikir positif. Ya, bisa saja pheromone itu dari mereka yang lain kan? Si omega lalu hanya memasang raut kebingungan.

"Lampunya belum berubah warna. Kau sudah mau menyebrang."

Dejun baru menyadari kebodohannya tadi dan langsung tersenyum canggung, "Terima kasih."

"Hati-hati."

Si omega hanya mengangguk patuh. Entah kenapa rasanya benar-benar aneh. Hendery berbicara kepada dirinya dengan santai —seolah sudah saling kenal. Padahal, ini pertama kalinya mereka saling berbicara. Yang anehnya lagi, kenapa pria itu peduli kepada dirinya? Jika mau, si pria Macau bisa saja membiarkannya berjalan dan tertabrak kendaraan. Namun, ia memilih menegur seorang mahasiswa ilmu komunikasi yang selalu menganggunya dulu. Kemana sosok misterius yang irit bicara itu?

Ah, hari sempurna seorang Xiao Dejun terasa semakin sempurna.

Semakin tidak realistis pula.

TBC.