because i love you, that's why © black paperplane (2012)
axis powers hetalia © hidekaz himaruya
romance drabbles/oneshots
spamano/summer paradise - simple plan
Musim panas, Mediterania. Matahari bersinar terik, langit biru bersih tanpa awan. Waktu yang sebenarnya bagus untuk berkebun. Tapi jangan lupa pakai sunblock, atau kulitmu akan nyeri-nyeri nanti malam—you wouldn't want that. Pergilah keluar rumah dan tenggelamkan dirimu diantara tanaman yang sedang berfotosintesis. Atau tidurlah dibawah naungan pohon besar yang akan menyediakan oksigenmu sekaligus tempatmu berteduh. Atau di dahan besar yang kuat menopang tubuhmu, atau…
"Nggg! Idiot! Jangan timpa aku—"
Yah, pokoknya jangan seperti dua orang ini.
"Biarin dong Lovi sayang, aku kan mau memeluk Lovi~"
Ketika alam luar berpesta, serangga beterbangan seakan mengundang jaring-jaring untuk memburu mereka, buah dan sayur merekah diantara dedaunan menunggu dipetik dan air sungai yang dingin mengalir untuk diminum atau sekadar merendamkan kaki, mereka malah bermesraan di kasur, diantara selimut dan bed cover.
"Idiota, panas! Panas! Aku mau keluar, aku mau mandi!" teriak pemuda yang berahoge. Kutangnya tersingkap, memperlihatkan perut ratanya.
"Misi, misi!"
"Nanti saja, Lovino~" yang satu memeluki badannya, mengunci lelaki yang lebih muda itu dengan badannya. "ya?"
"No. Hell no. Sekarang permisi, Antonio, aku mau mandi!"
Gedebuk—
Mereka berdua terjatuh ke lantai. Antonio menjadi alas, dengan Lovino mendarat di perutnya. …awkward? Wajah mereka tidak jauh satu sama lain, ngomong-ngomong. Napas Antonio dapat dirasakan Lovino, menghembus dan menghantam bibirnya. Antonio bersumpah dia mendengar detak jantung Lovino berdentum keras.
"L-lep-lepaskan aku," gumam Lovino. Sayangnya badannya tidak sinkron dengan mulutnya—dahinya malah menempel dengan dahi Antonio. Mata hazelnya menatap emerald milik Antonio yang berbinar riang, menjelajahi mata kekasihnya.
"Hmm…" Antonio memejamkan mata sejenak. "Bagaimana, ya."
Bibir keduanya bertemu, memberikan cinta yang melimpah. Tidak ada nafsu, hanya perasaan kasih sayang yang dibagi pada ciuman tersebut. Lovino turut menutup matanya, memfokuskan segalanya pada bibir Antonio dan kedua lengan yang menguncinya. Dibiarkannya lidah Antonio menjelajahi rongga mulutnya, menikmati apa yang dilakukan Antonio padanya.
Setelah keduanya memisahkan bibir mereka, dan setelah mata keduanya terbuka, pelukan Antonio mengerat. Lovino, kehilangan kata-katanya, hanya mengumam tak jelas dan membenamkan wajahnya ke leher Antonio—kehangatan beradiasi dari wajahnya yang merah manyala.
"Lovino?" panggil Antonio lembut sambil memainkan ahoge Lovino.
"…hmm?"
"Te amo."
A/N: Oke. Fail oneshot. /taboksaya Saya mau mulai nulis lagi. /o/ Yang ini jelek, saya tau. Tapi, reviewnya boleh? 8'D #gak #oke #bye
