haii ... masih inget ff human ? hee ini whiel kasih setengah sequelnya,
awalnya mau d jadiin one shot, tpi berhubung kepanjangan dan takut k remove kyak kemaren, jadi, whiel publish deh setengahnya dulu, anggap aja ff d publish di muka :p
Ok. cukup cuhatnya ,
Happy reading readernim ^_^
.
Don't Love Me [SeQuel I'm Only human]
Main Cast : Jung Daehyun x Yoo youngjae *^.- DaeJae -.^*
Two Shot
By : Whielldaejae
Disclaimer : alur kepanjangan, bahasa mungkin banyak yang kebalik, gak yakin readers bisa ikut terbawa suasana sama ff yang di baca, boyxboy. bagi yang gak suka dan atau baru baca setengahnya udah cape, bisa klik to go back .
terlalu banyak flashback *mungkin.
typo's tak luput dari nih ff . sekali lagi. selamat membaca dan berbingung ria.
.
.
.
.
.
_* T.T*_FLashh back_*T.T*_
.
.
.
.
Sang surya sudah terlihat samar , cahayanya lekas meredup seiring berputar bola oval raksasa yang di elukan bernama bumi , sebuah mobil Ferrari 458 italia berwarna putih bergerak cepat menembus gerbang yang terbuka lebar, gerbang sebuah universitas ternama di seoul .
Mobil mewah yang di kendarai pemuda bersurai hitam , wajah tampan si pemilik mobil Nampak kalut , ia terus mengijak pedal gas , tak peduli dengan pengemudi lain yang menyumpahinya karna perilaku brutalnya ia saat berkendara .
#CKitttt
Mobil terparkir sembarang di depan rumah besar bermotif rumit di tiap dinding , kental akan infrastruktur kerajaan jerman dengan menara tinggi menjulang seolah ingin menggapai langit .
Saat pintu utama terbuka , tampillah dua maid di samping pintu yang siap menyambut tuan rumahnya ,
Mereka membungkukkan badannya hormat ,
"selamat datang Tuan muda … " sapa seorang maid berumur setengah abad , kerutan di sekitar matanya tak bisa menyembunyikan kecantikan alaminya .
Pria itu menghiraukan sapaan sopan jibsa ,
"ahjumma, bisa kau menjaga hyung sebentar ? malam ini aku tak bisa tidur di kamarnya , aku akan pergi menemui appa " jelas daehyun selaku tuan muda di rumah mewah tersebut .
objek yang di panggil ahjumma mengerut bingung, pasalnya tak pernah sekalipun tuan mudanya pergi menemui orang tua setelah kejadian mengerikan itu . ini bukan sekedar jarang bertemu. Tapi mereka memang tak pernah bersitatap selama tujuh tahun terakhir. Tuan besarnya terlalu sibuk atau mencoba menyibukan dirinya dengan tenggelam dalam dunia pekerjaanya.
Ahjumma Moon , si kepala pelayan yang hampir mengabdikan seperempat hidupnya di keluarga Jung
Merasa ada yang janggal atas suara serak tuannya .
"itu sudah kewajiban saya tuan ,,, apa ada masalah besar ? "
daehyun mencoba tersenyum menenangkan .
"eobso , aku hanya sebentar , setelah aku bertemu dengan appa , aku akan segera pulang .. " jelas daehyun , ia berlari cepat menuruni tangga , kembali menjalankan mobil . ia akan pergi menuju landasan helly pribadi milik keluarnganya untuk bertemu dengan appa nya yang sedang berada di belahan bumi lain .
.
.Daejae.
.
Daehyun memandang pintu kokoh di depannya , mencoba menstabilkan nafasnya, menguatkan hati dan mentalnya untuk menghadapi orang yang paling ia hormati .
pintu terbuka lebar menampil sesosok pria berparas tegas tengah duduk angkuh di belakang meja penuh berkas . daehyun melangkahkan kakinya mantap kehadapan tuan Jung
"urusan penting apa yang membuat mu terbang kemari ?" suara penuh wibawa menyapa pendengaran daehyun
"berhentilah mengikutinya . aku sudah membuatnya pergi seperti yang kau inginkan . " daehyun berbicara dingin, langsung pada inti pembicaraan tanpa ada niat basa-basi.
"benarkah ? kenapa kau lama sekali melepaskan namja tak berguna seperti dirinya , persahabatan kalian yang terlihat tak wajar membuat ku khawatir , sebagai orang tua yang baik. bukankah wajar saja saat aku mengirim beberapa suruhan ku untuk mengintai kalian ? " ia berucap santai ,
Daehyun menggeram marah
"kau terlalu banyak ikut campur tuan Jung yang terhormat . sejak kapan kau menganggap ku putramu ?
Aku dan himchan hyung hanyalah dua aset penerus bisnis kalian . kalian hanya mengkhawatirkan kepentingan kalian . tak sekalipun kalian mencoba mengerti hati kami " mata daehyun berkilat tajam
"tsk. Anak muda sekarang memang kurang ajar . perhatikan kata-kata mu , itu akan menyakitkan hati ku daehyun-ah … " ucap tuan jung
"perhatikan juga tingkah mu tuan pernah lagi mengirim siapapun untuk mengintai youngjae . jangan pernah lagi usik dia . jika aku mendengar anak buahmu masih menguntitnya , aku tak segan menghancurkan semua milikmu " desis daehyun
Tuan jung tersentak kaget , ia tak pernah sekalipun melihat putranya memancarkan aura kemarahan , bahkan putranya ini terkenal amat penurut dengannya .
"harusnya aku juga menyingkirkannya seperti dia . anak itu sudah terlalu banyak mempengaruhi mu .
Bahkan sekarang kau berani mengancam ayahmu sendiri . "
Daehyun berdiri dari duduknya , tangannya terkepal erat menahan kemarahannya yang siap meledak
"jika anda menyetuhnya walau hanya seujung rambut . aku benar-benar akan mengabulkan ancaman ku Tuan . ! " bentaknya keras ,
"ayah kau bilang ? dari sisi mana anda bisa di sebut seorang ayah hah ?! " lanjtunya penuh amarah
Tuan jung berjalan menghampiri daehyun ,
#BUGhh !
Menghadiahkan sebuah pukulan telak di wajah daehyun , ia menatap murka pada daehyun yang tersungkur diatas keramik bercorak abstrak
Daehyun tertawa mengerikan . menatap sinis seraya mengusap darah yang mengalir di pipi kirinya.
"anda mengatakan 'hati anda akan tersakiti oleh ucapan ku ?' aku sarankan , berkacalah sesekali tuan jung . anda bukan hanya menyakiti hati kami , hati kami juga sudah anda bunuh secara perlahan .
Tak bisakah anda biarkan hati kami hidup ? aku hanya ingin setitik kasih sayang yang tak pernah hadir dalam hidup ku .
Dan himchan hyung,, harusnya kalian sedikit memperhatikannya !
Setelah apa yang kalian lakukan padanya , kenapa kalian tak sekalipun pulang ke rumah !
himchan hyung memang hidup tuan Jung . tapi hatinya sudah kalian bunuh ! " dada bidang daehyun bergerka naik turun , emosinya terluapkan begitu saja , nafasnya teregah karena teriakannya yang amat kencang menandakan ia sudah lelah memendam semuanya .
rahang tuan jung mengeras , gemeletuk giginya terdengar jelas. Daehyun berbalik , ia sudah meluapkan semuanya . dan akan segera pergi ke seoul , bertemu dengan kakak satu-satunya yang hidup seperti patung . kakak yang amat ia sayangi
"kau tak menanyakan ibu mu ?" ujar tuan jung
"huh ? untuk apa ? aku fikir dia sudah mati " sahut daehyun sadis ,
Ia sangat membenci ibunya , wanita yang sama brengseknya dengan ayahnya . dialah pengendali semuanya, membunuh ibu kandung daehyun dan himchan –secara tak langsung, mengontrol sang ayah layaknya robot hidup. Membujuk ayahnya menjadi iblis bertitile manusia ,
"appa ... andai saja bukan eomma yang meminta ku tetap menemani mu , aku tak akan sudi walau hanya bertatap mata dengan mu ,
bagaimana mungkin malaikat seperti ibu ku mencintai lelaki bodoh seperti mu " lirih daehyun , ia sudah tak memperdulikan sopan santun yang selalu di ajarkan mendiang ibunya .
"jangan menilai hal yang tak kau ketahui . "
daehyun menolehkan kepalanya kesamping , melirik ayahnya yang berdiri di belakangnya
"apa yang tidak aku ketahui ? kau berselingkuh dengan wanita lain ?
menganggap ibuku tak mencintai mu dan membunuhnya perlahan oleh sakit batin yang kau torehkan padanya ?
membunuh kekasih himchan hyung karna dia laki-laki ?
mengintai kehidupan ku dan sahabat ku ?
mencoba megontrol ku menjadi penerus bisnis mu ?
apa ada keburukan mu yang belum aku ketahui ? " tanya daehyun datar
pandangan tuan jung meredup , matanya memancarkan kesedihan mendalam akibat ucapan kebenaran yang di lontarkan putra bungsunya
merasa tak mendapat respon apapun , daehyun meraih kenop pintu ,
"aku camkan sekali lagi tuan jung yang terhormat . jangan . pernah. usik. kehidupan . youngjae . " ucapnya penuh penekanan sebelum hilang tertelan pintu kokoh tersebut
'wanita jalang itu - . takkan ku biarkan kalian membunuh ku untuk yang kedua kalinya .
Karna aku kembali hidup setelah bertemu dengan youngjae , si cahaya terang di tengah petang .. '
.
.daejae.
.
pagi buta, daehyun telah kembali menepaki kota seoul , rumah besarnya terlihat sunyi dan dingin , dingin dalam arti lain ,
ia memasuki kamar hyungnya ,
mengusap lembut rambut hyungnya yang sudah lebih panjang dari sebelumnya , himchan yang tertidur cukup terusik oleh perilaku daehyun , ia membuka mata kucingnya , mendapati daehyun telah duduk di samping tempat tidurnya .
daehyun tersenyum samar "annyeong hyung ... aku pulang , kau merindukanku ? "
tak ada respon dari himchan.
selalu seperti itu , ia hanya menampakkan tatapan kosong nya ,
"sudah hampir tujuh tahun sejak kematian kekasihmu hyung, apa kau masih akan membisu seperti ini ?
Apa kau masih tak mau membuka hatimu ?
Kau tau hyung .., ? kemarin….
Aku melukai orang yang sangat berarti untuk ku, aku tak ingin dia berakhir seperti youngnam hyung "
Mendengar nama itu , himchan menoleh, memandang lekat adiknya yang tengah terduduk.
Isakan daehyun terdengar pilu di keheningan ruangan itu , himchan masih menatap kosong kepala adiknya yang menunduk . tubuhnya bergetar hebat di iringi naik turun bahunya yang tak terkendali.
.
.daejae.
.
Mentari pagi kembali membelah bumi dengan cahaya hangatnya , hangat yang tak mampu menaikan suhu dingin kota seoul . mengingat Negara gingseng ini hampir mencapai musim dingin .
Seorang pria bersurai hitam kelam berjalan mendekati sebuah gedung bertitle universitas, wajah tan nya Nampak kusut degan mata sedikit bengkak dan kantung mata yang menghitam , rambutnya acak terjatuh menutupi dahinya , menjuntai sedikit mengenai mata hazelnya .
Daehyun melangkahkan kakinya menuju lantai empat, tempat dimana ia akan menuntut ilmu.
Sepanjang kaki jenjangnya melangkah , daehyun terus di perhatikan oleh mahasiswa lainnya . berbisik ria seraya memandang marah kearah daehyun
Daehyun terlihat tak ambil pusing akan hal itu ,
"Yakkk! Jung Daehyun ! " teriak seorang pria bersurai pirang , daehyun menatapnya malas.
Ia tau pria di depannya adalah penggemar berat youngjae .
"Apa kau selama ini memperbudak youngjae ?'' tanyanya sengit .
Daehyun bergeming
"kenapa aku harus menjawab pertanyaan mu ?''
Daehyun mengacuhkan semua tatapan marah orang-orang di sekelilingnya , tentu saja setelah mendengar jawaban daehyun yang terdengar acuh
"Cih . bukalah gadget mu itu , semua orang di dunia ini tak segan mengutuk mu ! " desisnya
#CTAKKKK !
Daehyun meraba kepala belakangnya . bau amis menyeruak indra penciumannya ,
Telur busuk sukses mendarat di kepalanya. Di susul beberapa barang busuk lainnya menghantam seluruh tubuh tegap daehyun . ia tak bergerak sedikit pun , daehyun hanya menerima semuanya . tanpa ada keniatan untuk melindungi tubuhnya dari serangan bertubi-tubi itu , matanya terpejam erat , terkesan menikmati serangan manusia di seklilingnya .
Perlahan ia membuka matanya yang terpejam , merasakan serangan bertubi-tubi itu terhenti .
Matanya merah menahan gejolak yang melingkupi hatinya , manusia yang mengelilinginya tertawa mengejek kearah daehyun . termasuk pria bersurai pirang , orang yang pertama kali menyapanya .
"kalian sudah selesai ? boleh aku melakukan serangan balik ? .. Siapa pemimpin kalian ?"
Beberapa orang meneguk salivanya paksa . terlalu takut untuk menjawab pertanyaan daehyun. Entah hilang kemana keberanian sesaat mereka yang tadi sempat bertengger dalam diri masing-masing.
"kemana suara nista kalian eoh ? hey pirang . bisakah aku menganggap mu sebagai dalang semua ini… ? "
Bungkam . semuanya tak ada yang berkutik. Si pirang bahkan terlihat menahan nafasnya merasakan aura mengancam dari daehyun.
"diam artinya iya. " ucap daehyun mutlak. Ia berjalan cepat menghampiri si pirang yang gemetar takut.
Semakin daehyun mendekat, satu langkah mundur diambil sipirang.
"waktunya pertunjukan " desis daehyun yang berjarak setengah meter dari sipirang ,
Si pirang berbalik hendak berlari ,
#BUGHHH !
Sebelum kakinya sukses melangkah menjauh, sipirang telah jatuh tersengkur oleh tendangan daehyun.
Dagunya terantuk lantai. Cukup keras hingga membuatnya lebam membiru. Si pirang berdiri menyiapkan kuda-kuda nya. Ia menyerang daehyun ganas, sedangkan daehyun sibuk bermain-main, hanya menghindar , menunggu si pirang kehabisan energy.
Daehyun segera melancarkan serangannya , menendang, memukul , semuanya ia lakukan berulang dan bertubi-tubi.
#BRaKKK
Tubuh sipirang terbanting keras , menabrak pintu besi sebuah ruang kelas. Tak sampai disitu , daehyun juga menendang kalap di pirang , tak peduli bahwa pria yang meringkuk di lantai itu telah muntah darah.
Mahasiswa lainnya hanya bisa menjadi penonton kejadian tersebut. Terlalu takut untuk memisahkan pergultan tersebut.
"Astaga ?! Jung Daehyun . ! berhenti .! " gema seserang berjas rapi . menyeruak ditengah kerumunan manusia yang 'hanya ' bisa memandang ngeri ke arah daehyun. Orang tersebut juga cukup tertegun melihat penampilan kacau daehyun . tubuhnya yang penuh tepung serta cairan lender berbau busuk.
Daehyun seolah tuli , tak menggubris teguran orang tersebut . orang itu menahan daehyun dari belakang mencegahnya membunuh mahasiswa yang sudar terkapar tak sadarkan diri .
Beberapa mahasiswa lainnya ikut menahan daehyun saat melihat kepala sekolah mereka sedikit kesusahan menahan daehyun
"Apa kau gila ?!" kau bisa membunuhnya ! " tegur sang kepala sekolah yang bernama oh jin su . si 'pemilik' semu universitas ini .
"itu memang niatku ! " teriak daehyun tak kalah kuat , ia masih terus berusaha melepas kekangan orang-orang di sampingnya
"bawa dia ke kantor " intruksi guru Oh
.
.daejae.
.
"kenapa kau memukulinya ?" Tanya guru Oh lelah . sudah hampir satu jam daehyun bungkam akan semua pertanyaan yang di lontarkan guru Oh . daehyun hanya memandangi iphone nya dengan tatapan terluka , ingin rasanya guru Oh membanting apa yang di genggam daehyun . tapi ia masih sadar diri , bahwa disini dia memang bukan siapa-siapa .
Di hadapan semua orang memang daehyun seolah tunduk dengannya . namun lain halnya saat mereka hanya berdua seperti. Dia hanyalah seorang kepala universitas yang di suruh mengakui sebagai pemilik universitas tersebut . karna nyatanya , pemilik seseungguhnya adalah ayah daehyun
Dan parahnya , daehyun benci saat dirinya di publikasi sebagai anak si pemilik yayasan . dan ia juga tak pernah mau di publikasikan sebagai anak ayahnya . hanya segelintir orang yang tau tentang status daehyun. Termasuk sahabatnya yang tak tau status daehyun yang sebenarnya
"paman. Aku ingin mati ." lirih daehyun parau
Guru Oh tersentak . daehyun yang ia kenal sejak kecil tak pernah mengeluh tentang kehidupannya
Walaupun ia tau , daehyun juga sudah lelah menjalani hidupnya yang selalu tersakiti oleh tindak tanduk ayahnya. Di mulai dari kematian ibunya dan hilangnya semangat hidup himchan . kakak semata wayangnya
"apa ada sesuatu dengan himchan ?" suara guru Oh melembut . ia yakin masalah daehyun pasti tak jauh dari hyung kesayangannya, -atau masalah daehyun dengan sahabatnya. Hampir semua tentang keseharian daehyun di kampus ia tau , dan guru Oh juga tau tentang sedikit reataknya hubungan mereka . semua itu terjadi memang sedikit banyak adalah kesalahannya , karna guru Oh termasuk salah satu suruhan ayah daehyun untuk mengintai kehidupan putra bungsunya .
Guru Oh tak memiliki kuasa untuk menolak permintaan ayah daehyun . dan hal itulah yang sangat guru Oh benci dalam dirinya . membenci dirinya yang hanya bisa menjadi penonton atas kehidupan pilu keponakannya.
"melihatnya begitu tersakiti, membuatku sangat ingin mati.
Paman , tak cukupkah aku melihat himchan hyung tersakiti ?
Apakah aku juga harus melihatnya terpuruk ?
Dia tak pernah sekalipun mengumbar kepedihannya ,
Dia yang tak pernah sedikitpun mengeluh, dia yang tak pernah menangis saat aku dengan sengaja menyakitinya…
Bukankah aku lebih buruk dari appa ?
Paman … bisakah kau membunuhku …." Daehyun menatap kosong kearah pamannya
Perlahan air matanya kembali mengalir , paman Oh mendekati keponakannya , memeluk erat tubuh ringkih daehyun , tak peduli dengan kotor nya tubuh daehyun pasca pembullyan tadi,
Bahkan paman Oh menangis sesunggukan melebihi diamnya tangis daehyun ,
Rasa bersalah itu mendomnasi hati guru Oh , tubuh guru Oh ikut bergetar akibat tangis daehyun yang makin membuncah
"jangan pernah berfikiran sepicik itu daehyun-ah … ingatlah masih ada paman. Ingat juga himchan yang sangat membutuhkan dukkunganmu .
-ma …-maafkan paman karna tak bisa banyak membantu , maafkan paman mu yang tak berguna ini. seorang paman biadab yang hanya bisa memperkeruh situasi mu " ujar guru Oh lirih
Daehyun masih sibuk dalam tangisnya , tangis yang terdengar makin pilu dari waktu-ke waktu. Membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut merasakan pedihnya hati seorang jung daehyun.
Ingatan daehyun kembali terfokus pada gadgetnya yang memutar video sahabatnya. Nyanyian yang sarat akan kepiluan hati youngjae terekam jelas di setiap ingatan daehyun .
Nyanyian menyesakan , yang menjabarkan segala nya , sakit, sesak, lelah , semua terpantri jelas ,
Youngjae bahkan menangis kala menyikan lagu tersebut .
Membuat hati daehyun kering kerontang . sekering daun musim gugur, serapuh kain lapuk berusia ratusan tahun. Dan segelap mata tertutup.
Daehyun tak peduli akan komentar netizen 'tentangnya'
'dunia tak segan menghujatmu' suara si pirang berputar kembali layaknya mantra ampuh untuk membunuh daehyun perlahan
'jikapun dunia menghujat ku , membuangku , atau pun tak sudi membiarkan manusia jenis diriku singgah di bumi , aku tak peduli . asalkan masih ada kau yang menyimpan ku dalam hati mu .
Pantaskah aku mengharapkan hal itu jika akhirnya semua itu membahayakan nyawamu youngjae-ah ?Takdir ini . takdir yang tak pernah sekalipun berpihak padaku . namun setidaknya …
Takdir ini telah memberikan ku sedikit kebahagiaan. Membiarkanmu singgah sekejap dalam hidup pilu seorang Jung Daehyun .
Maaf telah membuat kunjunganmu terasa menyakitkan …'
.
.
.FLASHBACK OFF.
.
.
Hiruk piruk dunia malam semakin menggila saat tengah malam lekas menjemput , pria beramut kelam tampak mabuk parah.
Botol-botol telah berserakan disekitar meja bundar yang ia pesan untuk dirinya sendiri. Telah lebih dari sepuluh botol berakohol menghiasi meja di depan pria tersebut.
Daehyun. Pria pemilik surai kelam itu melangkahkan kakinya keluar pub, sebelumnya ia melirik arloji putihnya. menunjukan pukul 01:45 PM KST
Ia berjalan gontai , beberapa kali menabrak orang di sekitarnya .
Hingga saat ia mencapai pintu keluar , daehyun menabrak pria bermata segaris yang lebih pendek darinya beberapa centi, mengakibatkan pria itu jatuh berdebum
Pria bermata segaris itu masih memakai seragam sekolahnya tak ketinggalan sebuah nametag yang menggantung indah di atas saku sebelah kiri.
Pria yang ternyata bertitle pelajar itu berdiri dan menghentak marah , lagi-lagi ia harus berurusan dengan pria gila bernama Jung Daehyun yang sudah menjadi teman berkelahinya selama lima bulan terakhir. Pria yang hampir mabuk setiap hari . ia bahkan selalu memiliki lebam di sekitar wajah tan-nya,
Kadang jongup heran akan tingkah laku daehyun , jongup cukup bingung dengan tatapan daehyun yang selalu kosong dan penuh luka , tapi jongup tak pernah sekalipun menanyakan 'kenapa' karna mereka memang bukan teman. Tapi juga bukan musuh
"kita lagi-lagi bertemu. Jadi … apa kau siap bertarung dengan ku ?'' Tanya jongup pada daehyun
Daehyun berusaha menormalkan kakinnya agar berdiri diam , ia menyeringai tipis mendengar jongup kembali menantangnya berkelahi
"kau selalu sombong bocah . kau berbicara seolah-olah pernah menang melawanku " sahut daehyun remeh
Jongup yang pada dasarnya memiliki emosi mudah tersulut segera melayangkan tinjunya kearah daehyun . –meleset …
Pukulan itu bisa daehyun hindari dengan mudah , daehyun sedikit terhuyung saat ia mengayunkan tendangannya.
mereka beradu jotos , saling memukul dan menghindar satu sama lain . menjadi tontonan gratis orang-orang yang masih berlalu lalang di hari yang menjelang pagi .
wajah daehyun masih bersih dari bercak darah , berbeda dengan jongup yang sudah memilki lebam di beberapa bagian wajahnya dan robek di ujung bibir kirinya
"hahh…hahh…cara bertarung mu tak ada kemajuan jongup-ssi … ?" Tanya daehyun meledek
"bedebah kau !" Teriak jongup marah
.
.
.
Seorang pria bermantel coklat berjalan menunduk , memperhatikan kamera yang menggantung indah di leher jenjangnya, di hari yang sudah melewati tengah malam ini, ia sibuk dengan kameranya karna kesalahan fatal yang ia buat. Padahal deadline hasil jepretannya harus di berikan lusa. Dan ia juga harus kembali mengulang pemotretannya dengan beberapa model cantik asuhan yongguk.
Seseorang yang lima bulan lalu menghampirinya saat ia melakukan pertunjukan singkat.
Youngjae pemuda itu kembali mengingat ajakan yongguk yang ternyata seorang
CEO entertainment ternama di korea , ajakan yang mengacu youngjae menjadi seorang penyanyi , namun youngjae menolaknya dengan halus . dan lebih memilih menjadi fotografer di salah satu studio milik yongguk.
Mengenal yongguk selama beberapa bulan terakhir sedikit banyak youngaje tau akan tabiat yongguk yang terlihat keras di luar namun amat lembut dari dalam.
Hatinya yang seputih malaikat mengingatkan youngjae pada seseorang yang sangat ia rindukan. Tak jarang pula sifat yongguk mengingatkannya pada sosok gurunya di universitas, guru yang sudah ia anggap sebagai ayahnya
Ia keluar dari toko service kamera , terlalu sayang untuk membeli kamera baru . bukan apa-apa , hanya saja kamera itu adalah hadiah dari daehyun –satu tahun yang lalu .
Walaupun memory yang memutar momentnya saat bersama daehyun hanya akan menimbulkan rasa sakit dan kerinduan yang makin menebal , youngjae tak ambil pusing ,
'setidaknya rasa sakit ini masih bisa kurasakan , dan itu artinya aku masih mencintai makhluk bernama Jung Daehyun ' itulah kalimat yang kerap kali youngjae lantunkan saat rasa sakit itu bergerilya di lubuknya
Youngjae melihat kerumunan di depannya , kerumunan orang-orang yang berdiri di depan pintu masuk sebuah bar ,
'sepertinya ada yang berkelahi '
Youngjae berjalan hendak ikut mengintip 'makhluk bodoh mana' yang berkelahi di hari menjelang pagi seperti ini
"YOUNGJAE –ah ! " panggil seseorang keras,
Mengurungkan niat youngjae untuk melongok kedalam medan pertarungan
.
.
Mata tajam daehyun membulat saat mendengar seseorang memanggil nama ' youngjae ' .
Tubuhnya menegang seketika, tubuh atasnya menoleh ke kiri . mendapati pria bermantel coklat tengah berdiri menyamping . berhadapan dengan pria lain yang bewajah tegas.
Wajah youngjae yang tersinari lampu jalan terlihat jelas dipupil mata daehyun .
Makhluk yang telah ia sakiti sedang merengut kesal di depan pria berwajah tegas itu
Tiba-tiba sakit itu menjalar hebat dihati daehyun . menyebar cepat keseluruh tubuhnya, sakit yang berkembang biak membelah diri . bersiap melipat gandankan sakit yang siap menghancurkan –lagi hati sang Jung Daehyun . mata nya memanas menahan semua rasa yang bergumul
Jongup menyadari perubahan raut wajah daehyun , pandangannya ikut teralihkan , mencari objek focus daehyun
Jongup terpekur menatap dua sosok yang sedang di pandangi daehyun. Sedikit berbeda dengan daehyun , karna tatapan tajam jongup melekat erat pada pria yang ada di hadapan youngjae , pria berwajah tegas yang telah memporak porandakan harapannya untuk mendapatkan cinta hobbaenya .
Choi junhong , orang yang sangat ia cintai , namun tak secuil pun rasanya terbalaskan. Sudah ratusan kali jongup menyatakan perasaannya pada junhong , namun hal yang ia dapat adalah tolakkan ribuan kali.
Menolak dengan kejam akan hatinya yang sudah ia berikan sepenuhnya . jongup tak pernah sekalipun perduli akan alasan konyol yang junhong berikan untuk nya .
Karna bagi jongup penolakan dengan alasan hanyalah sebuah arti dari ketidak –siapan hati junhong untuk menerimanya , namun … alasan yang sekarang junhong berikan membuatnya mundur ribuan langkah ,
'aku mencintai orang lain hyung . orang itu adalah yongguk hyung ' ungkapan junhong beberapa bulan lalu kembali terngiang .
Kesakitan berlebih itu membuat seorang jongup mencari pelampiasan yang mampu mengalihkan rasa sakitnya , dan inilah yang terjadi. Berkelahi dengan siapapun yang dianggap jongup mengganggu .
Dan satu-satunya yang jongup mengganggu adalah pria bernama jung daehyun .
Jongup mengalihkan pandangannya , memandang daehyun yang ternyata menunduk rapuh. Itulah yang jongup tangkap akan bahasa tubuh yang daehyun tampakkan.
"hari ini kita selesai disini …. " ujar daehyun segera berbalik
Jong up menggeram marah melihat lawannya mengkerut lemah setelah melihat pria di depan yongguk .
Jong up berjalan cepat setelah meraih botol sake yang tergeletak di depannya , tangan kanannya terayun. Membanting keras benda kaca tersebut tepat di atas kepala daehyun .
Pekikkan kaget terdengar menyeruak . botol kaca itu sukses terpecah. Berbenturan telak dengan kepala daehyun . darah segar mengucur deras. Membasahi pelipis dan leher daehyun.
Nafas jongup terengah. Ia sudah siap akan di bunuh daehyun .
Tubuh di depannya berputar menghadapnya , senyum miris terukir di wajah tan daehyun. Tatapan terluka nya terpancar jelas , membuat jongup ikut merasakan kesakitan itu.
"jongup-ah , kenapa semua sakit di tubuhku tak bisa mengalihkan rasa sakit yang bergelayut di hati ku ?"
Tanya daehyun lirih . jongup tertegun di buatnya .
air mata hampir jatuh di pelupuk mata daehyun. ia berjalan melewati jongup , tak memperdulikan darah yang terus mengucur dari kepalanya, wajah sedihnya tak sedikitpun menyiratkan kesakitan dengan luka di kepalanya.
langkah lemahnya membuat beberapa pasang mata disana menatapnya prihatin.
jongup jatuh terduduk , menelungkupkan kepalanya didalam kukungan lengannya yang bertumpu di kedua lututnya. kerumunan yang menonton perkelahian gratis itu lekas memudar.
"ARghhhhhhh ! " teriakan frustasi jongup mengaung lepas dari bibirnya.
sentuhan lembut di bahu jongup membuatnya mendongak, mendapati pria jangkung berkulit seputih susu berdiri tegak di depannya.
"Gwaenchana hyung ... ?" tanyanya lembut
.
.
youngjae dan yongguk menolehkan kepalanya bersamaan karna mendengar pekikkan tertahan dari kerumunan di depan pub.
"ayo kita lihat hyung ... " ajak youngjae.
Yongguk mengangguk malas, mengikuti langkah youngjae yang mendekati kerumunan yang hampir menipis itu ,
Mereka berdua memandang bingung pada pria berseragam yang sedang duduk ditengah kerumunan.
'bukankah itu seragam matoki senior high school ? mungkinkah dia teman junhong ?' fikir yongguk
Sementara youngjae , pandangannya memincing melihat pemuda berjalan terseok yang keluar dari kerumunan , hanya sekelebat memang , namun itu cukup membuatnya sedikit penasaran .
"Arghhhhh … ! "
Pandangan youngaje teralihkan saat sebuah teriakan menguar dari mulut si pria berseragam .
Yongguk dan youngjae saling bertukar bingung. Sampai pandangan yongguk menangkap orang yang ia kenal mendekati pria labil itu.
"junhong?" lirih yongguk ragu.
"kau mengenalnya hyung? Bagaiman jika kita menyapa mereka , aura mereka sekarang terlihat canggung " youngjae menyarankan
Yongguk menyetujuinya , mereka mendekati dua objek yang masih saling bertukar pandang.
"junhong-ah … apa yang kau lakukan disini ? ini sudah lewat tengah malam bahkan hampir pagi … "
Tanya yongguk to the point. Junhong sedikit terkejut , tak menyangka akan bertemu dengan yongguk.
Jongup berdiri dari duduknya , mengepalkan tangannya erat. Entah kenapa ia sangat marah pada semuanya . bahkan pada pria bermantel coklat yang belum pernah sekalipun ia temui. jongup merasa amarahnya tersulut mengingat tatapan terluka daehyun saat objeknya berpindah pada pria bermantel coklat itu .
Youngjae yang merasa tatapan marah pria berseragam itu di tunjukan padanya hanya bisa mengerut heran 'apa aku melakukan kesalahan ?' ujar youngaje dalam hati.
"bukan apa-apa hyung, aku hanya mencari teman ku yang bodoh dan memilki hobi baru. " jawab junhong. Ia melirik jongup. Dua pasang mata lainnya juga menatap jongup intens.
"Siapa yang kau sebut teman huh ? sedikit pun kau tak sudi menjadi temanmu. " kata jongup sinis
Yongguk menggeram kesal begitu pula dengan youngjae
'karna aku hanya mau menjadi kekasihmu choi junhong' lanjut jongup dalam hati
Junhong tersadar dari ucapan pedas yang baru saja ia dengar. Sampai ia melihat jongup berbalik menjauh darinya.
Junhong berjalan panic dan menarik lengan jongup "apa maksud ucapan mu hyung !?"
Jongup mengehentak kasar pegangan junhong
"harus seberapa sering aku menjelaskannya pada mu ? awalnya kau menolakku karna kita sesama pria, lalu kau kembali menolakku dengan alasan 'tak mau menghancurkan persahabatan kita' dan kau selalu menggunakan alasan itu hingga . terakhir,
Kau menolakku karna mencintai orang lain . ani . pria . lain .
Aku juga pria junhong-ssi , dan dia juga pria !" kalimat yang diakhiri kenaikan satu oktaf membuat junhong tersentak kaget bercampur takut. Ditambah telunjuk jongup yang mengacu tepat kearah yongguk .
Yongguk memutar bosan bola matanya, ini sudah sekian ratus dirinya dijadikan alasan 'menolak' oleh junhong –sepupunya
Wajah jongup berubah sendu
"junhong-ssi , kenapa aku selalu merasa alasan mu itu hanya bualan belaka ? apa itu karena aku terlalu mengharapkan mu sehingga membutakan mata hati ini ? "
Junhong menunduk dalam , tak kuat melihat hyung nya yang begitu tersakiti akan sikapnya selama ini.
Ia sangat egois . ia terlalu takut merasakan rasa sakit dalam sebuah hubungan hubungan yang saling memberikan hati satu sama lain ,
Junhong sadar , hatinya memang menganggap jongup lebih berharga dari apapun , tapi ia tetap tak bisa melakukan lebih jauh seperti yang dilakukan jongup , ia hanya bisa memberikan alasan-alasan konyoll karna dengan alasan itulah junhong tau hyungnya akan terus berkeliaran di sampingnya ,
Memberikan hatinya untuk junhong simpan.
"junhong-ssi… kenapa semua sakit ditubuhku tak bisa mengalihkan rasa sakit yang bergelayut dihatiku ? " ujar jongup sama persis dengan apa yang dikatakan daehyun . ia bergerak meninggalkan junhong yang masih terpaku .
"—hy … -hyung … " panggil junhong tergagap
Jongup mengehentikan langkahnya sejenak , menghembuskan nafasnya kasar. Berharap sesak di dadanya sedikit berkurang
"tolaklah aku tanpa alasan junhong, buatlah aku berhenti tanpa alasan " Tegas jongup sebelum melanjutkan langkahnya .
Junghong meremas sisi uniform pants nya hingga kusut . sekuat tenaga mencoba menahan tangis. Bahunya bergetar hebat menahan tangis yang gagal. Air matanya telah tumpah ruah tak mau mendengarkan tugas yang di kirim otak junhong.
Semakin ia mencoba menahannya , semakin deras pula buliran bening itu terjatuh. Dua penonton yang ada di belakang junhong hanya bisa mantap tubuh bergetarnya , memandangnya simpati .
'tanpa hubungan pun rasanya sesakit ini , maaf …. Maafkan aku jongup hyung, aku masih terlalu takut…. " rapal junhong dalam hati
.
"junhong-ah , apa kau masih takut memberikan sedikit hatimu pada orang yang memang sudah menjeratmu ?
Beranikanlah dirimu untuknya, tidakkah kau merasa tidakanmu ini merusak dirimu dan menghancurkan moon jongup ?
ia tau apa yang menyebabkan junhong begitu menutup hatinya. korban broken home yang cukup membuatnya tak mempercayai 'cinta' pertengkaran orang tuanya yang tiada pernah berakhir , bahkan sampai mereka memutuskan untuk berpisah. pertengkaran itu masih saja terus berlanjut , dan juga kisah kakak perempuannya yang telah berkeluarga dengan dalih memupuk kebahagian , namun yang di dapatnya hanyalah siksaan tak berujung dari sang suami , junhong tak kuasa untuk melawannya , karna jika sekali junhong melindungi nonna nya , maka nonnanya akan mendapat siksaan berkali lipat.
satu hal yang membuat junhong makin muak adalah karna nonna nya lebih memilih tetap bersama sang suami di banding hidup mandiri bersama junhong . seorang pelajar biasa dengan kepintaran diatas rata-rata dan mendapat beasiswa serta tempat tinggal gratis dari matoki school.
yongguk juga amat tau , kepedihan hidup junhong menjadi seorang penonton cinta tragis tak hanya sebatas itu . junhong . sepupunya yang dulu tinggal bersama kembaran nya , bang young nam .
ia juga melihat bagaimana takdir merenggut kejam nyawa sang kakak.
percintaan tak normal yang youngnam anut dan cinta itu pula yang merenggut paksa hembusan nafas youngnam .
junhong hanya bisa menjadi saksi bisu tanpa ada yang mau mendengar celotehannya .
bukankah semua orang juga tau bahwa 'hukum pada zaman sekarang bisa di beli dengan benda mati bernama uang ?'
yongguk menepuk pelan bahu junhong .
"jangan pernah berfikir semua cinta itu berakhir menyakitkan. lihatlah ketulusannya , bahkan ia tak peduli akan gender dan ribuan tolakkan yang kau tegaskan.
rengkuhlah ia sebelum jongup benar-benar melebur ... "
.
.
.Daejae.
.
.
jalan setapak malam hari ini tampak sepi , temaram lampu jalan seolah tak cukup untuk menyinari pijakan kaki.
daehyun berjalan terseok menelusuri jalanan malam. ia lebih memilih jalan pintas menuju rumahnya di banding melalui jalan raya .ia yakin mungkin tak ada satupun taksi yang mau mengantarnya ke rumah dengan keadaannya seperti ini, daehyun juga terlalu enggan untuk menelfon supirnya tengah malam seperti ini.
daehyun menghentikan langkah nya , menyembunyikan kedua hazelnya guna menikmati luka lama yang kembali tersentuh.
memory otaknya berputar ke dimensi beberapa menit lalu . dimana pandangannya menangkap sosok youngjae .
'youngjae-ah ,, aku rasa perkataan ku benar, sekarang kau telihat sangat indah layaknya unicorn. dan aku benar-benar menjadi sampah dunia.
tapi kenapa ? kenapa hatiku sakit melihatmu merajuk kesal pada pria berwajah tegas itu ?
harusnya aku bahagia melihat hidupmu sekarang , setidaknya kau tidak terpuruk sepertiku . terpuruk dalam sebuah lingkaran neraka yang ayah ku rancang.
maafkan aku telah memiliki rasa sakit ini .
dan satu hal yang baru aku sadari ... -aku belum sepenuhnya bisa melepasmu ... ' rintih daehyun dalam hati .
film menyedihkan dalam otak daehyun terus berputar. dimana saat-saat indahnya lekas terampas begitu saja. terampas tanpa bisa menahannya barang secuil pun.
cukup daehyun sadari bahwa mungkin ia memang tak pantas berlama-lama merasakan setitik kebahagiaan.
daehyun berhenti menyembunyikan hazelnya saat merasakan bunyi ketukan sepatu pantopel mendekatinya.
"bisakah kau merahasiakannya dari atasan mu ? bisakah kau tidak mengatakan padanya bahwa aku sempat melihat wajahnya ? aku mohon … untuk kali ini saja.. " ujar daehyun dingin namun tersirat nada memohon yang kuat.
Pria yang mengikutinya terkejut mendengar orang selalu di ikutinya ini berbicara padanya. Dengan nada memohon pula. Ia tak pernah berbicara ataupun bertegur sapa dengan daehyun . namun tugasnya yang selalu mengikuti daehyun selama tujuh tahun terakhir sedikit banyak membuatnya tahu keperihan dan kepedihan daehyun.
"baiklah tuan… tapi untuk sekarang bisakah anda pergi kerumah sakit dulu ?'' penguntit itu memberikan saran.
Tak bisa di pungkiri bahwa dia juga khawatir dengan kondisi daehyun. Ucapannya tak di gubris oleh daehyun , karna daehyun tetap berjalan terseok di depannya .
"ini aku, " pagar gagah itu tergeser pasti. Mengijinkan tuan muda nya melangkah masuk
"Ommo! Tuan muda ap—" pekikan petugas penjaga gerbang tertahan melihat gerakan tangan daehyun yang menyuruhnya diam.
"sampai kapan anda akan seperti ini tuan ?'' Tanya petugas itu simpati
Daehyun mengacuhkannya. Membuka pintu klasik tinggi bercat cream gradasi. Dua maid yang berada di samping pintu menampilkan ekspresi sama –dengan petugas gerbang .
Hanya mereka berdua lebih ekstrem. Bukan lagi pekikkan namun teriakan keras lolos begitu saja dari bibir mereka.
Suara berlari tegopoh menjawab teriakan dua maid muda itu .
"OMOO ! jung daehyun-ssi ! " maid setengah baya yang baru saja berlari berteriak keras. Mata sayunnya berkaca – kaca melihat tuannya terluka parah .
"Kalian berdua. Cepat hubungi 119 ! " titahnya seraya menuntun daehyun , memapahnya dengan di bantu maid bersanggul tinggi .
"Gwaenchana ahjumma… " daehyun tersenyum tipis .
Manik kepala pelayan menatap nyalang sekaligus sedih kearah tuan mudanya.
"tuan muda ….. " kali bisikan lirih itu terdengar dari bibir kedua maid penjaga pintu.
Kepala pelayan yang di panggil ahjumma itu segera mengitruksikan maid berambut ikal untuk menyiapkan P3K .
Tubuh daehyun telah terjatuh pelan diatas sofa merah cerah , moon ahjumma menahan aliran darah yang tak berhenti mengalir menggunakan muffle abu yang tergeletak disenderan sofa.
"kenapa kau terus menyakiti tubuh mu daehyun-ssi ? … " setes buliran bening mengalir , daehyun membukan sedikit kelopak matanya ,
"bolehkah aku pergi menemui eomma ? " pertanyaan mengerikan itu menerobos masuk dalam indra pendengaran kepala pelayan. Ia menggeleng keras membuat bulir beningnya terjatuh tak beraturan
"—a –aku merindukannya ahjumma … "
#PRANKKKKK !
Dentingan benda mudah pecah itu memecah suasana perih dalam rumah mewah keluarga jung.
-himchan. si pelaku yang menjatuhkan cup besar . suara gaduh itu tak mengalihkan perhatian daehyun pada langit rumahnya, tatapan kosong itu seolah tak terusik akan gema pecah yang himchan ciptakan
Moon ajhumma memandang tak percaya akan penglihatannya, karna inilah kali pertamanya ia mendapati tuan muda-nya keluar dari kamar, -setelah kejadian mengerikan itu . dan sekarang ia melihat sosok itu berdiri gemetar.
Sosok itu berjalan pelan mendakat pada tubuh yang tengah terbaring.
Semuanya masih tak berani bersuara, tangan kurus himchan terulur gemetar menyentuh helaian rambut daehyun yang terlihat lebih panjang dan tak terurus.
"—d –dae , -daehyun –ah … "cicitan serak keluar parau
Tangis dua maid yang memandang takjub kembali pecah. Meraka –kepala pelayan dan maid bersanggul tinggi , tak menyangka akan kembali mendengar suara sang tuan muda.
Ia yang sudah membisu selama tujuh tahun terakhir akhirnya membuka mulut sekedar memanggil adik semata wayangnya.
Mendengar panggilan yang telah lama hilang , daehyun mengalihkan pandangannya , mendapati sosok kakaknya duduk berjongkok diatan lantai , mata kucingnya menghasilkan bendungan air yang siap tumpah
"—hyu –hyung … uljimma … " daehyun meraih tangan himchan yang gemetar , meletakannya diatras dada kiri , seolah mengatakan 'jantung ku masih berdetak hyung… gwaenchana '
Genggaman tangan daehyun lekas mengendur saat kesadarannya makin menipis.
Himchan menggeleng keras . ingin rasanya ia berteriak keras, namun suaranya masih tersangkut di kerongkongannnya.
"ketua, saya sudah memanggi dokt—" maid yang tergopoh terpaku di tempat mendapati untuk pertama kalinya meihat himchan keluar dari kamar di sertai tangis yang pecah .
"tenanglah himchan-ssi… dokter lee akan segera datang " ucap pelayan moon menenangkan ,
Himchan memeluk perut daehyun erat. Pelayan moon memejamkan matanya untuk menghindari moment kepilluan yang kembali terpantri.
.
.
.
Penutup kembar bercorak rumit itu terbuka, mengeluarkan dua tubuh berbeda gender , pria berkaca mata dengan pakaian tidur di rangkap sweeter tipis dan di sebelahnya wanita setengah baya yang tengah menutup pelan balok kayu di belakangnya.
Ia membungkuk sopan pada pria tersebut.
"sekali lagi maafkan kami karna mengganggu waktu istirahat anda tuan … " ujar pelayan moon sunkan
"tak perlu sunkan seperti itu , dia sudah seperti anak ku sendiri … " dokter lee tersenyum ramah, mereka melangkah menjauhi kamar daehyun.
'sobekkan di kepalanya tidak terlalu dalam , kau tenang saja himchan-ssi … dia hanya perlu tidur beberapa hari… kau juga perlu istirahat, hmmm …. ' sebait pesan itu di berikan oleh dokter lee, dokter pribadi keluarga jung yang tak lain adalah sahabat ayahnya.
Ya… ayah yang sudah merenggut semua kebahagiaannya. Himchan meraih tangan kanan daehyun yang terinfuse.
'sebenarnya apa yang terjadi pada mu daehyun-ah .. ' Tanya himchan dalam hati , tak pernah bicara membuatnya sedikit kesulitan saat hendak berkata. Suaranya masih saja tercekat di kerongkongan.
.
.daejae.
.
Dentingan jam gantung di sebuah kamar bernuansa senyap nampak seorang pria menggenggam sebuah buku bertuliskan 'memory' . sorot matanya menguarkan sejuta emosi, tak jarang bendungan itu menggenang tanpa mau jatuh .
"aku merindukan mu jung daehyun … " bisik pria tersebut seraya memeluk erat benda kotak berisikan potret dirinya dan 'sahabatnya'
"kau sudah puas dengan dunia mu?"
Youngjae terlonjak mendengar suara bass dari arah pintu ,
"bisakah kau ketuk pintu dulu hyung ? kau menganggetkan ku . " ketus youngjae .
Yongguk . masih diam bersandar di bingkai pintu .
"sekali lagi aku mengetuk pintu ini , tangan ku pasti akan memar . " yongguk memeperlihatkan tangannya yang memerah .
Youngjae tersenyum kikuk . yongguk menghela nafas "jika kau sangat meridukannya , kenapa kau tidak datang rumahnya ?"
"tak semudah itu hyung … " youngjae meletakan buku yang tadi ia dekap
"mungkinkah … ? kau tidak tau rumah nya ? " nada santai yang digunakan yongguk terdengar berbeda oleh youngjae ,
Kebungkaman youngjae membuat yongguk menyatakan kesimpulan sepihak. Yongguk cukup tau dari semua gerak tubuh youngjae , tabiatnya yang tidak mudah menyerah menjadi alasan yang cukup kuat untuk memprediksi bahwa youngjae tidak tau letak pasti rumah daehyun .
"ternyata benar dugaan ku , bukankah saat kau tidak bisa menemukan rumahnya kau bisa datang ke universitas ?"
"aku bahkan sudah menghubungi langsung pemilik universitas. Tapi tanggapan yang dia berikan hanya jawaban ambigu ." keluh youngjae tanpa sadar.
Yongguk mengangguk samar,
"bukankah kalian sudah mengenal sejak senior high school ? entah ini hanya perasaan ku saja atau apapun itu , tapi menurut ku … ada sesuatu yang daehyun sembunyikan hingga ia tak berani menunjukan identitas yang sesungguhnya pada mu walaupun kalian telah mengenal lama …" jelasnya panjang lebar
"jadi kau mau menyimpulkan daehyun tak pernah percaya pada ku ? " youngjae tersinggung dengan penjelasan yongguk .
"hahhh … terserah pada mu tuan Yoo , cinta itu benar-benar merepotkan ! " setelah mengatakan kalimat terkhirnya , yongguk pergi meninggalkan ruangan tersebut diiringi debumman pintu.
'mungkin benar yang dikatakan yongguk hyung… daehyun-ah … apa ada sesuatu yang kau sembunyikan selama ini ? '
.
.daejae.
.
Seonggok tubuh berbalut selimut dengan infuse masih bertengger dipunggung tangan tannya masih asik memejamkan mata , sepasang mata sendu menatapnya penuh harap. Berharap mata yang tertutup itu segera terbuka .
Himchan tak pernah absen untuk mengenggam tangan dingin adiknya yang bebas infuse.
"anda tidak perlu khawatir himchan-ssi , daehyun sudah terbiasa seperti ini ,
Yahhh… bisa di bilang mungkin ini sedikit lebih parah dari sebelumnya .
Sedah beberapa bulan terakhir daehyun selalu menyakiti dirinya dengan berkelahi. Ia akan terjaga selama beberapa hari tanpa tidur , lalu ia juga akan tertidur selama ia terjaga.
Bahkan terkadang ia tertidur selama seminggu penuh. "
Penjelasan pelayan moon terngiang jelas. himchan juga sempat menanyakan apa penyebab daehyun bertingkah seperti ini. dan jawaban yang di berikan pelayaan moon hanya sebait nama yang tak pernah himchan dengar.
'youngjae. ' hanya seuntai kata yang di ucapkan pelayan moon seraya menerawang jauh.
'hanya kata itu yang sering daehyun sebutkan saat ia tak sadar kan diri , '
"daehyun-ah … apa sebenarnya yang terjadi pada mu ? bukankah seharusnya kau sudah membuka mata mu ? tiga hari sudah berlalu , apa kau akan terus membuatku kesepian … ? " himchan mengusap lembut punggung tangan daehyun.
'hidup' kembali dengan kesadaran penuh . dan semua telah berbeda, dirinya . daehyun . dan keluarganya.
Himchan amat sadar disini bukan hanya dia yang terpuruk dalam sebuah lingkaran kepedihan . adiknya.
Daehyun . ia melupakan bahwa masih ada sang adik yang siap berdiri disamping nya . tapi ia seolah melupakan semuanya . terlalu egois , mengikrarkan hanya dirinya lah yang tersakiti , nyatanya ?
Daehyun lah . daehyun yang menanggung semuanya .
Satu kata yang selalu himchan rapalkan . maaf. Ribuan kali ia terus berucap tanpa henti .
Himchan beranjak , hendak menutup jendela kamar yang masih terbuka . setelah jendela sepenuhnya tertutup ia berbalik, bunyi berdebum menyeruak. Pergeseran lengan himchan menyebabkan buku bersampul kuning pucat terjatuh, ia meraih buku polos tersebut. Membuka nya .
Sebait kata bertengger dalam halaman pertama , tulisan tangan yang ia yakini milik daehyun
'scratch my life' didorong rasa penasaran dengan sebait kalimat penyambut , himchan kembali membuka lembaran berikutnya .
13 / 10 / 2004
Tuhan… kenapa aku merasa kebahagian ku semakin terkikis ? pertengkaran yang tak pernah aku prediksi , tiba-tiba meledak ditengah keluarga kecil ini.
Aku menganggap ini semua hanyalah lelucon yang eomma dan appa ciptakan untuk ku . berharap semoga esok , aku akan melihat dua makhluk terbaik mu bersikap harmonis kembali.
Semoga saat esok matahari membentangkan sinarnya, semua kembali normal.
Himchan terpaku. 'apakah ini diary daehyun ?' Tanya himchan dalam hati .
Tangannya sedikit gemetar untuk membuka lembaran lainnya, dilemma antara kelancangan dan rasa penasaran .
Di satu sisi himchan tau perbuatannya telah melanggar privasi adiknya, -perbuatan paling di benci oleh siapapun. Termasuk dirinya.
Tapi ia juga tak bisa memungkiri , betapa ingin tahunya ia tentang kehidupan daehyun selama ia 'mati'.
Pilihan kedua lebih himchan ikuti, ia tak peduli walau akhirnya akan di benci adik satu2nya atas perbuatannya.
Himchan semakin larut dengan buku bersampul kuning itu. Berbagai ekspresi ia pancarkan lewat sorot matanya. Getaran tangannya bertambah cepat. Wajahnya telah basah, isakkan pelan menggema didalam ruangan itu .
Pria bermata kucing itu akhirnya ambruk. Jatuh terduduk dengan memeluk erat buku bersampul kuning tersebut. Bahunya naik turun seiring dengan kerasnya tangisan himchan .
Tangis penuh penyesalan dan perasaan bersalah himchan keluarkan sepuasnya. Setelah puas mengeluarkan air matanya yang kini terasa kering , himchan berdiri –sedikit gemetar. Berjalan menjauhi ranjang daehyun " aku akan membawa kebahagiaan mu kembali dae.. " ujar nya serak
.
Pelayan moon mengerutkan kening –heran . himchan . tuan mudanya berjalan tergesa menuruni anak tangga.
"himchan-ssi .. " panggil nya
"ahjumma , aku akan pergi sebentar " pamitnya singkat
"anda mau kemana himcha-ssi ? ini sudah hampir mal—"
"aku hanya ingin ke suatu tempat, kau tenang saja. Aku akan segera kembali . " potong himchan mantap.
Pelayan moon menghela nafas, ia mengangguk pelan walau masih kentara ke khawatiran di wajah sendunya . himchan bisa memaklumi sifat berlebihan pelayannya , karna ia sendiri juga baru 'sadar' tiga hari yang lalu.
Punggung 'rapuh' itu menjauh cepat, tertelan daun pintu rumah mewah tersebut.
.
.
.Daejae.
.
.
Kepulan asap tipis menyembul dari secangkir cup Americano milik himchan, ia hanya memandang kosong coffee kesukaanya tanpa menyentuhnya sama sekali , fikirannya sibuk memikirkan cara lain untuk bertemu dengan pria bernama youngjae.
Sudah sepekan ia mencari kesana kemari, menghubungi kampus daehyun untuk mencari alamat rumahnya, himchan memang mendapatkannya dengan mudah. Tapi dewi keberuntungan tak begitu saja berpihak padanya , yah… si penghuni alamat yang di berikan universitas itu telah pindah. Itu membuat himchan kembali memutar otaknya,
Mengacak seluruh kamar daehyun yang mungkin saja ada sedikit petunjuk tentang alamat yang bisa mempertemukan dirinya dengan youngjae. namun nihil. Semuanya tak ada kemajuan sama sekali.
Kondisi daehyun juga tidak ada kemajuan. Ia masih berdiam dalam tidur pingsannya .
Himchan menjatuhkan keningnya di permukaan meja. Kepalanya terasa berat memikirkan jalan keluar yang bisa memepertemukan dirinya dengan youngjae.
"Youngjae-ah …! "
Mendengar nama seseorang yang tengah dicarinya, reflek himchan menegakkan tubuhnya , indra penglihatannya memandang liar ke segala arah .
Kunci. matanya terkunci pada sesosok pria berkaca mata bening. Mata kucing himchan membulat sempurna,
'pria itu yang selama ini aku cari. ' jeritnya dalam hati tak percaya.
Himchan berlari , ia meraih lengan pemuda itu sebelum si objek melangkah mendekati suara yang memanggilnya . tindakan himchan membuat pemuda itu terkejut.
"…. ?"
"apa nama mu yoo youngjae ? kau mahasiswa dari Universitas Hyundae yang sedang mengambil cuti ? " Tanya himchan cepat
"—nd –nde~ … ? " raut kebingungan youngjae Nampak jelas . setitik kelegaan menghampiri hati himchan.
"jadi… apakah kau sahabat daehyun ? " himchan bertanya girang
Pertanyaan himchan di sambut tak mengerti oleh youngjae, apalagi terdapat nama daehyun dalam pertanyaan laki-laki didepannya .
"itu dulu . " ucap youngjae dingin. Ia hanya tak ingin lagi berhubungan dengan orang-orang yang mengenal daehyun. Tapi youngjae sadar. Jauh didalam hati nya . ia menjerit mengenal dan sangat mengenal daehyun.
Wajah himchan berubah muram . ia tak memperkirakan bahwa jawaban youngjae akan sedingin itu.
Diam-diam ia menggenggam erat buku bersampul kuning . buku yang sepekan terakhir selalu ia bawa kemana-mana.
"apakah kau membenci daehyun ? "
'tidak ! aku sama sekali tidak membencinya ! ' tegas youngjae dalam hati
"apa kau suruhan daehyun ? atau kau mesin pendampingnya yang baru ?" ingin rasanya youngjae menampar keras mulut lancangnya .
Himchan berusaha meredam amarahnya agar tidak berteriak . sedikit banyak ia tahu kenapa youngjae sampai berucap pedas.
"aku hanya ingin memberikan mu buk—"
"apa ada masalah ?" bunyi bass menghentikan kalimat himchan , bukan. Bukan suara itu yang membuat himchan tak mampu melanjutkan kalimatnya.
Namun pelakunya lah yang membuatnya membeku. Membeku hingga ia sulit menggerakan tubuhnya. Bahkan rasanya himchan lupa cara bernafas .
.
.
.daejae.
.
.
Rintihan pelan keluar dari bibir penuh pemuda berkulit tan. Tangannya menekan sisi kepalanya yang sedikit pening, mengerjap beberapa kali berusaha menyesuaikan cahaya yang merasuk indra penglihatnya.
Tangannya mencabut paksa tancapan infuse pada tubuhnya, daehyun bergerak menurunkan sepasang kaki berbalut piyama bergaris.
Merasa tenggorokannnya amat kering , daehyun meraih segelas air diatas nakas.
merenggangkan otot-ototnya –terasa kaku . ia mencoba mengingat beberapa kejadian sebelum ia tertidur lama .
''himchan hyung… " cetusnya serak .
Daehyun ingat . himchan . kakak kandungnya untuk pertama kali , memanggil namanya setelah tujuh tahun diam membisu. Tanpa fikir panjang. Daehyun beranjak tertatih menuju kamar himchan yang berada di ujung di ujung lorong . berhadapan dengan kamarnnya .
Ia berjalan merayap , otot kakinya yang hampir seminggu tak bergerak cukup kaku untuk langsung berjalan normal.
Lambat laun daehyun lekas bisa berjalan normal. Engsel pintu kamar himchan bergeser pelan saat daehyun menggerakkan daun pintu.
Gelap. Kosong
Pemandangan yang ditangkap daehyun . ''Daehyun-sii …. Anda sudah bangun ?! " pekik seorang wanita setengah baya .
Daehyun mengangguk acuh , ia hendak masuk ke dalam kamar himchan ,
"himchan-ssi sedang keluar… " ujar pelayan moon
"mwo … ? " Tanya daehyun tak percaya
"dia sekarang sudah lebih baik daehyun-ssi … "
"tap –tapi kenapa kau membiarkannya bepergian sendiri !? "
"saya sudah memastikan dia aman. Supir Ahn be—"
"dimana himchan hyung ? sekarang , dimana dia ? " daehyun tak sabar.
"J-Moon caffee , anda tidak berfikir un-"
"aku pergi . " tandas daehyun . ia berjalan cepat masuk ke kamarnya guna mengambil ponsel.
pelayan moon menggeleng pelan separuh kesal, karna perkataanya lagi-lagi terpotong oleh kedua tuan muda nya.
'hahhh ... mereka bertingkah seenaknya lagi, apa mereka tidak pernah merasa di khawatirkan oleh ku ?' bisik pelayan moon dalam hati.
aplikasi kakaotalk milik pelayan moon berbunyi pelan. nama daehyun terpampang, ia segera menyentuh tocuhscreen ponselnya
'maaf membuat mu khawatir. aku akan pulang bersama himchan hyung secepatnya. '
senyum lega terukir cantik di wajah sendu pelayan moon.
.
.
.
daehyun turun tergesa dari bus yang mengangkut dirinya. ia tak menggunakan supir atau pun menyentir sendiri, karna itu tandanya ia terlalu bergantung pada fasilitas yang di berikan tuan jung -itulah pemikiran si tuan muda jung daehyun.
daehyun tak peduli akan pandangan orang lain melihat penampilannya. masih memakai piyama dan dilapisi mantel putih yang di berikan penjaga gerbang rumahnya.
Langkahnya semakin melebar seiring tereliminasinya jarak pandangnya dengan J-Moon caffee. Daehyun merangsek masuk "Himchan hyung ! " teriaknya menggema dinding kaca caffee. Puluhan pasang mata menatapnya bingung.
Focus daehyun langsung tertuju pada sosok pria yang berdiri sepuluh meter dari hadapannya. Tubuh berbalut baju casual itu gemetar hebat, daehyun segera mendekatinya , meraih tangannya agar pria itu menoleh kearahnya.
"harusnya kau menungguku bangun jika ingin pergi, " kata daehyun lembut , himchan masih saja bergetar ketakutan. Matanya berkaca-kaca.
"—d –dae –daehyun-ah … " daehyun menoleh kesamping kanan tubuhnya, bulu kuduknya sedikit meremang menyadari siapa pemilik suara indah itu. –youngjae
Tapi itu hanya terjadi beberapa saat, karna daehyun menyadari youngjae tak sendiri datang kesini, di belakang nya ia bisa melihat pria berwajah cukup familiar dalam ingantannya.
'itu tidak mungkin youngnam hyung…. ' daehyun menggeleng tak percaya.
Cengkraman himchan dilengan baju daehyun menyadarkan lamunannya. Daehyun segera melepas mantel yang melekat ditubuhnya, lantas memakaikannya pada tubuh himchan. merengkuhnya dalam pelukan hangat daehyun , berusaha membuat hyung nya sedikit lebih tenang . daehyun sama sekali tidak memperdulikan keadaan sekitarnya. Bahkan ada bisikan-bisikan sekitar yang mengataknnya orang gila, yang memakai piyama saat hari baru menginjak malam
"Tenanglah hyung , aku ada disini … " bisiknya lembut.
Daehyun merasakan tatapan tajam dari makhluk disampingnya. Ia mencoba acuh, mengabaikan kata hatinya yang sangat ingin bertatap wajah dengan youngjae.
"kau bisa berjalan hyung … ? " Tanya daehyun khawatir,
Himchan tak merespons apapun , akhirnya daehyun membungkukan badannya dan menggedong himchan yang masih saja bergetar hebat.
"kepala mu. Kau –kenapa ? " youngjae bertanya ragu
"maaf kan himchan hyung , jika dia bersikap aneh pada mu " ujar daehyun melenceng dari pertanyaan youngjae .
Sepeninggal daehyun, yongguk menepuk pelan bahu youngjae.
"dia menjatuhkan ini … " yongguk menyodorkan buku bersampul kuning. Youngjae menerimanya bimbang ,
"mungkin itu bisa menjadi alasanmu untuk bertemu dengan daehyun " saran yongguk
"hyung… mungkinkah kau mengenalnya? "
"nde.. ? " yongguk mengeryit bingung
"dia . laki-laki yang bernama himchan itu . entah kenapa aku merasa dia mengenalmu. " jelas youngaje
Yongguk menghela nafas. "kau benar. Aku mengenalnya. " jawaban yongguk sontak membuat youngjae terperanjat.
.
.
.
Hiimchan telah duduk di ranjang king size miliknya, ia sudah sedikit lebih tenang. Daehyun meletakan gelas di atas nakas setelah himchan meminum isinya .
"—mianhae dae.. harusnya saat kau terbangun aku ada samping mu . tapi yang aku lakukan malah membuatmu khawatir… ''
"tak apa hyung… yang terpenting sekarang adalah , kau mau berbicara dengan ku lagi. Itu sudah lebih dari cukup hyung… " sesal himchan
Daehyun
Sepasang mata kucing himchan kembali berkaca-kaca mendengar perkataan adiknya.
"ayo lah hyung… jangan cengeng seperti itu. Kau ini seperti wanita saja . " ejek daehyun dan mendapatkan pukulan telak di lengan kanannya. Daehyun meringkuk kesakitan. Mengaduh keras seolah baru saja di pukul tongkat basboll besi.
"—ya –yakk –d –dae –daehyun-ah …. Apa sangat sakit ? " Tanya himchan tak enak.
Daehyun tak menjawab , ia malah meraung kesakitan makin keras. Himchan bergerak panik.
"—mi –mianhae daehyun-ah … -ak –aku akan memanggil dokter. Tunggu seb—"
"Bhahaha..hahahah.. kau kena hyung ! "tawa daehyun meledak hebat, ia terpingkal sembari memegang perutnya kencang.
Himchan yang sudah panik setengah mati mengambil guling dan membanting di atas tubuh daehyun yang meringkuk.
"Monster kurang ajar ! sialan kau bibir tebal ! " teriak himchan murka.
"aduh –ishhhh …. " daehyuun memelankan tawanya saat kepelanya merasa sedikit pening.
"aku tidak akan tertipu lagi " ketus himchan
"ini benar-benar sakit hyung … "
Mereka terus saja berdebat , saling menuduh, mengaku dan menyangkal. Pelayan moon yang sedari tadi berdiri diambang pintu tersenyum senang . merasakan kehidupan dirumah ini sedikit lebih hidup disbanding sebelumnya.
Ia bahkan lupa kapan terakhir kali melihat kedua tuan mudanya saling adu mulut seperti itu.
"aku selalu berharap kalian bahagia, andai putra ku mau bertemu dengan kalian walau hanya sekali saja. Aku yakin kalian akan langsung menjadi sahabat yang baik …" papar palayan moon lebih ditunjukan kepada dirinya sendiri.
.
.
.daejae.
.
.
Sinar malam sang rembulan menyinari celah kamar seorang pemuda yang termenung didepan sebuah buku bersampul kuning. Pemuda tersebut sengaja mematikan lampu kamarnya agar 'hyungnya' mengira ia sudah tidur terlelap mengingat ini sudah hampir tengah malam dan ia harus kembali bekerja esok hari.
Fikirannya terus saja memutar info yang baru didapat dari yongguk. Semuanya berkaitan dengan sebuah detail masa lalu yang kelam. Youngjae tidak tau apakah cerita sekilas yongguk ada kaitannya dengan daehyun . namun jika diteliti lebih dalam lagi. Sedikit banyak, ini layaknya a puzzle piece.
Himchan. pria yang tadi menyapanya. Pria itu adalah kakak kandung daehyun.
Yongguk juga mengatakan fakta lain yang mencengangkan. Yongguk kembar indentik , dan kembarannya itu adalah kekasih himchan –hyung daehyun. Tak sampai di situ, youngnam kembaran yongguk telah tiada, nyawanya terenggut begitu saja oleh keluarga jung.
"dulu aku sempat mencari keberadaan himchan saat kakakku akan di kremasi, tapi. Dia menghilang , beberapa orang bahkan mengatakan bahwa himchan telah meninggal. Aku percaya saja saat mereka mengatakan himchan memang keberadaanya hilang bagai hembusan nafas . aku sangat terkejut bisa bertemu dengannya kembali . mungkin dia juga sangat terkejut karna 'ada seseorang yang sangat mirip' dengan kekasihnya"
"kenapa kau tak pernah menceritakan hal ini sebelumnya ?"
"aku fikir himchan memilki trauma mendalam akibat kematian youngnam. Dia bahkan gemetar hebat saat melihat ku. Seperti melihat shinigami kurus yang hendak memakannya. " yongguk tak menjawab pertanyaan youngjae.
"harusnya kau merasa aneh saat daehyun sama sekali tidak mau menceritakan keluarganya. Bukankah persahabatan kalian bisa dikatakan cukup lama untuk mengenal seluk beluk masing-masing ? "
Youngjae mengehela nafas berat. Pembicaraan tadi sungguh membuatnya harus memutar otak. Setengah hatinya sungguh ingin membuka buku bersampul kuning itu, cukup penasaran karna ia juga pernah mendapati buku itu saat bermain ke apartement daehyun. Buku yang sering daehyun bawa kemanapun.
Jika youngjae mengira itu sebuah catatan harian , itu tak masuk akal . karna yang ia tahu , daehyun tidak termasuk dalam kategori 'suka menulis' .
Setengah ragu, akhirnya youngjae membuka lembaran buku kuning tersebut.
'scratch my life'
#DEGhhH
Kata penyambut itu membuat hati youngjae berdetak kencang,
'benarkah ini milikmu daehyun-ah ?' ucap youngjae dalam hati, ia kenal jelas tulisan tangan yang bertengger disana.
.
13 / 10 / 2004
Tuhan… kenapa aku merasa kebahagian ku semakin terkikis ? pertengkaran yang tak pernah aku prediksi , tiba-tiba meledak ditengah keluarga kecil ini.
Aku menganggap ini semua hanyalah lelucon yang eomma dan appa ciptakan untuk ku . berharap semoga esok , aku akan melihat dua makhluk terbaik mu bersikap harmonis kembali.
Semoga saat esok matahari membentangkan sinarnya, semua kembali normal.
.
Suara hati youngjae menjerit. Memerintahkan youngjae untuk berhenti. Tak lagi membuka lembaran selanjutnya. Namun semua berada dibawah kendali otaknya, tubuh dan otaknya tak bisa lagi menuruti teriakan sang hati kecil.
Tangan youngjae terus mengkhianati si hati kecil.
.
25 / 12 /2004
Saat semua makhluk sibuk marayakan hari penting ini, aku hanya bisa menatap rintikan salju yang menghujam bumi.
Kehangatan dirumah kami sirna. Bahkan dengan tidak tahu dirinya. Appa membawa wanita jalang itu kemari. Bisa kulihat tetesan darah semi mengalir diantara kedua pipi eomma.
Bentakan yang aku berikan pada mereka berdua tak mampu mendinginkan suasana rumah yang memang sudah beku.
Tapi aku cukup bersyukur karna himchan hyung tak melihat pertengkaran mereka. Kau beruntung hyung memiliki teman sebaik youngnam hyung yang mau menolongku untuk membawamu bepergian selama liburan musim dingin ini. cukup aku saja yang melihat semua ini.
.
14 / 02 / 2005
Senyum itu… senyum bahagia eomma tatkala menyambut hari pernikahannnya tampak sangat jelas. ia bahkan tersenyum sepanjang hari.
Dan kau hyung… walaupun awalnya aku sulit menerima bahwa kau menyukai youngnam hyung. Menyukai layaknya hubungan lawan jenis. Itu cukup mencengangkan. Tapi melihat senyum kalian berdua –kau dan eomma. Itu sudah sangat melegakan hati ku.
Kalian bersama-sama membuat coklat untuk orang terkasih. Aku cukup iri karna belum pernah sekalipun merasakan apa itu cinta. tapi aku rasa. Aku sudah cukup kenyang dengan cinta yang kalian berikan. "
Kebahagian ini ternyata tak bertahan lama. Karna setelah eomma membuat coklatnya yang dikhususkan untuk appa, ia memakan coklat itu sendiri didalam kamar mereka yang gelap .
Lama aku menantimu untuk keluar eomma , keluar dari persembunyianmu, menyambut appa dari luar kota.
Nyawa ku menghilang separuh melihatmu tertidur pulas dengan mulut penuh busa. Disebelah mu tergeletak coklat yang baru saja kau buat.
'aku sangat ingin kau memakan coklat beracun ini. namun ternyata aku terlalu mencintai mu hingga aku mewakilimu untuk memakan coklat beracun ini.
Sungguh aku sangat mencintai mu Jung… '
Aku merasa buta setelah membaca pesan terakhir eomma yang bertengger diatas kotak coklat semerah darah.
Benci . Aku sangat membencimu Appa.
.
25 / 03 / 2005
Jika aku boleh memilih, aku benar-benar ingin mati sekarang juga. Hati ku kebas menyaksikan kejadian mengerikan ini. menyaksikan kekasih hyung ku yang tengah merenggang nyawa di tengah kerumunan preman yang memegang tongkat bassball.
'—aku sangat mencintai himchan. katakan padanya untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri. ' pesan terakhir dari youngnam hyung terpantri jelas.
Terlambat.
Aku memang adik yang tidak berguna ! betapa menyedihkannya diri ku ini.
Aku terus saja menyesali keterlambatan ku datang. Andai aku bisa datang lebih cepat.
Andai aku bisa menukar nyawaku dengan nyawa mu hyung ..
Maafkan aku yang tak bisa mempertahankan kebahagiaan mu himchan hyung.,
Tuhan.. kenapa kau tak mengambil nyawa ku saja ?
Aku tak pernah tau mengapa aku bisa memiliki ayah seperti mu tuan jung. Manusia yang membrantas kabahgiaan keluargamu sendiri.
Aku membenci mu appa. Sangat membenci mu.
.
14 / 06 / 2005
Tiga bulan telah berlalu, dank au masih saja terpuruk dalam kubangan kesedihan .
Kau membungkam mulutmu. Hidup layaknya boneka.
Kau tahu hyung… aku sangat ingin mendengar suara mu. Aku ingin mendengar mu memarahi ku karna terlalu banyak makan cheesscake, bermain game terlalu lama.
Aku ingin mendengarmu memanggil nama ku hyung.
Harusnya kau tahu. Disini . masih ada aku yang akan selalu disampingmu.
Hanya kau yang membuatku terus bertahan hidup hyung. Jadi..
Lekaslah hidup seperti dulu. Aku akan menunggu itu terwujud.
.
Air mata youngjae sukses tumpah. Ia seolah ikut terhanyut mengalami apa yang daehyun rasakan. Semakin dalam ia membaca goresan hitam itu, semakin deras pula cucuran air matanya. Hatinya ikut tercabik merasakan begitu keras dan pedihnya hidup daehyun.
Youngjae terpaku saat melihat gambar tangan yang mirip dengannya terukir begitu indah, lukisan tangan simple namun tampak hidup. Di pojok kanan bawah gambar tersebut terukir namanya dan seuntai kata amat indah –menurut youngjae.
" – cinta Ku "
Debum jantung youngjae terdengar keras. Ia menahan nafas ketika tangannya membalik halaman di sebaliknya.
.
06 / 03 / 2010
Hanya dengan melihatnya aku merasa separuh hidup ku kembali hidup. Hati ku yang kering lekas basah oleh kehangatan tatapannya.
Aku memang gila. manusia paling idiot yang mengumandangkan 'cinta' dalam sekali tatap.
Kau mungkin tak pernah tahu bahwa aku selalu berharap bisa lebih dekat dengan mu.
Kau menjadikan ku manusia di luar rasional. Memiliki sebuah rasa yang sering di anggap tabu oleh orang lain. Aku manusia bodoh yang tak pernah memperdulikan ucapan ataupun pandangan orang lain. Jadi biarkan aku gila dan menyimpan perasaan sendiri.
untuk pertama kalinya selama selama dua tahun terakhir. aku sedikit merasa lebih hidup.
.
Kacau. Abstrak. Terlalu banyak emosi yang youngjae paparkan . ia terus membaca berulang kali tulisan indah tersebut. takut salah membaca dan menafsirkan.
.
20 / 11 / 2011
Aku mulai menyesal karna telah menyeretnya masuk dalam kehidupan ku. Aku tahu seseorang kerap kali mengikuti youngjae. aku tahu ia sekarang tidak terlalu berbahaya untuk youngjae. tapi aku tidak tahu hari kedepan.
Aku takut hal yang lalu juga menimpanya. aku terlalu parno sehingga aku sering diam-diam mengikutinya sampai melihatnya masuk kedalam apartementnya dengan selamat.
aku tau, appa telah mengirim mata kanannya untuk mengitai kehidupan ku. menelisik seberapa jauh hubunganku dengan mu.
apakah rasa ku padamu terlalu jelas jae ?
.
28 / 08 / 2013
hari ini aku mendengar kabar terbaik dan terburuk sekaligus. awalnya aku merasa amat senang hingga rasanya ingin mati. namun kejadian selanjutnya adalah ...
aku benar-benar mati.
bahagia yang beberapa detik lalu aku rasakan berganti kekhawatiran mendalam . andai aku memperingatkanmu untuk tidak mencintai ku jae.
apa kau bodoh seperti ku ? harusnya kau tau kita sama-sama pria. harusnya saat perasaanmu mulai tumbuh kau lekas membunuhnya. bukan mengungkapkannya!
maaf karna aku berlalu begitu saja setelah kau mengungkapkan perasaan mu.
aku hanya ingin mengejar pria brengsek yang telah mengikutimu tiga tahun terakhir. aku yakin dia akan segera melaporkan apa yang didengarnya .
yah.., dia akan mengatakan pada tuannya bahwa kau mencintai ku. itu adalah hal yang sangat aku takutkan jae...
dan hari itu juga aku akan terus melindungimu dan menyakiti mu.
maafkan aku yang tak pernah berguna untuk mu.
Don't Love me Jae-ah ...
.
24 / 01 / 2014
inilah hari yang paling indah untukmu. aku sangat berterimakasih karna tuhan telah menciptakan mu didunia ini.
kau tau. aku sudah menyiapkan kamera untukmu. bukankah kau sangat suka membidik obek-objek yang menarik dipandang ?
tapi tak hanya itu, karna aku juga akan memberikan hadiah menyakitkan untukmu. aku mengenalkan 'yoejachingu' ku padamu. aku hanya ingin mengelabui appa.
tapi kurasa itu akan sangat menyakiti mu. mianhae jae-ah .
.
09 / 08 / 2014
telah puluhan kali aku berganti 'pasangan' semenjak kau mengutarakan perasaanmu. perubahan drastis ku ini pasti menyakitkan bagi mu bukan ? tapi aku juga tak kalah sakit jae, cabikan hatiku kian mendalam saat melihat parasmu menyiratkan kesakitan nan kekecewaan itu.
aku memang pengecut jae. aku tak bisa secara gamblang menyuruhmu pergi. dan aku pun tak kuat untuk pergi meninggalkanmu. ketakutanku hidup dalam kedingingan dunia membuatku menjadi seorang egois. sangat egois. aku menggeggam mu tapi aku juga meremukkan hatimu.
maafkan aku younjgae-ah... aku hanya bisa melindungimu dengan menyakitimu .
mianhae jae-ah ...
.
27 / 11 / 2014
aku kembali mengajaknya menemani ku kencan. bukankah kau sudah amat lelah jae ?
visualmu menunjukan segalanya... brengseknya aku yang tetap menuntutmu menemani ku.
kau pergi ...itu tamparan kecil yang aku terima. kau pergi setelah melihat ku mencium gadis ini. yah... dia adalah sepupu ku yang sangat menyukaimu namun kau menolaknya dengan tegas.
dan dia datang padaku, memintaku menjadi kekasihnya 'palsunya' . berharap kau cemburu. aku menerimanya tanpa fikir panjang.
sepupu ku terpekik keras mendapati ku muntah hebat setelah kami berciuman. dia bahkan menangis keras dan menganggap dirinya seorang penyakitan.
entahlah... akupun tak mengerti kenapa tiap kali aku berciuman dengan seseorang , dan setelahnya akan memuntahkan semua isi perut ku . tapi setidaknya itu sedikit melegakan.
Bukankah itu tandanya. aku sama sekali tidak menikmati ciuman mereka. gadis-gadis bayaran itu bahkan banyak yang menamparku usai berciuman.
hahhh ... aku sangat benci dengan keadaan ini. dimana aku memanfaatkan dirinya dan kau jae...
.
28 / 11 / 2014
akhirnya kau pergi. pergi membawa nyawaku dan rasa sakit itu ... kau mengatakan sangat mencintai ku.
andai aku bisa berteriak ''aku juga sangat mencintaimu yoo younjgae !''
kau pasti sangat marah saat menemukanku tengah berciuman mesra dengan gadis itu. akhirnya kau marah dan meluapkan semuanya jae, akhirnya kau tak menyadari lebam diwajah ku.
beberapa jam sebelum aku bertemu dengamu .
aku hampir mati kaku saat melihat bidikan timah yang terpusat tepat dijantungmu.
yah.. si brengsek tuan besar jung akhirnya memberikan titah mengerikan. hal yang aku takutkan mungkin saja terjadi. tapi aku sangat bersyukur karna tuhan masih membiarkan ku melihatmu siang ini. walaupun melihatmu dalam keadaan marah besar, itu tak apa asal aku masih bisa melihatmu bernafas. itu benar-benar tak apa.
ingin rasanya aku menyumpal mulut mu agar tidak berteriak ' aku sangat mencintai mu' kau tau . itu seperti kata penjemput maut bodoh !
bagaimana jika spy itu mendengarnya ! apa yang akan terjadi padamu nanti ? membayangkannya saja aku tak sanggup.
maafkan aku yang akhirnya memukul bahkan menendangmu.
kalut .
aku terlalu kalut .
sesal itu memang selalu datang saat akhir. aku benar-benar bodoh sampai melukai mu seperti ini.
jika aku tak egois. bukankah harusnya aku melepasmu sejak pertama kau mengungkapkan perasaanmu ?
atau mungkin saat pertama kalinya kita bertemu.
mesin pendamping ? kenapa kau menilai dirimu sendiri seperti itu. apa peringai ku membuatmu berspekulasi demikian ?
berhenti. detak jantungku rasanya ikut berhenti saat aku mengatakan padamu 'pergi' .
kata pergi itu layaknya aku menggoreskan belati tumpul berkarat kedalam tiap inchi hatiku.
eomma pernah mengatakan bahwa 'lebih baik meninggalkan dari pada ditinggalkan. ' mungkin itu yang membuat eomma memilih pergi lebih terlalu takut merasakan sakit berlebih. Ia terlalu takut pada kenyataan 'ditinggalkan' oleh pria yang di cintainya.
jadi aku juga akan membiarkan mu meninggalkan ku jae- itu akan lebih baik dibanding aku meniggalkanmu.
pergilah dan temukan kebahagiannmu .. Saranghae yoo youngjae ...
.
30 / 11 / 2014
untuk pertama kalinya setekah tujuh tahun terakhir aku bersitatap dengan tuang besar jung. tak aku pungkiri hatiku sakit melihat keadaannya yg sekarang jauh dari kata baik. tubuh ringkih nan tuanya terlihat amat rapuh.
namun benci ku menutupi perasaan itu.
aku datang hanya untuk memastikan bahwa dia tak akan lagi menjadi stalker jarak jauh . tak lagi mengikuti ataupun memiliki keniatan untuk menyakiti orang yang aku cintai.
sudah cukup.
yoo youngjae, berbahagialah dengan hidupmu tanpa ku , raihlah kembali senyummu yang telah hilang oleh tingkah ku. semoga kau bisa segera melupakan ku dalam secepat kedipan mata.
biarkan aku menebus kesakitan yang selama ini kau idap, goresan luka yang aku ukir untuk mu, biarkan aku melakukannya pada diriku sendiri. Mungkin dengan itu rasa bersalah ku bisa sedikit berkurang.
sampai hembusan nafas terakhir ku , aku akan tetap mencintai mu jae-ah..
.
tangis youngjae yang sudah tak terkendali makin menjadi. Ia beberapa kali menyeka buliran bening itu kasar. Turun berbondong tanpa seizin nya. Tak dipedulikannya kedua pipi yang terasa sedikit perih akibat gesekan tangannya yang bergerak menghapus buliran bening itu .
pandangannya yang mengabur membuat youngjae terus mengusap kelopak matanya yang sudah membengkak. Hidung mungilnya sudah semerah tomat.
perih yang di rasakannya saat ini jauh lebih sakit dibanding saat ia memutuskan pergi dari kehidupan daehyun.
Lebih menyakitkan di banding rasa sesak kerinduanya pada jung daehyun. Hatinya terasa kebas, seolah ia baru saa menghantam pintu neraka , rasa sakit itu merasuk makin dalam di tiap sel darahnya, menyebar cepat layaknya virus ebola.
.
01 / 12 / 2014
Yoo youngjae, aku merindukan mu .
.
Halaman demi halaman terbuka kilat, di setiap sisi note itu hanya terisi satu kalimat singkat nan jelas yang sarat akan kerinduan mendalam.
Lembar berbeda dan tanggal berbeda tercatat disana. Namun kalimatnya tak pernah berubah, sebelah tangan youngjae meremas dada kirinya yang berdenyut nyeri hingga rasanya ia ingin segera mengakhiri buku mengerikan yang tengah ia pegang.
Sampai di halaman yang terakhir , tatapan nanar youngjae makin menjadi melihat tulisan tangan daehyun yang makin kacau. Tepat seminggu kebelakang dari hari ini
.
07 / 04 / 2015
Yoo youngjae, aku merindukan mu.
Aku sangat merindukanmu bodoh ! aku sangat merindukan mu , rindu ini rasanya penyakit ampuh yang bisa membunuh ku perlahan. Mati perlahan dengan kesakitan yang selalu menggerogoti hati ku.
Dalam mimpi ku , aku selalu bertemu denganmu jae, itu seperti obat penenang untuk ku, obat rindu ini. aku yang terlalu larut dalam mimpi , membuat ku tidur sangat lama,
Dan saat aku membuka mata ku , hati ku makin ngilu melihat kenyataan bahwa hal yang terjadi saat mata ku tertutup hanyalah sebuah angan yang aku ciptakan.
Satu hal yang selalu menjadi akhir mimpi ku, membuat ku akhirnya mau membuka mata ku lagi untuk melihat kekejaman scenario hidup ku.
Kau hyung, himchan hyung. Hanya dengan melihat wajah senyum mu yang mengajaku pergi dari lubang kebahagian semu itu. Kau menarik ku kuat , berbisik lembut pada ku, mengatakan bahwa 'kau akan membawa kebahagiaan yang sesungguhnya'
Tidur dengan waktu lama dan terjaga dalam waktu yang sama dengan masa tidur ku, itu sangat sulit di lalaui, karna hasil yang aku dapat adalah … kerinduan ku ini semakin tak terbendung.
Aku sungguh ingin berlari mengejarmu, memeluk mu setiap hari, berbagi kehangatan hanya dengan mu yoo youngjae, namun …
Aku tau, bertemu dengan mu artinya membunuhmu, dan tak bertemu dengamu , artinya aku membunuh diriku .
Siapa yang peduli dengan sampah seperti ku ? bukankah begitu youngjae-ah ?
Tuhan … jika boleh aku memohon padamu, pertemukanlah kami dalam waktu singkat, biarkan aku memandangnya seklai lagi.
Aku rela menukar nyawa tak berharga ini dengan pertemuan singkat yang hanya di sadari oleh ku.
Aku mohon… biarkan aku melihatnya sekali lagi, izinkan aku menatap senyum di wajahnya sekali lagi.
Izinkan aku mendengar suaranya sekali lagi.
Sekali saja… aku mohon … pantaskah aku memohon pada mu ?
Jebal … biarkan sekali saja takdir baik berpihak pada ku . pada seorang jung daehyun sang sampah dunia.
Youngjae menggeleng keras, memeluk erat buku bersampul kuning itu , di beberapa bagian itu sudah basah oleh tetesan, youngjae meringkuk di atas permadani brown bercorak cheesecake, isak tangis menyayat hati terdengar keras, tak di pedulikannya gender pria yang melekat padanya.
Tak jarang pula youngjae memukul dadanya berulang kali. Berharap sakit di balik organ luarnya berkurang.
'sakit.. sakit sekali, kenapa rasanya sakit sekali. Kenapa kau sangat egois dan menyembunyikan semua ini dariku . ? mati ? kau mengatakan takut melihat ku mati terbujur kaku ? aku bahkan sudah mati setelah hengkang dari kehidupanmu .' racau youngjae sembari mengeratkan dekapannya dengan benda mati bersampul kuning itu. Berharap yang di dekapnya kini adalah sosok daehyun yang amat dirindukannya.
.
.#Youngjae – Pov #
.
Aku menatap bangunan tinggi menjulang, gedung di depan ku ini sangat jauh dari kata rumah. Bagaimana mungkin ada rumah dengan menara – menara menjulang tinggi seolah ingin mencakar sang langit yang membentang diatasnya ?
Aku masih terdiam . menatap rumah dari jarak cukup jauh pintu megah itu masih berjarak dua puluh meter dari tempat ku berdiri. Aku masih sibuk menatap rumah sunyi ini. hanya ada penjaga gerbang yang tadi membukakan pintu untukku. Entah kenapa ia mempersilahkanku masuk dengan mudahnya.
Bukankah biasanya rumah seorang cebol itu susah untuk dimasukki makhluk seperti ku ?
Deru mobil di belakang ku membuyarkan lamunan kagum ini. tiga mobil mewah berwarna hitam pekat berjalan perlahan menuju pintu utama rumah ini.
Sang supir bergegas keluar dari sisi pengemudi, membukakan pintu penumpang di belakangnya.
Nampaklah seorang pria cukup berumur keluar dari mobil mewah tersebut, auranya benar-benar kuat penuh charisma, rambutnya yang beruban tak mampu menghalangi ketampanan nya yang sedikit dimakan usia.
Tunggu. …
Dia menoleh padaku. Astaga. Apa yang harus aku lakukan . ? mungkinkah dia tuan besar rumah ini, yang artinya…
Ayah jung daehyun ? '
Aku terpekur mendapati kemungkinan fakta besar itu.
"kau siapa ? " Tanya pria itu penuh wibawa
#gLek
Aku menelan ludah paksa. "-ak –k –aku –"
"Yoo youngjae . apakah itu namamu ?" potongnya cepat
Aku mengangguk ragu. Dia . makhluk di depan ku tersenyum aneh, lebih tepatnya seringai yang mampu mematahkan keberanian siapapun.
"ada apa pagi-pagi buta bertandang kerumah ku ? kau ingin bertemu dengan daehyun? Apa itu pantas? Dan penampilan mu …? –kau mirip wanita jalang " ujarnya pedas tanpa tadang aling-aling .
Aku menggeram marah , "pertama . aku adalah pria . kedua, kenapa aku tidak pantas menemui sahabatku ? "
"mana ada seorang pria dengan beraninya mencintai mencintai anak ku yang juga seorang pria ? bukankah itu menjijikan ? " ejeknya .
Aku tak bisa menyangkal ataupun berteriak marah padanya.
"aku rasa kita sudah cukup saling bertegur sapa, bagaimana jika aku pindah ke permainan inti hmm ? "
Ia menyibak jas abunya, merogoh saku dalam bagian kiri jasnya, dan mengambil benda mati yang siap mematikan siapapun.
Aku tak bisa menutupi kerterkejutanku, tuan jung. Ayah daehyun, menodong sebuah berretta 92 tepat kejantung ku . siap melepaskan pelatuk yang sedari telah ia tarik, tubuhku menegang seketika,
Mungkinkah aku akan mati sebelum melihat daehyun ?
Aku terdiam, memejamkan mataku, siap menerima timah panas dari tuan jung.
#DOORR !
Tubuhku terhempas ke belakang, tapi… tunggu dulu,
Kenapa aku tak merasakan sakit akibat tembakan itu ? dan … kenapa aku terjatuh namun tak merasakan hantaman keras di punggungku ?
Setengah ragu, aku membuka mataku,
#DEGHH
-d –daehyun. Dia ada di atas ku? Tangannya. Tangannya lah yang menahanku agar tak terjatuh.
Darah ! ya tuhan ! bahu kirinya berdarah . meresap di t-shirt putih tipisnya,
" aku tidak apa-apa ?" ia bertanya tanpa menyiratkan rasa sakit akibat tembakan yang mengenai bahunya.
"syukurlah , kau terlihat baik-baik saja ,.. " daehyun tersenyum lembut, aku merasakan sesak.
Daehyun menuntun ku berdiri tegap. Dia meringis kesakitan saat menggerakkan bahunya ,
"-he –he –hei… daehyun-ah … kau , kau… -da –darahmu " ucapku tak jelas,
Ia menggeleng pelan , berusaha menenangkanku .
"—ing –ingat ucapan ku ini. jangan pernah melihat kebelakang, hanya tatap punggungku dan terus berada di depan ku. Kau mengerti . ?" aku masih bungkam tak menjawab.
Aku sama sekali tidak mengerti apa yang a bicarakan. Ia berbalik memunggungi ku.
"kau bodoh jika berniat melawanku jung daehyun. " tuan jung berucap sengit.
"bukankah aku sudah memperingatimu? Tapi kenapa kau melanggarnya ? "
"aku tak pernah membuat kesepakatan apapun denganmu. "
"pengecut " tandas daehyun
"kau membuatku muak daehyun-ah ! cepat selesaikan dia. Halangi apapun yang melindungi bocah tengik itu . termasuk daehyun. " perintah tuan jung pada tiga pria berbadan besar.
Aku menatap takut , tapi berbeda dengan daehyun, ia malah berjalan mendekat kearah tiga pria didepannya.
"jika kalian benar-benar laki-laki sejati , jangan pernah menyerang lawan kalian dari belakang. Bukankah itu tindakan seorang pengecut?" ucap daehyun remeh sebelum mereka menyerang nya,
Aku tak bisa membiarkannya melawan mereka sendirian, aku memasuki arena pertarungan mereka, memukul dan menghindari serangan mereka sebisa mungkin , tapi aku tak seahli daehyun .
Pukulan telak mereka sudah berkali-kali menghujani ku,
#BRUKKH
Tubuhku terbanting keras diatas semen keras ini, daehyun menoleh kearahku , raut khawatir terpancar jelas. ia membantuku berdiri, mengusap darah yang keluar akibat sobekan luka di bibirku.
"mianhae Youngjae-ah … " bisik nya pelan , aku menggeleng keras,
Bisa kulihat hazel daehyun membulat lebar saat mendengar bunyi desingan baja, ia menarik ku cepat membalik posisi kami .
#JLEBHH
#BUGHH
Aku tak bisa bereaksi apapun kami terjatuh bersamaan, daehyun menahan berat tubuhnya dengan satu lengan, wajah tampannya menahan kesakitan yang amat sangat.
Mataku kembali berair, ketakutan itu menghantui ku lagi, dibelakang daehyun, seorang pria berjas hitam tengah menancapkan samurai panjang tepat di punggung daehyun.
"—da –hiks –daehyun-ah… " aku hanya bisa memanggilnya lirih ,
Ia tampak berusaha tersenyum "—ka –kau… -syuk –syukurlah –ka –khh baik-baik saj—" ucapan daehyun terhenti ,
Aku menggeleng keras, memegang lengan daehyun agar ia bangkit,
#SSrrJLEbbH
Mata ku yang sudah basah membulat paksa melihat samurai itu telah menembus dada daehyun, pria itu semakin menancapkan lebih dalam. Daehyun menahannya dengan sebelah tangannya, samurai itu hanya berjarak sepuluh senti untuk mencapai dadaku .
#UGHkHUkgHh
Daehyun muntah darah, aku menangis kacau melihatnya begitu kukuh menahan samurai itu.
"—dae –daehyun… -ber –berhenti aku mohon … " cicitku kalut.
Tangan daehyun yang berlumuran darah bergetar hebat, tak kuat lagi menahan hujaman samurai yang ia tahan, aku melihat daehyun berusaha keras menggeser tubuhnya menjauh dari ku, tanganya terayun menampik pegangan si pria berjas pada gagang samurai.
Daehyun menjatuhkan tubuhnya kesamping . berhadapan dengan ku.
Nafas ku semakin tersenggal melihat daehyun menatapku lelah, matanya setengah tertutup terus menatap ku, tubuhku tarasa mati rasa, aku tak mampu bergerak barang sejengkal pun untuk sekedar memeluk daehyun,
Ia tersenyum ditengah rasa sakitnya, menggerakkan tangannya, berusaha meraih tanganku,
Matanya tertutup perlahan
Aku menggeleng kalut, daehyun menutup matanya! Ya tuhan … aku mohon jangan biarkan ia menutup matanya sekarang. Aku berusaha mendekat, burusaha meraih tangan daehyun yang terkulai lemas.
Namun nihil. Aku masih bergeming
"—ukhhukgh –m –mi –mian –hae … "
"—an –andwae ! –d –dae –hyun –ah ! "
.
.
.
.
.
.
.End … ?
.
.
. TBC…
*^_^*PLease Review*^_^*
yess ! tinggal setengahnya lagi, giman ? yang baca sampe akhir ngertikah sama alur cerita yang amburadul ini ?
kalo ada yang nanya jonglo, #kenapa mereka mendadak muncul ? anggep aja mereka itu cameo buat pelengkap nih sequel . :p
Review ff i;m only human :
JokeMato DaeJae
authorrrr sumpeh dah ini epep ngena banget... bikin mewek kejer :'(
gk tau mau ngomen apa.. yg pasti ini epep.a keren pake banget...
di tunggu epep selanjut.a thor :')
*Whiel = hehe.. nih whiel kasih seqeulnya.. thanks yah udah R & R ^^
dewicloudsddangko
Hiks hiks :( ,jae umma kasian bgt :( ,cuma 1 yg aq mau thor ,sequel ,sequel ,sequel ,pliz dong thor ,ini keren bgt thor ,apalagi pas kata2nya dae appa diakhir2 ff itu asli keren :* ,pliz thor sequel ,need bgt sequel kalo bisa sih happy end _ ,dan untuk masalah TS aq setuju bgt sama author ,mereka kerja keras seperti itu ,tpi hanya dihargai segitu ,itu bener2 gila dan gk masuk akal ,mereka (TS) gk tau mungkin kalo tanpa B.A.P gk bakal ada banyak orang yg tau kalo TS itu ada ,bener2 agensi itu bikin orang muak -_- ,,fighting uri B.A.P :)
*whiel = haha sequelnya udah dateng nih, #stngah dulu yh.. yapp fighting uri BAP ! thanks ya udah R & R ^^
ngiweung
mudah2n masuk ni rview.. #berdoa #geje kkkkk
waahhh apa yg kau lkukan pada nae Jaejae thor, menderita amat dia disini.. sini sini Jae klo Daemchu udah ga mau ma kamu lagi mendingan sama aku aja.. #punggg -ditendang Dae-
gile ni cerita, mata ngantuk malah melek bercucuran airmata.. nyesek rasanya jadi Jae, udah sakit hati ehh di tambah sakit fisik.. dasar Jung Pabbo udh brani KDRT ye ma istri termanismu itu... tau rasa loh kalo nanti Jae selingkuh ma aku. haha
aku suka bnget pas Jae nyanyiin kepiluan hatinya didepan umum gitu.. sakit.. sakit.. rasanya sungguh sakit.. #sakitnyatuhdisini -joget ala cita citata- kkkk
tapi siapa cowok yg hmpiri Jae thor?
buat squelnya kilat.. sangat dibutuhkan banget squelnya.. pkoknya buat Dae nyesel ats sikap & prinsipnya, buat Dae ngrasa khilangan Jae disaat Jae lg cuti, ntar ktemu lg jdi Jae yg jaim ma Dae.. pkoknya buat squelnya ya thor.. #maksa :-)
semangat...
*whiel = wkwkw~ berdo'anya smbil ngebayangin jae gk tuh ? cowo itu .. ? udah kejawab q diatas sono.. :p thanks yah rose ,, udah R & R ^^
#yahshgfrhhsstj
YAAAKKK INI UDAH END AJA?!
YAHHH KURANG
NAJONQ INI NYESEG BGT QAAAA
LUV LUV AUTHORNYA
*Whiel = haha lop lop juga buat readernim .. thanks yah udah R & R ^^
#Guest
Hiks ini sedih bangeet.
Udah, reviewnya segini saja. Hikss
*whiel = hee thanks yah udah R&R ^^
#Guest
ff What is it? My heart really sick, ff it makes me cry when reading
depictions were so detailed and very striking in the hearts of readers.
This story really melancholy and nice. i like.
Great job author
*whiel = owalah... aku ora ngerti koe ngomong apa jon. yg penting thanks lah udah R&R ^^
g' sanggup... nangis...
apakah mreka hrus b'pisah seperti tu... hiks...
*whiel = heee krn itu udah jalan ceritanya... :p thanks udah R&R ^^
#Kimarble1406
Huweeee Daehyun Jahat! Daehyun Jahat! *what the-* Author sakit hati ini guee T.T Youngjae nya kesian. Ok, ini keren. Ampe air mata gue tumveh tumveh /?
Saya nagih sequel nih. Ka4ena
*whiel = aduh.. abangnya whiel jangan di katain jahat dong,,, kkk~ perlu ember buat nadangin ? disni ada seribu dapet 3 thank udah R&R ^^
maaf yang sebanyak-banyaknya karna aku ngomong lagi-ngomong lagi. cuma pengen ngingetin.. BESOK JANGAN LUPA BIKIN HASTAG BUAT DUKUNG BAP ! AYOO BABYS.. ! SEMANGAT BERLOMBA MEMBERIKANN DUKUNGAN UNTUK URI BAP ^^
Sekian dan Terima kasih.
