Hallo, minna-san saya akan membuat cerita baru...

Walaupun masih amatir dalam membuat cerita, tapi mohon bantuannya yah...

Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto

Rated : M

Genre : GaJe,Jelek

WARNING! BAHAYA

Pairing : SasuSaku

SASUSAKU

Angin semilir berhembus. Membelai helai rambut panjang sepinggang berwarna soft pink milik seorang gadis yang tengah duduk manis di bawah pohon sakura. Wajahnya sendu, ia tengah menerawang ke atas. Menatap birunya langit.

" Sakura...! ", sapa seorang gadis berambut pirang kepada sahabatnya. Tepatnya gadis berambut pink yang sedang duduk di bawah pohon sakura.

Sakura (nama gadis berambut pink ) terlonjak kaget. Ia mengerjabkan matanya berkali-kali ketika melihat gadis pirang berkuncir kuda di sampingnya.

" Kenapa kau? ", tanya gadis pirang yang kemudian bersandar di pohon sakura. Dekat gadis pink itu duduk. Ditatapnya emerald Sakura lekat – lekat. Aquemarine bertemu dengan emerald.

' Mata emeraldnya tampak redup. Tak seperti biasanya. ' batin gadis berambut pirang.

" Ah, Ino. Aku tidak apa – apa kok !. Kau ini mengagetkanku saja ! " , kata Sakura dengan senyum yang dibuat – buat.

" Bohong ! Kau bohong, Sakura. Ini karena orang tuamu lagi, kan ?" , intimindasi Ino ( gadis pirang ) yang membuat Sakura terlonjak kaget dan menoleh kearahnya.

" K – Kau tahu, I – Ino ? " , emerald Sakura tampak berkaca – kaca. Ino yang menatapnya merasa pilu.

Ino tahu kenapa Sakura sering melamun. Itu dikarenakan orang tua Sakura yang tengah diterpa masalah. Kebetulan orang tua Ino dan Sakura adalah sahabat karib sejak SMA. Sama seperti Sakura dan Ino saat ini. Mereka juga berteman atau lebih tepatnya bersahabat ketika mereka masuk ke Konoha Internasional High School.

Sakura adalah sahabat baik Ino. Begitu juga sebaliknya. Akhir – akhir ini orang tua Sakura sering bertengkar. Katanya ada pihak ketiga yang mengganggu rumah tangga mereka. Entah itu fakta atau salah paham belaka? Ia pun tidak tahu menahu. Ia tahu keadaan orang tua Sakura karena sering mencuri dengar percakapan kedua orang tuanya.

Karena hal tersebut, Sakura terkena imbasnya. Ia kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Setiap kali dirumah yang ia dengarkan dan lihat adalah orangtuanya yang adu mulut. Tak jarang mereka mengamuk di depan Sakura. Dan itu, membuat Sakura sedih dan menjadi pribadi yang pendiam.

Ino tahu saat ini Sakura sangat rapuh. Ia butuh penopang dan teman cerita. Dielusnya punggung Sakura yang nampak bergetar. Tubuhnya makin kurus. Mungkin akhir – akhir ini, Sakura jarang makan dan kurang tidur. Karena tampak ada lingkaran hitam yang ada dibawah kedua bola matanya.

" Menangislah ! Menangislah, Sakura ! Keluarkan beban yang kau tanggung selama ini." , kata Ino yang langsung mendekap tubuh ringkih Sakura.

Isak tangis pun terdengar. Sakura tampak bergetar hebat sekarang. Cairan bening mengalir di pipi putihnya dan membasahi kaos yang Ino pakai. Tak jarang ia tertawa disela – sela tangisnya. Hatinya lega. Ia bersyukur mempunyai sahabat seperti Ino. Sahabat yang ada disaat ia senang dan susah. Sahabat yang selalu menopangnya. Sahabat yang selalu tersenyum dan memberikan nasehat ketika salah. Sahabat yang menyalurkan tangannya ketika Sakura butuh pertolongan.

" Arigatou, Ino." , senyum Sakura kepada Ino. Dipeluknya erat tubuh Ino. Mata Sakura terpejam, ia tengah merasakan kehangatan yang Ino berikan kepadanya. ' Hangat dan nyaman ' , batin Sakura. Lama mereka berpelukan.

Hingga...

Drrt...Drrt...Drrt...

Handphone Ino bergetar. Pemiliknya tampak acuh. Tak ada tanda – tanda untuk mengangkat handphonenya. Ia masih ingin memeluk Sakura, menguatkan gadis pink di pelukannya.

Drrt...Drrt...Drrt...

Handphone Ino bergetar lagi. Sakura yang masih terisak, akhirnya sadar dan angkat bicara. " Ino, handphone mu bergetar. Angkat handphone mu itu. Berisik tahu. " ,ledek Sakura kepada Ino.

" Hh, kau ini, Sakura. Aku kan ingin menenangkan bocah pink yang cengeng ini " ,balas Ino meledek Sakura. Sakura yang diledek memberontak dan melepaskan pelukannya dengan Ino.

Ia sontak menggembungkan pipi chubby nya dan alhasil Ino dibuat gemas dan tertawa terbahak – bahak melihat sahabat pink nya.

" Ino, tidak lucu tahu ! " , Sakura makin menggembungkan pipinya. Ia kesal. Kesal pada sahabat pirangnya itu.

" Hahaha... kau lucu sekali, Sakura. Hahahaha... Setelah menangis kau langsung begitu. Lihat mukamu itu...hahaha..." ,tawa Ino meledak seketika. Ino memegang perutnya yang sakit karena tertawa terbahak – bahak.

"INO..." , Sakura meninggikan suaranya beberapa oktaf. Ino yang tadinya tertawa, kini hanya tersenyum hambar mendengarkan teriakan Sakura.

" Gomen... gomen... Tapi aku senang kau bisa berekspresi begitu. Apa kau lega sekarang ? " , tanya Ino bersungut – sungut.

" Hn " , jawab Sakura cuek. Ia masih setia menggembungkan pipi chubby-nya. Sedangkan Ino hanya geleng – geleng kepala mendengar jawaban Sakura. " Wah,,wah,,wah,, jawabanmu seperti trademark Sasuke, pujaan hatimu itu. Wah,,wah,,,wah,, kau ini, Sakura. " , cibir Ino kepada Sakura.

Sakura mendengus, mendengar ledekan Ino. Tetapi terlihat ada semburat merah di kedua pipinya.

Sakura menyukai Sasuke ' Pangeran Es ' di universitasnya. Ia sudah menyukai Sasuke ketika pertama kali ia di terima di Universitas Konoha. Jantungnya berdetak cepat ketika melihat lelaki berparas tampan itu. Ditepisnya perasaan cinta itu oleh Sakura. Akan tetapi, semakin hari rasa itu makin bertambah. Dan ia tidak memungkiri bahwa ia, benar – benar jatuh cinta kepada Sasuke.

Sayangnya, laki – laki itu sudah mempunyai pacar. Perempuan yang beruntung menjadi pacar Sasuke itu adalah Karin. Uzumaki Karin. Perempuan yang egois dan memandang rendah sekitarnya. Sakura heran kenapa Sasuke bisa menyukai perempuan itu. Walaupun ada Karin disamping Sasuke. Sakura tetap menyukai bahkan mecintai Sasuke. Ia sudah terlanjur terjebak dalam pesona Uchiha bungsu itu. Kadang ia juga cemburu melihat Sasuke bermesraan dengan perempuan berambut merah itu.

" Jangan meledekku, Ino. " , kata Sakura sambil menunduk. Malu. " Aish, mukamu memerah, Sakura. " , lagi – lagi Ino meledek Sakura. Akhirnya kedua sahabat itu saling melemparkan ledekannya masing – masing. Ino lega, sahabatnya bisa tersenyum tanpa keterpaksaan sekarang. Tak menyangka keduanya saling tertawa lepas. Beban Sakura sedikit terangkat karena dukungan Ino.

Disaat kebersamaan mereka, Sakura jadi teringat handphone Ino yang bergetar. " Ino, bukankah handphone mu tadi bergetar? Mungkin ada sesuatu yang penting? " , kata Sakura mengingatkan. Ino mengangguk, diambilnya handphone yang berada di tas mungilnya.

" Sai ? " , kata Ino ketika melihat layar handphone touchscreennya. Dahinya mengernyit. ' 20 pesan dan 30 panggilan tak terjawab. Ada apa ya ? ' , pikir Ino kepada kekasihnya itu, Shimura Sai.

" Sai ? Telepon saja dia. Mungkin ada hal yang penting. Atau jangan – jangan, hari ini kau ada kencan ? " , goda Sakura yang sukses membuat muka Ino memerah sempurna.

Yah, bagaimana lanjutannya. Sayapun tidak tahu.

Ini cerita ber-rate M pertama saya. Jadi maaf kalau banyak kekurangan. Saya kan masih amatir.

TBC

READ AND REVIEW

OKAY