Warning :
Ravi as Seme
Hyuk as Seme
Leo as Uke
(*FF hasil request maksa(?) Kakak Yuta yang suka banget sama LR Leo Ravi a.k.a WonTaek Couple. Ahh ralat, lebih tepatnya dia nge-BIM Leo ㅠㅠ)

ENJOY!

.

.

.


-oOo- THE SOUL -oOo-


.

.

.

Jiwa...

Setiap Makhluk yang hidup di Dunia ini pasti memiliki sebuah jiwa di dalam dirinya.

Tetapi bagaimana jika jiwa seseorang yang sudah mati, justru menyelinap masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah memiliki jiwa?

Bisakah dua jiwa berada di dalam satu tubuh?

Semuanya berawal ketika Hyuk memberikan sebuah kecupan manis di bibir tipis Leo tanda cintanya yang begitu besar pada lelaki cantik tersebut. Tepat setelah mereka merayakan Pertunangan mereka secara resmi di sebuah Hotel mewah yang telah disiapkan khusus untuk mereka sebelumnya.

Sebuah cincin terlingkar manis di jari tengah Leo. Sepasang lelaki yang masih mengenakan Tuxedo berwarna putih tersebut, mulai melangkah masuk ke dalam sebuah Kamar Hotel bernomor 008. Tidak ada tujuan yang spesial, karena mereka hanya ingin menikmati makan malam tepat di hari Pertunangan mereka.

Hyuk dan Leo sudah menjalin hubungan selama hampir 5 tahun. Mereka dipertemukan saat mereka masih duduk di bangku Kuliah. Memiliki Hobby dan banyak kesamaan, membuat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Namun kebahagiaan mereka tak berlangsung lama...

Hyuk menerima panggilan telepon dari Sahabatnya yang bernama Ravi di malam itu. Ravi nyatanya baru saja tiba di Seoul setelah sekian lama ia tinggal di China. Mereka bersahabat dari kecil dan bahkan hubungan mereka layaknya Kakak dan Adik.

Ravi selalu mendukung Hyuk, begitupun sebaliknya. Dulu mereka bertetangga, namun setelah kepergian Ravi, mereka berpisah dalam waktu yang cukup lama. Itulah yang membuat Hyuk rela pergi dari acara pentingnya dan meninggalkan Leo di sana seorang diri.

Hyuk nampak bersemangat menjemput Ravi yang sudah ia anggap sebagai Hyung-nya sendiri. Mengendarai mobil sedannya, dengan senyuman tak pernah luntur dari wajah tampan itu.

"Hyung, kau sudah tiba di Bandara?"

"Baiklah, aku sedang dalam perjalanan."

Hyuk memutuskan panggilan itu, dan menyimpan ponselnya di saku celana. Ia bahkan mengabaikan pesan yang bergantian muncul yang diyakini berasal dari Leo. Entah kenapa ia begitu bersemangat, ia hanya merindukan sosok Ravi yang sudah lama tak ia jumpai.

Mobil yang ia kendarai, berhenti tepat di hadapan seseorang yang tengah berdiri dengan dua buah koper di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Dengan cepat ia turun dari mobilnya dan menghampiri orang tersebut. Ya, dia adalah Ravi. Hyung yang sangat ia rindukan.

"Bagaimana kabarmu?"

Hyuk membuka percakapan mereka sambil memasukkan koper milik Ravi ke dalam mobilnya. Sedangkan Ravi hanya tersenyum dan bertahan berdiri di tempatnya.

"Selalu baik. Dan berubah menjadi sangat baik setelah aku bertemu denganmu," jawab Ravi.

Senyuman Hyuk kembali merekah, lalu ia menubrukkan tubuhnya pada tubuh tinggi Ravi. Mereka berpelukan cukup lama.

"Aku sangat merindukanmu, Hyung."

Ravi mengangguk. "Aku tahu itu. Karena aku merasakan hal yang sama."

Setelah puas melepas rindu, keduanya memasuki mobil dan Ravi memaksa untuk menyetir. Ia tidak ingin lebih banyak merepotkan Sahabatnya tersebut.

"Bagaimana dengan tunanganmu?"

Pertanyaan pertama dari Ravi untuk Hyuk saat mereka berada di dalam mobil. Sedangkan Hyuk nampak sibuk dengan ponselnya, sepertinya ia sedang membalas pesan dari tunangannya tadi.

"Aku lebih suka kalau kau memanggilnya Leo. Aku tak sabar untuk mempertemukan kalian berdua. Kalian adalah dua orang paling penting di dalam hidupku."

Ravi membalasnya dengan senyuman. Ia bahkan tak pernah berpikir jika Hyuk akan menemukan pasangan hidupnya secepat ini. Ia bahkan belum berminat atau memikirkan tentang menjalin hubungan dengan seseorang. Ia hanya terlalu fokus dengan pekerjaannya dan menyukseskan dirinya sendiri saat ini.

"Aku sudah melihat wajahnya di foto yang kau kirim, dan yeah... dia cukup manis. Kalian terlihat serasi."

Ravi menyampaikan pendapatnya. Hyuk tersenyum malu.

"Aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjaganya, bahkan hingga aku mati," ucap Hyuk tersipu membayangkan wajah tunangannya tersebut.

Sedangkan Ravi terdiam atas ucapan Hyuk barusan.

"Aku sangat mencintainya. Aku tidak akan membiarkannya bersedih sedetikpun. Kau tahu Hyung? Banyak perasaan dan kalimat cinta yang belum sempat aku katakan padanya."

Hyuk tersenyum menatap layar ponselnya. Setelah membalas pesan Leo, ia memandangi wajah tunangannya tersebut lekat-lekat dalam waktu yang cukup lama.

"Kenapa kau tidak menyampaikannya?" tanya Ravi. Ia sedikit canggung dengan situasi ini, namun ia menutupinya dengan tetap fokus menyetir.

"Entahlah... aku tidak yakin bisa menjaganya jika aku mengucapkan seluruh kalimat cintaku padanya."

Ravi merasakan perbedaan dalam diri Hyuk. Ia sangat tahu pribadi Hyuk, dan saat ini... Hyuk memang benar-benar berbeda.

"Leo sangat menyukai bunga tulip berwarna putih, ia selalu menempatkan bunga itu di dekat jendela Kamarnya. Ia tak suka tertawa, karena ia hanya akan mengekspresikan kebahagiaannya melalui bahasa tubuhnya seperti... memelukku."

Ravi memilih untuk mendengarkan dan menyimak ucapan Hyuk. Ia tak ingin merusak kebahagiaan Sahabatnya tersebut.

"Kami berkomunikasi melalui perasaan kami, mengingat ia adalah orang yang sangat jarang berbicara. Tetapi aku sangat menyukai sifatnya itu. Aku... merasa tertarik padanya karena rasa penasaran akan sosok dirinya."

Pandangan Hyuk lurus ke depan. Ia tersenyum masih dengan bayangan wajah Leo di depannya. Ia amat sangat bahagia, pasalnya ia sudah resmi mengikat Kekasihnya tersebut dengan status Pertunangan.

"Lalu, makanan apa yang paling ia sukai?" tanya Ravi.

"Ia bukan tipe yang pemilih. Ia akan memakan makanan apapun selagi itu tidak terlalu pedas," jawab Hyuk cepat. Kemudian ia mengalihkan pandangannya pada Ravi.

"Meskipun ia lebih tua dariku, tetapi ia sangat kekanakkan. Ia paling suka tertidur di dadaku dan aku akan memeluknya."

"Aku harap kau akan selalu bersamanya."

"Tidak Hyung."

"Kenapa?"

Hyuk hanya menunjukkan senyumannya seperti tadi. Tanpa diduga, datang sebuah Truk dari arah kiri mereka. Menabrak dan menerjang mobil yang dikendarai oleh mereka dengan sangat kuat. Mobil yang ditumpangi oleh Ravi dan Hyuk terguling beberapa kali, hingga akhirnya menabrak sebuah tiang dan terbalik.

Suara tabrakan itu begitu keras. Ravi hanya menutup matanya dan tak tahu apa yang terjadi setelahnya. Dan ketika ia membuka kedua matanya secara susah payah, ia melihat Hyuk menutup rapat kedua matanya dengan kucuran darah yang mengalir deras dari kepalanya. Tubuh keduanya terjepit oleh badan mobil, dan beberapa detik kemudian, Ravi tak sanggup lagi untuk bertahan menatap sosok Sahabatnya itu. Ia turut menutup kedua matanya, dan merasakan detakan jantungnya sendiri yang kian melemah.

'Hyuk, maafkan aku.'

'Tak apa Hyung. Aku sudah mengira hal ini akan terjadi. Kebahagiaanku ternyata... tak bertahan lama.'

'Kau bisa mengambil posisiku jika kau mau.'

'Tidak Hyung. Tetapi, aku hanya ingin meminta satu hal darimu. Yaitu... bisakah kau menjaganya untukku?'

'Bagaimana bisa?'

'Kau tahu bukan, jika aku sangat mencintainya?'

Sebuah ponsel terjatuh dan terbanting keras di atas lantai. Bersamaan dengan derasnya air mata yang mengalir membasahi wajah cantik itu.

Leo jatuh terduduk dengan lutut yang menjadi tumpuannya. Ia baru saja menerima panggilan darurat dari sebuah Rumah Sakit yang menyatakan bahwa Tunangannya baru saja mengalami kecelakaan hebat. Lebih parahnya, tak ada yang mampu menyelamatkan nyawanya. Ya, Hyuk telah tiada. Hyuk baru saja meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Berhari-hari telah berlalu semenjak kejadian itu. Ravi baru saja tersadar pasca komanya. Ia sempat tak sadarkan diri selama lebih dari satu minggu. Kecelakaan yang ia alami, sungguh sebuah bencana baginya. Ia kehilangan Sahabatnya yang paling berharga di hidupnya untuk selama-lamanya.

Tak jarang ia menangis dan menyalahkan dirinya sendiri di Kamar Rumah Sakit. Ia menangis kesal menyesali kejadian dimana ia memaksa Hyuk untuk menjemputnya di Bandara. Jika ia tak memaksa Hyuk untuk menjemputnya, maka hal ini tak akan terjadi. Kenapa ia begitu bodoh? Bahkan sangat sangat sangat bodoh.

"Leo pasti akan membenciku. Kenapa semua ini harus terjadi? Dan kenapa Hyuk yang harus mengorbankan nyawanya?"

Ravi memukuli kepalanya sendiri yang masih terbalut perban. Ia menangis sekeras-kerasnya merasa bersalah atas kejadian tragis ini. Ia gila! Ia tak tahu harus berbicara apa pada Leo nanti. Hyuk sangat mencintai lelaki itu. Ia tak mungkin menghancurkan satu perasaan lain setelah apa yang terjadi karena dirinya.

"Hiks! Aku menyesal... Aku menyesali kenapa aku mengalami kecelakaan itu saat sedang bersama Hyuk? Seharusnya aku yang mati seorang diri!"

.

.

.


-oOo- THE SOUL -oOo-


.

.

.

Author:
Yuta CBKSHH

Title:
THE SOUL (LR/WONTAEK)

Main Cast:
Kim Wonshik a.k.a Ravi
Jung Taekwoon a.k.a Leo
Han Sanghyuk a.k.a Hyum

Support cast:
Other cast (VIXX's members)

Rating:
M

Genre:
Angst, Romance, Drama, Hurt/Comfort

Length:
CHAPTERED

Disclaimer:
Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^

Warning:
BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!

Summary:
[YAOI! NC-21!] "Ini bukan kesalahan siapa-siapa. Semuanya memiliki akhir. Sejak tak ada lagi kisah cinta, dan sejak aku memiliki sebuah cerita. Mengenalmu adalah hal yang berharga untukku." -Leo. Angst. LR/WonTaek. VIXX Fanfiction. RnR!

Backsong:
VIXX - Love Letter

- HAPPY READING -

.

.

.

Tak ada hari yang cerah yang Leo dapati hari ini. Semua awan menjadi gelap selepas kepergiaan Hyuk dari sisinya. Sosoknya yang tertutup, menjadi lebih tertutup lagi daripada sebelumnya. Berhari-hari ia mengurung dirinya sendiri di Kamar, memandangi sebuah foto yang menampilkan sosok Hyuk dan dirinya saat Hyuk sedang berulang tahun.

Hari ini adalah hari ulang tahun Hyuk. Tepat satu tahun setelah foto ini diambil. Foto terakhir yang mereka ambil di moment tak terlupakan mereka.

Tangan itu menyentuh bingkai kaca tersebut, mengusapnya perlahan tak memperdulikan telah banyak tetesan air mata yang jatuh di atasnya. Hyuk terlalu istimewa untuk ia lupakan begitu saja. Segala sesuatu yang ada pada diri Hyuk, adalah hal yang paling sempurna di matanya.

Namun waktu terus berputar tanpa ada yang mampu menghentikannya. Hyuk telah tiada, dan yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan yang mendalam dan rasa benci yang mengurung hatinya.

Menurutnya, kecelakaan itu terjadi karena Ravi. Seseorang yang sampai detik ini belum pernah ia temui, tetapi sudah sukses meluluhlantahkan kehidupannya yang semula indah. Ia sangat membenci lelaki itu! Demi Tuhan, ia bahkan tak sudi untuk bertatap wajah atau menerima permintaan maaf lelaki tersebut.

Tidak ada yang dapat berubah hanya dengan kalimat maaf. Semuanya sudah terlanjur hancur melebur bagaikan butiran pasir.

Ravi adalah seseorang yang tak termaafkan baginya...

.

.

.


-oOo- THE SOUL -oOo-


.

.

.

Ravi meletakkan seikat bunga tulip berwarna putih di tepi jalan. Tepat di tempat yang menjadi saksi kecelakaan 3 bulan lalu yang dialaminya bersama Hyuk.

Ia menangis. Airmata penyesalan tak henti ia keluarkan bahkan hingga detik ini. Luka di hatinya jauh lebih besar daripada luka fisik yang didapatinya akibat kecelakaan itu.

Manusia sebaik Hyuk, tak berhak mendapatkan kesialan ini.

Kaki tinggi itu melangkah menjauh tempat tersebut, namun tiba-tiba terhenti dan tubuhnya seakan mati rasa. Ravi merasakan angin dingin menerpanya dengan keras. Suara berdegung memenuhi telinganya dan sedetik setelahnya...

Ia kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.

'Aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk selalu menjaganya, bahkan hingga aku mati sekalipun.'

Jiwanya, memasuki raga Ravi.

Hyuk membuka matanya, ia menundukkan kepalanya untuk memperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Kemudian ia melangkahkan kakinya ke arah dimana mobilnya terparkir dan menatap siluet wajahnya disana.

Seketika senyuman tercetak di wajah tampannya. Dengan percaya diri, ia masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi meninggalkan tempat itu.

'Memasuki tubuhmu sebenarnya bukanlah tujuanku. Aku hanya... memanfaatkan kesempatan yang Tuhan berikan untukku untuk yang terakhir kali. Aku masih memiliki satu janji yang belum aku tepati pada Kekasihku... Leo.'

Selama perjalanan, Hyuk terus menatap refleksi wajahnya di cermin. Ia masih tak mempercayai dirinya sendiri saat ini. Ia kembali hidup, meskipun berwujud Ravi. Dan ia pun tak mengerti kenapa ia memutar stir mobilnya berlawanan arah dari Rumah Ravi. Ia tiba-tiba merindukan Leo dan ia ingin bertemu dengan lelaki cantik itu saat ini juga.

Ia berlari setelah tiba di Apartemennya bersama Leo. Satu tangannya terangkat untuk menekan digit password pintu tersebut. Namun ia teringat...

Saat ini dirinya adalah Ravi. Bukan Hyuk.

Akhirya ia memutuskan untuk menekan bell agar Leo mau membukakan pintu untuknya.

Ting Tong...

Cukup lama ia menunggu, akhirnya pintu itu terbuka. Menampilkan sosok Leo yang nampak berantakan dengan jejak airmata di sekitar mata indahnya.

"Aku... merindukanmu."

Grep

Dengan cepat ia peluk tubuh Leo dengan sangat erat, dan mengabaikan ekspresi terkejut dari Leo.

"Apa yang terjadi pada dirimu?"

Ia berbisik di telinga Leo dan mengusap punggung itu dengan gerakan lembut. Ia tak suka melihat Leo seperti ini, dan ia akan terus mengingat janjinya untuk selalu membuat Leo bahagia.

"S-siapa kau?!"

.

.

.

.

.

.

To Be Continued...

.

.

.

.

.

.

Next? Review juseyo~

Yuta tunggu. Terima kasih..

사랑해 쀵~!