Chika datang lagi…^^
Ni Fic kedua Chika. Sebelumnya maaf jika Chika belum bisa ngupdate Namikaze Naruto. Coz, Chika terkena WB pada fic tersebut. Selain itu Chika juga gy sibuk nyiapin pagelaran buat pertengahan November ini. Jadi, mumpung Chika lagi encer nulis ini fic, jadi Chika publish aja Chika buat selama tiga hari pada saat senggang. *narsisnya diriku* Wkwkwkwk
Semoga Minna-san suka cerita kali ini, oke kalau begitu… let's begin.^ -^
Disclaimer : Masahi Kishimoto
Pairing : Sasuke x Fem Naruto
Rate : M
Warning : AU, OOC, GJ, alur kecepetan,walau rate nya M, tapi seiring berjalannya cerita, rate bisa turun naik. EYD mungkin banyak salahnya. And DON'T LIKE DON'T READ.
"Kau memang tidak pernah berbuat salah padaku. Hanya saja, kesalahanmu yang fatal adalah, bertemu denganku…, hari ini".
Am I Wrong To Meet With You
Chapter I
The Mistake
Ctar! Bunyi petir menggelegar disegala penjuru langit sore ini.
"Hmmm… dingin banget, sepi lagi." Kata gadis berambut pirang berkuncir dua sedang berteduh dari tetesan air hujan yang turun dari langit.
Yup, saat ini langit sepertinya memang sedang tidak bersahabat dengannya. Bagaimana tidak? Hari ini merupakan hari yang bersejarah baginya. Hari ini dia pergi ke Konoha High Scool untuk melihat pengumuman dirinya diterima atau tidak disekolah itu. Dan ternyata, saat melihat papan pengumuman, dia diterima. Terlihat dari nomor test nya yang tercantum pada papan pengumuman tersebut.
Dan harusnya, sekarang dia berada dirumah untuk menikmati kelulusannya karena lolos masuk kesekolah SMA favoritnya itu, dengan menonton tv atau memakan ramen hangat kesukaannya mungkin. Tetapi, yang terlihat sekarang adalah, dia sedang kedinginan dibawah atap, bekas pabrik tekstil. Sangking dinginnya udara yang merasuk dalam pori-porinya, Naruto, nama gadis itu, dia tidak menyadari jika ada seseorang yang berjalan mendekatinya dari arah belakang tempat dia berada.
"Aduh…, sudah jam enam sore nih, kenapa hujannya malah tambah deras sih? Apa aku hujan-hujanan saja ya? Tapiii, rumahku masih jauh. Gimana nih…." Kata Naruto yang terus mengomel panjang lebar sehingga dia tidak sadar jika ada bahaya mendekat, sampai akhirnya…
Grep!
Sebuah tangan membekap mulutnya dengan saputangan yang sepertinya sudah diberi obat bius dan tangan yang satunya mengunci pergerakannya dengan cara merangkulnya dari belakang. Beberapa detik setelah itu akhirnya Naruto pun pingsan. Dengan segera, seseorang yang membiusnya tadi langsung menggendong tubuh mungil naruto ala bridal style menuju mobil sportnya yang terparkir tak jauh dari tempat itu. Seringai mengerikan tak kunjung hilang menghiasi bibir tipisnya karena dia telah mendapatkan mangsanya.
Tampak dihalaman sebuah villa megah yang berada di puncak bukit, sebuah mobil sport bewarna hitam memasuki halaman villa tersebut. Mobil sport bewarna hitam itu berhenti tepat di depan pintu villa. Seorang pemuda berkulit putih pucat, bermata oniks keluar dari mobil sport itu, kemudian dia berjalan kearah pintu satunya untuk mengambil seorang gadis berambut pirang yang sudah dia buat hilang kesadarannya beberapa saat lalu. Dengan segera, sang pemuda membuka pintu mobil dan mengangkat Naruto dalam gendongannya dan membawanya masuk kedalam villa. Setelah itu, sang pemuda membawa Naruto yang masih pingsan menuju kamar utama dilantai dua.
Setelah sampai didalam kamar, sang pemuda langsung menaruh sang gadis diranjang king size nya. Lalu, pemuda tersebut menuju pintu dan menguncinya. Ia hanya tidak ingin aktivitasnya sebentar lagi diganggu oleh orang lain. Setelah itu, sang pemuda langsung menuju kamar mandi yang ada didalam kamar itu.
Naruto POV
"Ehm…" Erangku sambil mengerjap-gerjapkan mataku. Kurasakan pusing dikepalaku. Setelah kesadaranku pulih, aku langsung mendudukkan diriku diranjang.
"Eh, ranjang? Ini dimana? Ini bukan kamarku kan?." Tanyaku pada diriku sendiri. Aku terdiam sebentar sambil mengingat-ingat kenapa aku bisa sampai disini. Seketika kedua kelopak mataku melebar sangking kagetnya karena diriku teringat alasan kenapa aku ada disini. Belum lagi rasa kagetku hilang, terdengar suara pintu yang dibuka dengan kasar…
Brak!
Segera kutolehkan kepala ku kearah suara itu. Aku semakin kaget karena ada seorang pemuda yang keluar dari ruangan yang kuduga adalah kamar mandi. Dan pemuda itu hanya menggunakan handuk putih yang melilit dipinggangnya. Sekarang aku benar-benar ketakukan. Pikiranku sudah melayang kemana-mana, semoga saja tidak terjadi sesuatu yang buruk padaku.
End of Naruto POV
"K kau ssiapa?" Tanya Naruto dengan nada gugup sambil kedua tangannya meremas sprei ranjang untuk mengurangi rasa takutnya. Sang pemuda tidak menjawab, melainkan berjalan mendekat kearah Naruto dengan pandangan penuh nafsu. Naruto yang menyadari hal itu sontak langsung turun dari ranjang dan berlari menuju pintu. Sayang, saat dirinya hampir mencapai pintu, pemuda tersebut berhasil menangkapnya.
"Lepas! Lepaskan aku!" Teriak Naruto sambil memberontak dalam dekapan pemuda tersebut. Kemudian pemuda itu langsung menyeret Naruto, lalu merebahkan Naruto dengan kasar diranjang king size nya. Sang pemuda langsung menindih tubuh mungil sang gadis.
"Apa maumu? Aku tidak mengenalmu, dan aku tidak pernah merasa berbuat salah padamu!" Tanya Naruto dengan nada marah, kedua tangannya yang bebas dia pukulkan kedada sang pemuda agar melepasnya. Tapi, tidak ada suara yang keluar dari sang pemuda, melainkan hanya sepasang bola mata oniks segelap malam yang menatapnya kelaparan. Setelah itu, tangan kiri sang pemuda langsung mengunci kedua tangan mungil itu diatas kepala sang korban.
"Brengsek! Lepaskan ak… hmmpp!" belum selesai Naruto berkata, pemuda tersebut membungkam mulut naruto dengan bibirnya. Naruto hanya mampu membelalakkan matanya karena kejadian ini, first kissnya telah diambil. Setelah ciuman singkat itu, sang pemuda akhirnya membuka suaranya.
"Kau memang tidak pernah berbuat salah padaku. Hanya saja, kesalahanmu yang fatal adalah bertemu denganku…, hari ini". Ucapnya dengan nada dan raut wajah yang sangat datar dan dingin.
Belum sempat Naruto membuka suaranya, bibirnya kembali dibungkam oleh bibir tipis sang pemuda. Kali ini sang pemuda melumat bibir ranum tersebut penuh nafsu. Lalu lidah sang pemuda mulai menerobos paksa wilayah Naruto. Setelah beberapa menit, sang pemuda melepaskan serangannya pada sang gadis, karena sebagai mahluk hidup dia juga butuh bernafas.
Tak lama setelah itu, sang pemuda memulai serangannya lagi, bukan bibir, melainkan leher jenjang sang gadis. Bibir tipis tersebut memulai pekerjaannya lagi, mencium, menjilat, dan menggigit, sehingga timbul tanda merah yang kentara pada leher jenjang itu. Sang gadis hanya bisa memberontak dan merintih kesakitan akibat perbuatan sang pemuda.
Terkadang terdengar pula desahan yang keluar dari sang pemuda, sedangkan sang gadis hanya bisa terisak disertai air mata yang turun dari mata indahnya yang beriris biru.
Sekarang, tangan kanan pemuda yang sejak tadi tidak ikut andil apa-apa, akhirnya mulai ikut meyumbangkan tenaganya. Tangan itu mulai membuka paksa seragam sailor warna hitam Naruto sehingga semua tubuh Naruto terekspos dengan jelas.
Sang pemuda tambah memperlebar seringainya setelah melihat maha karya Tuhan yang sedang ditindihnya. Sang pemuda memulai lagi pekerjaannya yang sempat tertunda gara-gara membuka semua pakaian Naruto. Sekarang, bibir tipis itu tidak hanya menandai leher sang gadis, melainkan menuju area favorit para kaum adam. Naruto semakin memberontak karena hal yang di takutkannya akan menjadi kenyataan, tangisannya pun semakin menjadi.
"Hiks… kumohon, lepaskan aku". Kata Naruto disertai isak tangisnya. Sekarang wajahnya terlihat sangat ketakutan. Ya, karena setelah ini harga dirinya sebagai seorang perempuan akan hilang, secara paksa. Sejenak sang pemuda menghentikan pekerjaannya dan berkata…
"Sayangnya tidak bisa, nona. Aku akan melepasmu, setelah aku mendapat yang kuinginkan". Jawab sang pemuda masih dengan nada dinginnya. Setelah itu, sang pemuda menarik nafasnya pelan dan menundukkan kepalanya, sesaat dia memejamkan matanya sambil berkata…
"Oh, aku lupa kalau kau tidak mengenalku. Kalau begitu, akan kubuat kau mengenalku, sehingga pikiran maupun tubuhmu tidak akan pernah lupa akan aku. Akan seorang…, UCHIHA SASUKE".
Setelah berkata, sang pemuda mengangkat kepalanya dan membuka kedua matanya. Yang sekarang terlihat bukanlah oniks, melainkan mata merah semerah darah dengan tiga titik hitam berbentuk seperti tanda koma, Sharingan. Setelah itu, dengan gerakan cepat, Sasuke mulai menyatukan dirinya dengan Naruto.
"Argh…! Tidak….!", Teriakan gadis pirang itu bergema sampai terdengar dari luar dan teriakan itu disambut dengan petir yang menggelegar dipenjuru langit.
Tampak seorang pria berambut perak dengan wajah yang ditutup masker berjalan tergesa di koridor perusahaan uchiha corp. Pria tersebut terus berjalan hingga sampai didepan pintu yang berpapankan nama Direktur utama.
"Tok tok tok". Ketuk pria itu, setelah mendapat ijin dari dalam, pria tersebut langsung masuk kedalam ruangan yang memang menjadi tujuannya sejak tadi.
" Bagaimana Kakashi, apakah kau sudah menemukan dimana sasuke berada?", Tanya seorang pemuda dihadapan kakashi yang sekarang sedang memangku dagunya dengan kedua tangannya sambil menunggu jawaban Kakashi.
" Sudah Itachi-sama. Kami sudah menemukan dimana keberadaan Tuan muda Sasuke. Sekarang beliau ada di Villa pribadi keluarga Uchiha yang terletak di Puncak bukit Konoha. Dan sekarang anak buah hamba sedang menuju kesana." Terang Kakashi pada atasannya.
" Hmm, baiklah kalau begitu. Sekarang ayo kita segera menyusul anak buahmu." Ucap Itachi. Baru saja Itachi akan berdiri dari duduknya, terdengar suara ponsel dari arah Kakashi. Setelah itu Kakashi menerima panggilan itu. Tidak berapa lama setelah Kakashi menerima panggilan tersebut, badan Kakashi menegang sehingga membuat Itachi yang melihatnya mengernyit heran.
" Kenapa Kakashi, apa ada masalah?" Tanya Itachi pada bawahannya itu. Setelah Kakashi memutus panggilan itu, dia mulai membuka suara.
" Itachi-sama, terjadi longsor di pertengahan jalan menuju bukit. Sehingga, mobil para anak buah hamba tidak bisa melanjutkan perjalanan. Kotatsu, salah satu anak buah hamba yang barusan menelpon, menginformasikan jika mereka baru bisa bergerak jika hujan sudah berhenti dan jalanan dibersihkan dari tanah longsor. Dan kita tidak bisa memprekdisikan kapan hujan akan berhenti." Jelas Kakashi panjang lebar.
" Cih, apa tidak bisa mereka menerobos? Pakai saja helicopter atau apalah yang bisa membuat mereka cepat sampai". Ucap Itachi dengan nada dinginnya walau sebenarnya tersirat kekhawatiran dihatinya.
" Sekali lagi maaf Itachi-sama, anda dapat melihat sendiri bagaimana keadaan diluar dari ruangan ini. Hamba tahu Itachi-sama khawatir akan Tuan muda sasuke, tetapi tolong bersabarlah sebentar lagi. Sekarang posisi Tuan muda Sasuke sudah diketahui, dan kita tahu beliau ada ditempat yang aman. Jadi, menurut hamba kita tunggu dulu hujannya agar berhenti, lalu kita kesana menggunakan helicopter." Ucap Kakashi dengan nada tenangnya. Dia tahu, sekarang Itachi sedang sedih dan khawatir pada adik semata wayangnya. Karena itulah dia berusaha menenangkan hati atasannya itu.
Brak!
Itachi memukul meja yang tak bersalah didepannya. Setelah itu Itachi beranjak dari duduknya dan berjalan menuju jendela ruangannya. Pandangannya menerawang pada langit yang sedang menangis malam ini.
"Sasuke, semoga tidak terjadi apa-apa padamu, dan kuharap kau bisa mengendalikan dirimu". Ucap Itachi dalam hati
Malam semakin larut. Akan tetapi, langit belum juga menunjukkan tanda-tanda untuk menghentikan tangisnya. Suara petir terus menggelegar di keheningan malam. Sepertinya, langit ikut menemani kesedihan gadis pirang bermata biru, yang baru saja kehilangan sesuatu yang berharga pada dirinya sebagai seorang perempuan.
Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Setidaknya, itulah yang terlihat dari jam dinding yang ada dikamar bernuansa biru, kamar Sasuke. Kamar yang dia gunakan untuk menodai Naruto. Sudah menjadi hal yang lumrah jika pada waktu seperti ini merupakan saat dimana manusia istirahat, untuk memulihkan diri dari aktivitas yang sudah dilakukan seharian. Tetapi, hal itu tidak berlaku bagi pemuda yang mewarisi sharingan itu.
Terdengar suara desahan keluar dari bibir tipisnya, akibat kenikmatan yang sudah didapatnya, dari gadis pirang malang yang sampai sekarang masih disetubuhinya.
Entah sudah berapa kali pemuda itu menyetubuhi Naruto dan berada dipuncak kenikmatan. Yang jelas, sekarang bisa dilihat keadaan ini tidak seimbang. Tidak seimbang karena hanya pemuda itu saja yang menikmati aktivitas ini, tetapi tidak dengan lawan mainnya.
Bagaimana mungkin Naruto dapat merasakan seperti apa yang sudah Sasuke rasakan. Seluruh tubuhnya merasakan sakit yang amat sangat, walaupun sakit itu tidak dapat menyaingi rasa sakit yang berada dihatinya. Tidak pernah terbesit dipikirannya jika ia akan mengalami musibah ini. Ini merupakan yang pertama kali baginya, tetapi bukan yang terbaik baginya. Karena, dia sama sekali tidak menghendaki akan persetubuhan ini. Naruto yang malang.
Dirinya yang biasanya ceria dan hiperaktif, sekarang seperti boneka tak bernyawa dibawah tindihan sang tuan muda. Mata biru yang tadinya memancarkan cahaya bagi orang-orang disekelilingnya, sekarang hanyalah mata biru yang menyiratkan luka mendalam. Mata biru itu hanya memandang kosong apa yang ada dihadapannya disertai air mata yang terus setia mengalir dari tempatnya, tanda bahwa gadis ini sudah diambang keputus asaan.
"Ugh…." Lenguhan Sasuke yang entah sudah keberapa kalinya. Sasuke yang sudah sangat lelah akhirnya memutuskan untuk tidur, tentunya setelah dia memisahkan dirinya dengan Naruto. Sasuke merebahkan tubuhnya disamping gadis pirang itu dan mulai menutup matanya. Sedangkan Naruto sudah menutup matanya pada saat Sasuke berada dipuncak barusan. Lebih tepatnya, Naruto pingsan dikarenakan tubuhnya sudah tidak kuat lagi menanggung rasa sakit yang dia terima sejak tadi akibat perbuatan Sasuke.
"Itachi-sama, sebentar lagi kita akan sampai." Kata Kakashi pada Itachi. Sekarang mereka berdua sedang berada dalam helicopter menuju Villa Uchiha. Hujan sudah berhenti semenjak dua jam yang lalu. Itachi beserta kakashi tidak mau membuang-buang waktu lebih lama lagi, memutuskan untuk menuju ketempat Sasuke berada. Dan disinilah mereka sekarang.
"Itachi-sama, barusan hamba mendapat email dari Kotatsu jika mereka sudah berada disana. Dan mereka sedang menunggu kedatangan Itachi-sama."
"Hn" Tanggap itachi.
Tidak lama kemudian, akhirnya helicopter tersebut mendarat dengan sukses dihalaman luas villa Uchiha. Itachi dan kakashi segera turun dan mereka langsung disambut Kotatsu dan rekan-rekannya.
"Itachi-sama, Sasuke-sama ada didalam villa, tepatnya dalam kamarnya. Tetapi, kami tidak berani masuk" Lapor Kotatsu pada Itachi.
"Itachi-sama, lebih baik kita cepat menuju ketempat tuan muda Sasuke" Ucap Kakashi dan dibalas dengan "Hn" nya Itachi. Setelah itu, kakashi memerintahkan pada anak buahnya untuk berjaga di sekitar villa. Sedangkan dirinya bersama Itachi langsung masuk kedalam villa menuju tempat Sasuke berada, yakni kamar sasuke. Setelah sampai…
"Kakashi, ini kunci serepnya" Ucap Itachi sambil menyerahkan kunci serep kamar Sasuke pada Kakashi. Dan dengan segera, Kakashi membuka kamar yang terkunci itu. Alangkah terkejutnya mereka berdua, terlebih Itachi saat pintu kamar itu terbuka, apalagi dengan pemandangan yang ada didalamnya.
"Sasuke…." Ucap itachi lirih menanggapi apa yang barusan di lihat. Sedangkan Kakashi hanya bisa shock. Setelah itu, Itachi diikuti Kakashi dibelakangnya segera melangkah masuk kekamar dan berjalan menuju ranjang yang sekarang dipakai Sasuke dan Naruto tidur.
Setelah sampai dipinggir ranjang, baik Itachi maupun Kakashi hanya bisa terdiam, sehingga hening kembali menyelimuti kamar ini. Pandangan Itachi yang awalnya kearah Sasuke, perlahan teralih pada sosok yang berada disamping adik semata wayangnya itu.
Terlihat dikedua matanya, seorang gadis yang sedang tertidur. Gadis itu berambut pirang cerah acak-acakan. Kondisi gadis itu terlihat sangat memprihatinkan. Walau matanya terpejam, Itachi menyadari jika gadis itu kebanyakan mengeluarkan air mata, terlihat matanya yang sembab.
Walau tubuh gadis itu sudah tertutupi selimut sampai dadanya, terlihat banyak sekali bekas kissmark yang menyebar dilehernya yang jenjang dan Itachi yakin jika kissmark itu tidak hanya bertengger dileher itu saja, melainkan diseluruh tubuhnya. Ditambah raut wajah yang menyiratkan ketakutan, kesakitan, dan kesedihan mendalam. Apalagi saat Itachi menyadari jika seprei diranjang itu sangat acak-acakan dan terlihat noda darah yang melekat disitu, Itachi hanya bisa menghela nafas melihat pemandangan yang tersaji dihadapannya, sampai akhirnya ia membuka suaranya.
"Kakashi, aku ingin minta bantuanmu." Kata Itachi
"Apa yang bisa hamba bantu Itachi-sama?" Tanya Kakashi. Sejenak, pandangan Itachi munuju pada kedua anak manusia yang sedang terlelap itu, lalu pandangannya beralih kearah Kakashi.
"Aku ingin kau…."
Teeeet… terdengar suara bel menggema diseluruh area Konoha High School, pertanda bahwa pelajaran telah berakhir hari ini. Tampak seorang gadis berkulit tan, dengan tiga goresan dikedua pipinya, berambut pirang cerah berkuncir dua, dan bermata biru, berjalan dikoridor sekolah, sedang kerepotan membawa tumpukan buku-buku tebal.
"Dasar Kakashi-sensei menyebalkan! Masa aku disuruh membawa buku-buku miliknya ini keruangnya sendirian, kalau sedikit sih tidak masalah, tapi ini keterlaluan. Ugh…, menyebalkan…!" Umpat gadis itu. Sejenak ia berhenti dan mulai tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Hmm…, tiga minggu sudah berlalu sejak kejadian itu, mimpi buruk dalam hidupku. Sudah satu minggu aku bersekolah disini. Aku tidak ingin terpuruk lagi, jangan sampai aku kembali menjadi diriku seperti saat pasca hari itu. Cukup satu minggu aku kehilangan asaku. Aku ingin menjalani kehidupanku yang baru disekolah ini. Ayo Naruto, semangat…! ".
Setelah selesai dengan dunia pikirannya, naruto kembali berjalan menuju ruangan Kakashi. Setelah sampai…
Brak!
Terdengar suara pintu yang didobrak Naruto secara paksa. Dan Naruto langsung masuk kedalam ruangan.
"Kakashi-sensei, aku sudah membawa buk…" teriak Naruto, dan belum sampai dia melanjutkan omongannya, buku-buku yang dibawanya terjatuh. Tubuhnya bergetar dan matanya terbelalak lebar. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat didepannya, saat ini. Sekitar lima detik Naruto seperti itu, sampai akhirnya Naruto membuka suara…
"Uchiha Sasuke….."
TBC
Akhirnya selesai juga chapter satu. Awalnya Chika mau bikin two shoot, tapi sepertinya tidak jadi. Setelah dipikir-pikir lagi mungkin jadinya tiga atau empat chapter. Gimana? GJ kah? Chika bingung waktu buat adegan 'itu', sulit mendinskripsikannya. Chika bingung mau ngomong apalagi. So, mind to review please…^_^
Special thanks for:
Ismail uzumaki
Uchiha Naruse
Orange Naru
Mugiwara Piratez
Kaze or wind
Eka chan
FBSN
Misyel
Uzumaki Panda
Aryae ok
Kuraishi cha22dhen
Lacus Clyne
L wallietz
And See U… ^_^
