Title: Like Me│Chapter 1
Cast: 2MIN
Genre: Sadistic/Romance, Yaoi/Boy x Boy
Author: gildal
.
.
Happy Reading~
.
.
"Taemin aku menyukaimu. Berkencanlah denganku Taemin"
"Aku menyukai orang lain. Mianhae"
"Apa kau menyukai Jinki?"
"Ani. Aku menyukai Minho"
...
.
.
"YA. Jjong apa kau gila, apa yang akan kau lakukan?"
"Jinki tenanglah. Bukankah kau juga telah di tolak mentah-mentah oleh Taemin. Dulu kita memang sering bermusuhan untuk mendapatkan Taemin tapi sekarang kau harus berpihak padaku Jinki. Aku akan mengerjainya hahaa" Namja ber-name tag Kim Jonghyun tertawa sambil mengotak-atik ponsel miliknya
"Jjong hentikan. Biarlah Taemin menyukai Minho, toh Minho tak mungkin menyukai Taemin. Minho bukan gay" Jinki merebut ponsel kebanggaan Jonghyun untuk menghentikan niat jahat Jonghyun
"Kau pikir aku gay. Aku juga pria normal hanya saja terlalu tertarik dengan kecantikan Taemin brengsek itu. Tak ku sangka Taemin menyukai manusia es bermata belo itu. Ia telah membuatku malu, beraninya ia menolakku. Lihat saja, aku akan membuatnya ribuan kali lebih malu. Mati kau Taemin sial hahaa" Jonghyun langsung merebut kembali ponsel miliknya yang tengah di otak-atik oleh Jinki
"Jinki, kau harus berpihak padaku. Kau mengerti!" Jonghyun membangunkan tubuhnya kemudian menyentuh pundak Jinki memerintahkan Jinki untuk mengikutinya.
.
.
Jonghyun berjalan ke arah halaman sekolah di ikuti Jinki dengan membawa spiker pengeras suara yang mereka ambil dari ruang OSIS. Jonghyun mengambil spiker yang dibawa oleh Jinki kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya
"Perhatikan semuanya. Aku memiliki berita heboh untuk kalian semua" Jonghyun menghidupkan spiker kemudian langsung berbicara dengan keras hingga seluruh siswa mulai mengerubungi halaman sekolah.
Jonghyun tersenyum licik ke arah Jinki lalu mulai mengotak-atik ponsel yang berada digenggaman tangannya,
.
Aku menyukai Minho
.
Jonghyun memutar rekaman yang ia simpan diponselnya, berisi pengakuan cinta Taemin untuk Minho.
Seluruh siswa mulai ribut mendengar rekaman pengakuan cinta untuk Minho yang anehnya berasal dari suara seorang pria. Mereka mulai berdesas-desus meributkan siapa pemilik suara tersebut.
"Kalian tau siapa pemilik suara ini. Dia gay. Sangat jelas jika pemilik suara ini adalah seorang gay. Bagaimana bisa ia menyatakan cinta pada Minho yang jelas-jelas Minho juga seorang pria. Perhatikan ini!" Jonghyun kembali memutar rekaman Taemin berulang-ulang dengan terus menambah volume ponselnya.
Halaman sekolah mulai sesak, penuh dengan seluruh penghuni sekolah yang mengelilingi Jonghyun dan juga Jinki yang ikut berdiri disamping Jonghyun.
"Cepat katakan siapa orangnya?"
"Jonghyun, siapa dia? apa benar ia seorang gay?"
"Cepatlah katakan dia siapa!"
Seluruh penghuni sekolah terus ribut mendesak Jonghyun untuk mengatakan dengan jelas siapa pemilik suara rekaman milik Jonghyun.
.
Penglihatan Jonghyun menangkap Taemin yang juga ikut berdiri di halaman sekolah membaur dengan teman-temannya.
Taemin terlihat memohon pada Jonghyun untuk tak mengatakannya. Ia sadar jika pemilik suara diponsel Jonghyun adalah dirinya. Taemin terlihat begitu takut, terlihat dari tangannya yang terus meremas ujung jas seragam sekolahnya.
Jonghyun tersenyum merendahkan ke arah Taemin, jelas terlihat kebencian yang begitu besar pada tatapan mata Jonghyun.
"Kalian benar-benar tak tau siapa pemilik suara ini. Taemin, Lee Taemin. Siswa kelas 8A. Kalian kenal?" Jonghyun mengatakannya dengan sangat keras. Siswa-siswi yang mengelilingi Jonghyun menangkap Taemin yang juga ikut berkumpul ditengah-tengah mereka.
"Taemin. Bukankah dia Taemin yang dimaksud?" Salah satu siswa dari mereka menunjuk ke arah Taemin. Mereka bertambah ribut kemudian beralih mengelilingi Taemin
"Jadi kau menyukai Minho. Sejak kapan kau jadi seorang gay Taemin?"
"Jadi selama ini kau itu gay. Cih tak ku sangka"
"Lihatlah. Pantas saja bukan kalau ia gay. Wajah dan tubuhnya saja seperti perempuan. Tak mungkin ada wanita yang mau mendekatinya"
"Kau sangat mengerikan Taemin"
"Taemin kau cukup baik. Tapi kau menjijikan"
"Sudahlah berhenti memojokannya" Jonghyun menerobos kerumunan siswa yang mengerubuti Taemin kemudian berdiri persis disamping Taemin.
"Jjong dia menjijikan bagaimana bisa ia menyukai seorang pria. Ayo kita tuntut Kepala sekolah untuk mengeluarkan manusia menjijikan itu"
"Tunggu sebentar, kita harus memastikannya dulu. Bukankah begitu Taemin?" Jonghyun tersenyum licik ke arah Taemin.
.
Taemin hanya diam tertunduk. Air mata mulai keluar membasahi pipi merahnya. Ia sama sekali tak menyangka akan dipermalukan dengan begitu parah oleh seseorang yang bahkan baru saja menyatakan cinta padanya tiga hari yang lalu.
"Hey lihat Taemin menangis hahaaa" Jonghyun tertawa keras sambil mengangkat dagu Taemin untuk memperlihatkan air mata Taemin pada teman-temannya.
"Kenapa kau melakukan itu hukss" Taemin terisak sambil terus menundukan kepalanya
"Hahaa dia seperti banci"
"Taemin kau menjijikan"
"Menjijikan"
"Menjijikan!"
"Cih"
.
"Hussttt diamlah. Kalian tidak lihat, Taemin menangis. Kasihanilah dia hahaaa" Jonghyun kembali mengangkat wajah Taemin untuk mempermalukannya dihadapan seluruh penghuni sekolah yang semakin ramai
"Ya. Jjong, belum tentu kan itu suara Taemin. Bisa saja kalau kau berbohong" Yeoja cantik bertubuh tinggi mengeluarkan suaranya membela Taemin
Taemin melirik ke arah sumber suara dan melihat Seui, juniornya yang selalu memberikan cokelat untuknya setiap pagi. Pandangannya menangkap Minho yang tengah berdiri disamping Seui dengan tatapan datar seperti biasanya.
"Masih ada yag tak percaya ternyata! Dengarkan ini!" Jonghyun kembali memutarkan rekamannya untuk meyakinkan seluruh siswa bahwa itu memang benar-benar suara Taemin
"Jinki bukankah kau juga mendengarnya, saat Taemin mengatakan ini" Jonghyun melirik sinis ke arah Jinki, memaksa Jinki untuk mau mengeluarkan omong kosongnya
"Y-ye. Aku mendengarnya, Taemin benar-benar mengatakannya. Ia menyukai Minho"
"Kalian masih tak percaya? Eh Minho, lihat. Anak ini menyukaimu hahaaa" Jonghyun melihat Minho yang juga ikut berdiri menyaksikan ulahnya
"Issh menjijikan sekali. Minho jangan pedulikan Taemin. Ia hanya manusia kecil yang menyukai sesamanya"
"Menjijikan. Ayo cepat kita ke ruang Kepala sekolah untuk demo"
"Cih"
"Hukss..."
...
.
.
"Dasar menjijikan. Ayo lempar terus"
"Jangan lakukan lagi aku mohon hukss"
"Taemin kau menjijikan"
Setelah bel pulang sekolah berdering, siswa-siswi menarik paksa Taemin dan melemparnya ke tengah lapangan basket.
Mereka tak henti-hentinya melempar Taemin menggunakan telur busuk. Cacian dan makian serta umpatan-umpatan kasar terus saja di lontarkan pada Taemin, seolah Taemin hanya barang menjijikan yang sama sekali tak pantas berada di tengah-tengah mereka.
"Dasar banci"
"Aakhh" Jonghyun tiba-tiba datang dan menyiram Taemin menggunakan air kloset yang langsung menguar bau busuk dari tubuh Taemin
"Ihhh busuk. Persis sepertimu Taemin"
"HENTIKAN!" Seui, yeoja cantik berambut panjang tiba-tiba datang dan menerobos para siswa yang tengah mengerumuni Taemin.
Seui melempar ember yang Jonghyun gunakan tadi ke arah para siswa untuk mengusirnya. Akhirnya mereka meninggalkan Seui dan juga Taemin yang tengah meringkuk di tengah lapangan basket.
"Oppa kau baik-baik saja?" Seui membangunkan Taemin kemudian memakaikan mantel tebal miliknya ke tubuh Taemin.
"Gomawo"
.
.
Seui membawa Taemin ke luar gerbang sekolah, ia membetulkan mantel yang Taemin pakai kemudian merangkul pundak Taemin untuk meyakinkan Taemin bahwa ia peduli padanya. Mereka menghentikan langkahnya melihat Jonghyun dan teman-temannya termasuk Minho yang juga baru keluar dari gerbang sekolah.
Jonghyun menutup rapat hidungnya dan memandang remeh ke arah Taemin.
Taemin menatap marah ke arah mereka kemudian pandangan matanya beralih menatap Minho yang hanya diam tanpa ekspresi.
"Kau bau sekali"
...
.
.
Like Me
.
.
"Akhirnya" Taemin tersenyum riang memandangi kampus barunya, Universitas Kyunghee.
Taemin terlihat sangat gembira di hari pertamanya memasuki kampus. Suasana masih terasa sangat baru pikirnya, itu juga pertama kalinya ia menginjak Seoul setelah lima tahun hidup di Amerika.
Ia memutuskan pindah ke Amerika setelah kejadian lima tahun yang lalu, sejak dirinya berada di tingkat dua SMP. Kepala sekolah terpaksa mengeluarkannya atas tuntutan seluruh siswa yang berdemo untuk mengeluarkannya dari sekolah.
Taemin tak hidup dengan baik selama di Amerika. Rasa malu, takut serta trauma berat selalu menghantuinya ketika ia memasuki sekolah baru. Peristiwa masa lalunya masih terekam dengan sangat baik di otaknya. Saat Jonghyun, Jinki serta teman-temannya yang memperlakukannya tak layak seperti manusia di sekolah. Minho, seseorang yang disukainya bahkan menatapnya jijik ketika tak sengaja bertemu pandang dengannya.
.
"Lihat dia cantik sekali"
"Husst dia seorang pria" Beberapa mahasiswa berbisik-bisik membicarakan Taemin yang tengah berjalan menerobos koridor kampus.
Seluruh mahasiswa baru yang tengah berkumpul dikelas barunya langsung menatap Taemin yang berjalan memasuki kelas. Tak sedikit di antara mereka yang terpesona akan kecantikan alami yang Taemin miliki.
"T-Taemin"
"Kau tak perlu memandanginya seperti itu" Minho menoyor kepala Jonghyun yang tengah memandang intens ke arah Taemin.
Jonghyun berdecak kagum dengan apa yang dilihatnya. Lee Taemin, seseorang yang membuatnya gila sejak SMP kini hadir kembali dihadapannya, dengan penampilan yang jauh lebih menawan dari apa yang di lihatnya dulu―Taemin menjadi jauh lebih cantik.
"Taemin. Bukankah dia Lee Taemin. Cantik sekali, wah"
"Kibum apa yang kau lakukan aisshh" Jinki menatap horor ke arah Kibum, kekasihnya sejak SMA yang tiba-tiba menoyor kepalanya persis seperti apa yang Minho lakukan.
"Apa. Kenapa kau menatapnya seperti itu hah" Kibum memelototi Jinki, merasa cemburu kekasihnya memuji kecantikan orang lain.
"Hay kalian. Apa aku boleh duduk disini?"
"K-kau siapa?" Kibum terlihat sangat panik saat Taemin berjalan mendekatinya dan menyapanya sok akrab.
Taemin memohon ijin untuk duduk di samping Jonghyun yang tentunya mendapat anggukan antusias dari Jonghyun sebagai tanda persetujuannya. Taemin tersenyum manis dan mulai duduk disamping Jonghyun.
"Lee Taemin" Taemin menyodorkan tangannya sebagai tanda perkenalan untuk Kibum sedangkan yang lain hanya menatap kagum pada wajah Taemin kecuali Minho tentunya.
Minho diam tak menggubris Taemin sama sekali. Ia hanya membaca buku dan terus membaca buku tanpa ikut-ikutan mengagumi Taemin yang seolah memiliki atmosfer tersendiri hingga mampu menyedot banyak perhatian sejak pertama kali kemunculannya.
...
.
.
"Minho. Apa kau masih ingat denganku" Taemin menghentikan langkah Minho yang tengah berjalan keluar kelas
"Kau siapa?"
Taemin terlihat kecewa mendengar pernyataan Minho. Tentu saja Minho benar, sebelumnya ia tak pernah berbincang dengan Minho bahkan berkenalanpun belum pernah. Selain karena Minho orang yang sangat dingin dan cuek tetapi juga karena sebelumnya ia tak pernah satu kelas dengan Minho. Taemin hanya sok kenal, ia akui itu*(-.-)
.
"Minho lagi Minho lagi. Kenapa harus manusia itu" Jonghyun berdecak kesal melihat Taemin yang tengah berbincang dengan Minho
"Karena Minho jauh lebih tampan dari pada kau Jjong. Terimalah kenyataan" Jinki berkomentar malas karena bosan mendengar Jonghyun yang terus saja berdecak kesal melihat Taemin mendekati Minho
"Sialan"
"Apa kau mau mengerjainya lagi"
Jonghyun menoleh mendengar perkataan Jinki yang membuatnya kembali mengingat masa lalu ketika ia mempermalukan Taemin dihadapan seluruh penghuni sekolahnya.
"Arrghh lupakan!"
.
"Aku Lee Taemin. Bukankah dulu kita satu sekolah saat SMP?"
"Entahlah" Minho kembali berjalan meninggalkan Taemin yang masih memasang wajah kecewa
"Minho boleh aku meminta nomor ponselmu. Hihii" Taemin merebut paksa ponsel yang baru saja Minho keluarkan kemudian bergegas menulis pesan singkat dan mengirimkan ke nomornya sendiri
"Kembalikan. Kau tak sopan sekali"
.
.
Taemin datang lebih awal dari biasanya, ia memasuki kelas yang masih terlihat sangat sepi. Ia tersenyum melihat Jinki yang tengah duduk seorang diri sambil asyik mengotak-atik notebook.
"Jinki kau sendirian. Mana Kibum?" Taemin duduk disebelah Jinki yang langsung membuat Jinki salah tingkah
"Ki-Kibum belum datang, Taemin"
"Benarkah. Jinki maukah kau menemaniku sebentar saja?" Taemin terlihat memelas untuk meluluhkan seseorang dihadapannya
"K-kau kenapa Taemin?" Jinki terlihat menelan salivanya melihat Taemin terus memegang bagian selakangannya
"Aku ingin kencing"
.
Jinki menghentikan langkah kakinya dan hanya diam ditempat, "Masuklah Taemin. Aku akan menunggumu disini"
"Kau tak mau masuk, Jinki" Taemin menggoda Jinki dengan memainkan jarinya di area wajah Jinki.
Taemin kehilangan kesabarannya kemudian menarik paksa tubuh Jinki untuk ikut masuk bersamanya.
Taemin membawa Jinki memasuki kamar mandi kemudian bergegas menguncinya rapat. Ia mulai membuka ziper celananya, "T-Taemin apa yang kau lakukan?"
Jinki memelototkan kedua matanya. Salivanya terasa penuh di dalam mulutnya. Jinki mengelap air liur yang tak terasa mulai keluar melalui bibirnya.
"Jinki kau kenapa?" Taemin menatap Jinki polos dan menaikan kembali ziper celananya setelah selesai buang air. Ia mengikuti pandangan mata Jinki yang mengarah ke selakangannya. Ia tersenyum kemudian mendekati Jinki dan langsung memepetkan tubuh Jinki ke tembok.
"Kenapa kau memandangiku seperti itu. Apa kau seorang gay?" Taemin memandang Jinki intens kemudian semakin mendekatkan wajahnya pada Jinki
Jinki menelan salivanya tak tahan melihat bibir merah Taemin yang menurutnya sangat seksi. Ia menarik tengkuk Taemin kemudian mencium bibirnya dengan paksa, "Mmmphhh"
Taemin melepas ciuman paksa Jinki kemudian mengelap bibirnya kasar, "Aku bukan gay"
Taemin meludahi wajah Jinki kemudian menginjak kaki Jinki dengan keras
"Taemin apa yang kau lakukan" Jinki menatap Taemin tak percaya.
Taemin menarik kerah kemeja Jinki kemudian memukul wajahnya. Ia mendorong Jinki lalu menjedotkan kepala Jinki pada tembok. Tak banyak yang di lakukan Jinki selain diam menerima perlakuan Taemin.
"Kenapa kau tak melawan brengsek" Taemin menendang tubuh Jinki yang terkepar di lantai memegangi wajahnya
"Jadi ini alasan kau kembali, Taemin" Jinki membangunkan tubuhnya dan menatap miris ke arah Taemin
"Aakkhh" Jinki kembali mendapat pukulan keras dari Taemin
Taemin membangunkan tubuh Jinki dan menendang perut Jinki menggunakan lututnya. Ia mengeluarkan kater berwarna merah dari saku jeansnya kemudian menindih tubuh Jinki.
"Alasan seperti apa yang kau maksud, Jinki?" Taemin mengacungkan kater ke wajah Jinki
"A-aku minta maaf Taemin. Aku tak bermaksud melakukannya padamu"
Taemin tak mengindahkan kata-kata Jinki. Ia meraih tangan Jinki kemudian menekan katernya di telapak tangan Jinki. Darah mulai mengalir dari telapak tangan Jinki. Taemin terus saja mengukir telapak tangan Jinki menggunakan kater miliknya.
"Aku bosan" Taemin mengakhiri kegiatannya setelah merasa benar-benar bosan. Ia mencuci kater kesayangannya kemudian membiarkan Jinki begitu saja dalam keadaan darah melumuri tangannya.
...
.
.
"Makanlah" Taemin menyodorkan makanan yang baru saja dibelinya dari kantin ke arah Minho namun Minho terus saja membaca bukunya tanpa menghiraukan Taemin.
"YA! KEMBALIKAN" Minho berteriak ke arah Taemin yang telah merebut bukunya. Ia mengejar Taemin yang berlari keliling kelas untuk mendapatkan bukunya kembali.
"Minho kenapa kau tak mau menerima pemberianku. Sekali ini saja Minho"
Minho terkejut melihat Taemin yang mulai berkaca-kaca. Ia mengambil kembali bukunya kemudian berjalan menuju bangkunya. Ia mengambil makanan pemberian Taemin kemudian memakannya tanpa melihat ke arah Taemin.
Taemin tersenyum bahagia melihat Minho mau memakan makanan pemberiannya. Ia berjalan ke arah Minho kemudian duduk disamping Minho.
"Minho. Kenapa kau tak pernah membalas pesanku" Taemin mempoutkan bibirnya kesal karena Minho sama sekali tak meresponnya.
Taemin kembali berkaca-kaca menatap Minho yang tak juga menghiraukannya. Ia terlihat putus asa mendapati Minho yang terlalu cuek padanya,
.
"Jinki kau kenapa. Aigo" Taemin berlari ke arah Jinki yang tengah digandeng oleh Kibum di ikuti Jonghyun yang berdiri di samping Jinki.
"Minggir kau" Kibum mengusir Taemin dengan kasar
"Jinki apa yang terjadi. Apa kau kecelakaan eum?" Taemin memasang wajah khawatir melihat Jinki dalam keadaan tangan diperban serta wajah lebam yang begitu mengkhawatirkan.
"Aku hanya terluka sedikit"
Minho menghentikan aktivitas makannya mendengar kehebohan Taemin. Ia menatap Taemin dengan intens yang tengah sibuk mengkhawatirkan Jinki.
Minho menggebrakan makanannya kemudian pergi keluar kelas dengan memasang wajah datar.
.
"Apa ini sangat sakit?" Taemin menyentuh wajah Jinki yang terlihat membiru.
Jinki tersenyum hampa ke arah Taemin. Ia tak percaya mengetahui Taemin yang begitu pandai ber-acting.
"Jjong, sebaiknya kau lebih berhati-hati"
Jonghyun tersadar dari lamunannya yang tengah menatap wajah Taemin kemudian beralih menatap Jinki, "Apa maksudmu?"
"Orang berpenampilan baik belum tentu memiliki hati yang baik pula"
"Jinki, apa kau bertemu orang jahat?"
Jinki menganggukan kepalanya merespon ucapan Taemin. Ia masih tak percaya dengan tingkah Taemin yang sok polos seolah tak terjadi apapun. Taemin akan berubah menjadi monster saat bertatapan dengan korbannya. Taemin akan menjadi sangat mengerikan saat melancarkan dendam-dendamnya.
.
.
"Sial. Beraninya kau mengataiku orang jahat. Mati kau Jinki" Taemin menyayat foto Jinki menggunakan kater kesayangannya. Ia bergegas melajukan mobilnya saat melihat Jinki keluar dari mobil Kibum.
"Hey Jinki" Taemin langsung membekap mulut Jinki dari arah belakang kemudian memasukannya ke dalam mobil.
Taemin menyumpal mulut Jinki menggunakan kaos kakinya kemudian mengikat kaki dan tangan Jinki menggunakan tali tambang yang sudah ia siapkan.
"Jinki. Ayo kita bersenang-senang!"
.
.
Tbc
.
Gamsahamnida for read, review sangat saya tunggu :D
