Lonely Crown
April Angst Project HUNHAN GS
By BeibiEXOl
WARNING!
Ide pasaran, typo everywhere, bahasa kasar, terdapat adegan dewasa, terlalu khayal, GAJE, maksa angst pake banget T-T
Plagiat? Go to the hell!
...
Memiliki ibu kelainan mental bukanlah keinginan Luhan.
Memiliki ayah seorang pemabuk juga bukan kehendaknya.
Dan memiliki adik penyakitan adalah bagaikan mimpi buruk.
Luhan, gadis berumur 17 tahun pada tahun keduanya di Shinwa High School.
...
Wajah cantik kalem, tubuh tinggi ramping dan seksi, rambut hitam panjang bergelombang, otak jenius dan dikelilingi oleh para pangeran.
Dia adalah Luhan.
Ia memiliki semua point yang diimpikan oleh para gadis kebanyakan.
Semua melihatnya sebagai gadis yang sempurna, apalagi yang diharapkan? Luhan memiliki fisik yang begitu indah, otak jenius yang diakui oleh para guru dan teman-temannya dan memiliki teman-teman osis dari kalangan atas.
Ya, namun semua itu tidaklah cukup membuat dirinya bahagia.
Keluarga dan uang.
Dua point yang tidak dimiliki olehnya.
Dua point yang membuatnya lupa bagaimana menikmati anugrah yang diberikan oleh tuhan.
Karena suatu kejadian di masalalu membuatnya mengabaikan perasaan tulus orang-orang disekitarnya, membuatnya enggan membuka hati dan membangun benteng kuat agar tidak seorangpun bisa menyentuh perasaan cintanya.
Sejauh ini Luhan berhasil memerankan tokoh dingin dan pendiam, berkencan beberapa kali dengan pemuda tampan kaya seperti Kris misal, dan semua itu hanya demi keuntungannya.
Sejauh ini hatinya masih belum tersentuh kembali.
Sejauh ini sebelum Oh Sehun mulai memaksa masuk kedalam dirinya yang sudah ia sembunyikan.
GREP
Luhan menegang kaget saat merasakan seseorang memeluk tubuhnya dari belakang. Saat ini ia ada diruang Osis bersama beberapa anggota Osis lainnya. "Lepas" Ujarnya datar tanpa memandang pemilik tangan lebar yang merengkuhnya.
"Menyebalkan" Komentar pemuda itu menaiki sofa dari belakang dan duduk dengan santai.
"Di sini bukan tempat mu" Luhan sedikit risih saat Sehun malah merapat padanya sambil mengendus rambutnya.
"Pria mana yang tidak khawatir saat gadisnya satu ruangan dengan mantannya" Ujar Sehun melirik Kris yang tengah bermain game diponsel kesal. Kris hanya mendengus tidak peduli.
"Kalau kau Lupa, Suho Oppa juga disini"
"Oh? Hai Hyung" Sehun mengangkat tangannya santai kembali mengendus rambut dan leher Luhan. "Hhhhm... shhh... Uh shampoo murahan?"
"Bisa kau lepas tangan sial mu itu dari rambut ku, brengsek?"
"Tidak, walaupun shampoo murahan tapi apapun yang kau pakai tetap harum"
Kris mendengus jijik memotret tingkah Sehun yang menjilati rambut Luhan dan menampilkan itu pada gadis yang dari tadi menekuk wajahnya "Lihat kelakukan pria yang membuat mu meninggalkan ku" Ujar pemuda berwajah kebaratan itu sebal membuat Luhan memekik meninjak Sehun, membuat pemuda itu terjatuh kelantai dengan liur yang menjuntai didagu.
"Dasar! Gila!" Pekiknya melihat nanar rambutnya yang basah.
"Kalau aku menjilat kulit leher mu kau pasti protes kan" Dengan kesal Sehun kembali duduk mendekati gadis itu.
"Persetan!" Umpat Luhan meninggalkan Sehun memilih mencuci rambutnya dikamar mandi dalam ruang osis.
...
"Benar-benar adik yang bodoh" Komentar Suho meletakan beberapa dokumen di meja dan Kris ikut memeriksanya.
"Aku hanya terlalu mencintainya" Jawab Sehun asal membaringkan tubuhnya rileks. Ia mengambil kertas foto yang baru saja diambil oleh Kris dan merenyit melihat wajahnya sendiri, lalu tertawa kecil menempelkan foto itu kedinding yang juga penuh dengan foto hasil jepretan Kris, sebelum mengecupnya hingga basah tentunya. "Sekarang bukan foto dirinya dan Kris lagi yang ada disini, akan ku penuhi dinding ini dengan fotoku dengannya"
Kris dan Suho mengabaikan Sehun "Sempurna, kita hanya perlu menyerahkannya pada Kepala Sekolah"
"Hey, kau kutinggal jadi jangan berbuat macam-macam pada Luhan. mengerti?"
Sehun hanya menyeringai melayangkan jari tengahnya pada dua pemuda yang diambang pintu itu dan membuat Kris menggeram kesal diiringi helaan nafas Suho.
...
Luhan sudah kembali dengan handuk yang melilit rambut gadis itu, ia menatap datar kaki Sehun yang ada diatas meja. Bahkan kertas dokumen itu berakhir dibawah sepatu laki-laki yang berstatus pacarnya.
"Singkirkan kaki mu, Ohmija"
"Hm"
"Suho Oppa dan Kris sudah menyerahkan proposalnya?"
Sehun beranjak menatap Luhan dalam, membuat gadis itu merasa terancam karena tatapan intents yang diberikan Sehun "Apa itu penting? Disaat yang ini lebih mengkhawatirkan?" Tanya Sehun dengan suara rendah menatap kasihan pada benda yang berada ditengah selangkangannya yang sudah menegak.
Luhan menatap horror "Tapi bagaimana-" Gadis itu diam dan mulai paham saat melihat layar ponsel Sehun menampilkan foto dirinya yang tertidur dengan kemeja tipis memperlihatkan bahu polosnya dengan beberapa bercak kemerahan. "Sudah kubilang untuk menghapu- Wack!" Luhan terjatuh tepat dipangkuan Sehun. Pemuda itu menahan pinggangnya untuk tidak kabur dan mencium lembut bibirnya dengan penuh gairah.
"Mmh" Luhan berusaha mendorong Sehun saat pemuda itu mulai menghisap bibirnya dan menggesek celana dalamnya dengan penis yang masih terbungkus celana.
"Kita disekolah kalau kau lupa" Ingat Luhan menatap Sehun tajam.
"Who cares" Jawab pemuda itu menggigit buah dada Luhan yang masih dilapisi bra dan seragam sekolah. "Kau milik ku" Desis Sehun, Luhan bersyukur gigitan pemuda itu tidak mencapai dadanya.
"Boleh aku mengoyak benda tidak penting ini?"
Luhan mendengus meninju perut Sehun dengan lututnya lalu berlari menuju pintu keluar dan tentu saja sang serigala ikut mengejar rusanya yang ingin kabur.
BRAK!
"Mau main kejar-kejaran hm?"
Pintu yang hampir terbuka kembali tertutup kencang karena dorongan Sehun. Pemuda itu mendekatkan tubuhnya pada tubuh Luhan. memojokan gadis itu ke pintu.
"Harus dikunci dulu biar tidak ada yang mengganggu" Bisiknya sambil menjilat telinga Luhan seduktiv.
"Memang benar-benar brengsek, hm" Luhan mendengus.
Sehun menyeringai menaikan rok Luhan sampai keperut dan berjongkok menjilati daging empuk kekasihnya yang sudah basah "Sudah sangat lapar ya?" Ucapnya dihadapan vagina Luhan, "Tunggu adikmu yang besar dan lonjong ini memberimu cream vanilla ya" Ujarnya masih berbicara sambil menunjuk kejantanannya. Membuat Luhan mau tidak mau merona melihat tingkah gila pacarnya.
"Uh!" Luhan memekik saat celana dalamnya ditarik begitu saja dan Sehun menjilat bibir vaginanya. Lututnya mendadak lemas saat lidah pemuda itu bermain-main pada klitorisnya dan mulai menendang-nendang memasuki lubangnya. Tangan Sehun mengelus pahanya.
Luhan menggigit bibir bawahnya menahan desahan memalukan yang protes ingin berteriak.
Sedangkan Sehun terus-terusan memainkan titik sensitifnya demi mendengar desahan gadis itu.
"Ngh- cukup idiot. Aku malam ini harus bekerja-eghh Sehun ..." Luhan mendesah saat jari pemuda itu menyodok titik kenikmatannya dan terus menggesek dinding vaginanya.
Luhan mencengkram pundak Sehun, ia mendongak menikmati perlakuan pemuda itu. "Lebih cepat"
"U-uh"
Sehun menghentikan gerakan tangannya membuat Luhan menatapnya marah "Tidak semudah itu, miss Lu" Ujarnya menggendong tubuh mungil Luhan dan menghempaskannya kesofa. Luhan duduk menatap Sehun yang tengah melepas ikat pinggangnya lapar.
"Bodoh" Bisiknya ditellinga Sehun dan dengan mudah melepas ikat pinggang pemuda itu sekaligus memelorotkan celana itu hingga kebetis.
Sehun melepas celana dalamnya dihadapan Luhan.
Luhan menatap Sehun datar, ia kembali duduk disofa dengan kejantanan tegang Sehun dihadapannya. Lalu gadis itu menyeringai "Hai adik kecil, apa kabar huh?"
"Aigo .. sepertinya kau sudah sangat merindukan mama hum?" Ujarnya. Membuat Sehun hampir menggerang saat merasakan nafas hangat Luhan didepan kejantanannya. Dan gadis itu kembali tersenyum memeluk paha Sehun membuat kejantanan pemuda itu menabrak wajahnya.
"Cepat manjakan dia Luhan" Ujar Sehun menggeram frustasi. Cairan precum pemuda itu menetes kepaha Luhan.
Sedangkan Luhan memilih melepas seragamnya santai, dihadapan Sehun dan meletakannya agak jauh. Kini, gadis itu sudah benar-benar telanjang bulat "Kira-kira, big bambi mau diapain dulu?" Ujarnya mengelus kejantanan Sehun.
"Cepat masukan penis ku kedalam mulutmu brengsek" Umpat Sehun kesal karena dari tadi gadis itu hanya menggesek-gesekan kejantanannya dipipi. Yah, itu pun sudah membuat precumnya berhamburan.
"Aneh Sehun" Alis Luhan berkerut menatap Sehun datar dan kebingungan. Sehun menatap gadis itu frustasi 'kenapa!' ia ingin sekali langsung memperkosa Luhan jika saja gadis itu tidak akan merajuk setelahnya.
"Kenapa dia diam saja. Cepat katakan, 'Manjakan aku mama Lu' oke?" Ujar Luhan menirunya berbicara seperti idiot pada kejantanannya.
Sehun membersihkan tenggorokannya "Manjakan aku mama Lu, cepat hisap aku" Ujar Sehun dengan suara melengking serak.
"Dengan senang hati"
Glup!
Slurp!
Luhan memasukan penis besar nan panjang Sehun kemulutnya, menjilat, menghisap dan mengocoknya liar. Sehun terengah atas perlakuannya.
Luhan masih asik memaju mundurkan mulutnya, lalu berhenti disaat merasa penis Sehun mulai berkedut "Permainan baru dimulai"
Dan Sehun menindih Luhan,mencium ganas bibir gadis itu dan terus mengecup permukaan kulitnya.
"Jangan dileher-engh uhh hhh sebentar lagi musim pana-sshh aaaah! ACK!" Luhan memekik saat ujung kejantanan Sehun berusaha menerobos dinding vaginanya. Sedangkan Sehun memandang Luhan bergairah, ia melepas kemejanya yang sudah berantakan "Dia kembali berkedut-kedut hum" Godanya memandang vagina Luhan.
Luhan menggerang "Eum, mungkin dia kangen papa" Ujarnya sambil menggigit bibir bawahnya terkesan erotis, membuat Sehun mau tidak mau mencium gemas bibir gadis itu.
"Kalau begitu kita harus membiarkan mereka bermain"
Sehun menusuk kejantanannya dalam-dalam.
"Sshhh!"/"Eunghhhh!"
Keduanya mendesah nikmat saat mereka saling menyatu, dan selanjutnya desahan mereka bersahutan memenuhi ruangan osis.
...
Kris menatap jengah pemandangan didepannya. Ia berjalan kesal kearah meja, menatap sengit Sehun yang tidak lagi mengenakan baju dan hanya memakai celana sekolah. Ia juga menatap Luhan tajam namun diabaikan oleh gadis itu.
Yup, bagaimana tidak gondokan melihat Sehun yang asik menyisir rambut basah Luhan dan gadis itu terlihat tidak peduli sambil mengerjakan tugas.
Oh iya, Luhan hanya menenakan seragam kemeja putih Sehun tanpa celana.
"Kalian sama saja" Desisnya kesal mengambil tasnya yang tertinggal disofa. Ia menjengit jijik saat melihat bercak cairan sperma diranselnya "BRENGSEK! KALAU MAU BERCINTA JANGAN DISINI SIALAN!" Umpatnya melempar ransel barunya kedalam tong sampah.
"Dan Luhan, kau harus menyusun ulang dokumen ini karena besok harus sudah dikumpulkan" Interupsi Suho yang baru masuk.
"Eum, Oppa"
"Berhenti menyuruh-nyuruhnya hyung!"
"Diam dasar adik mesum!" Ujar Suho melotot pada Sehun dan tentunya tidak akan mempan. Bagaimanapun Suho orang yang terkenal baik dan sopan, ia bahkan tidak pernah marah dan selalu sabar.
"Jangan terlalu memanjakannya Lu"
"Eum" Balas Luhan mengangguk singkat masih fokus menulis pada bukunya.
"Kalau begitu kami pulang dulu" Pamit Suho.
"Dan berhenti menjadikan ruang osis sebagai tempat mesum!" Sahut Kris dari luar sebelum pintu benar-benar ditutup.
...
Sehun mengecup pipi Luhan dari belakang lalu menyenderkan kepalanya dipundak gadis itu "Kau bisa mengerjakannya nanti malam kan?" Rengeknya.
Luhan menggeleng, lalu menatap jam dipergelangan tangannya "Hari ini lembur, nanti malam tidak akan sempat" Ujarnya datar.
"Kau tidak perlu bekerja lagi, aku bisa memberimu uang"
Luhan menutup bukunya dan beranjak mengambil tasnya tenang. Gadis itu mulai membereskan kertas-kertas yang berhamburan karena kejadian tadi "Aku harus membantu membiayai sekolah Luxi"
"Aku bisa membiayai sekolahnya"
Luhan menatap Sehun datar "Terserahlah" Ujarnya malas.
Sehun tertawa geli memeluk tubuh mungil itu dari belakang "Apa cita-cita mu Lu?"
Luhan diam sambil tertawa kecil "Biasanya kau bertanya 'Warna apa celana dalam mu Lu? Kurasa kau akan bagus kalau memakai g-string" ejek Luhan.
"Aku serius, apa cita-cita mu. Dan, kau memang seksi kalau memakai g-string"
Luhan diam duduk kepangkuan Sehun dan bersender didada pemuda itu "Aku ingin menjadi dokter"
Kini Sehun melingkarkan tangannya diperut Luhan "Kenapa?"
"Luxi sering sakit-sakitan, aku ingin menjadi dokter agar adik ku nanti tumbuh menjadi pria sehat"
Sehun tertawa "Dan memiliki kejantanan besar seperti ku"
Luhan ikut tertawa "Setidaknya ia tidak akan mengecewakan pacarnya nanti- hey! Adik ku itu sakit kanker otak bukan impoten idiot!"
Sehun tersenyum kecil memeluk Luhan semakin rapat sampai gadis itu dapat mendengar detak jantungnya yang menggebu "Kau akan menjadi dokter yang sukses" Ujarnya mengecup kening Luhan.
...
Dan setelah itu Sehun benar-benar membayar lunas sekolah Luxi sampai lulus SMP nanti, Luhan hanya mendengus menerima bantuan tiba-tiba dari Sehun. Gadis itu tengah berada dirumah kecilnya, dimana sang ibu duduk disofa usang mereka sambil menangis dan adiknya laki-lakinya yang asik bermain ponsel android miliknya.
"Lulu Nuuna, belikan Luxi ponsel android juga"
Luhan menatap adiknya sejenak yang tengah asik bermain. Ia kembali fokus memisahkan kulit kacang yang akan menjadi makan malam mereka "Yang itu untuk mu saja" Ujar Luhan membuat adiknya meloncat senang "Apa Sehun hyung membelikan ponsel baru pada mu?"
Luhan tertawa kecil mengangkat ponsel lipat yang sudah sangat jadul kearah adiknya "Aku lebih suka pakai yang ini"
"Uh! Menyebalkan! Sehun hyung itu pelit, aku lebih suka Kris hyung yang membelikan ku mainan setiap hari" Keluh Luxi kesal, tanpa tau kalau Sehun lah yang menanggung biaya sekolahnya sampai tamat.
"Jangan berbicara seperti itu tentang Sehun" Luhan menatap tajam adik kesayangannya.
"Yaa yaa yaa ... Jadi kakak menyukai pria mesum itu huh?"
"Ya" Jawab Luhan tanpa beban.
"Apa bagusnya dari pria albino itu, Kris hyung lebih keren kemana-mana"
Luhan mendengus "Berhenti membandingkan mereka"
"WOOOW! Kakak ku ternyata benar-benar jatuh cinta pada laki-laki itu!" Goda adiknya tertawa keras, dan Luhan tersenyum kecil.
'Apa aku benar-benar jatuh cinta padanya?'
...
Kalau dulu mobil mewah Kris yang selalu menunggunya didepan rumah, kini motor besar Sehun lah yang ditunggunya sambil mengumpat dalam hati pada pemuda itu karena terlambat.
Brumm!
Ckiiit!
Sebuah ducati berwarna merah-putih berhenti tepat disampingnya "Kalau kita terlambat aku benar-benar akan menghajarmu" Ancaman tidak berarti gadis itu sebelum menaiki motor Sehun dan memeluk pinggang pemuda itu erat.
"Tidak ada morning kiss?"
"Cepat jalankan motor sial ini karena demi penis mu yang akan ku gunting, kita akan terlambat brengsek!"
Sehun bergidik mendengar ancaman kekasih galaknya itu dan dengan berat hati menjalankan motornya menuju sekolahan.
Sesampai di sekolah, seperti biasa. Masih banyak siswa yang belum bisa menyembunyikan wajah kagum pada paras Luhan. Ya, sebelumnya Kris tidak se-posesif Sehun, pemuda itu masih mengerti kalau banyak yang menatap kagum pada Luhan, tapi Sehun. Ia siap melototi siapa saja yang kedapatan memandang miliknya.
Yup!
Kecuali gadis berisik satu ini.
BUK!
Baekhyun memeluk Luhan erat, ia menarik lengan gadis itu menjauhi Sehun yang sudah memasang wajah akan menelan siapapun. Baekhyun berbisik pada Luhan.
"Oppa kenalan ku yang waktu itu kami temui mengajak ku jalan lagi. Tapi ia juga ingin kau ikut" Bisiknya.
Sudah menjadi kututkan bagi siapapun yang menjadi pacar Luhan. Baekhyun seakan tidak peduli terus mengajak Luhan ketemuan dengan kenalan laki-lakinya. Awalnya Kris yang selalu menjadi korban tapi kali ini berakhir pada pemuda yang tidak kalah gila dari Baekhyun.
"Yack!" Pekik Luhan mencubit pinggang Sehun saat pemuda itu dengan tidak tau diri meremas bokongnya diam-diam.
"Aku tidak bisa Baek, orang ini akan menguliti kita seperti monster kalau hal itu sampai terjadi"
"Yack, kita bisa diam-diam" Baekhyun memeluk lengan Luhan.
"Jebal. Lu jie" Kini Zitao menatapnya memelas. Yup, bisa dibilang dua perempuan ini adalah sahabat Luhan.
Sehun segera menutupi wajah Zitao dengan tangan besarnya "Yack! Apa yang kau lakukan!"
"Mencegahmu untuk menggoda Luhan-ku!"
Yup, info dari Kris. Sekejam-kejamnya Luhan gadis itu selalu luluh kalau Zitao memasang wajah memelas seperti anak kucing. Sering kali Baekhyun memanfaatkan kelemahan Luhan untuk menuruti keinginan mereka. Curhat Kris dulu.
"Cari laki-laki yang menerima kalian apa adanya. Sudah jelas kalau mereka hanya ingin padaku kan" Luhan mendengus malas duduk kekursinya sambil membuka buku catatan.
"See? Dia tidak mau. Jadi berhenti mengajaknya macam-macam karena aku bukan orang yang sabar" Desis Sehun tidak suka dengan wajah mengerikan dan ikut duduk disamping kursi Luhan.
Baekhyun awalnya ciut tapi ia menyenggol Zitao dan gadis bermata panda itu langsung memasang wajah mau menangis. Luhan mendelik pada Sehun membuat pemuda itu terperangah "Ya! Apa yang spesial dari wajah konyol itu! "
"Zitao itu menggemaskan" Bela Luhan dengan wajah datar membuat Sehun mendengus kesal.
Tapi pemuda itu kembali menyeringai memasang wajah memelas sambil menggesekan pipinya kepipi Luhan membuat gadis itu mendesis tidak suka "Kau konyol, menjauh dari ku sialan"
"Uh, aku hanya mencoba. Tidak perlu sekasar itu sayang"
Luhan hanya diam tidak menganggapi Sehun karena ia harus belajar. Tapi, pemuda itu malah menggeser bukunya dan duduk tepat dihadapan Luhan membuat tubuh Luhan berada diantara paha besar Sehun.
"Nah Lu, katakan padaku. Bagaimana kau membuat ku jadi tergila-gila seperti ini? Kau memanah ku dengan tombak cinta ya?" Sehun berbicara dengan serius.
"Menggelikan" Desis Luhan tidak suka. Jelas-jelas laki-laki itu tengah menggodanya dengan kutipan puisi murahan yang baru saja dibacakan oleh guru sastra mereka.
Sehun tertawa "Kau kejam"
Dan Luhan membalasnya dengan seringai, menatap Sehun intents.
"Tapi aku serius, sebenarnya apa yang kau lakukan padaku?"
Luhan menatap Sehun datar "ck ck dor" Ujarnya menembak dada Sehun dengan jari telunjuk "Nah, kau kena dan tidak akan pernah bisa berpaling lagi dari ku"
"Heol"
Sehun mendelik pada teman mereka yang melewati meja Luhan dan memandang mereka iri sekaligus gemas dan ada yang memasah wajah derp menggelikan. Mereka seolah mengatakan 'Kalau mau bermesraan jangan dikelas, ada yang jomblo disini tidak kasihan?'
Luhan diam kembali fokus pada bukunya mengabaikan Sehun yang terus-terusan menggodanya. Sampai guru datang dan pemuda itu kembali kekursinya yang ada dibelakang, sedangkan Luhan dipaling depan.
Dan seperti biasa usai pelajaran, Luhan akan berjalan kebelakang mendapati Sehun yang tertidur lelap. Melihat wajah pemuda itu, ia tersenyum kecil duduk kekursi didepan Sehun. Anak-anak sudah pada pulang dan hanya tinggal ia dan pemuda itu.
"Hey, cepat bangun" Sehun masih bergeming, baru saja Luhan ingin memukul kepala bocah itu. ia memilih menarik kembali tangannya dan mengambil ponsel Sehun yang ada dikolong meja. Seperti yang ia duga password lelaki itu sangat mudah ditebak '0000'
Niat awalnya ingin ingin menghapus foto mesum pria itu tapi jarinya berhenti saat melihat sebuah pesan.
Kontak bernama Kyungie mengirimkan gaun yang sangat mewah berwarna merah maroon dengan pesan "Sehunnie apa gaun ini cocok untuk pesta pertunangan kita minggu depan? Aku merindukan mu"
Luhan mendengus, ia tau semua ini akan terjadi. Khas orang kaya, pikirnya.
Luhan merasa sesak didadanya, ia meletakan ponsel Sehun dan memilih pergi sendirian.
Luhan merasa bodoh, tidak seharusnya ia membawa perasaannya hanya untuk bocah brengsek seperti Oh Sehun. Ia hanya ingin memanfaatkan harta pemuda itu ingat? Tapi entah kenapa Sehun berbeda dari mantannya yang lain, pemuda itu memperlakukannya dengan sangat menarik dan membuat hatinnya berdebar karena senang.
"Cih, sial" Desisnya berjalan keluar area sekolah yang sepi. Karena sekolahnya adalah sekolah elite, ingin sampai kegerbangnya pun sangat jauh apalagi letak sekolah itu jauh dari hatle bus.
Setelah berjalan kaki hampir 30 menit Luhan akhirnya sampai kejalan umum, ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 4 sore, ia memilih langsung ke-kafe dimana ia bekerja sambilan.
Ia menjalani harinya seperti biasa, Luhan hampir tertawa saat menunggu telepon dari Sehun. Ia bersyukur Sehun hanya memiliki nomer ponsel android yang sudah ia berikan pada Luxi.
Luhan benar-benar muak pada Sehun, ia membenci Sehun yang mempermainkannya. Ia meletakan gelas kosong didapur sambil menatap cermin pegawai. Ia memakai seragam maid cokelat khusus pelayan, kafe ini menjadi ramai pengunjung semenjak ia bekerja disini. Banyak pemuda yang terang-terangan menggodanya dan beberapa gadis mengajaknya berteman atau anak-anak labil yang ingin foto bareng dengannya. Luhan hanya menanggapi semua itu dengan wajah datar atau kadang delikan kejam. Namun tidak ada yang jera dan malah semakin tergila-gila padanya.
Banyak yang mengatakan kalau ia sangat cantik, hampir semua orang mengatakan kalau Luhan itu cantik. Kemanapun gadis itu melangkah hal yang sama akan terjadi, manusia disekitarnya akan terdiam sejenak mematung lalu merona menikmati pemandangan parasnya yang rupawan.
Luhan memilliki rambut hitam kelam yang panjang dan bergelombang, wajahnya putih, pipinya sedikit tembem namun masih terkesan tirus, hidungnya mancung, matanya seperti tatapan bayi rusa, tubuhnya pun terbilang tinggi untuk ukuran gadis korea biasanya, ia juga ramping walaupun kata Sehun pantatnya sangat berisi.
Berbicara soal bokongnya, ia jadi ingat saat pertama kali ia bertemu dengan si brengsek Sehun. Waktu itu jam pelajaran olah raga, ia baru saja selesai main volly dan memilih ketaman belakang untuk membersihkan tangan dan wajahnya di keran. Waktu itu ia pikir tidak ada siapapun, namun sialnya ada tangan kurang ajar yang meremas bokongnya. Yup, dengan wajah polos Sehun tersenyum padanya dan mengatakan "Jangan salahkan aku. Bokong mu yang lebih dulu menggoda ku" Luhan menonjok wajah itu dan mengumpat habis-habisan. Dan esok harinya pemuda itu datang kekelasnya dan mengaku sebagai murid baru dan ia yang juga seorang ketua kelas diberi tugas untuk menjadi mentor Oh Sehun selama 1 bulan pertama.
Luhan, si gadis berwajah dan tubuh bak bidadari dengan bokong yang padat dan berisi. Yah, bagian bawah itu penting karena merupakan daya tarik bagi Oh Sehun.
Luhan menyukai semua hal yang ada didirinya selain kenyataan kalau ia hanyalah orang miskin yang dalam seminggu memiliki 3 pekerjaan yang berbeda.
Walaupun ia miskin, ia tidak akan menjatuhkan harga dirinya dengan meminta-minta uang pada pacarnya. Luhan memilih untuk tetap bekerja, ia tidak ingin bertaruh pada suatu hal yang tidak pasti. Karena ia sadar, semua orang kaya akhirnya sama saja, mereka tidak mungkin benar-benar serius pada gadis yang memiliki latar belakang buruk seperti dirinya. See? Sehun saja sudah memiliki calon isterinya.
Luhan tau akan berakhir seperti ini. Seperti pertama kali ia jatuh cinta, lelaki itu mengenalkannya pada orang tua, yup! Awalnya orang tua si pria baik-baik saja bahkan saat tau Luhan hanyalah gadis miskin, tapi setelah tau kalau ibunya mantan penyanyi dibar dan ayahnya pemabuk yang kerja serampangan. Mereka akan berbisik dan menolaknya secara halus.
Walaupun si pria kekeuh mencintainya, tapi apa daya. Si pria tidak bisa hidup tanpa uang dari orang tua dan berakhir mengorbankan Luhan.
Setelah kejadian itu, Luhan memilih untuk berpacaran main-main saja dan hanya memanfaatkan harta pacarnya untuk sementara. Ia sudah mengubur dalam-dalam perasaannya, ia tidak ingin tersakiti lagi. Tapi semuanya hancur saat bertemu Oh Sehun, ia terbuai oleh pemuda bodoh itu.
Tembok besar yang selama ini ia bangun perlahan demi perlahan mulai retak.
"Cih, kenapa aku lagi-lagi harus jatuh cinta pada pria bodoh" Desisnya saat melihat Sehun tersenyum lebar disalah satu meja kafe sambil menggoda rekan kerjanya.
Luhan memilih mengabaikan pemuda itu dan menghampiri pelanggan lain. Ia terus mengabaikan Sehun yang dari tadi mencari perhatiannya dan memanggilnya sambil mengetuk meja dengan kunci motor pemuda itu dan membuat suasana kafe menjadi ribut. Ia bahkan ditegur oleh bosnya, Luhan mendadak jengkel ia menghampiri Sehun yang tengah meniupkan udara diminumannya.
"Kau mau apa?"
"Ingin susu"
"Kami tidak menyediakan susu"
"Kalau begitu susu mu saja sebagai gantinya"
Luhan menatap jengah saat Sehun menggerling nakal padanya. Ia kembali mengabaikan pemuda itu dan memilih kembali kedapur. Tapi lagi-lagi bosnya memanggilnya karena Sehun kembali membuat keributan.
Hahh ... ia beruntung memiliki wajah memikat, mungkin bosnya yang galak itu akan memecatnya kalau saja setengah dari pelanggannya bukanlah fans Luhan.
Kini yang ia lihat adalah Sehun yang tengah mengaduk-aduk ice creamnya sampai meleleh, ia mendengus memukul kepala pemuda itu dengan buku menu "Berhenti mengganggu ku bekerja bodoh"
"Ini hadiah untuk mu, adik mu mengatakan kalau ponsel mu yang dulu itu dibelikan oleh Kris kan? Aku sudah membelikan kalian ponsel yang sama sepertiku" Sehun mengangkat iphone keluaran terbaru dihadapan Luhan, membuat Luhan menatap sinis pemuda itu, mengambil ponsel itu dan menancapkannya kemangkuk ice cream Sehun.
Sehun diam menatap kaget wajah Luhan yang nampak lebih seram dari biasanya "Apa aku melakukan kesalahan?" Ucap pemuda itu dengan alis berkerut kesal.
"Ya, kau mengganggu pekerjaan ku dan seenaknya membuang ponsel pemberian Kris"
"Tapi aku membelikanmu ponsel yang baru!"
"Ya, dan aku membuang ponsel baru itu seperti kau membuang ponsel lama ku"
Sehun menatap wajah datar Luhan marah "Jadi kau lebih memilih ponsel jelek pemberian dari mantan mu itu ketimbang dari ku brengsek?"
"Ya" Jawab Luhan dengan wajah setenang air tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Sehun berdiri membalas tatapan Luhan tajam "Kau mengajak ku berkelahi huh?"
Luhan menyeringai, menyilangkan tangannya kedada angkuh "Sangat tidak penting"
"Oh, jadi kau juga menganggapku tidak penting"
Luhan tertawa miring "Kalau kau beranggapan begitu" Ujarnya mengendikan bahu.
Sehun menarik leher Luhan dan mencium gadis itu kasar, Luhan memberontak marah sedangkan Sehun malah lebih ganas melumat bibirnya. Gadis itu mengatupkan giginya rapat-rapat agar pemuda itu tidak melumat lidahnya.
"Mmph!"
Ciuman terlepas dan Luhan melayangkan tamparannya kepipi pemuda itu. Ia menatap Sehun tajam "Kita selesai" lalu meninggalkan pemuda itu.
Luhan memohon izin untuk pulang, sebelum mendengar benda ditendang dan keributan diluar.
"Kau boleh izin, tapi keluarkan juga pacar gila mu itu" Ujar Bosnya panik.
Luhan segera menarik tangan Sehun keluar kafe, meninggalkan tatapan orang-orang yang menonton mereka.
...
"Kenapa membawaku lagi huh? Bukan kah kau memutuskan ku?" Sehun menyeringai menatap Luhan yang berdiri didepannya.
"Eum" Jawab Luhan ambigu meninggalkan Sehun.
"Sebenarnya apa mau mu! Kau hanya mencari-cari alasan untuk putus? Apa kau menemukan pria yang lebih kaya dari ku?"
Luhan hanya membalas dengan tatapan tajam.
Sehun benar-benar tidak mengerti, sejauh ini hubungannya dengan Luhan baik-baik saja. Ia juga merasa kalau gadis itu menyukai dirinya, semarah-marahnya Luhan. Gadis itu tidak pernah meminta putus darinya. Ia juga selalu bersikap baik pada Luhan, ia tidak pernah berselingkuh atau menengok perempuan lain. Walaupun ia masih sering menggoda gadis lain tapi itu hanya sekedar lelucon untuk membuat Luhan cemburu. Tapi Luhan malah menertawakan tingkahnya yang menurut gadis itu konyol karena gadis itu bukan tipe pencemburu. Tapi sekarang apa? Disaat Sehun sangat mencintainya, kenapa gadis itu ingin hubungan mereka selesai? Ia tidak merasa melakukan kesalahan apapun!
"Katakan apa mau mu, aku tidak ingin bertengkar" Bujuk Sehun saat Luhan masih menatapnya sinis. Gadis itu tepat berada dibawah lampu jalan dan hal itu membuat kecantikannya bertambah berkali-kali lipat.
"Aku akan membelikan apapun yang kau inginkan. Kau mau mobil? Rumah? Katakan padaku"
Luhan mundur menatap Sehun kecewa "Jadi kau berpikir aku serendah itu?"
Sehun mendadak sadar, ia tidak bermaksud menganggap Luhan gadis seperti itu dan Luhan juga bukan gadis seperti itu. Luhan salah paham ia ingin merengkuh tubuh Luhan namun ditepis oleh gadis itu.
"JANGAN MENYENTUHKU BRENGSEK!" Pekiknya.
Sehun menatap Luhan tajam malah mendorong gadis itu didinding pagar rumah orang, menghimpit tubuh mungil itu dan menciumnya liar.
Luhan meronta mendorong tubuh Sehun namun tangannya langsung dikunci ketembok. Tangan Sehun menahan lengan Luhan diantara kepala gadis itu. Luhan meronta "Mmp! Brengsek! Bangsat kau sialan! CUH!" Luhan menyeringai saat Sehun terdiam dengan air liurnya diwajah pemuda itu. Saat Luhan ingin melepaskan dirinya, tenaga Sehun menjadi dua kali lipat lebih besar semakin memojokannya. Kali ini pemuda itu hanya menahan tangan Luhan dengan satu tangan, dan tangan satu lagi digunakannya untuk meremas dada gadis itu.
Luhan kaget dan takut kalau ada orang yang melihat aksi mereka, ia menatap komplek perumahan yang sepi itu namun tetap saja ini adalah hal gila. Ia terus meronta "Lepas! Atau aku tidak akan pernah memaafkan mu!"
"Kau yang seharusnya sadar! AKU MENCINTAI MU BRENGSEK! JADI JANGAN PERNAH MEMUTUSKAN HUBUNGAN SIALAN INI!" Sehun kembali mencium bibir Luhan kali ini lebih lembut dan tidak menuntut. Namun, bukan Luhan jika terbuai oleh kelembutan pria ini. Luhan menjedukan kepalanya membuat Sehun mundur sambil meringis.
Luhan yang dari tadi merasakan ponselnya bergetar mengambilnya tapi Sehun kembali mendorong tubuhnya dan menciumnya lagi dan lagi.
"AKH! SHIT!" Sehun mengumpat saat bibirnya digigit oleh gadis itu. Luhan yang memiliki perasaan tidak enak segera melihat orang yang memanggilnya berkali-kali.
Kris's calling ...
Luhan menekan tombol jawab "Ha-"
BRAK!
Sehun melempar ponsel itu hingga patah kedinding ia menatap Luhan tajam "Beraninya kau menerima panggilan orang lain!" Desisnya tajam mengeluarkan aura gelap mengintimidasi.
"Tentu saja karena ia lebih penting dari idiot seperti mu- akh!"
Punggung Luhan kembali menabrak dinding, dadanya diremas oleh Sehun. Tangan pemuda itu memasuki kaosnya dan memelintir nipplenya.
"Hentikan brengsek! Ini ditempat umum!"
Sehun mengangkat Luhan ala koala dan memasuki gang sempit kosong, ia menurunkan reseleting dan membuka celana gadis itu dan meremas bibir vaginanya "Kau sudah basah hm"
"JANGAN BERMAIN-MAIN!" Luhan mendorong Sehun dengan menghentakan pinggangnya. Ia masih digendongan pemuda itu.
"Aku akan menghukum mu" Bisik Sehun menurunkan celananya dan memasukan penisnya kedalam lubang vagina gadis itu dalam-dalam.
Luhan menggeram sakit dan nikmat secara bersamaan. Ia marah namun saat pemuda itu terus menubruk dindingnya ia tidak kuasa, rasa yang diberikan oleh Sehun begitu berbeda, nikmat dan membuatnya terbuai. Ia terbuai dan perasaan itu membuatnya marah! Ia benci saat tubuhnya tidak mampu menolak Sehun.
Luhan mencengkram tanaman rambat yang memenuhi tembok, tangan satunya ia gunakan untuk mencengkram pundak pemuda itu "Hhh! Ahh! Ngghhh! Brengshhsek! Bangsat kau oouuh! Ngghh Sehun!"
Sedangkan Sehun menggeram-mendesah nikmat dan terus mempercepat sodokannya "Katakan! Katakan kau mencintai ku!"
"Tidak nggh tidak akan pernah!"
Sehun menghantam kuat vaginanya hingga punggung Luhan menghantam tembok perih "Katakan Lu" Bisiknya mencium gadis itu, Luhan kembali menggigit bibirnya hingga berdarah tapi kini Sehun tetap melumat bibirnya, bahkan ia menarik lidah Luhan dan mencumbunya sambil terus memaju mundurkan pinggulnya.
"Shhhhhh! Ahh!" Sehun memberikan hentakan terakhir sebelum menyemburkan cairan spermanya kedalam tubuh gadis itu. Luhan hampir pingsan saking nikmatnya, namun ia harus sadar! Ia tau lelaki ini tidak akan puas bermain sekali. Dan saat melihat wajah Sehun yang masih menikmati klimaks mereka, ia menendang pemuda itu sekuat tenaga. Hingga Sehun terjatuh dan menabrak aspal sedangkan ia sudah berdiri tegak sambil merapikan celananya. Luhan meninjak perut Sehun membuat pemuda itu mengaduh sakit "Kau brengsek sialan!" Ujarnya menendang wajah pemuda itu kejam dan berlari sebelum Sehun kembali mengejarnya.
Luhan terus berlari, ia yakin Sehun sangat marah padanya. Tubuhnya bahkan bergetar saat mendengar suara sepeda motor. Ia merasa ada bayangan besar seperti monster yang siap melahapnya.
Dan saat menemukan jalan raya ia segera memasuki taksi tidak peduli saat ini ia sedang berhemat atau baju dipunggungnya yang sobek.
...
Semua terjadi begitu saja bagaikan mimpi buruk. Luhan menatap asap yang mengepul didaerah rumahnya, ia juga mendengar sirine pemadam kebakaran.
Ia berdiri kaku didepan rumah kecilnya yang terbakar hebat.
Ini mimpi kan?
Lalu Kris menghampirinya "Kau kemana saja! Luxi menelpon kalau ibu dan ayahmu bertengkar lagi! Brengsek lihat aku! Aku seperti orang bodoh mencari mu ditempat kerja!"
"Lu-Luxi- dimana dia- dimana?"
"Dia dibawa kerumah sakit karena tersayat pisau dilengannya. Dan orang tua mu masih sibuk bertengkar didalam sana" Kris menunjuk rumah Luhan yang terbakar hangus.
Luhan sudah tidak peduli dengan keadaannya. Kaos punggungnya bahkan robek karena tergores dinding kasar dan vaginanya masih berdenyut nyeri karena permainan kasar Sehun.
"I-ibu ku- i- MAMA! MAMA!" Luhan berlari menerobos kerumunan orang dan menerobos langsung memasuki pagarnya yang sudah hangus. Ia membasahi tubuhnya dengan air dan berlari masuk tanpa bisa dicegah siapapun.
Diambang pintu ia dapat melihat ibunya yang seperti orang bodoh bersujud dihadapan ayahnya.
Ia dapat melihat ayahnya mengumpat tertawa seperti psikopat sambil memandangi rumah mereka yang terbakar.
Mulut gadis itu mendadak kelu, ia mendesis melihat ayahnya yang masih mabuk dan berlari menarik ibunya.
"Tu-tunggu! Jangan sayang, papa masih di dalam"
"JANGAN BODOH MA! IA BAHKAN TIDAK LAGI MENCINTAI MU!"
"TIDAK! IA MASIH MEN-" Ibu Luhan terdiam dan menghempaskan tangan Luhan. ia berlari menubruk tubuh suaminya, melindungi pria mabuk itu dari dinding berapi dan tepat menghantam punggung wanita itu.
"TI-TIDAK ... mama .."
GREP!
"Kita harus keluar!" Kris menarik tubuh Luhan keluar dan sedetik kemudian rumah kecil mereka rubuh menghanguskan kedua orang tuanya.
Kris memeluk Luhan menenangkan gadis rapuh itu.
Gadis itu masih menangis, Luhan tidak boleh jatuh begitu saja, ia masih memiliki adiknya, adik yang begitu ia sayangi "Lu-xi ... bagaimana dengannya?! Ia terluka kan? Kita harus menemaninya!"
Kris mengangguk menuntun Luhan kemobilnya dan tepat saat mereka ingin masuk Sehun menatap Luhan khawatir. Wajahnya penuh luka karena tinjakan gadis itu dan bibirnya juga terkoyak.
"A-apa yang terjad-"
PLAK!
Satu tamparan diberikan Luhan.
"Lu-"
BUGH!
Satu tinjuan menghantam wajah pemuda itu "Puas kau sekarang?" Desis gadis itu.
"Aku tidak tau, apa yang ter-"
"Ayo kita pergi Kris!" Luhan segera memasuki mobil Kris.
"Kau sudah melakukan kesalahan besar Sehun-ah" Desis Kris tidak suka dan meninggalkan pemuda itu sendirian.
...
TBC
...
Thx for reading ma special story for HunHan and all over author HunHan GS.
Ff ini buat April Angst Project yang minggu pertama udah di sambut oleh Sehooney dan Apriltaste.
Sebenarnya minggu ke-2 ini aku sama salah satu author lain, dan berhubung Ramyoon berhalangan buat minggu ini terpaksa diriku Up sendirian ... baby i'm so lonely lonely lonely lonely lonely ~
BGM 2NE1 – Lonely /abaikan/
Thx for Lolipopsehun yang menemaniku Up hari ini 6^-^9
Nah, disini aku ngikut project yang di buat Grup Author Hunhan GS di line, dan project ini berlangsung sebulan ini, pokoknya silahkan nantikan karya author lainnya di minggu depan dan minggu berikutnya.
Maafkan ff ini yang mungkin gaada angstnya, aku bakal berusaha nulis sebaik mungkin.
Ditunggu komentarnya, no bash, no siders yaaaah ^-^
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya.
/klik fav, follow and review juseyooo/
XOXO
Minggu, 9 April 2017
HAPPY HUNHAN MONTH \^-^/
