Cast : Kim JongIn, Oh Sehun, Xiao Luhan, Kim Minseok, Wu Yifan, Park Chanyeol, Byun Baekhyun and other
Pair : KaiHun/SeKai
Genre : Romance, Drama
Rating : T
Disclaimer: Cerita murni milik saya, entah bagaimana Yesung memiliki saya LOL
Summary : Ketika dua seme dinikahkan dan ketika sang uke berhasil merebut dominasi malam pertama mereka. BL, MPREG, RnR. Kaihun/SeKai.
Warning : Sho-ai, MPREG, BL,BoyXBoy,Cerita aneh, OOC, Buruk, jelek, absurd, Alur ga jelas dan masih dalam pembelajaran, miss Typos
READ—REVIEW—DON'T BASH ME—PLEASE
Lonceng berdengung nyaring tepat di telinganya. Pria dengan mata yang terpejam, pada nyatanya dia sudah terbangun dari tidurnya. Sedari tadi otaknya masih berusaha menyangkal hal kemari pernah terjadi. Hal yang rasanya membuatnya ingin masuk ke dalam kandang monyet dan membiarkan para spesies yang dibencinya itu menjambak rambutnya sampai botak. Oh Tuhan, sebegitukah bencinya kau padanya. Menurutmu apa yang lebih gila dari perjodohan, kalaupun ada mungkin itu didominasi istrinya sendiri saat mempraktekan pelajaran kesukaannya, fisika, tentang gaya tarik dan dorong di atas ranjang. Ngomong-ngomong tentang mendominasi, kenapa perasaannya jadi tidak enak ya, hah, apa itu efek dari minuman bergairah yang diminumnya semalam. Begitulah sampai otak seksinya mencerna yang sempat terjadi dan membuat mata sipitnya terbuka dengan terpaksa. Pria manly itu membuka matanya, dan impulsnya langsung terangsang pada hal-hal negative, terlebih melihat dada mulus istrinya yang masih putih mulus telentang di depannya. Bukannya semalam adalah malam pertamanya. Oh Come on Jong In yang manly, tampan, dan kelewat sexy, berfikir tidak akan menjawab pertanyaanmu dengan gratis, kecuali kau mau membayarnya dengan keberuntunganmu. Tidak, pria itu langsung tersadar dari pemikiran yang menjurus pada beberapa hypotesa yang tak menguntungkannya. Dengan mata yang dibuat terpejam erat setengah berdoa pria itu menelentangkan tubuhnya yang semula miring, rasa sakit sedikit menjalar di sekitar pinggulnya.
'shit'
Umpatan terlontar kala mata tajamnya mendapati sebagian tubuh yang tertangkap indra penglihatannya berisi beberapa bercak kemerahan, jangan mengira Jong In adalah pria polos yang akan memekik tubuh hitamnya gosong disentuh alien. Dia sudah cukup berumur, dan dipaksanya cukup umur, untuk tau jenis macam apa itu. Walau sedikit membenarkan soal dia yang disentuh alien dan percayalah peri gigi tidak akan membuat gigimu kuning saat kau mengakui seorang Oh, atau Kim Sehun adalah alien gila yang memperkosa suaminya sendiri. Dengan begitu, Jong In langsung menendang pinggul sosok yang masih terpejam itu dengan hati penuh dongkol. Melanjutkan dengan turun dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi beserta bantingan pintunya. Persetan dengan setan yang sudah bersoulmate dengan istri durhakanya yang kini tengah mengumpatinya. Hoho, saya tidak ikutan okay.
...
Lorong sekolah masih terasa begitu lengang saat pertama kali Jong In menginjakkan kakinya di sekolahnya itu. Wajar saja, pria dengan warna pigmen kulit coklat sexy, menurut Jong In sendiri, itu memilih berangkat terlampau pagi. Alasannya? Wajah memuakkan Sehun sudah membuatku muntah sejak pagi. Yah, itulah jawabannya jika kau bertanya padanya. Langkah pria itu berhenti pada sebuah pintu bercat coklat kemerahan, dengan papan bertuliskan UKS yang terpasang jelas di atasnya. Ruangan itu terkunci, membuatnya mengambil langkah memutar ke arah belakang sekolah yang merupakan markas besarnya bersama ganknya. Tempat serupa lorong kecil beralaskan reruntuhan semacam tembok hancur.
Menghela nafas, Jong In merutuk keras saat posisinya sebagai kingka hebat harus ternoda dengan tidak elitnya. Oh, andaikan si tiang Chanyeol beserta teman perabadiannya Baekhyun mengetahui hal ini, matilah sudah bibit arogant yang nyatanya sudah terpupuk dengan subur sejak dulu kala. Mau ditaruh di mana wajah tampannya itu? Celana dalam Kris? Oh demi kepala botak Einstein, tak bisakah otak konyolnya itu berhenti memutar fakta yang terjadi sejak semalam?
"Membusuk saja kau di neraka bersama kaummu!", pekik tertahan Jong In melempar secuil reruntuhan bangunan ke arah tembok di depannya. Tangannya merogoh saku celananya, mengambil 2 kotak berbeda ukuran. Membuka yang lebih besar, Jong In mengeluarkan sebatang rokok dari sana, menyempilkan ujungnya kearah belahan bibir tebalnya, dan menyulut ujung lainnya dengan korek gasnya kemudian. Dihirupnya asap nikmat itu dan menghempasnya ke udara, membuat asap-asap itu berpendar ke beberapa penjuru tempat mengulanginya kemudian dan kemudiannya lagi.
"Kau tak takut semakin hitam dengan benda itu?", tertawa keras, "Asapnya polusi", lanjutnya. Si menyebalkan Luhan yang tak pernah berubah. Jong In memilih tak menanggapi pria itu matanya hanya melirik dan kembali menatap tembok di depannya dengan pandangan malas, " Oh iya, bagaimana dengan istrimu eoh?"
"Hanya istri gila yang tak bisa memasak, menurutmu apa instimewanya?", Jong In berujar dengan nada sebal yang kentara menyindir.
"Kau tak tau? Dia pandai memasak!", Jong In kembali melirik apatis, " Ya, walaupun itu hanya air, setidaknya Minseok merebus air sampai surut", dan pria cantik tak sadar umur itu kembali tertawa dengan lebarnya.
"Kheh, akan kupastikan kata-katamu akan sampai ke telinga Minseok hyung", Jong In berdiri menepuk celananya, membuang puntung rokok yang hampir habis terbakar di tangannya dan beranjak meninggalkan wajah pucat Luhan.
"Kau tak bisa melakukan itu padaku Jong In!", Dramatis. Yea, selamanya Luhan tak pernah berubah, meski kini statusnya adalah guru UKS yang terhormat.
…
Sehun melangkahkan kakinya di lorong sekolahnya, dan Jong In. Pria yang terbiasa masuk kelas 5 menit sebelum bel masuk itu menatap lurus ke depan dengan pandangan mengantuk khasnya. Mengerjai Jong In sampai pagi itu melelahkan, tapi puas. Dengan tawa nista yang mengalun dari bibir tipisnya dia kembali memutar wajah Jong In yang merah padam dengan desahan yang terdengar serak seksi di telinganya. Dan oh! Dewa dewi terasa mengelilinginya sesaat matanya menangkap sosok istrinya, pengakuan sepihak Sehun, tengah di kelilingi teman-teman bonus kakaknya di sana. Menyeringai.
"Hey darling", masih dengan seringaiannya, Sehun memeluk Jong In dari belakang, "Kenapa kau meninggalkanku eoh? Hahaha", tertawa dan kembali pasang wajah datar,"Semoga kau cepat hamil okay, uhh Sehunahh morehh, fasterrhh uh uh uh", kembali tertawa lalu pergi begitu saja. Okay, sebenarnya manusia macam apa Kim Sehun ini sebenarnya.
Kedip
Kedip
Kedip
"Apa maksudnya?", Kris yang pertama sadar bertanya menunjuk ke arah hilangnya Sehun.
"Es serut brengsek!", dan dijawab umpatan pedas Jong In, seperti biasa.
...
Sehun menduduki tempat duduknya beserta wajah datarnya, tuh kan berubah lagi. Ku rasa kata-kata Jong In itu ada benarnya, Sehun Alien Ekspresi. Lupakan. Matanya menelisik ke seluruh penjuru ruangan, dan berakhir pada sosok manis yang berada di pojok depan, tepat di depan bangku guru. Oh ya, pujaan hatinya yang cantik seperti biasa. Sebenarnya anak teladan itulah yang membuatnya rajin masuk kelas, andaikan tidak ada mungkin selama ini Sehun sudah bersarang di gank sua- ah tidak, maksudnya istrinya dan kakaknya yang merupakan rekan segank. Dia bahkan masih ingat sebelum pria manis itu masuk sebulan lalu, dia masih suka nongkrong sekedar merokok atau berdebat dengan Jong In, meskipun nyatanya dia acuh dan tak menganggap serius, tapi nyatanya mereka rival walau sempat segank. Peduli setan, bahkan setan tak pernah mau peduli, apa lagi dia. Kembali fokus pada sosok itu Sehun tersenyum miris, ingat pada 1 fakta. Pria itu kekasih kakaknya.
Pada malamnya, mereka hanya makan dalam kebisuan. Sepanci ramen berdua. Oh betapa romantisnya mereka. Tidak juga sebenarnya mengingat alasannya hanya karena Kai malas masak dua kali. Oh sungguh beruntung dia yang punya istri yang hanya bisa masak air, walau itu tak lebih buruk dari Minseok, hyungnya. Tapi kalau mengingat perlakuan si es serut Sehun saat memeluknya dari belakang ketika dia memasak tadi, rasanya ingin sekali ia tendang makhluk yang lebih tinggi darinya itu dengan kaki panjang Chanyeol. Yah itupun kalau setelahnya ia tidak balik ditendang kaki panjang Kris, yang notabennya kakak Sehun. Hah, betapa hidupnya itu serumit drama orang tua yang selalu tayang menjelang tengah malam. Mengumpat saja terus mengumpat. Brengsek.
"Baby Kai-", Sehun memulai.
"Kau mau ku tendang?", dan Jong In menjawab sengit.
"Oh baiklah, Kai baby!", Sehun dan Luhan, mereka satu spesies. Percayalah. Menjengkelkan.
Brakk
Jong In menaruh sumpitnya kasar, matanya menatap Sehun tajam, lalu menyeringai.
"Waktunya pembalasan"
Oh Tuhan! mata suci saya tak mampu mendeskripsikan apa yang terjadi selanjutnya saat lengan Jong In menarik paksa Sehun ke atas meja. French kiss yang berujung 'Blue'.
...
Ya, pagi indah yang berbanding terbalik dari kemarin yang suram. Jong In memasuki ruang UKS dengan mata berbinar, menemukan kakaknya beserta guru penjaga UKS yang tengah bermesraan. Wow! Penghancur mood dengan adegan lovey dovey menjijikkan yang merusak mata bening berbinar bak puppy nya. Andai moodnya dalam keadaan buruk sejak awal, dan sayangnya tidak. Jong In masih dengan cengiran lebar selangka badak.
"Pagi pria-pria cantik Huwoo! Lihatlah betapa tampannya aku pagi ini. Andai kalian ukeku, sudah kucium kalian satu-satu, hahaha", ok, Jong In dan mood baiknya itu menakutkan.
"Kau sakit?", Minseok bertanya dengan wajah herannya, 'Sebenarnya siapa yang terlihat seperti uke', batinnya menyindir.
"Tidak, tapi aku senang!", Jong In masih dengan pekikan tertahan khas fansgirl.
Minseok menaikkan sebelah alisnya khawatir, ' Apa dia waras?'
"Hah! Setelah dia mendominasiku-"
"Sebentar, jangan bilang kau di bawahi Sehun", pernyataan Luhan yang sedari tadi diam memotong telak, pria cantik itu tampak menahan tawanya.
Jong In mendengus namun tak lama kembali kemode girangnya, "Terserah! Yang terpenting, aku berhasil membalasnya", tertawa, "Kalian tau, aku melakukannya dengan dia dalam keadaan sadar seutuhnya", Jong In kembali tertawa, merasa menang. Bagaimanapun dia tak sadar saat diperkosa Sehun. Bukannya begitu?
Minseok dan Luhan berpandangan lalu menatap horor, "Kalian masih sekolah Jong! Bagaimana kalau dia hamil! Kau gila eoh! Papa dan ayah bisa memenggalmu saat itu benar terjadi, kau cari mati?"
"Apa?", Jong In membalik bertanya dengan wajah sok polos yang begitu menggelikan.
"Dia bisa hamil Jong! Hamil!", Minseok berteriak dengan wajah murkanya. Oh Tuhan! Dosa apa dia mempunyai adik macam Kim Gila Jong In sebenarnya!
" Hahaha! Jangan bercanda, kalau Sehun hamil maka kami akan hamil bersama begitu? Ah hyung bodoh", apatis dan menjengkelkan.
"Kau tak tau dia Mpreg?", Luhan bertanya dengan wajah yang di buat berwibawa dan gagal.
"Hah? Apa? Emperek?", oh, wajah autis itu lagi, nada kampungan itu lagi. Cih, Luhan menyesal pernah mengenalnya.
" Bukan emperek tapi em-pe-reg!", Luhan menjelaskan dengan wajah jengkel yang kentara.
"Terserah, memang apa itu? Apa itu semacam alien dan zombie, yeah, Sehun memang aliennya zombie, lalu apa hubungannya dengan hamil?", Jong In berfikir dengan meletakkan telunjuknya di dagu. Menggemaskan sebenarnya, " Oh! Apa aliennya zombie bisa hamil walau dia laki-laki? Wah gawat kalau begitu", hah! andai dia tidak bodoh dan terlalu krisis ilmu.
Minseok menepuk jidatnya sambil menggeleng-geleng dramatis. Adiknya itu memang bodoh, idiot, apa autis. Kenapa rasanya kata polos sunggung terlalu kurang berlebihan, "baik, biar aku jelaskan", Luhan yang mulai sok berwibawa adalah ibu peri di tengah cerita cinderella. Oh Luhan I Love You, hahaha, autis. Menghela nafas panjang, "jadi, Sehun itu manusia. Dia pria tulen tapi yang membedakan dia punya rahim dan indung telur yang bisa dibuahi. Dalam kata lain dia bisa hamil dan kau akan mati di tangan papa dan ayahmu jika menghamilinya sekarang. Karena kalian masih sekolah. Sekarang kau mengerti Jong?", Minseok menatap kagum pada Luhan. Pacarnya itu, semenya itu, sungguh sungguh MEMPESONA! Kenapa dia baru sadar sekarang? Mungkin tertutup tingkah absurd yang mendominasi, mungkin.
Jong In mencerna perkataan panjang Luhan, ya, meskipun sedikit yang diterimanya tapi dia bisa menarik kesimpulannya.
Sehun bisa hamil, dia menghamilinya dan itu kiamat untuknya. Oh! Tak bisakah dia menikmati kebahagiaannya sekali saja?
…
Ingin sekali rasanya Jong In menyumpal mulut bercor duobrisik di belakangangnya. Oh Tuhan yang maha pemurah dan penyayang, "lindungi aku", pandangannya dialihkan pada sang istri yang bertempat duduk di pojok belakang di deretan dekat pintu yang sangat jauh untuk digapainya. Pria stoic itu tampak meletakkan kepalanya di meja membelakanginya dan Jong In tak tau pria itu tidur apa tidak. Kepalanya terus memutar segala hal yang mungkin terjadi, termasuk, "bagaimana sekolahnya kalau dia hamil?" atau "kalau aku mati dibantai papa dan ayah, bagaimana dia menghadapi hidupnya dan anakku nanti?", yang terakhir mungkin berlebihan. Pertama kalinya Jong In mengutuk perbuatannya, ah ini yang ke dua, yang pertama terperkosa Sehun dan sungguh, itu memalukan. Lupakan, okay Kim Jong In semua akan baik-baik saja. Jong In mencoba mengsugesti dirinya sendiri. Ya, paling juga cuma ditonjok Kris, Ouch pasti sakit.
"Pagi anak-anak", pemikiran Jong In terintrupsi dengan datangnya pria, err, besar? perutnya, hamil?
Pria dengan stelan kaos longgar putih, celana jeans panjang dark blue dan jaket bahan jeans biru pudar belum lagi rambut acak-acakan dan kacamata yang menutupi hampir separuh pipinya, manis sih. Tapi siapa dia? Masa guru seperti itu?
"Hey yang ada di baris dua dari pojok!", Jong In mendongak mendapati sang guru menatapnya, menyadarkan Jong In bahwa dia yang dimaksud.
"Ya, saem", Jong In menyaut canggung. Mata gurunya itu serasa mencolok matanya.
"Siapa namamu? Kenapa rasanya aku baru melihatmu ya?"
Jong In mengedip imut, tak sadar menguarkan aegyonya. Sang guru menelan ludahnya sambil mengelus perut buncitnya dengan gerakan memutar, "Jong-In, Im-nida", jawab Jong In agak ragu.
Mata sang guru membola, "astaga! Kim Jong In berandal sekolah!", pekiknya panik, Jong In menaikkan sebelah alisnya, "Joonmyeon!"
"Ya, Minhyuk saenim", dan dengan cepat Joonmyeon berdiri dan mengelus perut guru gilanya itu dengan gerakan memutar.
"Amit-amit jabang bayi, aku bersumpah akan menceraikan Jung Idiot Yonghwa itu jika anakku mirip bocah itu" dan, "bagaimana bisa ganteng-ganteng mbrandal. Mana hitam lagi, untung orang tuamu ga ada yang hitam nak dan pesek", Jong In sweetdrop. Apa-apaan dia? Pria tan itu mengalihkan tatapannya pada Sehun.
Cegluk
Menelan ludah susah payah Jong In ditatap dengan pisau kasat mata yang menembus jantungnya begitu saja, "itu guru baru Jong, kesan pertama adalah fakta", sungguh bisikan Baekhyun tak memperbaik keadaan. Oh dan apa itu.
'aku akan benar membunuhmu sampai aku melahirkan bocah hitam, pesek, bego, dan tak bisa diatur macam kau', katakan kalau yang ditulis di kertas putih dengan tulisan hangul ceker ayam khas Sehun itu hanya imajiner, katakan! Ya Tuhan, andai dia tau bocah es itu emperek, sungguh dia tak akan melakukannya. Dia Pendosa! hah, percayalah bahwa Jong In masih belum bisa menyebut Mpreg dengan benar. Jerk.
Tbc
A/N : Hehehehe . Aku dating dengan Kaihun/Sekai. Sebenernya ini sudah lama dibuat tapi baru bias post. Ini sedikit terinspirasi dari ff SasuNaru yang menurutku sama ajaibnya. Hahaha. Bayangin Sasuke jadi uke #plakk Baiklah. Ini mungkin aneh, dan banyak typos. Tapi tolong hargai ok. Review yang banyaakk. Sekian dan Terima kasih.
Ghazy
