Hai Minna-san, fic ini saya sedikit edit ulang dan mohon maaf bila ada kesamaan dengan fic lain. Enjoy Reading
Disclaimer: Karakter anime yang bersangkutan bukan milik saya
Genre : Romance, Supernatural
WARNING : Karakter Hyperdimension Neptunia sudah dalam bentuk CPU/Megami
Prologue
Seorang gadis berambut sangat panjang bewarna hijau, matanya berwarna violet, dia juga tinggi dan mengenakan gaun putih berlari dari kejaran monster aneh dan seorang pria berjubah hitam legam "Kemari dan berikan itu padaku" pria itu berteriak sambil mengejar gadis itu
"Tidak, aku akan memberikan ini padanya" balas gadis itu, mereka sepertinya merebutkan sesuatu.
Sebuah kekuatan misterius yang tersegel dan gadis itu harus memberikannya pada seseorang, seseorang itu harus memenuhi kriteria yang mungkin agak langka, tapi dia mengetahui seseorang ini.
Chapter 01
"The Beginning"
Rizuki
Namaku Rizuki Narukami, orangtuaku sudah meninggal sekitar 13 tahun yang lalu akibat sebuah kecelakan. Aku mempunyai seorang kakak bernama Ryou Narukami, tapi dia sudah menghilang sekitar 4 tahun yang lalu, sekarang aku berusia 17 tahun dan tinggal di tempat yang bernama Geimugyou-kai dimana tempat itu terbagi atas 4 wilayah yang diantaranya Planeptune, Lastastion, Lowee, dan Leanbox. Kebanyakan orang tinggal di 4 wilayah itu, tapi aku tepat berada di tengah-tengah 4 wilayah itu yang berarti aku orang yang bisa dianggap penduduk Planeptune, Lastation, Lowee, dan Leanbox.
Kehidupanku lumayan sulit bahkan untuk mencari uangpun susah, tapi aku mencari uang dengan mencari Quest. Sebelum kakakku menghilang dia sedikit mengajariku cara menggunakan senjata dan cara mendapatkan uang.
Aku segera mengambil senjataku berupa Twin blade dan pergi ke Planeptune Basilicom, karena aku sudah melakukan ini sekitar 7 tahun jadi aku cukup mengenal resepsionisnya "Hei selamat siang Rizuki" sapa seorang resepsionis
"Quest macam apa yang kau cari?"
"Hai dan selamat siang Almo" kataku pada gadis berambut pendek dengan spiky bangs style dan berwarna violet
"Apa hari ini ada Quest yang berkaitan dengan monster biasa, tapi dengan jumlah yang banyak" "Sebentar….Ah! ada satu membunuh 30 Dogoo yang telah menyerang hutan diluar Planeptune. Untuk imbalannya sekitar 2500 credit, apa kau ingin mengambil yang satu ini?"
"Tentu" kataku, dan dengan itu aku berangkat ke hutan yang berada diluar Planeptune untuk menebas Dogoo. Aku bertanya-tanya apa ada monster yang agak kuat di hutan tersebut, sepanjang jalan tidak ada monster yang kuat dan Dogoo juga seperti slime tingkat bawah.
Saat sampai memang terdapat Dongoo yang banyak dan tanpa ada keraguan aku menyerang Dogoo itu, aku berlari dan mengambil Twin blade yang disilangkan di belakang badanku "Saber Dance" seperti tarian, aku menebas Dogoo itu dan membunuh 5. Saat ada serangan dadakan entah kenapa tubuhku bergerak dan membunuh Dogoo yang melakukan serangan dadakan. Aku membunuh Dogoo tersebut dengan serangan yang sama, karena mereka sendiri cukup lemah.
"Akhirnya selesai" Aku memutuskan untuk istirahat sebentar, walaupun Dogoo itu lemah tapi jika jumlah mereka banyak cukup melelahkan untuk dihadapi sendirian. Angin yang berhembus dengan halus membuatku mengantuk dan mataku terasa berat jadi aku menutup mataku dan tertidur
Flashback 13 year ago
Aku dan kakakku memutuskan untuk berkunjung ke tempat pekerjaan orang tua kami yang berada di Lastation, orang tua kami adalah peneliti dan mereka sedang mengembangkan suatu proyek. Tapi terjadi suatu kegagalan dalam proyek tersebut dan akan terjadi suatu ledakan yang akan menghancurkan tempat fasilitas itu. Aku, kakakku, orang tua kami dan beberapa orang hamper tidak sempat untuk evakuasi, saat akan keluar ledakan itu terjadi demi melindungi kami, mereka mengorbankan diri mereka. "A-Aaahhh" aku berteriak sangat keras, aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ledakan itu. Tanganku terasa basah dan agak lengket, aku berada di pangkuan ibuku Miruku Narukami dia memelukku dan darahnya terus berceceran
"R-Rizuki, k…kau….harus….tetap..hi..hidup" Ibuku berkata dengan nada yang kesulitan bernapas lalu di mata kanan ibuku terdapat lambang aneh bersinar warna-warni "TETAPLAH HIDUP" Ibuku berteriak ke arahku dan aku hanya memandangi matanya, lambang itu bersinar sangat terang sehingga cahaya dari mata itu mengenai mataku. Semenjak saat itu aku kehilangan ingatanku sampai saat ini.
End of Flashback
"AHHHH." aku bermimpi saat kejadian itu "Sial kenapa ingatan itu terus menghantuiku ." kataku sambil memerhatikan tanganku, jadi selama ini saat tubuhku bergerak itu adalah apa yang ibuku perbuat, aku memutuskan untuk kembali karena hari sudah sore. Saat akan kembali aku merasa ada yang memgawasiku atau lebih tepatnya mengikutiku disaat yang sama aku melihat monster aneh tapi monster itu langsung menghilang.
"Almo, aku sudah membunuh 30 Dogoo di hutan luar Planeptune." kataku pada Almo melaporkan Quest
"Kerja bagus, ini imbalannya" Almo menyerahkan uang sesuai dengan kertas Quest tersebut, aku mengambil imbalan tersebut dan aku menggunakan beberapa uang tersebut untuk membeli bahan makanan, setelah sampai di rumah aku memasak makanan dan membersihkan diri langsung tidur.
*BEEP* *BEEP* *BEEP*
Jam alarm ku berbunyi, aku mematikan jam alarmku kemudian aku siap untuk pergi mengambil Quest lagi. "Hey, Almo apa ada Quest baru?" tanyaku
"Maaf, untuk hari ini tidak ada Quest yang baru dan tadi ada seseorang yang sudah mengambil Quest yang terakhir disini." jawab Almo dengan ekspresi sedih, sial padahal asekarang aku membutuhkan uang
"Baiklah, terima kasih Almo" kataku
"Silahkan coba esok hari, mungkin akan ada Quest untukmu" kata Almo, ya mungkin aku akan beristirahat untuk satu hari saja. Baru kali ini tidak ada Quest biasanya banyak sekali tumpukan Quest dan aku setiap hari mengambil beberapa Quest tersebut.
Keesokan harinya aku mencoba apakah hari ini ada Quest yang bisa aku ambil, diluar keadaan sedang tidak baik bagi 4 wilayah apa itu yang membuatku merasa tidak nyaman hari ini?
"Halo Almo" kataku sambil mendekati meja depan
"Oh, hai Rizuki" kata Almo
"Aku minta maaf karena mengatakan ini tapi, hari ini juga tidak ada Quest"
"Apa? Hari ini pula?" sahutku yang kemudian mendesah
"Apa setidaknya kau mengetahui orang terakhir yang mengambil semua Quest?" tanyaku
"Maaf, aku telah diberitahu untuk tidak mengatakannya" Jawab Almo
"Baiklah, terima kasih untuk informasinya" kataku kemudian aku pergi ke hutan untuk merenungkan diri sambil tiduran.
"Kalau begini terus apa yang harus aku lakukan" aku mengeluh sendiri, tempat di hutan terkadang menyenangkan sambil menatap awan aku meutup mataku sambil merasakan hembusan angin yang sejuk, keadaan seperti ini membuatku tenang mungkin ini tidak terlalu buruk juga, siapa tahu besok aku bisa mendapatkan Quest atau aku harus mencari pekerjaan lain untuk mendapatkan uang.
*DUAAAARR*
"Apa itu" aku mendengar suara ledakan, dan terlihat asap dekat dengan tempat yang aku tiduri. Aku langsung mengecek apa yang sedang terjadi, aku melihat seorang gadis yang tergeletak mengenakan gaun putih rambutnya sangat panjang dan hijau. Aku mencoba untuk menolongnya tapi ada seorang pria berjubah hitam menghalangiku
"Siapa kau?" tanyaku
"Kau…." Pria itu terlihat terkejut, aku tidak dapat melihat wajahnya tapi aku mengetahuinya dari suaranya
"Pergilah, jika kau pergi kau tidak akan terluka" lanjut pria itu, aku tidak bisa meninggalkan gadis itu apalagi pria berjubah hitam itu sangat mencurigakan apalagi bicaranya aneh.
Tanpa sepatah kata pun aku menarik Twin blade yang disilangkan di belakang badanku
"Rupanya kau akan melawan" pria itu menjenrtikan jarinya, tiba-tiba ada monster di belakangku "Ancient Dragon!?" aku segera menghindar ditambah lagi Ancient Dragon ini tidak biasa, warnanya hitam seperti kerasukan sesuatu. Aku harus memikirkan sesuatu dengan cepat, jika aku melawan monster tersebut pasti pria berjubah hitam akan membawa gadis itu tapi, jika aku menyerang pria itu maka monster itu juga akan menyerangku.
Aku melempar satu Twin bladeku untuk menarik perhatian monster dan Twin bladeku mengenai leher monster. Monster itu kesakitan lumayan perhatiannya terganggu sekarang tinggal pria jubah hitam saja lawanku, aku masih punya sebelah Twin blade lagi yang aku pegang di tangan kananku. Saat aku akan menusuknya dia menghindar dan menjatuhkan ku dengan memukul punggungku.
"Sial" aku sudah tidak dapat berbuat apa-apa lagi, saat pria itu akan menusuk dengan Twin blade yang tadi terjatuh tiba-tiba badan ku bergerak sendiri dan menjatuhkan kembali Twin blade, meskipun begitu pria itu mengepalkan tangan kirinya dan meninju perutku hingga aku terpental.
"Selamat tinggal bocah, karena kau cukup bodoh aku sudah memberimu pilihan tapi, kau tolak mentah-mentah" pria itu berjalan akan mendekatiku dan gadis itu, apakah aku akan berakhir seperti ini jika saja aku punya kekuatan. Baru sadar jari tanganku mengenai jari tangan gadis itu "Apa kau menginginkan kekuatan?" suara seorang gadis terdengar di telingaku, apakah ini suara gadis itu "Aku akan memberimu kekuatan itu tapi, kau akan hidup tidak seperti manusia lain, keberadaan yang berbeda, waktu yang berbeda, kehidupan yang berbeda, kekuatan yang akan mengasingkanmu" sepertinya hanya aku saja yang dapat mendengarkan suara gadis itu
"Tetapi, kekuatan ini sendirilah yang akan memilih jika kekuatan ini tidak memilihmu maka kau akan mati. Jika kau sudah siap dengan resiko itu" lanjut gadis itu Kesimpulan yang dapat aku ambil adalah gadis itu akan memberiku kekuatan tapi kekuatan itu sendirilah yang akan memilih.
Jika aku tidak dipilih kekuatan itu maka aku akan mati tapi, jika aku tidak terima kekuatan itu maka aku akan dibunuh oleh pria dan monster itu. Kalau dipikir jika aku berakhir mati maka kedua pilihan tersebut sama saja tapi, kemungkinan aku memilih kekuatan itu perbandingannya 50:50 "Baiklah, resiko itu aku terima!" Itulah jawabanku pada gadis itu.
"Baiklah, sekarang ucapkan bersamaku" gadis itu memberiku kata-kata, aku sudah mendengarnya sekali dan kami harus mengucapkannya bersama-sama "Soul Link!"
