Love And Truth

Part 1: Meeting

Naruto punya Kishimoto sensei

Love And Truth punya aya^^

Pairing: SasuSaku, ItaSaku

Okkk..

Selamat membaca^^

R&R ya….

Love And Truth

Part 1: Meeting

Aku berjalan dengan penuh semangat! Ya, karena aku berhasil mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Konoha High School. Sekolah yang selama ini aku impikan. Bukan hanya karena julukan sekolah terbaik se-Jepang yang disandangnya, tetapi juga karena aku bisa bertemu dengan Itachi kun. Lelaki yang selama ini aku kagumi. Aku benar-benar beruntung pernah mengenalnya. Siapa yang tidak mengenal Itachi Uchiha? Dia adalah salah satu pewaris kekayaan Uchiha Corp. Tapi bukan itu yang membuatku kagum padanya. Aku mengaguminya sejak kejadiaan hari itu.

Flashback

Aku berjalan sendirian di malam yang gelap ini. Aduh! Ini semua karena Temari! Kenapa tidak dia saja sih yang membeli kertas ini. Toh ini kan untuk tugas sekolahnya! Tiba-tiba tiga orang preman yang sedang mabuk mendekatiku.

"Hai gadis manis, mau kemana? Sini, temani kami bermain!" ucap preman berwajah sangar itu sambil menyentuh daguku.

"Lepaskan!" ucapku sambil menepis tangannya.

"Wow, galak sekali! Aku suka type gadis seperti ini!" ucap preman yang satunya.

Mereka yang berjumlah 3 orang lalu mengepungku dan menyentuh wajahku secara bergantian. Argh.. sial, aku tidak bisa melawan mereka!

"Tolong!!" teriakku. Aku tahu teriakanku percuma karena jalan ini sangat sepi dan sama sekali tidak ada rumah di kanan kirinya. Aku menyesali keputusanku untuk memotong jalan lewat jalan ini.

"Percuma nona manis, tidak akan ada yang mendengar teriakanmu!" ucap preman pertama sambil membelai wajahku.

Sekuat tenaga aku berusaha melepaskan diri dari preman-preman itu. Dan.. Dukk.. aku menendang perut preman pertama. Kedua preman temannya kaget melihat tindakanku. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku langsung berlari. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena para preman itu berhasil mengejarku.

Aku merasakan rambutku ditarik dari belakang. Aku merasakan nyeri teramat sangat saat preman itu menarik rambutku. Lalu tiba-tiba tarikkan itu terhenti dan digantikan dengan rintihan preman-preman itu. Aku langsung berbalik ke belakang dan melihat apa yang terjadi.

Dan mataku menangkap sesosok manusia. Posisinya yang membelakangiku membuatku hanya dapat melihat bagian punggungnya. Awalnya aku mengira dia adalah wanita, melihat rambut hitam sepunggungnya, tapi saat melihat tubuh kekarnya, aku percaya itu tubuh seorang pria. Pria itu lalu menghajar para preman itu sampai para preman itu kabur. Pria itu lalu pergi tanpa menoleh ke arahku.

"Eh, tunggu..!" panggilku.

"Hnn.." gumam pemuda itu lalu berbalik menghadapku. Wajahnya.. Tampan.. Matanya.. Mata onyx yang memancarkan ketegasan sekaligus kelembutan.

"Eh, mmm.. terima kasih," ucapku sambil menundukkan kepalaku.

"Sama-sama," ucapnya lalu kembali berbalik dan meninggalkanku.

"Tunggu!" panggilku sekali lagi.

"Ya?" pria itu lalu kembali menoleh ke arahku.

"Mmm.. siapa namamu?" tanyaku.

"Itachi.. Itachi Uchiha," jawabnya sambil tersenyum. Dan sejak saat itu aku sadar, aku Sakura Haruno menyukai Itachi Uchiha.

End Of Flashback

Aku segera lari menuju sekolah baruku. Ya, karena awalnya aku bersekolah di Suna High School. Aku bukanlah orang kaya yang bisa bersekolah di Konoha High School, yang notabene berisi anak-anak dari orang kaya. Aku hanyalah seorang Sakura Haruno. Anak yatim piatu yang selama ini di asuh oleh Anko sama. Wanita yang selama ini merawatku. Sudah 4 bulan aku tidak bertemu dengannya. Aku hanya mendapat transfer uang setiap bulannya di rekeningku dari rekening Anko sama.

Gerbang sekolah KHS sudah tampak di depan mataku. Aku mempercepat lariku karena aku tidak ingin terlambat di hari pertamaku. Tiba-tiba ada Ferarri yang cukup kencang melintas di sisiku, genangan air sehabis hujan semalam sukses membasahi bajuku akibat Ferarri itu. Aku memaki orang yang mengemudikannya.

"Heh! Kurang ngajar! Keluar kau!" ucapku menyumpah-nyumpah. Aku sempat melihat wajah pengendara itu, mata onyx dan rambut hitam yang bagian belakangnya mencuat seperti pantat ayam, sesaat garis wajahnya mengingatkanku pada Itachi kun. Tetapi pengendara Ferarri itu tidak menghiraukanku dan tetap melaju dengan kecepatan yang sama. Aku melihat Ferarri itu masuk ke dalam KHS. Cih, rupanya salah satu anak orang kaya yang sombong!

Aku memandang bajuku yang basah terkena genangan air tadi. Bagaimana ini? Ini kan hari pertamaku. Aku melanjutkan jalanku dengan gontai. Saat aku memasuki gerbang KHS, semua mata tertuju padaku. Bukan karena aku cantik, itu jelas, keran siswi-siswi di sini lebih segalanya dariku. Mereka memandangku pasti karena bajuku yang kini basah dan kotor. Aku tidak memedulikan tatapan mereka. Aku tetap berjalan dengan kepala tegak sambil menuju kelasku.

"Ruang kepala sekolah, ruang kepala sekolah, dimana ya?" gumamku pada diriku sendiri sambil mengamati setiap papan nama ruangan di setiap ruangan yang ku lewati.

Aku terus mengamati papan nama ruangan yang ku lewati sehingga aku tidak melihat orang yang berjalan di depanku. Dan brukk.. Aku terjatuh menabrak orang itu.

"Ah, gomenasai.. Aku tidak sengaja," ucapku sambil segera berdiri dan menundukkan kepalaku.

"Sudah, tidak apa-apa," ucap orang itu. Suara itu? Tunggu, aku mengenal suara itu. Itu.. Aku langsung mengadahkan kepalaku untuk melihat wajah orang yang baru saja ku tabrak. Itachi kun..

"Itachi kun..," tanpa sadar aku mengucapkan namanya.

"Ngng?" Itachi hanya bergumam aneh saat aku mengucapkan namanya.

"Itachi kun, apa kau mengingat aku?" tanyaku penuh harap.

"Maaf, aku tidak mengenalmu," ucapnya lalu pergi meninggalkanku.

"Tunggu!" aku berlari mengejarnya.

"Apa lagi? Sudah ku bilang, aku tidak mengenalmu," ucapnya tanpa ekspresi.

"Tapi.." ucapanku terpotong karena ada suara lain yang memanggil Itachi.

"Kak, sedang apa kau di sini? Aku mencarimu dimana-mana," ucap seseorang. Aku membalikan tubuhku dan melihat orang yang memanggil Itachi. Kakak? Jadi orang ini adalah Sasuke Uchiha, adik dari Itachi kun.

Mata emeraldku lalu bertemu dengan sepasang mata onyx. Garis wajahnya, rambut hitamnya yang mencuat di bagian belakang. Tidak salah lagi, orang ini adalah orang yang tadi menyipratkan genangan air padaku.

"Kau?!" teriakku padanya.

"Siapa kau? Berteriak seenakmu!" bentak orang itu.

"Kau yang tadi mengendarai Ferarri kan? Yang menyipratkan genangan air ke arahku?!" umpatku pada lelaki itu.

"Mmm.. oh, jadi kau gadis yang tadi berjalan di depan sekolah ya?" ucap laki-laki itu tanpa merasa bersalah sedikit pun. Sial.. Orang kaya seperi inilah yang paling aku benci! Meremehkan orang hanya karena memiliki kekayaan.

"Kau ini!" ucapku sambil memukul laki-laki di hadapanku ini dengan tasku.

"Hei apa-apan kau?!" teriak orang itu.

"Minta maaflah padaku! Karena ulahmu, bajuku jadi basah dan kotor!" teriakku tak kalah kencangnya. Siswa-siswi di sekitar kami mulai memperhatikan kami, seolah-olah pertengkaran kami adalah tontonan menarik bagi mereka.

"Kau!" tiba-tiba laki-laki itu siap untuk memukulku tapi tiba-tiba terdengar suara.

"Hentikan Sasuke! Kita tidak punya waktu untuk melayani gadis seperti dia," ucap Itachi lalu pergi meninggalkanku yang masih terdiam saat mendengar ucapannya. Tidak? Aku tidak percaya Itachi mengucapkan hal itu. Kenapa? Kenapa Itachi seperti ini? Bukankah Itachi yang selama ini ku idolakan adalah seseorang yang ramah dan baik.

"Kau benar kak. Paling-paling ini hanya trik untuk menarik perhatian kita!" ucap laki-laki bernama Sasuke itu lalu pergi mengikuti Itachi.

Kenapa? Kenapa Itachi jadi seperti ini? Kemana Itachi yang dulu tersenyum ramah saat menolongku. Kemana?! Aku terdiam, siswa-siswi yang tadi berkumpul melihat pertengkaranku sekarang mulai membubarkan diri.

Aku melanjutkan jalanku menuju ruang kepala sekolah dengan gontai. Jujur saja, pertemuan pertamaku di sekolah ini dengan Itachi kun berakhir dengan buruk. Akhirnya aku menemukan ruangan kepala sekolah. Aku mengetuk pintu ruangan itu sebelum ada kata masuk yang terdengar setelah aku mengetuk pintu. Aku membuka pintu itu dan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.

"Kau yang bernama Sakura Haruno?" tanya wanita yang duduk di balik meja kepala sekolah. Aku bisa melihat papan nama yang bertuliskan Tsunade, Kepala Sekolah Konoha High School di atas mejanya.

"Benar.. Mmm..,"

"Panggil saja aku Tsunade sensei," ucap wanita itu. Kata-katanya lembut tapi penuh dengan ketegasan.

"Hai, Tsunade sensei," ucapku.

"Ada apa dengan seragamu?" tanya Tsunade sensei.

"Mmm.. ano, tadi aku sedikit ceroboh," ucapku malu.

"Oh, baik, mengingat kejeniusanmu karena kau berhasil lolos ujian beasiswa yang diadakan Konoha High School, maka kau akan di tempatkan di kelas 2-3. Kakashi sensei adalah pembimbing akademikmu. Jika rata-ratamu kurang dari 8 dalam semester ini, kau akan di keluarkan dari sini. Jika tidak, kau akan tetap bersekolah di sini sampai lulus tanpa biaya sepeser pun. Semoga kau kerasan menempuh pendidikan disini, nona Haruno," ucap Tsunade sensei sambil tersenyum.

"Terima kasih, Tsunade sensei!" ucapku sambil membungkukkan badanku.

"Ini surat pengantarmu. Temuilah Kakashi sensei di ruang guru. Dia yang akan mengantarmu ke kelasmu," ucap Tsunade sensei sambil menyerahkan secarik kertas padaku.

"Baik. Saya permisi dulu," ucapku lalu keluar dari ruangan kepala sekolah.

Aku tidak kesulitan dalam mencari ruang guru karena ruang guru tepat berada di samping ruang kepala sekolah. Aku masuk melangkah ke dalam ruangan itu,sepi.. Kemana mereka semua? Kenapa tidak ada satu orang pun di ruangan ini. Tiba-tiba ada tangan yang menepuk bahuku. Aku terlonjak kaget.

"Maaf, saya hanya ingin bertemu dengan Kakashi sensei," ucapku berbalik lalu memandang orang di hadapanku. Orang di hadapanku ini memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Ada perlu apa kau mencariku?" tanya orang itu. Walau satu matanya tertutup, aku bisa merasakan bahwa orang di hadapanku ini sedang mengamatiku dengan lekat. Entah kenapa aku merasa takut dengan tatapannya, walau ku sendiri tidak yakin dia menatapku. Tapi aku yakin, sesuatu dalam dirinya sedang berusaha mengamatiku.

"Eh, Anda Kakashi sensei?" tanyaku tidak percaya.

"Iya. Ada perlu apa kau mencariku?" tanyanya sekali lagi.

"Mmm.. ini," aku lalu menyerahkan surat pengantar yang diberikan Tsunade sensei padaku.

"Ikut aku," ucapnya singkat.

"Eh, baik!" aku lalu mengikuti langkahnya dari belakang.

Kami terus berjalan sampai akhirnya kami berhenti tepat di depan sebuah ruangan. Aku membaca papan nama yang tergantung di atas pintu ruangan tersebut. Kelas 2-3. Oh, jadi ini kelasku. Aku lalu masuk ke kelas itu mengikuti Kakashi sensei dari belakang. Mataku memandang seluruh penjuru kelas dan aku terkejut saat mataku menatap sesosok manusia yang duduk persis di samping jendela. Orang itu..

To be continue

Akhirnya ay bisa juga publish fic di fandom naruto..

Maklum, ini fic pertama ay di fandom naruto.. Ay masih butuh banyak bimbingan dari para senpai di sini.

Bagaimana dengan fic ini?

Mohon saran dan kritiknya ya..

Tolong diripiu ya.. supaya ay semangat nerusin fic ini..*puppy eyes*

Arigato^^