TRAPPED ALONE

Sumarry : Aku tidak ingin menangis.. Aku tidak ingin terlihat lemah di depanmu.. Kau berengsek! Pria berengsek! Aku tidak tahu apa kekuranganku.. Kau sungguh berengsek! Seharusnya aku tidak bertemu denganmu.. seharusnya aku tidak termakan oleh rayuan busukmu.. Rayuan? Oh ayolah kau bahkan tidak pernah merayuku.

Naruto Masashi Kishimoto

.

.

Trapped Alone MerisChintya97

.

.

PART I

000

Sakura pov

"Aku sungguh akan menelannya hidup-hidup! Hik..hik.. ka-kalau sampai hik aku melihatnya lagi hik aku hik akan hik hik...menelannya hidup hik hidup." Aku mencoba meraih bahu ramping yang terlihat sungguh lemah itu. Mencoba menenangkannya. "Sudahlah Ino, kau mabuk. Sebaiknya kita pulang sekarang! Aku akan mengantarkanmu sampai apartmentmu." Ia menepis tanganku. Mata aquamire-nya menatapku tajam. Di sana aku melihat begitu banyak beban yang ia simpan. Di matanya aku bisa melihat semuanya.

.

"Aku tidak mabuk Sakura! Hik.. apa kau pikir aku akan mabuk hanya dengan meminum dua botol sake? Hik .. hik .. Dua botol vodka pun tidak akan membuatku mabuk hik!" ia menepuk-nepuk bahuku. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala

"Dan jangan sok! Kau juga sama sepertiku.. aku tahu itu! Hik.. hik.." aku melohok mendengarnya. Apa yang ia ucapkan? Sama sepertiku? Apa maksudnya?

"Aa.. wakatta,, ha..ha..ha,.. wajahmu sungguh konyol Saku! Kau sungguh menyedihkan. Ah bukan, kita sungguh menyedihkan. Aku-tunanganku sungguh berengsek.. dan kau hik hik suamimu ,,, hik hik"

JLEB. Aku baru mengerti kemana arah pembicaraannya. Aku menundukkan kepalaku guna menyembunyikan raut kesedihan yang lagi-lagi tertera di wajahku.

"Dia.. pergi lagi dengan .. hik hik modelnya.. hik! Sungguh berengsek kan? Hik.. dan suamimu.. hik—" "Kau mabuk. Aku antar kau pulang sekarang!" dengan seluruh kekuatan yang aku miliki, aku membopong tubuh Ino. Sungguh sulit membawanya karena ia terus berontak.

"Gomennasai Ino.."

BUK .. Aku memukul tengkuknya, dan ia kini telah pingsan.

.

.

000

Klik.

Pintu apartmenku pun terbuka setelah aku memasukkan beberapa kode kedalamnya. Untung saja tadi di tempat parkiran aku bertemu dengan tunangannya. Shimura Sai

.

Aku merebahkan tubuhku di atas sofa. Aku melihat sekeliling, tidak ada tanda-tanda kehidupan

Hhh~ Apakah ia belum pulang? Ini sudah jam 10.00pm.

Aku meraih remote tv yang tergeletak begitu saja di atas meja, aku mulai menekan tombol on. Mencoba memindah-mindahkan channel tv yang ada karena biasanya jam-jam malam begini banyak film yang seru. Namun bukan film seru yang aku dapat, melainkan wawancara seorang penyanyi solo yang juga merangkap sebagai aktor muda yang sedang naik daun. Darahku mulai berdesir.

"Ku dengar kau sedang menjalin hubungan dengan aktris muda Uzumaki Karin, apa itu benar?"

deg! Apa apaan ini?

"Hn." Jawaban ambigu seperti biasa yang ia ucapkan.

Trilit

Dengan cepat aku mematikan televisi. Berengsek! Tidak bisakah kau menjawab "Tidak?" raungku. Aku melemparkan remote tv sembarang arah.

Aku memijit-mijit kepalaku pelan, lagi-lagi ucapan sahabat pirangku—Ino kembali terngiang di kepalaku.

"Kau sungguh menyedihkan. Ah bukan, kita sungguh menyedihkan. Aku-tunanganku sungguh berengsek.. dan kau hik hik suamimu ,,, hik hik"

Aku hanya tersenyum miris mengingatnya. "Ya.. kita sama Ino.." ucapku.

.

.

.

Aku melangkahkan kakiku menuju dapur. Mengambil segelas air dan perlahan meneguknya. Aku menghentikan tegukanku dan mengingat kembali kejadian beberapa hari yang lalu antara aku dan suamiku.

Flashback

"Ku mohon.. berhentilah menjadi artis.." aku menundukkan kepalaku saat mengucapkannya. Ia menatap geram kearahku.

"Apa kau bilang? Kau ingin menghancurkan karirku?" aku semakin menundukkan kepalaku, tidak berani menatap mata Onyx yang ku yakini sedang menatap tajam penuh amarah kearahku.

"Bu-bukan begitu. Hanya saja aku tidak ingin ada kesalahpahaman. Kau bisa meneruskan bisnis ayahmu, Sasuke." ucapku.

PRANG!

Aku kaget bukan main. Ia melemparkan gelas yang sedang di pegangnya. Dengan kasar tangan besarnya mengangkat dagu mungilku.

"Ku pikir kau bisa mengerti! Ku pikir kau berbeda dengan mereka! Ternyata kau sama saja! Aku salah memilihmu." A-apa? Tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku. Ia melepaskan tangannya dari daguku dan melengos pergi begitu saja.

Aku tahu jelas siapa mereka yang ia maksud. Keluarganya.

Flashback end

Lagi-lagi hanya senyum miris yang terukir di bibirku. Oh kami-sama... lagi-lagi rasa sakit yang tidak nyaman ini muncul menyesakkan kembali dadaku.

PRANG

Aku melemparkan gelas yang sedang ku pegang. Jantungku berdetak sungguh terasa tak nyaman

"Sudahlah.." ucapku mencoba menenangkan diri sendiri.

End Sakura pov

Normal pov

"Sudahlah.." ucapnya mencoba menenangkan diri sendiri. Sakura melangkahkan kaki kecilnya menuju kamarnya tanpa memperdulikan keadaan dapurnya. Dengan lemah tangannya membuka pintu tersebut. Mata indah bagaikan batu emerald itu kembali tersenyum miris saat menyalakan lampu kamarnya dan terpampanglah dengan jelas foto pernikahan ia dengan suaminya. "Kau bahkan tidak tersenyum.." ucapnya lirih.

"Hhh~" Sakura menghempaskan dirinya di atas spring bed yang terlihat begitu nyaman itu.

.

.

.

Trilit

Pintu apartment berhasil terbuka saat sang pemilik memasukkan beberapa password ke dalamnya. Ia melepas sepatu yang melekat di kakinya dan langsung merebahkan badan kekarnya ke atas sofa.

Alisnya terangkat sedikit terkejut saat melihat suasana di ruang tv. Lebih tepatnya terkejut melihat remote tv yang tergeletak dengan keadaan mengenaskan. (=.=)

Ia melepas blazer yang dikenakannya. Entah kenapa malam ini ia merasa begitu panas.

.

.

"Apa yang terjadi?" Ucap pemuda tampan bernama Uchiha Sasuke ini saat ia memasuki dapur dan melihat pecahan gelas yang berserakkan.

.

.

Sasuke membuka pintu kamarnya. Gelap. Tentu saja karena ia tidak menyalakan lampunya.

Sasuke meraba dinding dan menyalakan lampunya. Mata onyxnya melihat dengan jelas seseorang yang sedang tertidur dengan gelisah di atas bed covernya tanpa mengenakan selimut seperti beberapa hari yang lalu. Ia berjalan menuju pinggiran kasur untuk melihat lebih jelas bagaimana keadaan sang istri. Rahangnya mengeras saat lagi-lagi air mata yang sudah kering terpampang jelas di pipi sang istri.

Sasuke menarik selimut untuk menyelimuti tubuh sang istri. Ia kembali melihat wajah istrinya.

"Kau sebenarnya kenapa?"

.

.

.

000

"Enggh~" lenguhan kecil terdengar saat sinar matahari berhasil menerobos masuk melalui celah-celah jendela yang tidak tertutupi dengan sempurna oleh gorden. Sakura meraba tempat di sebelahnya yang lagi-lagi membuat hatinya terasa hampa.

"Ia sudah pergi." Ucapnya.

Matanya mencoba menyesuaikan dengan keadaan dan melihat jam yang kini telah menunjukkan pukul 07.30am.

Ia baru ingat kalau suaminya akhir-akhir ini selalu pergi di saat ia masih terlelap dan pulang di saat ia sudah terlelap. Senyum miris, ia hanya bisa tersenyum miris.

"Kami-sama.. aku tidak tahan jika harus seperti ini terus.."

Sakura dengan gontai berjalan menuju dapur untuk sekedar mengambil segelas air putih, namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah amplop kecil yang tertinggal atau mungkin terjatuh di bawah sofa berukuran kecil yang memang sengaja di tempatkan di kamarnya. Dengan penasaran, ia berjongkok dan mengambilnya untuk membacanya.

Dear Sasu-koi..

Bagaimana kabarmu? Ku melihat di televisi kemarin yang mengatakan kalau kau memiliki hubungan dengan Karin, apa itu benar? Ku harap tidak. Dan oh iya, aku sudah kembali dari prancis beberapa minggu yang lalu. Maaf baru mengabarimu. Aku baru saja menyelesaikan skripsiku.. hehe

Ah iya.. jangan lupa mengabariku! No teleponku masih yang lama. Kau masih menyimpannya kan? Aku sungguh merindukanmu.

_Shion_

Lutut Sakura seketika itu juga melemah. Shion? Bukannya ia itu cinta pertamanya yang dulu meninggalkannya begitu saja? Ia tahu karena dulu Sasuke dan dirinya sering bertukar cerita.

Cinta pertamanya Sasuke telah kembali, dan hubungan rumah tangga dirinya dengan Sasuke sedang tidak baik. Takut? Tentu saja! Sakura merasa teramat takut sekarang. Takut ditinggalkan. Bahkan Pernikahan ia dan suaminya baru berjalan sekitar satu bulan kurang.

.

.

"Skripsi? Ah baka! Aku juga kan hari ini harus menyelesaikan skripsiku. Bagaimana mungkin aku bisa lupa? Ini gara-gara si pantat ayam!" Sakura menyeka air mata yang sempat jatuh membasahi pipi chubbynya dan segera beranjak menuju kamar mandi dan bersiap menuju universitas tercintanya. Universitas Tokyo

.

.

000

"Kau kemana saja bodoh? Aku sudah pegal menunggumu selama 15 menit di sini!" Sakura hanya bisa terkekeh mendengar keluhan dari sahabat sejak kecilnya ini.

"Suruh siapa menungguku sambil berdiri?" tanya Sakura sambil terkekeh geli melihat Ino mulai merajuk.

Mereka berjalan beriringan di sepanjang koridor Universitas Tokyo. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir ini begitu asyik berbincang-bincang tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya.

"Dan kau .. kenapa kau begitu tega meninggalkanmu bersama si berengsek itu hah?" sewot Ino ketika ia menginggat kejadian semalam.

"Suruh siapa kau tidak bisa diam? Aku kan berat harus membopong tubuhmu yang seperti babi itu menuju apartmentmu yang letaknya berada di lantai atas. Untung saja ada Sai senpai."

"Kau yang untung dan aku yang rugi!" Ino memanyunkan bibirnya kedepan.

"Rugi? Bukankah kita sama-sama beruntung?" Sakura mencoba menggodanya.

"HEI! Apanya yang sama-sama beruntung?" Ino tidak terima dengan apa yang di ucapkan sahabatnya itu.

"Oh sudahlah pig..." Sakura mengibas-ngibaskan tangannya pertanda mengibarkan bendera damai. Ino akan kembali menyolot kalau saja tidak ada pihak ketiga di antara mereka yang masuk.

"Hisashiburi danna.. Sakura..Ino.." keduanya menengok ke arah sumber suara. Orang yang menyapa mereka menutup buku tebal yang sedang dibacanya. Mata caramel hazel-nut nya menatap dengan begitu dalam ke arah mata emeraldnya Sakura.

"SASORI SENPAI!" Ucap Sakura dan Ino berbarengan.

.

.

_To be continue_

A/N: Segitu dulu yah ..

Hohoho...

Lanjutkan? Beri saran dan komentarnya yah..

Gak akan panjang-panjang kok palingan Threeshot .. hehehe.. :D

Chapter selanjutnya akan di update cepat segimana yang ngasih saran dan komentar di kolom review :D

See u next time..

By: MerisChintya97