마지막 손물[Last Gift]
Title: 마지막 손물 [Last Gift]
Author: Clover*Crimson
Rate: PG / T
Length: One-shot
Genre: Romance, Fluffy, Angst
Pairing(s): JongKey (Jonghyun X Key)
Disclaimers: I do not own the characters, only the story.
"Maafkan aku."
Ia berbalik dan berjalan menjauhiku. Aku tidak sanggup berkata apapun, suaraku yang sangat kubanggakan tidak dapat keluar. Semua gelap. Bahkan rintik-rintik hujan yang turun sudah tidak terasa lagi. Kubiarkan diriku dibasahi hujan. Bayangnya tidak dapat kulihat lagi. Semua berakhir disini.
Apakah memang harus begini?
Kenapa kau melangkah pergi dariku?
"JONGHYUN! Jangan sisakan makananmu dong!" Marah Kibum, yang akrab di sapa Key. Kami sedang makan malam sekarang.
"Aku tidak suka paprika!" Bantahku.
"Aku tidak mau tahu, kau harus habiskan makananmu!"
"Tapi Taemin juga tidak menghabiskannya!" Aku mendelik ke arah si bungsu yang sedang asik bermain dengan paprikanya.
"Jangan bawa-bawa Taemin! Dia masih dalam masa pertumbuhan jadi pasti ada makanan yang tidak ia suka!"
"Hyung! Aku bukan anak kecil lagi!" Sambar Taemin sambil berusaha memakan habis paprikanya.
"Aku juga masih dalam masa pertumbuhan!"
"Pertumbuhan? Kau tidak akan tinggi lagi tahu! Cepat habiskan!" Key melayangkan serangan mematikannya dengan mengataiku 'pendek'.
"Aku tidak suka paprika! Dan aku masih tumbuh tau! Dasar ibu-ibu!" Aku mengatainya lalu pergi ke kamar sambil membanting pintu, aku dapat mendengar teriakannya di luar. Seperti umma ku saja!
Aku menghela nafas. Sebenarnya, aku tidak ingin mengatainya. Tapi serangan 'pendek' itu memang dahsyat. Aku tidak ingin bertengkar dengannya. Padahal semua tahu kalau kita berdua itu pacaran. Tapi kenapa produser tidak membiarkanku menjadi 'Appa' di sini? Kenapa harus Onew? Dasar muka tua!
Key juga! Kenapa sih dia harus bersikap kasar padaku? Rasanya selama kita pacaran, aku tidak pernah diperlakukan spesial. Ia justru lebih terlihat seperti ibuku dibandingkan pacar. Tidak seperti Taemin yang selalu dimanja oleh Minho. Aku juga ingin Key bermanja padaku. Aku ingin dia bersikap lembut! Memang aku yang menyatakan cinta padanya, tapi ini namanya bukan pacaran! Dia tidak peka, bahkan jika aku berusaha bersikap romantis, dia tidak bereaksi. Apa-apaan itu? Kalau di depan kamera pasti ia bersikap romantis, dan ia mau melakukan skinship yang diperintahkan produser, tapi kalau tidak ada kamera? Ya tidak.
...
Aku tidak bicara padanya sampai besok pagi. Aku, Onew, dan Minho harus pergi ke lokasi syuting yang berbeda dengan Key dan Taemin. Kami tidak bertemu sampai akhirnya makan malam. Key memasak lagi kali ini.
"Kau masak ayam?" Tanya Onew polos. Yang lain menghela nafas dan Key mengangguk.
"Tenang saja, 'Appa'. Ayam mu selalu ada di atas meja makan." Ucapnya lembut pada Onew. Aku memutar bola mataku tanda jengkel.
"Hyung, tak usah cemburu begitu." Goda Minho.
"Diam kau, sana sama Taemin mu saja." Aku menunggu sampai semua makanan dihidangkan. Pasti malam ini Key masak paprika lagi.
"Yak, semuanya. Kita berdoa dulu sebelum makan, dan jangan disisakan ya!"
Ucap Key sambil duduk. Aku melihat semua makanan di meja makan; tidak ada kehadiran paprika di sana. Yang lain mulai menyantap makanan sedangkan aku masih terdiam. Key lalu menyendokkan nasi untukku. Ia tersenyum manis. Aku bingung dengan sikapnya. Apa mungkin... Ia tidak ingin memaksaku makan paprika lagi?
Aku masih terbengong mengagumi senyumnya yang manis sampai tiba-tiba Onew menyuapi paha ayam goreng ke mulutku yang terbuka.
"Cepat makan, nanti keburu dingin." Katanya sambil tertawa. Mukaku memerah dan mulai makan.
Makan malam berlalu dengan cepat. Onew sedang duduk di ruang tv dengan segelas kopi. Dasar bapak-bapak. Taemin sudah tidur di pangkuan Minho yang juga sedang menonton tv. Key sedang mencuci piring dan aku berniat menghampirinya.
Aku mengendap-endap ke dapur dan memeluk tubuhnya yang langsing dan agak lebih tinggi dari belakang dengan lembut, ia terlihat sedikit kaget tapi lalu melanjutkan mencuci.
"Chagi..." Ucapku manja.
"Ada apa?" Jawabnya pendek. Aku mulai kesal dengan sikap cueknya.
"Hari ini aku tidur di kamarmu yah?"
"Lalu Taemin akan tidur dimana?" Jawabnya tanpa menoleh.
"Biarlah dia tidur sama Minho, ya ya ya?"
"Terserah saja, tapi bantu aku membereskan meja."
Aku mengangguk dan segera membereskan meja. Aku kesal karena ia tidak bereaksi saat kupeluk dari belakang. Kenapa sih dia begitu cuek? Aku kan hanya minta tidur sekamar. Kita bahkan belum pernah berciuman! Pegangan tangan saja kalau disuruh produser. Tapi Key memang perhatian... Buktinya malam ini ia mengumumkan tanda berbaikan dengan tidak memasak paprika.
"Hyung?" Taemin yang sudah setengah tertidur membuyarkan lamunanku yang sedang senyum-senyum sendiri.
"T...taem? Sedang apa kau?"
"Aku ngantuk..." Ucapnya sambil berjalan ke kamar. Aku menghentikan tangannya.
"Tunggu! Hari ini kau tidur sama Minho atau Onew hyung saja ya? Biarkan hyung mu ini tidur bersama Umma!" Aku bercanda sedikit. Taemin yang matanya sudah segaris hanya mengangguk dan berjalan ke kamar Minho.
"Chagi, aku sudah membereskan meja."
"Hmm.. Pergilah tidur duluan. Aku masih harus mengerjakan sesuatu."
"... Baiklah."
Aku sedikit kecewa, tapi tak apalah. Lagipula aku sudah ngantuk. Aku berjalan ke kamar dan berganti piyama. Aku naik ke tempat tidur dan bersantai sebentar. Mataku sudah hampir terpejam saat Key masuk. Aku tidak bergerak dan memperhatikannya dengan setengah sadar. Key berganti baju lalu mematikan lampu dan naik ke tempat tidur. Aku pun terlelap.
Ac nya cukup dingin dan aku menarik selimut sampai menutupi mulutku. Tiba-tiba saja aku merasa agak berat dan di tengah kegelapan, kucoba melihat ada apa. Kuraba benda diatas perutku dan ternyata itu adalah tangan Key. Ia memelukku. Aku senang sekali~ hampir saja aku berteriak girang. Dia pasti kedinginan. Akupun memeluknya balik. Rasa hangat menjalar di tubuhku dan aku memeluknya semakin erat. Andai waktu bisa berhenti. Aku kembali mengantuk dan mencium keningnya sebelum kembali tertidur.
...
Cahaya matahari masuk dan aku terbangun. Key masih ada dalam pelukanku dengan mata terpejam. Tanganku mengusap poni yang menutupi kedua matanya. Ia perlahan terbangun.
"Pagi chagi..." Ucapku lembut. Matanya mengedip beberapa kali lalu memelukku lebih erat dan kembali tidur. Aku tertawa kecil dan menggoyangkan tubuhnya sedikit. "Chagi, sudah pagi. Kita siapkan sarapan bersama ya?"
"Hng..." Matanya membuka perlahan dan melepaskanku. Aku bangun dan mencuci muka. Saat kembali, ia masih duduk di atas tempat tidur dengan pandangan kosong karena mengantuk.
"Key... Ayo cuci muka! Kita bikin sarapan sekarang." Aku membantunya berdiri dan ia pun mencuci muka. Setelah agak lebih sadar, kita berdua berjalan ke dapur.
Aku membantunya membuat nasi goreng kimchi. Ia terlihat lucu sekali kalau sedang tidur. Yang kusukai darinya itu, dia tidak marah atau protes saat kupanggil 'Chagi..' Walaupun dia cuek sekali.
Yang lain mulai bangun dan akhirnya kita melakukan aktifitas masing-masing. Aku mendapat aktifitas yang cukup banyak dan harus pulang malam. Member yang lain sudah pulang duluan. Aku lelah, tapi saat melewati toko perhiasan, aku melihat sebuah cincin yang bagus. Aku berhenti dan masuk. Sebentar lagi natal, apakah Key akan senang kuberi cincin?
Kulihat sebuah cincin kecil berwarna perak polos. Kutanya pada pemilik tokonya kalau aku bisa memesan sesuatu yang spesial. Ia berpikir sebentar lalu mengangguk. Aku meminta cincin model ini dengan tulisan di dalamnya. Aku tersenyum lalu permisi langsung ke rumah. Rasanya seluruh lelah di tubuhku menghilang. Aku memutar kunci perlahan agar tidak membangunkan member lain, tapi walaupun lampu-lampu sudah dimatikan, ada seberkas cahaya dari ruang tengah. Aku berjalan ke arah cahaya yang ternyata adalah cahaya tv. Ku lihat di balik sofa; Key tertidur. Aku bingung kenapa dia bisa ada di sini. Apakah dia menungguku? Padahal malam ini dingin sekali. Kenapa ia tidur di luar?
Kumatikan tv dan ku gendong dia ke kamar. Taemin sudah tidur jadi ku letakkan Key di atas kasur perlahan agar tidak membangunkan Taemin disebelahnya. Aku mengecup keningnya sebelum berjalan ke kamarku.
...
Esok paginya, semua kembali seperti biasa. Tapi hari ini aku tidak melihat Key. Mungkin dia harus syuting pagi.
Sudah 3 hari aku tidak melihat Key. Kemana dia ya? Apa ini semua gara-gara jadwal kita yang bertabrakan? Tapi pasti aku sempat melihatnya. Aku pun memutuskan untuk bertanya pada Taemin, yang selama ini satu kamar dengan Key.
"Taem, kau tahu Key pergi kemana?" Tanyaku. Ia menoleh.
"Ah, Key hyung? Ia pergi menemui orang tuanya dan katanya akan menginap beberapa hari."
"Oh.. Kenapa dia tidak memberitahuku ya?"
"Mungkin karena jadwal kalian bertabrakan sehingga ia tidak sempat memberitahumu?"
"Mungkin..." Aku berjalan menjauhi Taemin. Ia memandangku bingung.
Karena hari ini senggang, aku memutuskan untuk pergi melihat-lihat baju. Hawa semakin dingin tapi belum ada tanda-tanda turun salju. Aku melewati toko cincin itu dan berhenti sebentar. Aku bertanya kapan cincin yang kupesan selesai dan ia bilang 2 hari lagi. Tepat sekali saat natal. Semoga saja ia sudah pulang. Aku juga mengharapkan white christmas.
Minho bilang, Key akan sampai tepat malam natal. Aku tidak sabar untuk memberikan cincin itu kepada Key. Semoga saja ia suka.
...
Malam ini, setelah mengambil cincin di toko, aku bergegas pulang dan meminta Onew untuk segera mengantarkan Key ke bawah pohon natal di sebelah danau. Setelah mempersiapkan diri, aku segera berlari ke arah danau. Udara begitu dingin, tapi aku tidak kedinginan sama sekali. Aku terlalu bersemangat menemui Key.
Setelah lebih dari setengah jam mempersiapkan segalanya, aku duduk di bawah pohon natal. Onew hyung sms bahwa dia akan sampai beberapa menit lagi. Aku bolak-balik menghalau rasa dingin sampai akhirnya bunyi rem mobil terdengar. Seseorang berjalan kearahku.
"Jonghyun?" Ucapnya dengan suara yang khas. Aku menoleh.
"Key! Akhirnya kau pulang! Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau pergi?" Aku memeluknya. Badanku bergetar kedinginan tapi tubuhnya begitu hangat.
"Maaf. Aku sebenarnya ingin sekali memberitahumu, tapi tidak sempat. Oiya, kenapa kau memanggilku kesini?" Key terlihat bingung tapi membalas pelukanku. Aku melihat jam. 3... 2... 1...
"Merry christmas!" Aku menekan sebuah tombol di saku jaketku dan pohon natal di belakangku menyala terang dengan lampu-lampu hias. Key terlihat sangat terkejut.
"Ini..."
"Hadiah untukmu. Ini eve pertama kita kan? Aku ingin membuatnya lebih spesial. Aku juga punya kado untukmu" aku mengeluarkan sebuah kotak biru kecil. Dengan pita pink.
"Apa ini?"
"Hanya kado kecil. Bukalah." Aku tersenyum. Dia perlahan melepas pita yang kemudian ia simpan di saku. Ia membuka kotaknya dan...
"Jonghyun... Ini bukan kado kecil namanya." Ia tersenyum senang. Ia mengambil cincin perak dan menyadari tulisan di dalamnya. "Yongwonhi..." Ia berbisik. Air matanya perlahan mengalir. Mengalir bersamaan dengan turunnya salju pertama.
"Key? Kenapa menangis? A... Aku berbuat salah?" Aku kebingungan. Tapi dia menggeleng.
"Ani... Ini terlalu banyak untukku. Tapi aku punya satu permintaan lagi, boleh kan?" Katanya sambil terisak.
"Tentu saja."
"Pasangkan cincin ini di jariku?" Dia tersenyum. Aku tersenyum senang dan perlahan memasangkan cincin perak itu di jari manis Key. Sangat pas.
"Saranghae." Kataku.
"Nado saranghae." Key membalas. Ia memakai pita pink pemberianku di pergelangan tangan kirinya. Cocok sekali.
Ia memelukku. Aku tidak percaya ia bisa jadi seperti ini. Biasanya kan dia cuek sekali. Tapi kenapa-ah sudahlah, yang penting aku senang bisa melihatnya tersenyum. Aku melonggarkan pelukanku dan mencium bibirnya lembut. Kukira aku akan dapat tamparan... Ternyata aku malah mendapat balasan dari bibir Key. Ia terasa begitu lembut dan manis. Ciuman ini menghangatkan tubuhku. Kami tersenyum dan kembali ke rumah sambil berpegangan tangan.
...
Musim semi datang, itu berarti salju telah mencair dan hujan sering turun. Tapi perasaanku pada Key sama sekali tidak mencair. Ia kembali seperti dirinya yang biasanya; cuek. Tapi kadang ia berlaku manis dan manja. Aku sudah cukup senang.
Suatu hari yang berawan, aku sedang melakukan pemotretan untuk cover majalah saat hpku berdering. Ada sms dari key; 'termui aku di danau kemarin jam 6 malam.'
Aku sempat bingung tapi aku membalas smsnya tanda setuju. Aku telah berpikir cukup matang, aku ingin mengajak Key pergi berdua saja kalau ada waktu luang nanti. Kenapa aku jatuh cinta padanya begitu dalam sih? Walaupun rasanya indah, tapi kalau dia tidak begitu ya sama saja bohong. Tapi aku yakin Key juga menyayangiku.
Jam 6 datang lebih cepat. Aku berjalan ke danau itu dan menemukan Key. Karena cuaca berawan, langit sudah gelap tapi tidak ada tanda turun hujan walaupun angin dingin berhembus. Ia terlihat begitu pucat, melebihi warna kulitnya yang biasa. Dia memang pucat, tapi kali ini jauh lebih pucat. Aku menyapanya dan ia menoleh. Tersenyum pahit sebentar. Aku menghampiri lalu memeluknya.
"Kau tidak kedinginan?"
"Tidak, lepaskan aku Jonghyun. Aku baik-baik saja."
"Kau terlihat pucat!"
"Tenang, dengarkan aku dulu."
Aku memutuskan untuk mendengarkannya. Kedua bola matanya yang seperti kucing melihatku dalam-dalam. Ia menunduk, mengambil nafas, lalu akhirnya berkata,
"Maafkan aku."
Hatiku terasa ditusuk beribu jarum walaupun hanya dengan 2 kata itu. Aku tidak mengerti, atau lebih tepatnya, tidak ingin mengerti.
"Key? Maksudmu? Kau tidak salah apa-apa kok-"
"Maafkan aku."
Ia mengeluarkan tangannya dari saku, meraih tanganku dan meletakkan benda perak di tanganku. Ia berbalik dan berjalan menjauhiku. Aku tidak sanggup berkata apapun, suaraku yang sangat kubanggakan tidak dapat keluar. Semua gelap. Bahkan rintik-rintik hujan yang turun tiba-tiba sudah tidak terasa lagi. Kubiarkan diriku dibasahi hujan. Bayangnya tidak dapat kulihat lagi. Semua berakhir disini.
Kenapa kau melangkah pergi dariku?
...
My feet won't move
It feels unreal today
One side of my heart aches
The ring I placed on your finger
Returns to my hand cold
I received my heart back in return
My Last Gift
Is this separation?
...
Aku tidak ingat bagaimana caranya aku bisa sampai di rumah. Tapi aku ingat Minho yang membukakan pintu, wajah panik Onew yang melihatku basah kuyup dan Taemin yang segera membawakan handuk. Tanganku masih menggenggam benda perak itu.
Tapi diantara mereka, aku tidak melihatnya.
Aku tidak melihat Key.
...
Will there be any memories left?
Like the time I met you right out of a movie scene
Is it because my memory left me?
Of that I'm suffering alone
I don't know why
I can't move on
It feels like you'll come back
Perhaps right about now…
...
Rasanya semua kembali ke masa lalu.
Saat aku pertama melihat sosoknya.
Ia bagaikan bersinar. Aku tidak tahu kenapa. Dibanding semua gadis yang kulihat, ia yang paling cantik, ia yang paling manis. Walaupun aku tahu dia bukan seorang gadis.
2 tahun setelah bertemu dengannya, aku memberanikan diri menyatakan perasaanku. Dan ia menerimanya. Aku bahkan percaya saat itu aku hanya bermimpi.
...
Was it yesterday when things started going to amiss?
Where did it all go wrong exactly?
My heart can't let you go…
Is it really the end?
It's not easy for me like my farewell greeting
My heart won't become mine to control
I guess I'll have to make an indefinite decision to forget you
So I can bear with it all
...
Melupakanmu?
Aku tidak yakin bisa melakukannya.
Terlalu banyak kenangan dalam 3 tahun ini.
Aku tidak bisa menghapusnya. Terlalu banyak.
Semua ini begitu mendadak. Sekarang kau pun menghilang dari hadapanku dan semuanya. Tidak ada yang tahu kemana kau pergi. Kau hanya meninggalkan sepucuk surat dengan dua kata; Selamat Tinggal.
Aku tidak mengerti. Apa yang ada dipikiranmu, Key? Kenapa semua ini begitu mendadak? Kita baik-baik saja kan selama ini? Ayolah, aku tidak akan memaksamu untuk peduli padaku lagi, aku tidak akan membuatmu bersikap lembut padaku, aku tidak akan memaksamu untuk manja padaku, kau bisa jadi cuek seperti biasa; jadi dirimu sendiri. Tapi bisakah kau kembali?
...
As soon as I opened my eyes,
I disliked it…
To be honest… I didn't want to believe it
Because saying goodbye forever
Can only leave you feeling strange…
I'm gasping for breath
I'm afraid my heart has stopped
How can I possibly believe you,
When you end our relationship without a warning?
...
Kau tahu?
Aku akan terus menunggumu.
Walaupun kau tidak akan kembali.
Aku akan terus menunggumu.
Aku akan terus menunggumu.
Aku akan selalu menunggumu.
Aku tidak peduli harus berapa kali kuucapkan, aku akan menunggumu. Terus, selalu, selamanya.
5 tahun kemudian...
...
Aku masih belum mengerti alasan dari kepergianmu...
...
"Selamat atas tahun ke 8 debut SHINee!" Semua bersorak. Onew membawakan kue besar bertuliskan '8th Anniversary SHINee!'
Kami semua beserta para staff merayakannya di ruang latihan kami. Mulailah perang kue antara Taemin dan Onew. Aku bersembunyi di belakang kameramen agar tidak dilempari kue. Minho dan beberapa staff berlumur kue mengejarku. Aku tertawa dan berlari keluar. Tidak ada yang berhasil mengejarku saat berbelok ke lorong. Aku tersenyum menang sebelum berbelok ke arah ruang latihan untuk kembali bergabung. Aku menunduk untuk mengambil benda kecil yang terjatuh karena tali kalungku putus; sebuah cincin perak dengan tulisan di dalamnya. Aku tersenyum dan berbisik 'Yongwonhi'.
Saat berdiri, aku menabrak seseorang.
"Ah, mian." Ucapnya lembut. Sambil mengulurkan tangan.
"Gwaenchana. Aku tidak-" aku memegang tangannya dan langsung menoleh karena melihat pita pink yang melingkari pergelangan tangannya.
...
Was it yesterday when things started going to amiss?
Where did it all go wrong exactly?
My heart can't let you go…
Is it really the end?
You're my one last love…
...
Kau lihat?
Aku masih tetap menunggumu kan?
...
-THE END-
My very first JongKey fic. Gah. So Nervous. I hope you'll like it, guys. Review please? I'm planning on writing a sequel for this since my friends asked. Ada yang tertarik buat sequel nya?
Maklum orang baru, jadi belum terlalu biasa nulis disini ^^ kayaknya FF saya suram semua ya? T_T;; ada rencana mau nge post FF gagal (mau ngelawak tapi ga kesampaian) TVXQ (YunJae) Ayat-Ayat Cinta vr. tertarik?
Ada rencana juga mau nge post FF Bleach, tapi isinya artis kpop. Ditunggu aja yah ^^
Review increase my mood. Please kindly post some ^^
