Ketika pagi hari datang, seorang gadis berambut pirang pendek membuka matanya dengan cepat. Nafasnya terengah-engah sehingga ia terus berusaha mengambil udara. Ia segera duduk di sisi ranjang hangatnya dan mulai menekuk kakinya perlahan. Iapun melingkarkan tangannya di kakinya yang ia tekuk dan membenamkan wajahnya di kedua lutut kakinya.
"Mimpi itu lagi," gumamnya sambil terus mengingat-ingat mimpinya. Ia dapat merasakan mimpi itu, rasanya begitu nyata di benaknya. Seorang bocah lelaki berambut hitam yang selalu datang dalam mimpinya, ia merasakan kedekatannya dengan bocah itu saat di mimpinya. Akan tetapi, saat ia terbangun dan berusaha mengingat wajah bocah itu, ingatan tentang wajah bocah itu bagai telah terkunci rapat di memorinya dan tak dapat terbuka, Ia tidak pernah bisa mengingat wajah bocah lelaki itu walau ia dapat merasakan kedekatannya dengan bocah itu. Iapun memutar kepalanya menuju ke arah jam di dinding kamarnya yang berwarna agak keorange-orange-an itu.
"Sudah saatnya aku bersiap," tegunnya lagi seraya mulai bangkit dari tempat tidurnya dan menuju cermin kecil yang terpasang di dinding kamarnya. Iapun menjangkau sisir di meja sebelahnya dan mulai menyisir rambut pirangnya menggunakan sisir itu. Ketika ia ingin menyisir poninya itu, iapun menghentikannya perlahan dan mengangkat poninya yang halus itu. Dapat terlihat sebuah bekas jahitan yang terpampang manis di jidat kanan gadis itu. Iapun menundukkan kepalanya.
"Kenapa... Sebenarnya bagaimana aku bisa mendapatkan luka ini?" tegunnya seraya menggigit bibir bawahnya. Setiap kali ia berusaha mengingat apa yang sebenarnya menyebabkan adanya bekas jahitan di dahinya, kepalanya menjadi sakit seolah tak diijinkan untuk mengetahui kejadian penting di masa lalunya. Ia merasakan ada suatu hal penting... Sangat penting... Tetapi ia melupakannya... Setiap kali ia berusaha untuk mengingatnya, kepalanya sakit... Ketika ia terus berusaha memaksa mengingatnya, yang nampak hanyalah seorang bocah laki-laki berambut hitam yang selalu muncul di mimpinya setiap malam. Tapi ingatannya itu tidak bisa berlanjut karena kepalanya selalu saja semakin sakit dan ketika ia jadi terfokus akan rasa sakit itu, bayangan bocah itupun menghilang bagai tertelan.
DISCLAIMER: karakter milik Yoshihiro Togashi-senpai! tapi tetap saja cerita ini milik saya yang terinspirasi dari sebuah komik "Desire Climax"
GENRE(S): Friendship, Romance
WARNING(S): Abal, gajelas, sulit di mengerti, miss typo(s), terkesan buru-buru, OOC, AU, switchgender dan warning warning lainnya inside!
A/N : iyaaa... ini pertama kalinya bikin fanfic dengan tema KuroPika... hehehe... tapi disini Kurapika cewek loh! terus terang aku juga sama seperti seseorang... tidak terlalu suka Yaoi ._. mungkin ficku yang ini tidak begitu bagus samasekali... tapi... aku harap kau menyukainya... happy reading, kawan! ^^
Kurapika PoV
aku terus saja menurunkan jari telunjukku di setiap kertas yang terpajang di mading sekolah baruku itu. Oh iya, aku lupa bilang ya? Saat ini aku baru saja memasuki Hunter Senior High School yang cukup terkenal di jepang dan karena itu aku bangga bisa memasuki sekolah ini! hahaha! Dan, seperti murid-murid lain ketika baru masuk pelajaran baru, sudah pasti mereka akan mencari namanya di papan mading seperti yang sedang ku lakukan saat ini, kan? Jarikupun terhenti ketika melihat nama 'Kurapika Kuruta' di salah satu kertas dengan judul 'kelas 1-2'
"Ketemu!" tegunku ketika berhasil menemukan namaku dan mengetahui kelasku. Kalau tidak salah, kelas 1-2 -yang aku dengar- adalah kelas yang menampung pemilik nilai yang tinggi, ughh... Aku pasti akan menjadi ranking bawah nih... Aku ini kan tidak begitu pintar...
Kebetulan aku datang paling pertama di sekolah, jadi aku melanjutkan melihat nama-nama -yang akan menjadi- teman- teman sekelasku. Hihi... Siapa tahu aku punya teman yang mau duduk bersama denganku -tapi itu juga kalau tempat duduknya tidak di atur seperti yang
kudengar- . Matakupun tertuju pada sebuah nama di bawahku. 'Kuroro Lucifer'. Matakupun membesar ketika melihat nama itu. Dia yang bertubuh tinggi, berambut hitam dan memiliki tanda aneh di dahinya,kan? Aku tahu, aku seharusnya tak selebay ini... Tapi... Apa tidak salah aku harus sekelas dengannya? Dia itu kan cowok yang aneh -menurutku saja sih- kata orang lain dia orangnya keren, -tapi tetap saja bagiku dia aneh- Aku akui dia memang keren... Tapi dia aneh...
Dia adalah teman satu SMPku... Dia -yang aku dengar dari teman-temanku- tinggal dan bersekolah di Amerika ketika masih ia masih SD. Aku tidak pernah sekelas dengannya, tapi aku mengenalnya... Tidak terlalu begitu mengenalnya sih... Aku hanya mengenal dia dan sepertinya dia juga mengenalku tanpa sebab yang jelas...
Dia itu cukup populer di kalangan wanita saat aku masih di SMP. Bahkan Senior dan Junior di sekolahku dulu banyak yang menaruh harapan padanya, padahal bagiku, ia itu tak lebih dari aneh... Tapi, Ia kuakui cukup pintar, sangat pintar. Buktinya dia -yang aku dengar- sudah sering mewakili sekolah mengikuti lomba dan biasanya ia selalu menang. Aishh... Kenapa ada ya orang sepintar itu? Tetapi tetap saja ia itu aneh...
Kenapa aku terus mengatakan ia aneh? Itu tentu saja karena ada suatu sebab. Ia pernah mengechatku di FaceBook, atau bisa ku bilang SERING! Tapi chat-annya itu tidak pernah lebih dari kata "hai" atau "hello", dan ketika aku membalasnya seperti dengan kata "iyaaa" -aku paling geli menjawab chat FB dengan menggunakan 'hello juga'- ia tidak akan pernah membalas setelah itu. Karena itu aku jadi malas menjawab chat Facebook darinya. Aku tidak pernah berani memberitahukan pada siapapun, untuk apa? Hal itu percuma, mereka pasti tak akan percaya dan malah mem bully ku... Hahaha! Selain itu juga, aku menganggap ini hal tidak penting.
Ia aneh kan? Tentu saja...
Akupun melangkahkan kaki ke dalam kelasku. Aku yakin, pasti baru aku saja yang datang. Tetapi ternyata aku salah, tenyata ada seseorang. Dari postur tubuh dan pakaiannya, aku yakin dia seorang pria yang sedang duduk di jendela. Kaki kanannya ia tekuk menjadi pemapah tangan kanannya dan kaki kirinya ia luruskan karena kebetulan panjang jendela itu cukup panjang. Kepalanya ia tengokkan ke luar jendela.
Aku hanya menyipitkan mata sejenak karena pria itu berada di antara sinar matahari sehingga aku sulit melihat jelas wajah pria itu. Karena terlalu sulit melihat wajah orang itu, akupun menyerah dan lebih memilih meletakkan tasku di barisan ke 2 dari dekat pintu keluar dan 3 baris dari depan. hahaha lokasi itu menurutku paling nyaman untuk duduk. Setelah meletakkan tasku, akupun melihat ke arah jendela itu.
"Eh? Kemana dia?" gumamku sejenak ketika kudapati sosok yang kulihat tadi sudah menghilang. Eh? Apa itu tadi? Apa itu hantu? Tidak! Tidak mungkin! Aku tidak percaya hal itu, itu pasti aku hanya salah lihat.
"mencariku?" tiba-tiba aku merasakan adanya suara bass yang berbisik di telingaku.
"uwaaa...!" kejutku dan kudapati sosok yang rasanya kukenal.
"eh? Kuroro-san? Se-sedang apa kau? Kau mengejutkanku tau!" bentakku pada sosok berambut hitam itu. Hanya perasaanku saja atau ia memang memasang wajah terkejut sejenak yang kemudian berubah menjadi senyum tipis. Hii... Aku jadi seram sendiri, apa dia gila karena sangkin pintarnya? (mana ada yang begitu ya?)
"hey? Kenapa kau tersenyum?" tanyaku kepada senyumnya yang aneh itu. Entahlah, senyumnya itu kuakui cukup manis juga...
Eh? Apa tadi aku baru saja mengatakan ia manis?
Tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya dan tubuhnya. Matakupun membulat ketika ia mulai melingkarkan tangannya di pinggangku dan meletakkan dagunya di pundak kiriku.
"h-hey? Kau tak apa?" ucapku merasakan hal aneh di dirinya dan atau mungkin di diriku. Aku ingin mendorongnya, tapi rasanya aku tak cukup kuat. Ck! Mungkin aku juga sama anehnya dengannya.
"aku merindukanmu..." bisiknya di telingaku yang sukses membuatku membulatkan mataku. Refleks aku langsung mendorongnya. Kakiku berlari cepat tanpa komandoku. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiranku saat ini, pikiranku kacau!
Apa maksud ucapannya?
Apa dia memang sudah gila?
Oh ya... Aku hampir saja melupakan kalau dia itu aneh...
Tapi... Ucapannya itu sukses membuatku sekacau ini...
Kenapa... Aku merasakan hal aneh ini? Apa aku tertular aneh karena baru saja dipeluknya? Oh ya! Itu mungkin saja... Ck! Dasar orang aneh...
oooOOOooo
Aku hanya menundukkan kepala ketika sedang berada di aula tengah. Saat ini sedang ada pengarahan dari kepala sekolah yang sampai saat ini belum muncul. Walau begitu, disekitarku sudah cukup ramai. Sebelum kemari, aku hanya berdiam diri di perpustakaan. Dan selama itupun pikiranku masih saja kacau. Akupun mulai menjambak rambutku sendiri.
Ayolah Kurapika Kuruta! Tenang! Jangan berpikir aneh-aneh lagi!
Akupun langsung menggeleng-gelengkan kepalaku dengan cepat. Tanpa kusadari, ternyata semua mata sedang memandangku.
"ah? Eh? Maaf, kepalaku sedikit pusing" dustaku dengan kedua tangan masih menyentuh kedua pelipisku.
Aduh! Rasanya malu sekali! Hari pertama sudah begini!
Akupun hanya menundukkan kepala terdiam dengan wajah yang mungkin sudah seperti kepiting rebus. Malu! Sangat malu!
"perhatian anak-anak" tiba-tiba terdengar suara bapak-bapak dengan speaker yang terdenar di telingaku. Perlahan, aku mulai mengangkat kepalaku dan kudapati mereka sedang melihat ke arah lain. Akupun menengok ke arah yang sedang di lihat mereka. Aku mengenal wajah tua itu, akupun mulai tersenyum tipis.
Lucky! Terimakasih bapak kepala sekolah! Kau sungguh berjasa!
Untung saja pikiran mereka jadi teralihkan... Tuhan itu memang baik (?)
Akupun hanya menggerakkan arah pandangku menuju anak-anak yang berada di sekitarku. Ada beberapa dari mereka yang kukenal, tapi tak sedikit juga yang tidak kukenal. Dan orang yang kukenal, hanya sekedar kenal dan tidak dekat. Fiuhh... Sepertinya aku memang sendirian dan tak punya teman, aku jadi sedikit menyesal tidak ikut ke sekolah sahabatku.
"nah sekarang kalimat sambutan dari pemilik nilai tertinggi" ucap suara yang terdengar di telingaku. Hmm... Sepertinya aku terlalu asyik akan duniaku tadi sampai aku tak mendengar pengarahan bapak kepala sekolah. Haha! Yasudahlah... Akupun hanya memandang lurus penasaran akan pemilik nilai tertinggi itu, hmmm... He/she must be the best.
"eh, pemilik nilai tertinggi itu katanya juga pemilik sekolah ini?" tiba-tiba aku mendengar sebuah suara. Akupun melirik sedikit kearah suara itu dan kudapati seorang gadis berambut hijau sedang berbicara dengan gadis kacamata berambut hitam.
"katanya juga ia keren loh!" balas si cewek berambut hitam itu.
"wah, sepertinya bisa nih..." jawab si cewek berambut hijau. Aku mengerti maksud cewek itu... Ck! Kebiasaan perempuan sekarang seperti ini, tidak pernah melihat hati orang... Lebih memikirkan penampilan luar. Itu sebabnya aku kurang percaya dengan adanya 'cinta sejati' menurutku itu hanya ada di cerita dongeng... di kehidupan nyata cinta itu hanya menyiksaku.
Aku adalah contoh korbannya, sudah 2 kali aku merasa tidak ada cinta di dunia ini. Pertama dari kedua orangtuaku yang agak tempramental kepadaku, dan yang paling ironis, mereka menikah bukan di dasari oleh cinta. Jujur saja... Hatiku sakit waktu mendengar itu. Bukankah itu berarti aku lahir bukan didasari oleh cinta?
Yang kedua dari mantanku ketika aku kelas 2 SMP. Terus terang, waktu itu aku mulai merasakan cinta, tapi ternyata justru aku yang di khianati dia! Sebenarnya aku ingin memceritakan lebih lanjut, tapi... Aku terlalu benci membicarakan tentang mantanku.
"tapi..." tegun si gadis berambut hitam mulai meluruskan pandangannya.
"katanya, ia sudah punya orang yang disukai sejak SD! Dan dia belum bisa melupakannya" lanjutnya. Hmmm... Pria ini sepertinya cukup setia juga ya... Sepertinya dia mengalami pengkhianatan cinta dari teman SD nya itu... Apa yang aku bilang? Cinta itu hanyalah menyiksa.
Akupun melihat raut kecewa dari si gadis berambut hijau itu. Yaampun, sampai segitunyakah? gadis ini... sebegitu inginnya kah dekat dengan pemilik sekolah dan nilai tertinggi itu? dasar!
"ohayou gozaimasu minna-san..." ucap sebuah suara dari speaker yang membuatku berpandang lurus lagi. Matakupun langsung membulat tak percaya dengan pemandangan di depanku. 'Kuroro Lucifer!' teriak batinku ketika melihat seorang bertubuh tinggi dan berambut hitam.
"saya adalah wakil murid sini yang akan berpidato" lanjutnya lagi.
Hah?
Jangan bercanda?
Dia yang baru saja di bicarakan?
Setia?
Ck! Dia pasti ingin mempermainkanku makanya dia memelukku seperti itu!
Yaampun, kenapa tadi aku bisa-bisanya terus berkacau pikir (?) aku harus berhati-hati! Tiba-tiba aku melihat ia sedang menatapku.
Eh? Apa itu tadi? Apa hanya perasaanku?
Ayolah Kurapika! Ia hanya ingin mempermainkanmu! Ingat kejadian terakhir kali kau pacaran? Kau yang di sakiti,kan? Jangan mau dipermainkan lagi oleh laki-laki bodoh yang tak serius menjalin hubungan! Apa kau mau merasakan galau itu lagi? Apa kau mau nilaimu menurun lagi?
Ayolah! He must be just want to play your heart! You must be carefull, Kurapika!
oooOOOooo
Bel pulangpun berbunyi lebih cepat dari biasanya...
Tentu saja itu karena ini masih hari pertama, jadi seluruh siswa boleh pulang lebih cepat. Tapi sepertinya di sekolahpun juga tidak pelajaran. Untuk kelas 2 dan 3, mereka pasti hari ini pemilihan pengurus kelas, sementara kelas 1 , kami hanya mengelilingi sekolah, pengenalan diri dan pemilihan pengurus kelas juga. Aku tidak terlalu memperhatikan bagian pemilihan pengurus kelas karena aku tertidur. Sepertinya aku harus belajar untuk tetap tertidur walau kedua orang tua ku sedang bertengkar.
Hari ini sangat santai. Tapi besok sudah akan mulai pelajaran dan bertempur, fiuhh... Nerakaku sepertinya akan dimulai lagi.
Aku hanya menundukkan kepala sambil berjalan di tempat yang cukup sepi. Aku cukup bingung, kenapa di koridor ini sepi ya? Apa mereka jarang lewat koridor dekat UKS ini?
Tiba-tiba aku melihat ada sebuah bayangan yang terinjak kakiku, refleks aku langsung mengangkat kepalaku untuk melihat pemilik bayangan itu. Akupun terkejut dengan sosok berambut hitam yang sedang berdiri di hadapanku, hanya saja aku tetap berusaha tenang.
"ada apa? Apa maumu?" tanyaku agak jutek pada sosok di depanku. Kuroro Lucifer. aku merasa aku harus jutek padanya. Walau begitu, hatiku tidak bisa. Sungguh... Aku tidak mengerti dengan apa yang ada di pikiranku.
"..." diapun hanya menatapku dengan tatapan aneh membuatku agak salting. Tiba-tiba dia menggenggam kuat kedua pundakku dan memundurkanku secara kasar ke tembok.
"apa-apaan ini?" ucapku agak terkejut.
Apa yang ada di pikirannya sih? Apa yang ingin dia lakukan? Apapun itu aku harus hati-hati! Dia pasti hanya ingin mempermainkanku.
"Apa kau sama sekali tidak mengingatku?" ucapnya dengan tatapan aneh lagi.
"Nani? apa maksudmu? Tentu saja aku ingat! Kau itu adalah cowok teraneh dan tergila yang pernah kutemui!" Balasku refleks karena merasa tingkahnya benar-benar sangat aneh. Tiba-tiba ia melingkarkan lengannya ke pinggangku atau singkatnya, Ia memelukku lagi!
"he-hey! Apa yang kau lakukan baka!" ucapku dengan emosi. Aku ingin melepasnya, tapi sungguh! Pelukannya terlalu erat dan membuat tubuhku yang lebih mungil ini jadi melemah!
"aku mohon... walau hanya sepotong ingatan juga tak apa... Aku mohon ingatlah!"
A/N : uwaaa... akhirnya selesai... Entah ini akan jadi fic keberapa yang belum ada tamatnya... kalau gak salah sih ini fic ke-5 yang bersambung XDD MIND TO REVIEW? :3
