Like a Glass
Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto.
Tema: Painful Past.
Lagu yang dipilih: Gfriend – Glass Bead
Interpretasi tema: Cinta memang sulit untuk dilupakan. Mungkin hati bisa diibaratkan sebagai manik kaca yang tajam namun, mudah untuk rapuh. Mungkin, hati bisa diibaratkan gelas yang mudah untuk pecah. Namun, tahukah kalian kalau kaca akan sealu keras meskipun sudah pecah berkeping-keping? Tahukah kalian bahwa, kaca akan selalu tajam meskipun sudah dihancurkan oleh baja? Begitu juga dengan hati kita, sesakit apapun mereka menyakiti kita, sesakit apapun orang yang kita cintai ingin menghancurkan kita. Namun, perasaan yang bagai manik kaca itu tak akan bisa berubah. Cinta memang tak dapat tergantikan, seperti manik kaca yang tetap menajam meskipun telah dihancurkan berkeping-keping oleh sebilah besi panas.
Sumarry: [#LibrettoNoUta] Anggaplah aku sebagai manik kaca. Aku memang rapuh namun, rasa cintaku padamu tak akan pernah tergantikan.
Aku memang seperti gelas-glas kaca
Ku mudah 'tuk merapuh
Ku mudah 'tuk menua
Namun, ku ingin kau percaya
Bahwa rasa ini untukmu
Tak akan berubah
Seorang gadis berambut merah jambu pendek tengah terdiam di atas sebuah jembatan. Matanya menatap sungai di bawahnya dengan tatapan sendu. Kenapa sulit baginya untuk melupakan cinta itu? Kepala dan mata emerald gadis itu langsung mendongak ke atas. Ia ingin menatap lebih lama langit-langit hitam yang saat ini tengah berubah menjadi bintang.
"Sakura."
Sakura pun menoleh ke belakang saat mendengar ada sebuah suara bariton yang memanggilnya. Ia kenal sekali dengan sang pemilik suara ini. Suara ini, adalah suara orang yang sangat dicintainya dan suara ini adalah suara seseorang yang sangat ia rindukan.
"Sasuke-kun?" sapanya dengan nada bertanya.
Kau tlah berdiri di hadapanku
Tatapanmu masih sama
Tatapanmu masih membiru seperti dahulu
Hanya saja
Ku temukan kehangatan dalam tatapan itu
"Apa kau membenciku?" tanya Sasuke sambil menatap Sakura dengan datar namun, penuh sirat akan kesenduan di dalam tatapan itu.
Sakura hanya menunduk dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku tidak pernah membencimu."
Berapa pun menyakitkannya aku
Berapa pun tangan ringanmu yang menerjang tubuhku
Berapa pun kalimat tajam yang terujam dari bibirmu
Aku tak akan pernah bisa membencimu
Sasuke berjalan dan berdiri di samping Sakura, diraihnya tangan Sakura dan digenggamnya lah erat-erat. Mata elangnya menatap Sakura dalam dan Sakura pun juga menatap Sasuke dengan tatapan yang sama mendalamnya. Gadis itu juga merindukan Sasuke dan sangat teramat sangat merindukan Sasuke.
Sasuke yang berada di hadapan Sakura, hanya mampu menatap Sakura dalam keheningan. Ia benar-benar tak mampu untuk berkata apa pun lagi dan hanya angin lah yang mampu memecahkan keheningan antara kedua insan itu.
Anggap saja aku manik-manik kaca
Meski rapuh ku tak akan melayu
Begitu juga perasaanku padamu
Mungkin aku rapuh dan bodoh karena perasaanku
Tapi, aku tetap tak 'kan merubah perasaanku
"Kenapa kau mau memaafkanku, setelah semua yang telah aku lakukan?"
Sasuke bertanya dengan nada yang lirih nan sendu. Tangannya yang terbalut perban, terulur untuk mengelus lembut pipi Sakura yang terlihat memucat dan matanya tampak lirih saat menatap gadis itu seolah ada sirat kesedihan dan penyesalan yang ingin ia tumpahkan dalam bentuk air mata.
Sakura meraih tangan Sasuke dan menggenggamnya erat.
"Aku memang bodoh karena mudah memaafkanmu dan mudah untuk mencintaimu. Namun, itu semua bukan tanpa alasan."
Anggaplah aku rapuh
Karena tlah mudah memaafkanmu
Anggaplah aku kaca
Yang mudah untuk pecah
Namun, percayalah
Aku akan selalu kuat hanya untukmu
Saat ini, Sakura sudah duduk di tepi jembatan dengan kaki yang menggantung. Sementara itu, Sasuke masih berdiri menatapnya dan tak kunjung untuk duduk. Sakura tahu, Sasuke masih merasa sangat bersalah hingga tak mampu untuk berada di sampingnya. Namun, Sakura ingin Sasuke tetap selalu berada di sisinya.
"Duduklah, Sasuke-kun."
Sasuke hanya diam dan ekspresinya tetap datar saat mendengar perintah Sakura yang mengajaknya untuk duduk. Entah kenapa, Sasuke merasa canggung untuk berada di dekat Sakura dan semua kecanggungannya itu ditutupinya dengan datar nan tanpa ekspresi.
Aku tahu kau meragu
Aku tahu kau seakan tak mampu
Mempercayai aku yang telah memaafkanmu
Tapi, percayalah
Aku akan menjadi kaca indah hanya untukmu
Kini, Sasuke telah duduk di samping Sakura dan mereka berdua tengah melihat langit malam yang mulai memperlihatkan bulan purnama. Malam pertama di musim semi, mungkinkah? Sasuke menoleh ke samping dan dilihatnya Sakura yang masih menunduk sendu.
Ia pun bergerak mendekati Sakura dan mendekapnya hangat. Sakura terbelalak saat ia merasakan dekapan Sasuke yang begitu menghangatkan tubuhnya dari dinginnya malam.
"Katakan padaku, kenapa kau mau memaafkanku yang telah menyakitimu begitu dalam?" tanya Sasuke sambil mengeratkan pelukan Sakura dalam dekapannya.
Sakura menatap bulan purnama dengan mata berkaca, air mata seolah ingin turun dan membasahi pipinya yang bersemu. Ia pun memeluk Sasuke dengan sama eratnya, ia juga ingin seperti Sasuke yang mampu menghangatkan tubuhnya di tengah dinginnya malam.
"Karena aku begitu mencintaimu, perasaanku tak akan berubah meskipun berapa kali rasa sakit itu ingin memaksaku untuk berubah."
Aku memang manik kaca bening
Aku rapuh di tengah kerasku
Aku lemah di tengah ketajamanku
Namun, kuingin kau percaya
Aku selalu mencintaimu
Di tengah dinginnya malam
Di tengah mencekamnya purnama
Di tengah badai yang menerjang deras
Aku bersumpah akan selalu mencintaimu
Karena kaulah airku
Pelindung sang manik kaca
-TAMAT-
