Warning!

Dipersembahkan untuk Ulang Tahun Aomine Daiki yang jatuh pada tanggal 31 Agustus 2017!

Typo[s], Sho-ai hint! OOC

Pair : lil'bit AoKuro

Rate : T

Kalau nda suka, silahkan klik tombol close!

Happy Birthday Daiki!Love you, Darling

Setting : Teikō AU


©Fujimaki Tadatoshi-sensei

©Story's mine

Rencana By Shin Aoi

.-.

Itadakimasu! Enjoy!


Suara decit bola basket yang bergesekan dengan lantai gymnasium Teikō Junior High School menggema.

Disana terlihat seorang pemuda bersurai navy blue tengah mencoba untuk melakukan formless shoot andalan nya.

Drank!

Bola basket sukses masuk kedalam ring. Mengambil kembali bola itu, lalu men-dribble nya memutari lapangan.

Shoot!

Drank!

Kali ini ia melakukan dunk. Sedikit menggantungkan tubuhnya di ring, lalu melompat.

Menyeka keringatnya yang berjatuhan dari pelipisnya, pria yang memiliki cita-cita menjadi polisi ini merebahkan tubuhnya.

Menikmati sensasi dingin lantai gymnasium yang menyengat di kulit.

Sepi sekali.

"Aomine-kun."

Telinga nya seolah menegak. Barusan ada yang memanggilnya kan? Iya ..kan?

Dengan buru-buru ia mengubah posisinya menjadi duduk bersimpuh. Menoleh kesana-kemari mencari suara seseorang yang memanggilnya.

...hantu? tidak.. tidak mungkin.. aha-ha-ha..

"Aomine-kun?"

"HIYAAAAAAA! AMPUNI AKU! JANGAN MAKAN AKU, KUMOHON! AKU AKAN MELAKUKAN APA SAJA! TAPI JANGAN MAKAN AKU! AKU BELUM PERNAH MENYENTUH DADA MILIK MAI-CHAN! TOLONG AMPUNI AKU! AKU AKAN MELAKU—"

Aomine bersimpuh, menutup telinganya seraya berteriak keras-keras.

"Ini aku, Aomine-kun."

"H-HUH?"

Mengangkat wajahnya. Melihat Kuroko Tetsuya yang ikut terduduk didepannya dan membawa sebotol minuman isotonik dan juga handuk kering.

"Doumo."

"TE-TETSU?!"

"Ha'i?"

Aomine menghela nafasnya keras-keras.

"Kau mengagetkan ku saja, Tetsu." Pundak milik pemuda dim itu melemas. Mengelus pelan dadanya.

"Sumimasen."

"Aku masih belum terbiasa dengan hawa keberadaanmu yang unik itu, ha-ha." tertawa hambar.

Jika ini berada di dunia komik, mungkin ekspresi Aomine akan nampak gloomy dengan garis-garis ungu melingkupi kepalanya.

"Ha'i, ini."

Kuroko memberikan satu botol minuman dan handuk yang dibawanya.

"Untukku?"

"Ha'i."

"Uwo! Sankyuu na, Tetsu."

Kuroko mengangguk pelan. Tersenyum tipis.

Aomine menerima pemberian Kuroko dengan senang. Terburu-buru ia menenggak minuman isotonik itu, sehingga—

"..uhuk—uhuk..gah!"

—tersedak.

"A-aomine-kun. Minumlah dengan perlahan."

"uhuk—uhuk.." Aomine menepuk-nepuk dadanya kalap. Tenggorokannya terasa terbakar.

Sementara Kuroko membantunya menepuk pelan punggungnya.

"...h-ha.. mengerikan. Tenggorokan ku sakit. Ergh—rasanya minuman itu seperti akan mengalir keluar melewati hidungku.. uhuk—"

"Lain kali jangan seperti itu lagi, Aomine-kun. Kau ceroboh sekali."

"Ha'i ha'i~" Aomine mengibaskan tangannya.

Netra dark blue nya melirik jam dinding yang menempel permanen di gym Teikō.

[19.07]

"Oi, Tetsu. Mau pulang bersama?"

"H-huh? T-tentu."

"Baiklah, tunggu sebentar disini. Aku akan mengganti bajuku."

"Ha'i."

Tidak sampai 10 menit Aomine telah selesai mengganti bajunya.

"Oi, Tetsu. Ayo pulang."

"Ha'i."

Setelah mengunci gym yang barusan dipakai Aomine berlatih dan mengembalikan kuncinya di ruang guru. Mereka pun pulang.

"Na, Tetsu. Dimana yang lain?"

"Um.. maksudmu, Akashi-kun dan yang lain?"

"Ya, siapa lagi?" Aomine terkekeh.

"Etto.. bagaimana menjelaskannya ya? Akashi-kun masih ada disekolah bersama dengan Midorima-kun, mereka sibuk dengan tugas OSIS. Kise-kun, izin pulang lebih cepat dan tidak mengikuti latihan karena ada pemotretan—"

"Cih." Aomine mendecih kesal. Hatinya berkata, apa bagusnya si kuning berisik itu hingga ada agensi yang mau menerimanya menjadi model.

"Lalu, Murasakibara-kun dia latihan sebentar setelah itu menghilang. Sepertinya ia pergi ke minimarket untuk membeli camilan?"

"Dasar, titan ungu tukang makan. Memang Akashi tidak menghukumnya?"

"Um. Kurasa tidak, Murasakibara-kun sudah mendapatkan izin Akashi-kun."

"Heh, aku tak menyangka. Akashi itu baik juga ternyata."

"Jangan menilai orang dari penampilannya, Aomine-kun. Akashi-kun memberi kita latihan yang keras juga demi klub basket Teikō 'kan?"

"Yaya.. aku tahu."

Mereka terus mengobrol, membicarakan hal apa saja tentang basket dan tentu saja sedikit tentang majalah kesukaan Aomine.

Mereka berhenti di persimpangan jalan.

"Baiklah, kalau begitu aku lewat sini. Jaa Tetsu, hati-hati."

"Ha'i. Aomine-kun juga."


Pagi hari di kediaman keluarga Kuroko.

"Tetsuya? Sudah membawa bekal yang Kaa-san siapkan?"

"Sudah, Kaa-san."

Kuroko mengambil sebuah kotak makan yang dibungkus kain berwarna biru muda polos.

Netra sewarna langitnya melirik kearah kalender fokus dengan sebuah tanggal yang telah dilingkari oleh spidol berwarna merah.

31 Agustus? Hari ulang tahunnya Aomine-kun.. souka.. hari ini.

Tersenyum kecil, ia pun segera melangkah keluar rumahnya.

"Kaa-san, Ittekimasu."

"Itterashai, Tetsuya. Hati-hati ne?"

"Ha'i."

Masih pagi, sepanjang perjalanan menuju Teikō ia berpikir, hadiah apa yang akan diberikannya untuk Aomine?


Skip time.

"Semuanya berkumpul! Latihan hari ini selesai. Kalian semua boleh pulang, kecuali ..first string. Kalian tetap disini."

"He~ mana boleh begitu, Akashi-cchi! Aku capek-ssu. Ingin pulang-ssu."

"Aku setuju dengan Kise-chin kali ini, Aka-chin. Aku ingin membeli maiubo limited edition di konbini dekat stasiun."

"Aku juga setuju dengan Kise nanodayo. T-tapi, bukan berarti aku lelah atau semacamnya—aku hanya—"

"Argh! Urusee na. Aku mau latihan di gym sebelah. Selama tidak pulang tak apa kan?"

"Tentu saja, Aomine."

"Baiklah. Jaa."

"Sou ya, Aomine—kembali kemari pukul 7 mengerti? Kita akan adakan latih tanding."

Kedua alis Aomine bertautan.

Latih tanding malam-malam?

"Wakatta yo."

Aomine pun berlari sambil menenteng bola basketnya.


"Jadi, apa yang akan kita lakukan? Kuroko-cchi?"

"Etto.. sebelumnya aku berterima kasih kepada kalian semua yang setuju dengan acara kejutan untuk ulang tahun Aomine-kun."

"Aku hanya mengikuti yang lain. Bukan berarti aku setuju nanodayo."

"Tentu saja, Kuroko. Tak masalah."

"Dan juga.. aku tidak menyangka dengan skenario akting seperti itu, Aomine-cchi mau memisahkan diri dari kita?"

"Itu bukan skenario, Kise-chin."

"Itu kejadian yang tidak terduga, nanodayo."

"Hm. Benar juga." Akashi mengangguk.

"Sebenarnya, aku belum memikirkan bagaimana caranya membuat Aomine-kun sibuk tanpa mencurigai kita. Namun, sepertinya tidak perlu."

Kau belum memikirkannya hah? Kuroko?!

Keempat pria warna warni disana seketika sweatdrop dengan latar belakang garis-garis ungu, sangsi.

"Um.. kalian sudah menentukan kado yang akan kalian beli?"

"Ah, kalau itu aku sudah-ssu~ hehe~ aku akan memberikan Aomine-cchi majalah ku yang terbaru-ssu! Lengkap dengan tanda tanganku!"

"Aku memberikannya satu kotak maiubou beraneka rasa untuk Mine-chin."

"Aku memberikan lucky item Virgo untuk Aomine, nanodayo. Karena peruntungan Virgo hari ini tidak begitu bagus. Jadi, aku memberikannya lucky item. Tapi, Bukan berarti aku peduli padanya nodayo."

"Aku membelikannya figur basket NBA. Aku tidak tahu apa yang disukai Aomine. Tapi aku harap ia menyukai hadiah dariku."

Sasuga! Akashi-sama! Holang kaya memang beda!

Ketiga lainnya plus Kuroko Tetsuya langsung bergidik.

"Um, lalu.. Kuroko-cchi memberikan apa?"

"Etto.. bukan hadiah yang mahal, tapi aku memberikannya sepasang wrist band untuknya."

Kuroko menunjukkan sepasang wrist band berwarna navy blue dengan corak garis putih ditengahnya.

"Wah~ sungguh hadiah yang simpel-ssu!"

Dan ketiga yang lain ikut mengangguk, mengiyakan Kise.

"Lalu, bagaimana dengan kue ulang tahun nya, nanodayo?"

"Ah.. soal itu, aku sudah menyuruh Momoi untuk membuatnya."

"MO-MOMO-CCHI?! | SAT-CHIN?! | MOMOI-NANODAYO?! | Momoi-san?"

Kise, Murasakibara, Midorima berteriak bersamaan. Minus Kuroko, ia tetap kalem.

"A-akashi-cchi? Kau sudah gila?! Kau tidak tahu bagaimana rasanya masakan Momo-cchi?"

"Mengingatnya saja, membuat perutku terasa sakit—uh." Murasakibara mengelus perutnya.

Midorima mengerenyitkan dahinya. Ia bersumpah tidak akan mau mencoba apalagi memakan masakan Momoi.

Tidak setelah saat itu, mengingatnya membuat Midorima mual.

Kuroko tetap memasang ekspresi defaultnya.

"Ah.. aku tidak memikirkan nya sampai kesana.." Akashi mengerjapkan matanya.

"Akashi-cchi.. kenapa-ssu!"

"Ah, tapi aku tidak menyuruhnya untuk membuat kue ulang tahun. Aku menyuruhnya memesan di toko kue."

Jelas jelas tadi kau bilang, menyuruh Momoi |Momo-cchi | Sat-chin, membuatnya?!

Ketiga yang lainnya berteriak dalam hati. Tidak dengan Kuroko.

"Benarkah? Aka-chin? Kalau begitu, aku jadi ingin mencobanya~"

"Ya."

"Ha'i, baiklah kalau begitu."

Mereka mulai mendekorasi sudut gym dengan meja kecil, balon dan juga pernak pernik. Tak lupa menyiapkan beberapa confetti untuk memeriahkannya.


"Akashi-kun? Bagaimana dengan Momoi-san?"

"Tadi dia meng-email ku. 5 menit lagi akan sampai."

"Ha'i."


"Minna~ aku sudah membawa kuenya lho~"

Dengan wajah sumringah dan langkah agak terburu-buru, Momoi melangkah memasuki gym.

"Sat-chin. Jangan berlari."

"Ehehehe~" Momoi tertawa pelan mendengar Murasakibara mengomentarinya.

"Kalau begitu, kau bisa meletakkan kuenya disini. Momoi-san." Kuroko menunjuk meja yang telah didekorasi dan terdapat beberapa kado yang telah dibungkus rapi.

"Ha'i~ Tetsu-kun."

Momoi meletakkan kotak karton berisi kue ulang tahun itu perlahan.

"Baiklah. Kita tinggal menunggu Aomine datang kesini saja. Pukul berapa sekarang, Midorima?"

"06.50 PM, Akashi."

"Baiklah-ssu, masih ada waktu 10 menit."

"Ne~ apakah lampunya perlu kita matikan?" Murasakibara memegang saklar lampu.

"Uwo! Boleh Mukkun, matikan saja! Pasti terasa lebih menegang—"

Suara Momoi terpotong dengan suara derap langkah yang kian mendekat.

"Oi, ada yang datang! Murasakibara! Matikan lampunya nanodayo, itu pasti Aomine."

"Ha'i~"

Tep!

Lampu dimatikan, keadaan gymnasium itu menjadi gelap gulita. Murasakibara segera berjalan menuju kearah yang lainnya.

Greek!

"Are? Gelap sekali? Bukankah tadi Akashi menyuruhku kembali kesini? Ah, apakah aku pulang saja?"

Aomine menguap, iris dark blue nya menangkap sesuatu.

Majalah?Ia dapat melihat benda itu karena ada cahaya samar dari celah pintu yang terbuka.

Majalah.. bergambar.. wanita? MAI-CHAN?!

Dengan tergesa-gesa, Aomine mencari saklar lampu dan menyalakannya.

Tep!

"MAI-CHA—"

"Aomine-kun | Aomine-cchi | Mine-chin | Aomine | Dai-chan | Aomine, Tanjoubi Omedetou!"

Kuroko, Kise, Murasakibara, Midorima, Momoi, dan Akashi berteriak pelan bersamaan dengan letupan confetti di udara.

"Ka-kalian.. memangnya hari ini aku ulang tahun?"

"HAH? KAU SENDIRI YANG ULANG TAHUN KENAPA TIDAK INGAT-SSU?!"

"Lihat tanggal di ponselmu, Aomine-kun."

Setelah Kuroko mengusulkan hal itu, Aomine dengan cepat melihat kalender di ponselnya.

31 Agustus. Benar, hari kelahirannya.

"Ahaha.. ternyata benar.."

"MOU! DAI-CHAN, BAGAIMANA BISA KAU MELUPAKAN HARI KELAHIRAN MU SENDIRI?"

"Warui.. warui..tapi.. ini kejutan yang indah sekali.. aku senang. Terima kasih, kalian semua."

Aomine menampilkan cengiran andalannya. Berjalan pelan menghampiri mereka. Tak lupa mengambil majalah—ehem—yang tergolek di lantai gym tadi.

"Ini, idenya Kuroko-cchi lho~ Aomine-cchi?"

"Maji ka?"

"Ha'i, Aomine-kun."

"Aku tak menyangka. Arigatō, Tetsu." Aomine menepuk pelan kepala Kuroko.

"Ha'i, Dōitashimashite." Kuroko tersenyum manis.

Deg!

Jantung Aomine mendadak berdebar.

"Dai-chan~ ayo tiup lilinnya!"

Momoi sudah menyalakan lilin yang ada diatas kue itu.

"Jangan lupa, buat permintaan mu dulu, Aomine." Akashi menambahkan.

Aomine menurut. Ia mengatupkan kedua tangannya. Berdoa didalam hatinya.

Kami-sama.. aku mencintai basket lebih dari apapun.. berikan lah aku lawan yang kuat. Aku akan dengan senang hati mengalahkannya.

dan juga.. aku ingin tahu apa artinya perasaan yang kurasakan tadi saat melihat senyum Tetsu.

Fuh!

Lilin pun mati.

Aomine tertawa.

"Arigatō na, Minna! Ini ulang tahun terbaik yang pernah kualami!"


End.


Ao-chan persembahkan cerita ini khusus untuk Aomine. Love you, darling

Hell yeah. Ao-chan baru bikin ini cerita tadi jam setengah 9 malam.

Yeah! Mumpung belom lewat tengah malam, Ao-chan bakal post ini fic.

Setidaknya masih ada beberapa menit sebelum tengah malam.

One more : HAPPY BIRTHDAY, DAIKI. OUR BLACK PANTHER

Last. Mind to review?

💙Shin Aoi


Omake.


"Lihat apa yang kuhadiahkan padamu, Aomine-cchi! Kau pasti akan sangat berterima kasih padaku!"

Aomine hanya mendelik.

"Aku akan lebih senang kalau kau tidak memberiku apapun, Kise."

"Aomine-cchi, HIDOI-SSU!"

"Ini lucky item untuk zodiak mu, Aomine." Midorima menyodorkan lucky item itu.

"Ah.. um, terima kasih.. Midorima. Tapi.. KENAPA HARUS RAKET NYAMUK?! ADA ADA APA DENGAN AHO-ASA ITU."

"OHA-ASA NODAYO. BUKAN AHO-ASA." Midorima murka.

"Mine-chin~ ini untuk mu~" Murasakibara menyodorkan sekotak Maiubou aneka rasa.

"Ah—aku bersyukur, kau memberiku hadiah yang normal. Murasakibara."

"Aomine, ini hadiah dari ku." Akashi menyodorkan figur NBA dari James LeBron pemain dari tim Cleveland Cavaliers.

"A-akashi?! I-ini.. bukankah ini terlalu mahal?!"

"Tidak usah dipikirkan." Balas Akashi.

Ho-holang kaya!Aomine membatin, facepalm.

"A-Aomine-kun.. ini hadiah dari ku untukmu."

"Wah! Wrist band! Ini keren Tetsu! Arigatō na! Aku pasti akan selalu memakainya disetiap pertandingan basket ku!"

Aomine mengacak surai biru muda Kuroko gemas.

Pssh!

Yang dilakukan Aomine membuat Kuroko merasa senang bukan main. Seperti ada berjutaan kupu-kupu yang terbang di perut nya.

Ia merona.

Aomine melihat respon dari Kuroko seketika berteriak didalam hatinya.

MANIS SEKALI!

"Sama-sama Aomine-kun." Kuroko tersenyum.

"Dai-chan! Ayo makan kue yang telah ku bu—maksudku ku pesan!"

"Ho.. terlihat enak. Kau memesannya dimana, Satsuki?"

"Etto.. ehehe.. di cafe Hoshizora dekat stasiun."

"Aku ingin mencoba nya Sat-chin~"

Tangan Murasakibara terulur untuk mengambil satu potong kue itu.

"Silakan, Mukkun~"

"Oi! Yang ulang tahun kan aku! Kenapa kau yang memakannya?!"

Memilih mengabaikan protesan Aomine, Murasakibara memilih untuk memasukkan potongan kue itu kedalam mulutnya.

Nyam!

"?!"

Bruk!

Seketika Murasakibara tumbang.

"APA YANG KAU MASUKKAN DALAM KUE INI SATSUKI!?" Aomine meraung.

"Ehehe.. aku sedikit mencampurnya dengan resep rahasiaku~ tehe."

"Tehe janee yo! Baka!Kau mau membunuhku?!"

"Gomen -tteba! Mou!" Momoi mempoutkan bibirnya.

"...ra-sanya.. menge-rikan."

Murasakibara pun kehilangan kesadaran.

"MURASAKI-CCHI?! JANGAN PINGSAN-SSU" Kise berteriak.


"Sou ya.. bukankah tadi tidak ada yang membeli majalah Mai-chan kesukaan Aomine, nanodayo?"

"Kuroko-cchi? Kau yang membeli majalah itu?"

"Tentu tidak, Kise-kun aku belum cukup umur. Lagi pula aku tidak akan pernah memebelinya sampai kapanpun."

"Siapapun itu, aku sangat berterima kasih sekali! Majalah ini berisi kompilasi foto foto limited Mai-chan! Sangat menakjubkan!"

Aomine memeluk majalah itu dengan erat.

"Oh, majalah itu. Aku yang membelinya." Akashi mengedip polos.

"JADI KAU YANG MEMBELINYA? AKASHI-CCHI | AKASHI | AKA-CHIN | AKASHI | AKASHI-KUN?!"

Kise, Aomine, Murasakibara, Midorima dan Momoi refleks berteriak. Background petir yang menyambar-nyambar terlihat dibelakang mereka.

"Akashi-kun.. aku tidak menyangka..ternyata kau—"

Kuroko facepalm.


End of Omake