ARK Proudly Present

"HATE AND (To be a) LOVE"

Naruto Belongs to MK

.

.

Warning : Vote and Support SasuFemNaru .

.

.

Eps 1

.

.

Yacht mewah itu berlayar dengan gagah dilautan. Yacht milik pribadi Uciha Sasuke yang ia beri nama Blue Sky. Seperti namanya, Yacht itu berwarna biru langit.

"Kau menyukainya?"

Suara berat dan dingin yang khas menyentak lamunan seorang gadis pirang yang saat ini sedang menikmati angin sejuk pagi hari lautan. Tak perlu menolah kebelakang, tangan berotot yang kini melingkari perutnya tentu saja adalah kekasihnya, Uchiha Sasuke.

Gadis itu mengangguk dalam diam seraya tersenyum begitu manis dan tulus, seakan mengatakan bahwa ia begitu menyukainya dan berterima kasih.

Mereka terdiam untuk beberapa saat seraya menikmati aroma lautan yang begitu disukai oleh gadis itu. Pelukan Sasuke menguat memberikan perasaan yang semakin membuncah bagi gadis beruntung itu, merasa ia begitu dicintai oleh Uchiha Sasuke.

"Ya."

'Aku sangat bahagia'

Pria itu telah menjadi kekasihnya selama satu bulan, dan selama itupula ia merasa begitu dicintai. Sebuah perasaan yang selama ini ia duga tidak pernah ia dapatkan dari siapapun, mengingat siapa dirinya. Uchiha Sasuke adalah pria idaman semua wanita. Parasnya begitu tampan, hidung mancung dengan mata hitam legam yang dapat meluluhlantahkan setiap wanita yang bertatapan dengannya. Kulitnya seputih porselen tanpa cacat namun begitu menguar kemaskulinan pada wajahnya. Sempurna. Uchiha Sasuke juga salah satu pewaris Uchiha yang berotak jenius, siapapun pasti akan memujanya.

'Rasanya seperti mimpi' lirihnya dalam hati. Ia mengusap lembut lengan lelaki yang ia cintai kemudian perlahan ia melepaskan tangan yang melingkari perutnya. Sasuke hendak protes tidak suka. Namun kemudian gadis itu terkekeh tanpa suara. Gadis itu berbalik kemudian mengecup ringan pipi Sasuke. Setelahnya Sasuke dapat melihat wajah gadis polos itu memerah, malu.

Tanpa perlu bicara Sasuke tahu gadisnya sedang mengungkapkan kebahagiaannya saat ini. Sasuke tersenyum kemudian tanpa menunggu lama, tangan besarnya meraih tengkuk gadis itu dan menciumnya lembut dan dalam. Sukses menghanyutkan seorang Uzumaki Naruto.

Ya, dia adalah Uzumaki Naruto. Serang gadis muda terbilang bertubuh mungil—dibandingkan gadis pada umumnya. Ia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik dan cerdas. Ia mempunyai rambut pirang yang berkilau panjang. Bibir yang tipis dan bola mata biru yang bersinar-sinar seperti ayahnya, Minato Namikaze. Namun, begitu gadis itu tersenyum maka semua orang akan melupakan segala sesuatu kecuali senyumnya.

Termasuk Uchiha Sasuke. Pria dingin tak berperasaan. Terkenal sering memainkan para wanita cantik dan menyakiti mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa tingkat akhir Konoha University jurusan Tehnik Industri itu adalah lelaki yang kejam. Namun, disisi lain sangat seksi dan kaya raya. Pamornya sudah diketahui seluruh mahasiswa Konoha, bahwa Uchiha Sasuke takkan bertahan dengan satu wanita dalam kurun waktu dua minggu, setelahnya ia akan menggandeng wanita cantik baru. Sialnya, tidak ada wanita yang kapok dengan pemuda ini. Mereka akan kembali mengemis cinta sang Uchiha. Sedangkan wanita diluar sana yang belum terjamah oleh pemudi ini seakan mengantri barisan dengan senang hati. Uchiha dan pesona sialannya itu.

Begitulah. Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini. Termasuk Uzumaki Naruto.

Dia adalah gadis miskin. Ia lahir di Suna Hospital. Karena keterbatasan ekonomi ia dan ibunya sering berpindah dari kota satu ke kota lain. Alasannya adalah karena seringnya Kushina berganti pekerjaan. Dari apartemen kumuh ke apartemen kumuh lainnya. Hingga saat ia masuk Taman kanak-kanak, waktu itu usianya lima tahun, ia sering diejek oleh teman-temannya karena ia setiap hari memakai tas, sepatu dan baju yang sama. Tentu saja Naruto melawan, ia adalah gadis berani. Akan tetapi selalu berakhir Naruto dimarahi guru. Kalau saja Naruto bukan anak yang cerdas, mungkin sekolah tidak akan segan mengeluarkannya. Sebagai pertahanan dirinya agar tidak dibully, Naruto selalu melawan. Namun dampaknya ia menjadi tidak memiliki teman. Ia dijuluki anak miskin yang sombong. Keadaan seperti itu bertahan sampai Naruto memasuki sekolah dasar. Dengan keadaan seperti itu, tidak membuat Naruto lemah dan putus asa. Justru hal tersebut menjadikannya sebuah motivasi. Ia harus menjadi gadis yang kuat, untuk ibunya. Kemudian menjadi wanita yang sukses untuk membahagiakan Ibunya. Keadaan mereka serba kekurangan, bahkan seringkali mereka hanya makan satu kali sehari. Naruto membenci keadaan dimana ia melihat ibunya banting tulang. Naruto diberitahu Kushina bahwa ayahnya telah meninggal dan ia mempercayai cerita itu. Tapi ketika usianya beranjak tiga belas tahun ia menemukan sebuah album foto secara tidak sengaja. Foto orang yang sekilas mirip ibunya bersama dengan sekelompok orang tidak dikenal.

"Siapa orang-orang ini?" Naruto sempat bertanya. Dan Kushina pun menyadari bahwa waktunya telah tiba. "Naruto, apakah kau mau berjanji untuk tidak membenci Ibu dan Ayah?" Tanya Kushina dengan lembut. Naruto tidak mungkin membenci orangtuanya. Kemudian Kushina menceritakan semuanya. Itu foto keluarganya. Kenyataan bahwa Naruto masih memiliki seorang ayah adalah sesuatu yang menakjubkan untuk Naruto. Ayah Naruto bernama Namikaze Minato. Dia adalah seorang pengusaha kaya raya yang bergerak pada bidang property. Wajahnya tak asing karena sesekali mengihasi majalah atau Televisi. Sangat tampan dan berkharisma. "Lalu, siapa mereka Ibu?" Naruto kecil menjunjuk pada dua anak, laki-laki dan perempuan. "Mereka kakakmu, Namanya Kurama dan Karin." Lagi-lagi Naruto kecil takjub, senang sekali. Bukan hanya memiliki ayah tapi dia memiliki dua kakak yang tampan dan sangat cantik. Seperti ibunya, rambut mereka berwarna merah. Naruto menjadi tidak sabar ingin bertemu dengan mereka. "Lalu, apakah ini ibu?" Naruto kembali bertanya dengan nada yang tidak yakin, kerana wajahnya bernar-benar berbeda. Hanya rambut mereka yang sama. Senyum lembut Kushina segera berganti menjadi senyuman yang paling menyedihkan yang pernah Naruto lihat. Hatinya tiba-tiba merasa tidak enak. "Dia Senju Sara, saudara Ibu, Kakak kandung Ibu. Bibimu-,"Kushina menarik napas seperti mencari kekuatan dan melanjutkan, " sekaligus ibu tirimu."

Sejak saat itu Naruto tidak pernah bertanya lagi. Dia juga kehilangan keinginan untuk bertemu dengan ayah dan kakak-kakanya atau keluarga besarnya. Dia sangat kecewa. Dia marah. Tapi tidak sampai hati untuk marah kepada ibunya. Kushina bahkan menangis hebat manakala sang anak memeluknya erat kemudian meminta maaf. "Maafkan Naru ibu, karena Naru ibu menjalani hidup yang menderita. Karena ibu memilih Naru, ibu kehilangan semuanya." Kushina menggeleng kuat. "Tidak. Tidak, sayang. Kamu tidak salah. Salah ibu yang mencintai ayahmu. Naru adalah malaikat ibu. Segalanya bagi Ibu."

Kushina telah menceritakan semuanya. Diumur tiga belas tahun, Naruto harus menerima kenyataan pahit bahwa satu-satunya orang yang menginginkan kehidupannya hanya Uzumaki Kushina, atau kini ia tahu marga sang ibu yang sebenarnya, Senju Kushina. Keluarga ibunya tentu kaya raya. Senju Corp adalah perusahaan paling besar di Jepang. Kini Naruto tahu alasan sebenarnya mereka sering kali berpindah tempat. Kushina melakukannya untuk melindungi Naruto. Semuanya, menginginkan kematiannya, mungkin termasuk ayahnya. Naruto adalah aib besar bagi Senju dan Namikaze. Kushina menjalin cinta terlarang dengan suami kakaknya. Hingga Naruto ada. Kushina memilih kabur dan menginggalkan keluarga dan laki-laki yang dicintainya. Sampai umur Naruto enam belas tahun, hidup mereka baik-baik saja tetapi seakan badai tidak berhenti datang bagi Naruto. Waktu itu saat Naruto sedang istirahat sekolah, gurunya tiba-tiba menghampiri dengan wajah pucat pasi. "Naruto, Ibumu mengalami kecelakaan kerja dan tidak dapat diselamatkan." Dunia Naruto hari itu hancur. Seakan seluruh kehidupannya dibawa Kushina kedalam peristirahatan terakhirnya. Tidak ada yang menemani Naruto saat itu. Ia sendirian menangis dengan sangat menyedihkan. Bahkan untuk pemakaman Kushina tidak ada satupun yang mengantarkannya, selain Naruto. Kehidupan Ibunya yang menyedihkan. Naruto sempat berfikir untuk mengakhiri hidupnya, namun ia urungkan niatnya karena ia mengingat pesan mendiang Ibunya.

"Naruto, hiduplah dengan bahagia. Jangan buat ibu merasa gagal menjadi orang tua karena melihatmu menderita dan bersedih terus menerus. Hiduplah dengan laki-laki yang kau cintai dan mencitaimu. Berikan ibu cucu yang lucu. Tapi, tak usah terburu-buru. Nikmatilah hidupmu selama kau bisa bersama sahabatmu. Jangan sia-siakan waktumu dengan kesedihan. Dan jangan pernah mencari keluargamu."

Tentu saja ia harus hidup dan bahagia. Ia tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Kushina sampai sejauh ini. Dipusara Ibunya Naruto berjanji. "Aku berjanji Bu, Ibu tidak akan pernah menyesal melahirkanku."

"Kau melamun?"

Naruto tersenyum masam. Kemudian membalas, "aku hanya sedang mengingat masalalu." Netra birunya kembali kelaut kemudian mengalihkan matanya untuk memandang langit yang cerah beberapa saat sebelum berbalik untuk memeluk kekasihnya lalu tersenyum tulus dan bergumam dalam hati. ' Ibu Aku sudah bahagia. Aku, menemukan laki-laki yang mencintaiku dan kucintai. Terima kasih Ibu sudah melahirkanku.'

"Kenapa kekasihku mendadak manja?" Sasuke berkata dengan nada geli namun tak ayal tangannya segera membalas pelukan sang kekasih lebih erat.

Naruto memasang wajah lucu. Merenggut, pura-pura kesal. Sasuke selalu menyukainya. "Kenapa aku seperti dilarang untuk bermanja kepada kekasihku sendiri?" balasnya.

"Hn." Sasuke menyeringai. Naruto memutar bola matanya.

"Chk, dasar Teme." Walaupun Naruto berkata ketus, namun ia tak bisa menolak saat lagi-lagi sang kekasih menciumnya. Naruto sudah terbiasa dengan kebiasaan Sasuke yang tidak pernah absen barang setiap ada kesempatan untuk mencuri sebuah ciuman. Uchiha dan segala pesona sialannya.

Sasuke mengajak Naruto berkeliling kapal. Ia senang memamerkan Yacht kebanggannya itu. Blue Sky memang menakjubkan. Master suitenya sangat mewah. Selain ruang tidur ada juga ruang duduk dan ruang kerja. Disamping ruang duduk yang diisi dengan peralatan canggih dan sofa yang sangat terlihat menggiurkan untuk tempat bermalas-malasan terdapat pintu terbuat dari kaca yang mengubungkan master suite dengan teras diluar. Naruto menyukainya. Ia asing dengan semua kemewahan ini, namun ia berusaha untuk tidak bertingkah kampungan didepan Sasuke.

"Kau pasti lelah," ujar Sasuke mengalihkan pandangannya kepada Naruto setelah ia mengotak-atik ponselnya sebentar. Sepertinya sebuah pesan.

"Hmm.." Naruto bergumam. "Tapi sepertinya aku lapar, Suke. Apa ada sesuatu yang bisa kumakan disini?"

"Aku harus menghubungi sesorang dulu, " katanya menjelaskan sebelum menjawab pertanyaan Naruto. "Mungkin ada beberapa cemilan dipantry, kau tinggal meminta pada orangku disana." Jelasnya. Naruto mengangguk. Sasuke melanjutkan, "Jangan terlalu kenya ng. Karena kita akan makan siang ditempat yang istimewa."

Alis Naruto naik. "Wow, apakah kau akan mengajakku makan siang yang romantis?" tanyanya menggoda.

Sasuke menyeringai. "Tentu. Akan kupastikan kau semakin dalam mencintaiku."

Naruto mendengus. "Dasar Uchiha," bisiknya.

Setelahnya Sasuke keluar dan kembali memasang ponselnya disamping telinganya. Hal tersebut akan memakan waktu paling sedikit lima belas menit sebelum Sasuke kembali. Naruto sudah biasa. Sasuke akan menghilang jauh dari Naruto jika ia menerima sebuah panggilan. Naruto tidak pernah curiga, karena Sasuke pernah menjelaskan bahwa panggilan yang diterimanya kalau tidak dari pembimbing skripsinya, maka dari keluarganya. Naruto tidak mempermasalahkan sikap Sasuke tersebut. Toh Sasuke telah berjanji tidak akan menjadi pria brengsek lagi. Ia akan berubah demi Naruto. Dan Naruto percaya.

Sebelum Naruto mencari makanan di pantry untuk mengganjal perutnya, ia memerhatikan ruang duduk terlebih dahulu. Kakinya melangkah kearah sofa yang sejak tadi menarik perhatiannya. Nyaman sekali, batinnya setelah mendudukkan diri di sofa empuk berkeliling, untuk para tamu tersedia enam kabin mewah, masing-masing dengan panil–panil sutra yang dilukis tangan, jendela-jendela lebar, serta kamar mandi dan jacuzzi. Ruang santai yang luas didekorasi dengan kayu koa. Uchiha dan kekayaannya.

Ruang makan Blue Sky dapat menampung empat belas tamu. Digeladak bawah terdapat ruang fitness dengan peralatan lengkap. Yacht itu mempunyai pantry yang menyatu dengan tempat penyimpanan anggur berkualitas. Perabot kapalnya terlihat sangat mewah. Naruto bahkan tidak dapat membayangkan harganya. Maka ketika ia berjalan, ia begitu hati-hati. Parno sendiri jika ia melakukan hal ceroboh dan merusak salah satunya.

"Anda perlu sesuatu, Nona?" seorang pelayan menyentak Naruto kaget.

Naruto tersenyum kikuk. Disamping merasa kaget, ia juga merasa tidak enak dengan sikap pelayan tersebut. Sopan santun yang berlebihan. Naruto tidak terbiasa. "Ah.. Aku membutuhkan sedikit cemilan," katanya menyahut.

Sang pelayan tersenyum kemudia kembali membungkuk seraya bertanya kembali. "Baiklah. Saya akan mengambilkan anda lemon cake dan jus?"

"Lemon cake terdengar baik," kata Naruto ramah. "Jus jeruk saja," lanjutnya ketika ia melihat sang pelayan menunggu jawaban Naruto yang lain.

"Baik, Nona. Saya akan menyiapkannya segera. Anda bisa menunggu diruang duduk."

"Terima kasih. Mohon bantuannya, Paman."

Sang pelayan tertegun dengan keramahan dan kecantikan gadis didepannya. Selama ia bekerja dikeluarga Uchiha, jarang sekali ia mendapatkan perlakuan yang ramah. Lantas ia tersenyum tulus. "Sama-sama, Nona." Sang pelayan berlalu. 'Malaikat,' batinnya. Pelayan itu menerawang dan mengingat beberapa gadis yang pernah dibawa Sasuke. Ia mengernyit tidak suka. 'Tidak. Tidak. Nona Naruto benar-benar cantik dan baik hati. Tidak seperti wanita murahan yang selalu dibawa Sasuke-sama sebelumnya. Mereka senang memerintahnya dengan gaya sok sokan menjadi nyonya Uchiha,' pikirnya kesal.

"Semoga Nona Naruto menjadi yang terkahir," doanya setulus hati. Ia tersenyum saat mengingat bagaimana perlakuan berbeda Sasuke kepada Naruto. "Tidak pernah aku melihat padangan memuja Sasuke-sama kepada seorang wanita, kecuali Nona Naruto."

Ya, semoga yang terakhir.

Pelabuhan Ame lebih dikenal dengan nama Paradise-Small Japan. Pantai ini melengkung dari perbatasan Konoha- Suna sampai ke Tokyo. Pelabuhan Ame dikelilingi perairan biru yang berkilau. Blue Sky sedang mendekati Pelabuhan Ame yang dari kejauhanpun tampak mengesankan dengan bukit-bukitnya yang ditumbuhi pohon-pohon Sakura. Seperti namanya, memang seperti surga. Ebisu –pelayan, Sasuke dan Naruto tampak bersiap untuk menaiki sekochi. Naruto sendiri tampak tidak sebar untuk berlabuh ke pelabuhan yang cantik itu. Semuanya memandang kearah pantai.

"Kau sering ke pelabuhan Ame?" tanya Naruto.

"Hn. Beberapa kali." Tangannya dengan gaya gentlemen meraih tangan Naruto untuk membantu turun kedalam Sekochi.

Naruto tersenyum, wajah antusiasnya terlihat. "Wah.. Untuk apa?"

Tentu saja membawa gadis-gadis gatal itu, pikir Ebisu melihat interaksi mereka.

"Cerewet," sahut Sasuke. Ia melompat sempurna kedalam sekochi, membuat Naruto hampir jatuh karena tidak siap ketika keseimbangannya goyah. Namun dengan refleks, Sasuke segera meraih Naruto.

"Dasar menyebalkan."

Sasuke mendengus. "Hn. Aku tahu." Godanya senang saat melihat ekspresi kesal si pirang.

Diam-diam Ebisu tersenyum. Ia menyukai pasangan ini. Mereka sempurna tatkala keduanya berdiri bersisian dengan tangan Sasuke melingkar pada bahu gadisnya. Ya Tuhan, mereka seperti bersekutu untuk menghabiskan jumlah kecantikan dan ketampanan dunia ini. Tak heran begitu tiba di pelabuhan Ame pasangan itu sudah menarik banyak perhatian orang dengan penampilan fisik keduanya yang mencolok. Pelabuhan kecil itu memang menawan, dengan aneka toko yang berjajar ditepi jalan menuju keperbukitan. Puluhan perahu nelayan berjajar dipantai yang berbatu.

"Cantik sekali.." Takjub Naruto.

"Tidak lebih cantik darimu, Dobe."

"Teme!" Sasuke tidak pernah berhenti untuk menggodanya. Naruto salah tingkah.

Sasuke berpaling kepada Naruto. "Kita akan makan siang dipuncak hotel bukit itu. Kau akan menyukai pemandangan dari sana."

Naruto mengangguk. Mana mungkin ia menolak, lagi pula menolak seorang Uchiha hanya akan berakhir dengan perdebatan. Selain itu tempat ini asing untuk Naruto.

"Kau berangkat dulu, aku akan segera menyusul." Sasuke kembali mendapatkan sebuah panggilan pada ponselnya.

Naruto tidak banyak protes, lagipula ia diantar oleh Ebisu.

Sasuke benar. Pemandangan darisana sangat baik. Hotel Ame merupakan kebanggaan Ame, sebuah hotel dengan pemandangan luar biasa ke teluk bawahnya. Hotel tersebut didatangi oleh orang-orang yang sangat kaya, dan selalu menjaga reputasinya dengan ketat. Uchiha Sasuke dan Uzumaki Naruto bersantap siang diteras.

"Aku akan memesan menu Italy. Tidak masalah bukan?" Tanya Sasuke.

"Terserah, lagipula aku tidak tahu makanan apa disini yang paling lezat," katanya menimpali. Tidak mungkin ada ramen juga ditempat seperti ini, pikirnya. Naruto hanya tahu makanan yang paling enak adalah ramen dengan toping naruto dan telur yang banyak.

Sasuke memanggil seorang pelayan laki-laki. "Kita mulani dengan malloreddus." Keping-keping adonan tepung terbuat dari gandum. "Lalu porcepeddu." Daging babi yang dimasak dengan aneka rempah-rempah. "Untuk minumnya, satu anggur Vernaccian dan Jus Jeruk." Sasuke nampak berpikir sebentar. " Untuk hidangan penutupnya kita makan sebbadas." Gorengan berisi keju dan parutan kulit limau dilapisi madu pahit yang sangat langka.

"Baik, Tuan." Sang pelayan mencatan menu makan siang mereka nampak terkesan.

Naruto menghabiskan makan siangnya dengan lahap. Sasuke benar-benar pandai memilih menu makan siang mereka. Naruto merasa sangat beruntung memiliki kekasih seperti Sasuke. Pria seksi itu tahu bagaimana memanjakan seorang wanita. Pantas saja banyak wanita cantik yang tergila-gila, pikir Naruto.

'Mungkin akupun salah satunya,' gumam Naruto dalam hati. Gadis pirang itu menatap kekasihnya. Mendapati kekasihny sedang tersenyum sensual.

"Kita kembali ke Yacht," katanya berat.

"Ya."

Mereka kembali ke kabin. Entah menggunakan sihir apa, sehingga Naruto tidak kuasa menolak pesona pria seksi itu. Ketika sang Uchiha menanggalkan semua pakaiannya tidak ada sedikitpun penolakan dalam dirinya. Ia seakan mendamba segala sentuhan dari sang Uchiha. Pria raven itu sangat berpengalaman diatas ranjang, penuh gairah dan terampil. Sasuke tidak sabar menanggalkan semua pakaiannya yang mengganggu. Ia kembali mencumbu kekasih cantiknya. Akibat egonya yang besar, ia memperhatikan kepuasan wanita yang menemaninya daripada kepuasannya sendiri. Disamping itupula Sasuke cukup keget mengetahui kekasihnya adalah seorang perawan. Ia begitu senang, maka dari itu ia begitu berhati-hati. Tidak akan merusak pengalaman pertama Naruto. Ia tahu cara merangsang titik-titik erotis seorang wanita, dan permainnanya menyerupai simfoni sensual yang mengantarkan lawannya kedalam puncak kenikmatan yang belum pernah Naruto rasakan.

Mereka menghabiskan sore hari sampai melewatkan waktu makan malam. Naruto tidak tahu Sasuke ternyata tidak bisa berhenti menikmati tubuhnya seperti itu. Tenaga Naruto terkuras habis setelah mereka bercinta. Ia bahkan tidak punya kekuatan untuk bangun. Seluruh tubuhnya merasa linu, apalagi bagian prbadinya. Tapi Naruto sangat bahagia, ia tidak menyesal menyerahkan mahkota hidupnya kepada Sasuke. Orang yang dicintainya. Lagi pula ia merasa sangat puas. Naruto tidak tahu ternyata bercinta memang senikmat itu.

"Aku pasti sudah gila," bisiknya geli sendiri.

Karena kelelahan akhirnya mereka tertidur dan benar-benar melewatkan makan malamnya. Tepatnya jam sembilan malam, ponsel Sasuke tidak berhenti bergetar. Sasuke akhirnya bangun dan segera memakai pakaiannya ketika melihat siapa yang meneleponnya. Pria itu meninggalkan kekasihnya yang sedang tertidur pulas. Ia akan menerima panggilan teleponnya.

Setelah benar-benar memastikan Sasuke tidak ada dikabin, iris biru itu menampakkan keindahannya.

"Namikaze Karin," bisiknya menyebutkan nama pemanggil yang tertera pada ponsel Sasuke, Kekasihnya. Sebelum Sasuke bangun, diam-diam Naruto bangun terlebih dahulu dan mengintip siapa gerangan yang terus menerus menelepon. Untuk kemudian ia kembali pura-pura tidur setelah menyadari pergerakan Sasuke. Ia pun segera bergegas untuk mengikuti Sasuke diam-diam.

Entah kenapa hatinya merasa tidak tenang.

.

.

.

Bersambung..

Mohon bantuan Review dan masukannya..

Perkenalkan saya author amatir yang diam-diam menyukai ship SasuFemNaru. Terima kasih untuk Author hebat, Kak Fuyutsuki Hikari yang sudah membuat saya jatuh cinta pada pasangan ini. Dengan motivasi agar bisa membuat karya sekeren kak Fuyu, Aku nekad membuat cerita tidak jelas ini. Hahaha..

Salam From ARK