AISHITEIMASU, ONII-SAMA

"Sasuke, kau HANYA MILIKku."
"Sasuke, kau HANYA UNTUKku."
"Sasuke, kau HANYA MAINANku."
"Sasuke, kau adalah PELAYANku."
"Sasuke, kau TAHANAN
Ku."
"TAHANAN HATIKU YANG PALING BERHARGA."

Disclaimer:
Naruto selamanya adalah milik MASASHI KISHIMOTO-SENSEI

Pairing:
Itachi X sasuke

Genre:
Hurt/angst.

Rated:
M(maybe)

Warning:
Lemon, yaoi, typo, gaje BDSM, incest, deat character. Dll

Summary:

Sasuke dan Itachi adalah keturunan Uchiha terahkir. Setelah orang tua mereka meninggal, kehidupan mereka menjadi sulit. Itachi yang menjadi tulang punggung keluarga. Ia rela menghentikan studynya di Universita Konoha, dan memilih bekerja. Untuk membiayai kehidupan mereka dan sekolah Sasuke. Itachi bersedia membiayai Sasuke akan tetapi dengan satu syarat, 'SASUKE HARUS MENJADI PERTNER SEX ITACHI'

******badai-sakura*****

Musim gugur, angin dingin bertiup solah akan membawa badai yang meremukan setiap persendian tulangTop of Formmemperelok suasana berkabung kediaman uchiha. Roda waktu berputar kembali, merubah sang kehidupan. Kluarga bahagia, hangat, penuh canda dan tawa, kini suram membeku dan mati.

Uchiha itachi,

24 tahun mahasiswa kedokteran Sniversitas Konona. Anak sulung Fugaku dan Mikoto. Seorang yang ramah, pendiam, jenius dan idola para wanita karna paras rupawannya.

Kemudian adik semata wayang Itachi.

Uchiha Sasuke.

Si bungsu Uchiha ini berusia 13 tahun. Pendiam, penyendiri. Arogan, kasar, tampan dan jenius. Tak jauh beda dengan sang kakak secara fisik.

Keluarga Uchiha adalah keluarga yang cukup hangat dan bahagia. Walau tampak dingin diluarnya.

Perusahaan Uchiha pun cukup terkenal dikonoha. Tapi Itachi yang merupakan calon penerus perusahaan, lebih memilih mengambil fakultas kedokteran dari pada management bisnis. Itu semua ia lakukan demi sang adik yang memilik tubuh lemah sejak lahir. Yah walau sudah bisa dipastikan akan mendapat tentangan sang pemimpin Uchiha. Tapi karna kekukuhan hati Itachi ahkirnya sang ayah memilih mengalah, dan memimpin perusahaannya sendiri.

Musim gugur tahun ini entah mengapa sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Serasa membawa badai yang akan meluluh lantahkan keluarga Uchiha. Bagaikan mimpi buruk yang menjadi nyata.

Berawal dari jatuhnya prusahaan Uchiha di lingkaran bisnis, kemudian berlanjut menjadi kematian sang kepala Uchiha dan istrinya, dalam kecelakaan saat akan pergi ke Suna untuk mensetabilkan perusahaan mereka. Tidak hanya berhenti disitu, kejadian kejadian buruk datang silih berganti menimpa 2 uchiha muda ini. Perusahan mereka benar benar bangkrut, rumah disita bank karna hutang, dan Sasuke dirawat dirumah sakit.

Itachi memutuskan berhenti kuliah untuk bekerja pada perusahaan Akatsuki. Ia menjadi meneger divisi pengembangan. Dengan hasil kerjanya ia kini dapat menyewa sebuah apartemen mewah dan membiayai pengobatan Sasuke. Sasuke pun berangsur sembuh, tak lama berselang ia dapata kembali bersekolah.

sore yang tenang, Sasuke baru pulang sekolah mendapati sang kakak tengah duduk bersandar pada sandaran sofa biru dongker ditengah ruan tamu, ditemani tv yang menyala.

'Tumben nii-chan sudah pulang?'

Tiba-tiba perasaan Sasuke menjadi tidak enak saat mengamati keadaan sang kakak saat ini. Betapa kacaunya sang Uchiha sulung. Jas yang sudah tanggal dari tubuh atletisnya tergeletak manis disamping sang pemilik. Kemeja yang tadinya rapi kini telah berantakan. Kancingnya terbuka semua, memamerkan dada bidang berotot sixpeck dan kulit seputih porselen. Wajah yang merah karna pengaruh alkohol. Menengadah menatap sayu langit-langit apartement dengan pandangan kosong. Kaki kananya, ia tumpukan diatas soffa, lututnya menyangga lengan kananya, jari-jari lentiknya menggenggam segelas wine dengan manisnya.

"Tak biasa pulang awal, nii-chan? Ada apa?".

Sapa Sasuke sembari melangkah pelan masuk keruang tengah. Dan seperti biasa hanya gumaman tak berarti dan tak jelas, kebanggaan klan Uchiha yang menjawab. Setelah mendengar jawaban sang kakak, sasuke pun melanjutkan langkahnya kekamar. Beberapa saat Sasuke melangkah tibalah ia didepan pintu kamarnya. Sasuke mengulurkan tangan untuk menggapai knop pintu dan membukanya, tapi belum pintu kayu berwarna coklat pudar itu terbuka panggilan kakaknya mengintrupsi gerakan Sasuke dan menghentikannya.

"Otouto...?!" Pangilnya mengantung,

entah dengan maksud apa, Itachi memanggil Sasuke, Sasuke hanya mematung tanpa gerakan apapun. Melihat adiknya tak menyahut, Itachi menoleh dan meletakan gelas yang ia genggam dimeja. Itachi pun bangkit dari duduknya dan melangkah perlahan ke arah Sasauke.

Mendengar suara langkah kaki Sasuke pun membalikan tubuhnya menghadap sang kakak. Dilihatnya Itachi berjalan menghampirinya dengan langkah yang sedikit terhunyung. Tak beberapa lama berhentilah si sulung Uchiha tepat didepan sang adik, jarak mereka hanya tinggal beberapa senti. Sasuke menatap anikinya intens. Kedua pasang onyx serupa mereka saling bertemu, namun dengan tatapan dan pancaran mata yang berbeda. Itachi menatap adiknya sayu. Dengan tatapan yang sulit diartikan. Sedangkan Sasuke menatap sang kakak tajam seolah mencari sesuatu dibalik onyx anikinya.

Saat mereka tengah asik menyelami onyx lawannya, tangan kanan Itachi terangkat mengelus pipi putih halus otoutonya. Hal itu sukses membuat Sasuke terperanjat.

"Otoutoo...".

Panggil itachi lagi, tapi kini dengan nada lembut dan halus disertai sedikit desahan. Menerima perlakuan Itachi yang janggal Sasuke, Sasuke mulai ngeri. Refleks ia pun menapik tangan sang sulung Uchiha dari pipinya. Itachi hanya memblalakkan onyxnya saat Sasuke menampar tangannya. Itachi tertunduk sesaat, kemudian mengukir seringaian iblis dibibir tipisnya, kemudian ia kembali menatap sang adak dan memamerkan seringaian liciknya. Tanpa perintah dari otaknya tubuh Sasuke beringsut mundur menjauh dari otachi secara otomatis. Tapi naas pintu kamarnya belum terbuka, membuat dirinya terhimpit antara daun pintu kamar dan tubuh kakaknya.

"SASUKEEEHHH... BERANINYA KAU PADA ANIKI MU." ujarnya penuh penekanan disetiap kata.

Itachi menggenggam erat pergelangan tangan Sasuke. kemudian menariknya kedalam pelukan sang aniki secara kasar.

"LEPAAAAS... LEPPPAAASSSKAN... NII-CHAN LEPASKAN AKU.."

Sasuke pun memberontak dan berteriak teriak minta dilepaskan. Bukan melepaskan otoutonya malah menjambak surai raven Sasuke, mengakibatkan Sasuke mendongak dan memekik kesakitan.

"Dengar Sasuke, otoutoku yang manis.". Bisik Itachi seduktif.

"Kita hidup itu butuh uang. Aku bekerja untukmu, untuk biaya pengobatanmu. Jadi... diamlah jadi anak baik dan berbakti pada aniki mu ini, MENGERTI!" tambahnya memberi penekanan di ahkir kalimat.

Sasuke terus meronta tanpa memperdulikan ancaman anikinya. Tangannya memukul mukul dada bidang Itachi.

" LEPASKAN AKU BRENGSEK! MENYINGKIR KA... Hmmmmfh".

Belum selesai Sasuke berucap, Itachi telah membungkam bibir adiknya dengan bibirnya sendiri. Sasuke membolakan manik onyx kelamnya, terus dan terus meronta, tapi apa daya tenaga Itachi lebih besar darinya. Itachi melumat dan menghisap bibir ranum adiknya. Sesekali ia Gigit bibir kasar adiknya. Sasuke pun tersentak dan refleks membuka mulutnya. Tak menyianyiakan kesempatan. Itachi melesatkan masuk lidahnya kemulut sang adik ia mengexplore seluruh isi rongga hangat Sasuke. Si bungsu hanya bisa menggeliat gelisah kala dinding rongganya digelitik lidah hangat sang aniki. Mata Sasuke terpejam rapat, berusaha tidak menikmati setiap getaran memabukan yang kakaknya berikan, sehingga ia tak meloloskan sebuah desahan yang akan membuat anikinya semakin gila. Tapi semua sia-sia sensasi terlarang itu adalah surga dunia. Dimana setiap sentuhan menjadi hasrat yang kian memuncak dan menghapus logika.

Itachi menarik lepas ikat pinggangnya dalam sekali hentakan. Ia ikat tangan kedua tangan sang adik yang terus berontak. Kemudian menggendongnya brigdal style, dan membawanya masuke kamar sang adik. Ia jatuhkan tubuh ramping Sasuke diatas tempat tidur king size berbed cover biru pekat disudut ruangan. Sasuke memandang horor anikinya saat Itachi mengikatan ikat pinggangnya yang sudah mengikat kedua tangan alabaster Sasuke pada tiang tempat tidur.

" AKHHHHHHHHHHHHHHH….. LEEEPPPPP- LEPASSSSS …... LEPASKAN AKUY BRENG SEKKKKKKK!".

Sasuke terus mengumpat dan berteriak, ia tak berdaya ikatan di pergelangan tanganya membatasi pergerakan Sasuke. Itachi membuka kancing gakuran sang otouto tidak sabaran, ia ingin segera menikmati tubuh putih sang adik yang telah lama ia impikan. Tak tahan lagi berlama lama, Itachi merobek dan menarik paksa gakuran adiknya. Sontak saja membuat Sasuke menjerit kesakitan karna kulitnya mendapat beberapa luka karna bergesekan dengan gakurannya. Itachi menjilat luka memarah yang terukir jelas didada sang adik. Tidak hanya menjilat rupanya, iapun menghisap dan menggigit kecil luka sasuke. Hal itu membuat Sasuke meringis perih dan sedikit geli. Tangan kiri Itachi yang tadinya pasif kini mulai menari diputing kanan Sasuke. Ia cubit dan plintir secara bergantian. Mata Sasuke membelalak kala dirasakan sesuatu yang basah, kenyal dan hangat melingkupi puting kirinya. Sasuke mendesah tertahan, membuat sang kakak semakin ingin memiliki sang adik sepenuhnya.

tangan kanan itachi merambah ke bagian bawah Sasuke, mengusap Sasuke junior pelan, namun lama kelamaan berubah menjadi remasan remasan sensual. Wajah Sasuke memerah marah dan malu, ia rasakan tangan Itachi tak lagi memainkan miliknya tapi mulai membuka pengait celanya dan menurunkan reseleting sang adik.

" ini gila ... kumohon hentikan aniki….! aku tak mau melakun ini dengan mu... "

"LEPAAAASSSSS KAN AKUUUUU... MANUSIA MENJIJIKANNNN".

Mendengar umpatan adiknya Itachi menoleh sesaat. Kemudia ia merangkak mensejajarkan tubuhnya pada Sasuke. Itachi menatap onix adiknya dengan onyxnya yang berkilat. Tangan Itachi menjambak surai adiknya sangat kasar, sehingga menimbulkan beberapa helai raven sasuke turut tercabut.

" Dengar Sasuke. Aku memang menjijikan. Tapi perlu kau ingat kau lebih menjijikan...".

Itachi menjilat melintang pipi Sasuke yang seolah membeku. Matanya terpejam rapat memperoses setiap kalimat ambigu yang meluncur dari bibir sang aniki.

"Kau tau Sasuke,….."

"Dirimulah yang membuatku memjadi gila sampai seperti ini."

Tambah Itachi sambil ia menjilat, menggigit dan mengulum cuping teling otoutonya.

" A-apa maksud mu Ita-chi?"

Tanya Sasuke terbata menahan desahan yang memaksa meluncur dari bibir ranumnya. Sasuke benar benar bingung dengan ucapan sang aniki.

'Itachi mbuatnya frustasi'.

Getaran getaran nikmat terus merambat kebagian bawahnya. Menjadikan susuatu yang tadinya tertidur kini telah bagun sepenuhnya.

"Aku telah lama menginginkan mu. Otouto... Kita buat kesepakatan..."

Jawab Itachi serbisik sarkasme.

"kesepakatan?... Apa?".

Balas sang adik menaikan nada bicaranya.

" Huft... Anak baik...".

Balas Itachi sembari meniup telinga Sasuke.

" CEPAT KATAKAN APA MAU BERENGSEK.!"

Sasuke tak lagi bisa menahan emosinya. Ia berteriak kerah pada Itachi.

" jadilah partner sex ku….."

Dan seketika itu juga manic obsidian Sasuke memblalak takpercaya dengan apa yang baru saja Itachi katakana.

"Dan aku akan memenuhi semua kebutuhan mu. Dan membiayai sekolah dan pengobatan mu, Sasuke!". Jelas Itachi kemabali menciumi pipi Sasuke.

Mendengar jawaban Itachi, sasuke mendengus geli.

"JANGAN HARAP, BAJINGAN. SAMPAI MATI PUN AKU MEMILIH MATI DARI PADA MENJADI BUDAK SEX MU !".

Sasuke tak lagi bisa menahan emosi. Ia berteriak tepat didepan wajah Itachi. rasa kagum dan bangga pada sang aniki kini runtuh seketika. Manik obsidian kelam sasuke. Tak lagi memancarkan rasa sayang , kini yang ada hanya kebencian. Walau seperti itu Itachi sama sekali tak menghiraukan tatapan mematikan dari otoutonya.

Ia turus menginvasi tubuh adiknya. Kini tangan Itachi telah menjamah milik adiknya. Sasuke menahan desah tertahan. Ia tak lagi sanggup menerima serangan dari sang aniki. Tingkah Sasuke membuat sesuatu yang tersembunyi dibalik celana Itachi kini sakit dan sesak. Benda itu ingin segera terbebas dari sangkarnya dan medobrak lorong surga Sasuke. Itachi menghentikan aksinya mempermainkan tubuh Sasuke. Kini ia sibuk mebuka kancing dan zipper celananya sendiri. Rupanya Itachi junior sudah sangat tersiksa. Itachipun membebaskan miliknya yang sudah basah oleh percumnya sendiri. Itachi menggosokan miliknya didepan lubang anal sasuke. Kemudian langsung melesakan Itachi junior tanpa penetrasian.

"AKKKKKKHHHHHH...SAKITTTTTT...KLUARKAN KELUARKAN... KELUARKAN...BRENKSEKKKKKKK!"

Sasuke menjerit, mengumpat dan meronta merasakan rasa sakit yang teramat sangat, saat milik anikinya yang lumayan besar dengan tiba tiba melesak masuk tanpa persiapan kedalama rectrumnya.

Sasuke tak kuasa menahan rasa yang seolah membelah bagian bawahnya menjadi dua. Onyx sekelam malamnya menitikan air yang semakin lama semakin deras meleh ke pipi porselenya. Bibir benggkak Sasuke terus mengucap sumpah serapah untuk sang Uchiha sulung, tapi hal itu malah semakin membuat Itachi terbakar nafsu. Sasuke merintih dan terus merintih. Ia merasa panas perih dan robek di bagian bawahnya. Sasuke yakin kini pasti. Itachi terus memaju mundurkan pinggulnya secara brutal. Ia sangat ingin memiliki sasuke seutuhnya. Ia tak perduli walau kini ia menyakiti sang otouto. Tak beberapa lama Itachi mencapai klimaknya. Tapi berbeda dengan Sasuke, ia sama sekali tak bisa menikmati apapun. Yang ada baginya hanya sakit dan sakit. Tak hanya bagian bawah dan tubuhnya tapi juga hati dan harga dirinya sebagai seorang lelaki yang berahkir dengan diperkosa oleh sesama lelaki, tapi lebih parahnya keperjakaan atau kita sebut saja keperawannya hilang ditangan anikinya sendiri.

Itachi adalah sosok yang sempurna bagi Sasuke. Ia ingin menjadi replika sang aniki, tapi entah kenapa ia malah hancur oleh orang yang ia kagumi.

Kejadian ini tak hanya sekali hal ini terus berulang hingga bertahun tahun. Sasuke tak mencoba pergi ataupun lari, kaRna itu percuma.

Kini tubuhnya mulai terbiasa. Saat sasuke bercinta dengan Itachi yang terpantul dalam sorot onyxnya hanya nafsu saja. Tak ada lagi tatapan sayang penuh kasih seperti saat orang tua mereka masih hidup. Manik obsidian Sasuke hanya memancarkan kehampaan yang semakin membuatnya bagai boneka 'SEMPURNA' tanpa jiwa. Wajah yang datar semakin memakin dingin.

Namun penderitaan Sasuke tak hanya sampai disitu. Bahkan Sasuke terus menjadi bahan tindasan dan pembullyan disekolahnya. Dan terus berlanjut meski ia kini sudah smu hal itu masih saja terjadi. Sampai sampai tak ada yang berani mendkati Sasuke.

Kesialan Sasuke terus saja terulang setiap harinya. Semua ini karna Itachi. Sang aniki lah yang denga sengaja menyebar kan berita dan foto ranjang Sasuke, sebagai isu bahwa Sasuke itu 'GAY, HOMO, MANUSIA RENDAH YANG MENCARI KEPUASAN DENGAN SIAPAPUN'.

Sasuke masih saja bertahan dengan segala sikasaan yang ia alami dengan topeng stoicnya. Ia terus mengumpulkan uang yang Itachi berikan setelah mereka melakukan sex. Sasuke berencana keluar dari rumah Itachi dan menyewa apartemen sendiri setelah ia lulus. Karna jika saat ini ia lagsung keluar rumah pasti tak akan bisa mencari tempat tinggal karna membutuhkan seorang wali. Masih terlalu lama hal itu akan terwujud karna saat ini Sasuke masih kelas 2 smu.

Pada musim semi kelas Sasuke kedatangan murid baru. Seorang pemuda yang cukup tampan dengan kulit tan eksotis. Rambut pirang dan manik shafirnya sukses menjadikannya idola kaum hawa dan gay.

Sasuke POV.

Ia Masuk awal musim semi kemarin. Tapi kini ia telah menjadi idola siswi dan kaum gay di sekolahku.

Namanya Uzumaki Naruto. Pemudah periang, ceria murang senyum dan ramah. Pantaslah ia begitu dipujau. Kulitnya tan wajahnya dipadu dengan surai pirang menawan, kurasa cukup tampan, apalagi bertahtakan dua buah manik shaffir yang begitu memikat .Oh ya jangan lupakan ke 3 pasang garis halus yang melintang di setiap sisian pipinya, itu Nampak seperti kumis kucing. Cukup sempurna.

Keberadaannya sangat menyilaukan bagiku. Dalam sekejap Ia menjadi pusat layaknya matahari. Sekilas keelokannya mampu menyita perhatian ku, tapi aku tahu aku taklah pantas berada di tempat yang terang bersamanya, aku hanyalah kegelapan.

"Hei 'Teme' mau makan siang di atap sekolah"

Suara cemprengnya mengusik ku dari lamunan riaku. 'Teme' itulah julukannya padaku. Padahal ia sendiri 'dobe' , tapi seenak jidatnya ia memanggilku 'teme'.

Aku hanya mengeggeleng menjawab ajakannya. Aku malas bersama orang brisik ini. Yah bukan malas tapi aku punya alasanku sendiri, mengapa aku menghidarinya. Sebenarnya aku sedikit heran padanya. Ia begitu sempurna seperti sibrengsek Itachi. Banyak orang orang yang selalu mengelilinginya. Tapi entak mengapa ia lebih memilih sok akrab denganku yang sudah jelas diasingkan dan ditindas. Aneh dan kelebihannya.

Aku melangkah menjauh darinya karna tak ingin terlihat mencolok saat bersama sikuning brisik itu. Tapi ia begitu keras kepala dan terus saja mengikutiku. Ahkirnya kupun menyerah dan ikut bersamanya ke atap sekolah. Ku perhatikan ia begitu tampan tapi 'dobe'.

"Apa ada yang aneh dengan ku Teme?"

tanyanya membuatku sedikit kaget karna ketahuan memperhatikanya.

"Hn" .Jawabku dengan nada datar.

" Arghhhhhhhh kau ini memang benar benar menyebalakan, jawab yang jelas Teeeemmmmee!"

hahaha dia tampak lucu saat frustasi. Ia mengacak acak surai pirangnya kasar. Dan itu menbuatnya terihat lebih liar.

Aku senang bersamanya tapi... Ah sudah lah aku takingin membahas nya. Aku segera menyelesaikan makan ku dan beranjak pergi.

Aku senang naruto mau menjadi sahabatku. Walau aku terus bersikap datar, dingin dan cuek padanya, tapi ia terus saja Mendekatiku seolah tak perduli dengan sekeliling kami yang memandang kami dengan tatapan aneh. Hari ini aku seperti biasa ada tumpukan sampah di loker ku. Tak hanya itu ada paku di sepatuku, meja ku di buang ke luar ruangan dan dicoret coret menggunakan spidol bertuliskan

"UCHIHA SASUKE ADALAH GAY YANG MAU TIDUR DENGAN SIAPA SAJA!"

Hah aku sudah biasa. Bagai mana tak biasa jika kejadian yang sama selalu berulang selama lebih dari 3 tahun. Sudahlah malas aku mengingatnya.

Ku ambil bembali mejaku, kutaruh kedalam kelas. Yah setidaknya aku tak terluka harini. Ini mungkin karna aku habis bercinta dengan sibrengsek itu semalam suntuk. Aku berjalan sedikt tertatih merasakan sakit di bagian bawah ku. Tapi aku berusaha berjalan sewajar mungkin. Saat aku melangkah beberapa langkah tiba tiba kurasa kan ada sepasang tangan tan yang membantu mengangkat mejaku. Kutatap pemilik tangan itu, yang ternyata adalah Naruto. Dengan cengiran khasnya. Ia membantuku membawa masuk mejaku kekelas. Dan duduk di depanku.

"Ne...Teme kenapa kau tak pernah melawan mereka?"

tanyanya. shafir Naruto seolah mengintimindasiku. menatap lekat onyx malam ku.

"Bukan urusan mu, Dobe!" jawab ku singkat.

Aku tak ingin ia mengetahui keadaanku. Kupalingkan manik obsidian kelamku dari shaffir indahnya.

"Teme festival olah raga nanti, jadi partnerku ya"

"Hn"

"Meeeemmmmmmmeeeeee"

"..."

"Ayolah"

"Aku tak ikut"

"EEEEEEEEEEEEhhhhhhh, kenapa?"

"Malas"

"AAAAAAAApaaa, Teme ini demi kelas kita, ayolah, please... Kan festifal cuma 3 kali dalam masa smu kita."

"Hn"

. Aku tahu ia sangat ingin ikut festifal olah raga tapi aku tak yakin bisa ikut. Jam kosong ini sungguh membosankan. Bagiku semuanya membosan kan. Padahal tingdal 30 menit lagi, pulang. Tapi entah mengapa rasanya sangat lama.

" Na… naruto-kun!"

kudengar ada yang memanggil Naruto. Seorang gadis Hyuga, teman sekelasku. Bermata lavender dan berambut indigo. Kulihat Naruto menoleh dan menyahuti gadis Hyuga itu.

"Ya Hinata-chan, ada apa?"tanyanya sok manis.

'Huh dasar playboy' batinku sedikit trusik.

"Sepulang sekolah kami akan ke kedai ramen Ichiraku. Apa Naruto-kun mau ikut bersama kami."

Hah, sepertinya gadis Hyuga itu menyukai naruto. lihat saja sekarang betapa merah wajahnya. Yah walau ia menunduk tapi masih terlihat jelas kalau ia malu dan gugup.

'Heh hhhhhhhdasar gadis polos. '

"Ano….."

sepertinya Naruto bingung menjawab. Ia menggaruk belakang kepalanya yang kuyakini pasti tidaklah gatal.

"Maaf Hinata-chan sebenarnya aku…. "

"Sangat ingin ikut tapi aku sudah ada janji hari ini,"

" Jadi mungkin lain kali saja ya. Sekali lagi maaf ya"

ujar naruto menangkupkan kedua tangannya di depan wajah. Raut wajah gadis Hyuga itu sepertinya menampakan kekecewaan.

"Oh begitu yah... Baikalah mungkin lain kali. Jaa ne Naruto-kun"

Gadis berrambut indigo itu pun melangkah pergi ke grombolannya. Naruto kembali ketempat duduknya.

"Kenapa kau tak ikut saja" tanyaku datar.

"Karna aku sudah janji padamu untuk menemani mu latihan basket." jawabnya santai.

Huh sungguh aneh. Aku tau ia maniak ramen. Tapi ia rela menolak ajakan gadis tadi hanya untuk menemaniku latihan,

' dasar aneh',tapi itulah sisi menariknya.

"Cih dasar dobe" dengusku dengan nada meremehkan.

sesungguhnya aku sangat senang ia lebih memilih bersama ku dari pada bersama mereka. keberadaannya lah yang membuat ku sejenak melupakan kebejatan itachi. kami berlatih basket hingga matahari terbenam.

Aku cukup kagum dan kwalahan saat berlatih tanding dengannya. Kutengok jam tangan ku. Rupanya kami berlatih cukup lama. Aku segera membereskan perlengkapanku dan bergegas pulang. Naruto pun tampak asik dengan barang barang bawaannya. Suasana pun menjadi hening karna tak ada seseorang pun yang memulai pembicaraan.

"Ne teme bagaimana jika kita cari makan dulu sebelum pulang?"

tanya naruto memecah kesunyian.

"Hn" gumamku menolak ajakannya.

"Kenapa?"

Jawabnya seolah tahu apa arti gumamanku.

"Aku harus segera pulang dobe"

aku pun melangkahkan kakiku meninggalkanya yang masih beres beres. Beberapa langakah aku berjalan tiba tiba aku merasa pusing menyerang kepalaku. Akupun goyah dan hampir roboh. Tapi sebelum aku jatuh ketanah, aku sangat sangat yakin. Aku merasa ada sepasang tangan yang melingkari pinggangku. Tangan itu memeluk tubuhku dari belakang menompang dan menyangga tubuh ku yang hampir limbung karna lemas. Kutolehkan kepalaku untuk mengetahui siapa pemilik sepasang tangan itu. Rupanya Naruto lah orangnya.

"Apa kau baik baik saja sasuke? Kau sakit?"

Wajah Naruto tampak begitu cemas dan khawatir. Akupun menggelen lemah menjawab kecemasan Naruto.

Normal POV.

Sasuke dan Saruto tampak sangat dekat. Entah mengapa Sasuke merasa sangatnyaman saat Naruto mendekapnya. Tanpa mereka sadari ada sepasang onyx yang menatap lekat mereka penuh amarah. Menyiratkan rasa luka dan cemburu. Menatap jauh keberadaan sepasang pemuda yang tengah berpelukan di tengah lapangan tenggelam dalam kesunyian. Namun tak beberapa lama onyx tersebut menghilang di telan kegelapan.

Keberadaan sipirang dan raven terlarut dalam suasana, telah melupakan seseorang yang kini tersakiti. Menorehkan luka tak terlihat yang pernah ada dan semakin mengganga.

TBC atau FIN...

MAAAF SEMUA TAPI INI FIC KE 2 KU SETELAH OKANE GA NAI YANG SANGAT AKU AKUI ANCUR DAN FANFIC INI MUNGKIN LEBIH ANCUR ,

JADI MOHON

REVIEW DAN FLAME JUGA GA PAPA.

HEPPY READING MINNA