JUST SAY IT NOW!

ME OR HIM?

Title : JUST SAY IT NOW! ME OR HIM?

Pairing : Kiwoon and Dongseob (BEAST)

Cast : BEAST, MBLAQ, and many more

Genre : Angst, drama

Rating : Change every chapter

PROLOG

Pemuda berambut merah kecoklatan bangun dari posisi tidurnya. Sambil mengucek-ucek kelopak matanya yang terasa agak berat, ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Pandangannya terhenti pada sebuah jam weker di meja dekat tempatnya berbaring barusan. 11.35 PM. Sudah saatnya ia pulang. Disingkapnya selimut yang menyelimuti tubuhnya dan baru saja ia hendak melangkah turun dari tempat tidur, sepasang lengan melingkar di pinggangnya. Dan beberapa saat kemudian dirasakannya seseorang memeluknya erat.

"Tidakkah ini terlalu awal Woonie?" suara merdu itu terdengar sedikit memelas.

Digenggamnya telapak tangan yang melingkar di pinggangnya itu dan diusapnya dengan ibu jarinya perlahan, kemudian pemuda itu berkata,"Sobie, mianhae. Tapi aku harus pulang sekarang."

"Bisakah kau tinggal untuk satu atau dua jam lagi?" pemuda bernama Yoseob itu kembali memelas bahkan suaranya sekarang terdengar agak parau, mungkin ia sedang menahan tangisnya. Ia menyandarkan kepalanya di punggung telanjang Dongwoon untuk menahan perasaannya yang bergejolak tak karuan.

"Sobie, Kiki pasti sudah pulang sekarang. Aku harus segera pulang. Kalau tidak, ia akan curiga," Dongwoon berbalik dan menatap pemuda cantik di hadapannya dengan perasaan bersalah. Kedua tangannya meraih wajah mungil Yoseob dan perlahan ia mengecup bibir merah muda yang beberapa jam lalu baru saja dilumatnya habis-habisan dalam permainan making love mereka.

Setetes air mata meluncur dari mata indah Yoseob. Dongwoon tak kuasa melihat pemuda di hadapannya menangis. Apalagi ialah penyebab air mata itu. Tapi, apa yang seharusnya Dongwoon lakukan? Dia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya untuk meluruskan semuanya. Semua adalah salahnya dan ia sudah terjebak di permainan yang ia ciptakan sendiri.

"Sobie, please don't cry," Dongwoon mengusapkan ibu jarinya untuk menghapus airmata yang membasahi pipi Yoseob. Dikecupnya kelopak mata Yoseob yang terpejam.

"Mianhae, jeongmal mianhae," berulang-ulang kali Dongwoon mengatakan maaf dan mengecup seluruh bagian wajah Yoseob.

"Woonie," suara lirih Yosoeb mengalihkan perhatian Dongwoon. Sudah berapa lama ia membuat pemuda ini menangis?

"Ne."

"Kau akan kemari lagi kan? Berjanjilah padaku Woonie, kau akan menemuiku lagi! Aku mohon padamu Woonie."

Dongwoon menunduk mendengar permintaan Yoseob. Dilihatnya sekali lagi tubuh telanjang Yoseob yang penuh dengan hickey dan kissmark. Ia telah menandai pemuda di hadapannya sebagai miliknya. Tapi, apakah semua yang ia lakukan selama ini benar? Pemuda di hadapannya ini telah menyerahkan semua miliknya hanya untuk Dongwoon termasuk virginity-nya.

Dongwoon menganggukkan kepalanya tanda menyetujui permintaan Yoseob. Semoga ia tidak memperburuk keadaan. Ia tidak tega menolak permintaan orang sebaik Yoseob.

.

.

.

Apartemen Kiwoon

Dongwoon membuka pintu apartemen dengan hati-hati dan ia sudah tidak heran ketika mendapati sepatu kekasihnya sudah berada di tempatnya. Bukan sekali atau dua kali hal seperti ini terjadi, tetapi sudah berpuluh-puluh kali. Ia sudah tidak heran dengan sikap kekasihnya itu.

Setelah menutup pintu dan melepaskan jas yang ia kenakan, langkahnya langsung tertuju ke kamar yang mereka gunakan bersama. Walaupun mereka menggunakan kamar tersebut bersama bahkan tidur di tempat tidur yang sama, tapi Dongwoon merasa hatinya terpisah sangat jauh dengan Kikwang. Dilihatnya Kikwang sudah terlelap.

Dongwoon mengeluarkan handphone dari saku celananya dan memandangnya dengan sedih sekali lagi. Entah sudah berapa lama ia selalu melakukan hal seperti ini. Pulang ke rumah dan selalu mengecek handphonenya apakah ada pesan ataupun panggilan dari kekasihnya, namun hasilnya tetap sama. Nihil. Diletakkannya benda itu di atas meja sebelum akhirnya ia melangkah untuk berganti pakaian.

DONGWOON POV

Kiki, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa sikapmu seperti ini padaku? Kita tinggal di tempat yang sama, tidur di kasur yang sama, dan menghirup udara di ruangan yang sama, tapi kenapa aku merasa kalau kau berada sangat jauh dariku? Kau berangkat kerja ketika aku masih tidur dan pulang di saat aku sudah tertidur. Seandainya aku tidak mengunjungi Yoseob, pasti aku yang sudah berada di posisimu sekarang. Akulah orang yang tidur, bukan kau. Lain denganmu, aku tertidur karena aku lelah menunggumu, tapi kau tertidur karena kau lelah akan pekerjaanmu.

Aku tahu, aku tak seharusnya egois. Tak seharusnya aku menginginkanmu seutuhnya hanya untuk diriku. Tak seharusnya aku menyalahkan pekerjaanmu hanya karena kita tak punya waktu berdua. Tapi, apalagi yang harus kulakukan? Kita jarang berbicara atau bahkan sekedar menyapa. Tidak ada saling telepon. Jangankan menelepon, kita bahkan sudah sangat jarang saling mengirim pesan.

Tiap kali kau pulang, kau selalu mengatakan bahwa kau sangat lelah dan perlu istirahat. Ok, aku bisa memaklumi alasanmu. Tapi, haruskah kau melakukannya setiap hari? Kau akan langsung masuk ke kamar, berganti pakaian dan tidur tanpa menanyakan apakah aku menunggumu pulang atau tidak, bagaimana hariku, bagaimana pekerjaanku di kantor, bagaimana klien-klienku, atau sekedar menanyakan apakah aku kangen padamu.

Aku berlutut di samping tempat tidur tempat Kiki berbaring. Kusibakkan rambut yang menutupi dahi kekasihku itu dan kukecup pelan dahinya. Sudah hampir satu tahun aku selalu melakukan itu. Sebelum tidur, kulihat wajahnya beberapa saat. Aku selalu bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihku itu.

"Saranghae.. Kiki...," kembali kuucapkan salam selamat malamku sebelum aku beranjak ke sisi lain tempat tidur.

Kumatikan lampu kamar dan kupejamkan mataku. Yoseob, kenapa kau lebih seperti kekasihku dibandingkan dengan Kiki? Salahkah aku karena mencintaimu? Salahkah aku karena telah pergi kepadamu hanya karena aku haus akan perhatian? Kenapa kau mencintaiku Yoseob-ah? Kenapa semua ini harus terjadi padaku?

End of Dongwoon POV

.

.

TO BE CONTINUED

AUTHOR NOTE:

Prolog buat nge-tes readerdeul... kenapa buat ngetes? Soalnya g tau ini fic bakalan author lanjutin apa ga. Tergantung respon dari readerdeul semuanya. Otak author lagi sumpek banget sama tugas yang bejibun kagak karuan, jadi author mutusin buat refreshing bentar. Dan inilah hasilnya.

OK, Reviewnya ditunggu. Kalo g ada review juga g papa, khan ini prolog sekali lagi author tegaskan buat ngetes. Dan author juga tegaskan NO BASHING PLEASE! Soalnya author paling g suka sama yang namanya bashing2an. Kayak g punya etika aja. Kalo emang g ada yang review, author bakalan dengan senang hati menghapus fic ini.

Dan buat yang nunggui fic author yang I LIKE YOU THE BEST, dimohon kesabarannya ya? Kalo ada waktu author bakalan update tuh fic, nunggu semua tugas author kelar dulu ya?