A Babysitter

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Author : Aiko Saki

Warning : OOC, Miss Typo, Don't Like ? Don't Read.

Pairing : SasuHina

Rated : M

Happy Reading.

Hinata's POV

Aku berjalan menuju rumah mewah keluarga Uchiha. Ya, mulai hari ini aku akan menjadi pembantu di rumah mewah ini. Aku mendapat pekerjaan ini berkat Ino, dia bilang, Keluarga Uchiha sedang membutuhkan pembantu baru, untuk melayani anak bungsu Nyonya Mikoto, yang baru saja pulang dari Suna. Kata Ino, aku hanya akan bekerja untuk anak bungsu Nyonya Mikoto.

Aku berjalan menyusuri rumah mewah ini. Aku yakin dalam waktu satu hari, aku tidak akan bisa menghapal, seluruh bagian rumah ini, karena ukurannya sangat besar. Aku bergegas mencari Ino. Aku mendapati Ino sedang berbicara dengan wanita, yang bisa dibilang tua, tapi memiliki wajah yang muda. Menurut perkiraanku umur wanita itu empat puluh dua tahun. Aku yakin bahwa dia adalah Nyonya Mikoto. Aku berjalan kearah Ino sambil membungkukan badan.

" Perkenalkan nyonya, ini Hinata, dia pembantu yang akan mengurus Tuan Muda Uchiha." Kata Ino memperkenalkan aku.

Aku membungkukan badan saat menyapa Nyonya Mikoto. Aku melihat dia tersenyum, sungguh wajahnya sangat cantik ketika dia tersenyum.

" Hinata, bisa ikut saya sebentar ?" Kata Nyonya Mikoto.

Aku mengganguk. Aku berjalan mengikuti Nyonya Mikoto. Saat berjalan aku melihat banyak pembantu yang berlalu lalang. Aku sampai di sebuah ruangan, yang mirip ruang kerja.

" Hinata, ini adalah daftar kegiatan Sasuke. Jangan sampai lalai sedikit pun." Kata Nyonya Mikoto sambil menyerah selembar kertas.

" Saya akan tunjukan kamar kamu dan Sasuke."

Aku mengikuti Nyonya Mikoto. Aku sampai di sebuah kamar yang sangat luas. Dan, tepat di sebelah kamar itu terdapat kamar yang lebih luas daripada kamar yang sebelumnya.

" Ini kamarmu. Dan, di sebelahnya adalah Kamar Sasuke. Jadi, jika Sasuke butuh bantuan, dia tak perlu repot untuk memanggil kamu. Sekarang kamu istirahat, besok pagi kamu mulai berkerja." Kata Nyonya Mikoto sambil meninggalkan aku.

Aku berjalan memasuki sebuah ruangan yang sangat luas. Aku tidak menyangka, bahwa seorang pembantu akan memiliki kamar yang seluas ini.

Aku merebahkan diri di kasur yang empuk itu, dan mulai terlelap.

++ A Babysitter ++

Aku bangun pukul lima tepat. Aku bergegas mandi, dan menyiapkan segala kebutuhanku. Hari ini aku akan memakai seragam babysitter. Setelah selesai mandi, aku memakai bajuku. Memang bajunya terlihat sangat ketat. Karena baju itu tidak sanggup menampung dadaku yang besar. Setelah selesai mandi, aku mengecek kembali jadwal yang diberikan Nyonya Mikoto kemarin.

Pukul enam tepat membangunkan Sasuke.

Aku membuka connecting door yang menghubungkan kamarku dengan kamar Sasuke. Aku hendak membuka selimut yang menutupi tubuh Sasuke.

" Uchiha-san. Bangun, sudah jam enam pagi." Kataku berusaha membangunkan Sasuke. Tapi yang kudengar hanya erangan tak jelas.

" Kamu siapa ?" Tanya Sasuke ketika baru bangun.

" Saya yang akan melayani anda. Saya pembantu anda yang baru." Aku melihat wajahnya yang bingung. Tapi, sedetik kemudian wajahnya kembali datar. Aku dapat melihat sebuah seringai pada wajah Sasuke. Dia terlihat sedang merencanakan sesuatu.

" Aku akan bangun setelah kau mencium bibirku." Kata Sasuke disertai seringai liciknya. Aku kaget, aku tidak mau mencium pria yang baru saja aku kenal.

" Maaf Uchiha-san, saya tidak bisa." Kataku menolak.

" Kalau kau menolak. Aku bisa saja memecatmu. Cih, aku hanya meminta ciuman saja kau sudah menolak." Kata Sasuke mengancam. Aku geram melihat tingkah Sasuke.

Aku takut kalau sampai Sasuke memecatku. Aku tidak menyangka, akan mempunyai tuan yang pervert. Akhirnya, aku beranikan diri untuk mendekati Sasuke yang sedang setengah berbaring. Aku mulai duduk di atas ranjang itu. Tapi, tiba-tiba Sasuke menarikku ke pelukannya. Dan mulai mencium bibirku dengan ganas. Aku mencoba mendorongnya, tapi tenaga Sasuke lebih kuat daripada aku. Aku mulai kehabisan nafas. Tapi, tampaknya Sasuke masih kuat, dia terus menekan kepalaku. Aku mengerang saat lidahnya meminta masuk kedalam mulutku. Aku menolak. Tapi, ternyata dia mempunyai cara lain. Dia mulai meremas dadaku. Aku mengerang, dan akhirnya mulutku terbuka. Dia mulai menjelajahi mulutku. Dan tangannya tak henti-hentinya mendorong kepalaku.

" Tok.. tok.. tok.. "

Suara ketukan pintu menghentikan ciuman Sasuke. Aku bernafas lega. Sasuke langsung bangun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Aku mulai merapikan bajuku yang terlihat agak kusut. Dan bergegas membukakan pintu. Ternyata di luar ada Nyonya Mikoto.

" Hinata, kamu sudah membangunkan Sasuke ? Saya takut dia belum bangun. Karena tadi malam, dia terlihat sangat lelah." Kata Nyonya Mikoto.

" Uchiha-san sudah bangun, Nyonya. Sekarang dia sedang mandi."

Setelah mengatakan itu, Nyonya Mikoto pergi menuruni tangga. Ternyata Nyonya Mikoto sangat memperdulikan anaknya. Aku memegang bibirku. Bibirku masih terasa hangat, aku malu mengingat kejadian yang tadi. Lebih baik aku menghindari Sasuke.

Aku mulai membereskan seluruh tempat tidur Sasuke. Kamarnya sangat berantakan, baju-baju terletak di lantai, kaos kaki yang di atas kasur. Aku membersihkan semuanya.

Ceklek. Suara pintu kamar mandi terbuka. Aku pura-pura sibuk membereskan kamarnya. Sekilas, aku melihat dia berjalan menuju lemarinya.

" Bibirmu rasa mint." Kata Sasuke

Aku diam saja. Mukaku sudah memerah bagai kepiting rebus. Aku mengelap bingkai foto yang ada di meja kecil itu. Di foto itu ada Sasuke, Nyonya Mikoto dan dua laki-laki yang tidak aku kenal orangnya.

Dia meminta aku membawakan makanan ke kamarnya, katanya dia ingin sarapan di kamar. Mungkin jarena lelah.

Aku mengangguk. Aku keluar menuju meja makan. Aku menyiapkan sarapan untuk Sasuke. Aku kembali ke kamar Sasuke. Aku melihat dia sedang berbaring sambil membaca sebuah majalah.

" Uchiha-san, makanan ini mau di letakan di mana?" Tanyaku.

" Kamu harus menyuapi aku." Kata Sasuke.

Aku menghela nafas pelan. Aku bosan dengan perlakuan seenaknya dari Sasuke. Andai, saja dia bukan tuanku. Sudah aku tinju mukanya. Aku mulai duduk di kasurnya. Dan mulai menyuapinya, aku terlihat sedang menyuapi anak kecil yang baru berusia lima tahun. ' Berapa sih, umur Sasuke ? 'Sikapnya seperti anak – anak' batinku.

Setelah selesai sarapan, Sasuke kembali membaca majalahnya, aku keluar untuk mengembalikan piring yang di pakai untuk sarapan tadi.

Setelah dari dapur, aku kembali ke kamarku. Karena Sasuke tidak memanggilku, aku bisa santai. Aku mengisi waktu luangku, dengan membaca novel yang baru aku beli seminggu yang lalu. Aku membaca sambil berbaring di ranjang empukku.

Karena terlalu asyik membaca, aku tidak sadar, kalau Sasuke sudah masuk ke kamarku. Sasuke mulai mendekatiku. Tiba-tiba dia mencium tengkukku. Aku langsung berbalik.

" Apa maksudmu ?" Kataku emosi. Dia pikir dia siapa, sudah seenaknya mencium bibirku, sekarang dia mencium tengkukku.

" Aku hanya minta dilayani oleh pembantuku." Kata Sasuke dengan senyum sinis.

" Aku hanya melayanimu untuk mempersiapkan kebutuhanmu. Tolong, jangan perlakukan aku seenaknya. Apa yang kamu butuhkan ?" Kataku.

" Sex." Kata dia secara spontan. Aku kaget mendengarnya. Dia mengatakannya dengan sepele, seolah itu hal yang biasa.

" Maaf, aku tidak ditugaskan melayani itu." Aku menolak dengan halus. Aku takut karena tiba-tiba, aku merasakan hawa panas di sekitarku

Tiba – tiba, dia mencengkram tanganku, dan dia mendorongku ke dinding. Kedua tanganku diletakannya, disamping kepalaku. Jarak bibirku dengan bibirnya hanya lima centi. Aku takut.

" Dengarkan aku baik – baik. Jangan sekali – kali membantah apa yang aku perintahkan. Jika kau berani membantah, aku tidak segan – segan memecatmu."

Air mataku mulai turun. Aku sangat takut saat ini, aku terus menundukan kepalaku. aku takut menatap matanya yang sangat gelap.

Tanpa berkata apa-apa. Sasuke langsung pergi, aku bernafas lega. Mungkin keberuntungan masih berpihak padaku. Aku hanya tersenyum getir.

Aku mulai merapikan bajuku yang berantakan, dan mengusap air mataku. Kulihat, waktu sudah menunjuk pukul satu siang. Aku memberanikan diri, untuk memasuki kamar Sasuke.

" Uchiha-san, mau makan siang apa ?" Tanyaku halus.

Dia tidak menjawab. Aku melihat dia tetap diam. Aku mulai berjalan perlahan kearah Sasuke. Dia terlihat mengigil, aku memegang dahinya. 'ternyata Sasuke demam.' Batinku. Aku keluar dengan terburu-buru untuk mencari obat dan mengambil makanan.

Setelah kembali ke kamar, aku mengompres dahi Sasuke. Dia mengigau, sepertinya dia sangat kelelahan. Aku membangunkan Sasuke untuk makan, agar dia bisa meminum obatnya. Karena dia sedang sakit, aku harus menyuapinya lagi. Wajah sasuke terlihat sangat pucat, aku khawatir dengan keadaannya.

Tiba – tiba Sasuke mengingau

" Sakura."

To Be Continue..

Maaf kalau ceritanya jelek, maklum first rate M. kira-kira mau lime atau lemon ya ? o iya untuk yang udah baca, mohon sarannya, saya belum mengerti betul, tentang Rate M. Arigatou

_Aiko_Saki_