Chanyeol membuka apron yang melekat di pinggangnya kemudian melipat dan memasukkannya ke dalam lemari ganti. Jam menunjukkan pukul 17.00. Hari ini shiftnya di toko roti tempatnya bekerja sudah usai.

"Yeol, ada seseorang yang mencarimu," suara Kyungsoo menginterupsi saat dirinya baru saja membuka dua kancing teratas seragam pattisier miliknya.

"Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan kekasihmu."

Niat untuk mengganti seragam kerjanya langsung terlupakan saat mendengar kata 'kekasih'. Chanyeol buru-buru berjalan menuju pintu belakang dapur di mana sang kekasih biasa menunggunya saat pulang kerja.

Saat pintu dapur terbuka Chanyeol bisa melihat sosok pemuda berperawakan mungil tengah menatap langit senja sambil meniup-niupkan hawa hangat dari mulut ke tangannya. Maklum sebentar lagi musim dingin akan memasuki waktunya.

"Kau kedinginan?" tanya Chanyeol membuat kekasih mungilnya menoleh.

"Hai," kekasihnya tersenyum sementara Chanyeol segera menghampiri dan meraih tangannya, menggenggamnya mencoba menyalurkan hawa hangat dari tubuhnya.

"Seharusnya kau menunggu di dalam, Baek. Kau bisa membeku kalau terlalu lama di luar," protes Chanyeol pada kekasihnya, Baekhyun.

"Kau tidak ingin memelukku?"

Chanyeol mengernyit heran dengan permintaan sang kekasih. Namun, tanpa banyak protes ia segera membuka kedua tangannya dan melesakkan Baekhyun ke dalam pelukan.

"Hangat. Baumu manis sekali," gumam Baekhyun.

Tentu saja bau Chanyeol manis. Ia berkutat dengan bahan-bahan roti dan cake seharian ini.

"Dan kau bau obat," sahut Chanyeol. "Bukannya tadi pagi kau bilang hari ini ada lembur? Tidak jadi?" tanya Chanyeol penasaran.

Baekhyun adalah seorang dokter anak di sebuah rumah sakit di Seoul. Tidak heran jika setiap hari dia harus berurusan dengan obat dan berakhir dengan bau obat-obatan yang menempel di seluruh tubuhnya.

"Kepalaku sedikit pusing dan pasien hari ini tidak terlalu banyak. Jadi kuputuskan pulang cepat saja," jawab Baekhyun sambil menggusakkan wajahnya ke dada bidang Chanyeol.

"Kalau begitu tunggu sebentar di sini. Aku akan mengambil tas dan kita langsung pulang."

"Tidak ganti baju dulu?"

"Aku bisa melakukannya di rumah."

Chanyeol berusaha melepaskan pelukannya dan berniat masuk kembali ke dalam tetapi Baekhyun malah berjinjit, meraih wajah sang kekasih kemudian mendaratkan bibir tipisnya ke bibir Chanyeol. Sedikit terkejut memang. Namun, dalam hitungan detik Chanyeol tanpa ragu segera menyambut ciuman tersebut. Berawal dari kecupan ringan berlanjut menjadi lumatan hingga akhirnya terlepas setelah keduanya terengah kehabisan napas.

"Aku bisa overdosis kalau kau seperti ini," ucap Chanyeol kemudian menggusak hidung bangir Baekhyun dengan hidungnya.

"Bisakan kita melanjutkannnya di rumah?" tanya Baekhyun malu-malu.

"Oke. Call."

END