Swear It Again

Hello! Ini fanfic pertamaku, dimohon kesediaannya untuk memaafkan Author yang masih belum jago dalam merangkai kata-kata, dan Author sangat berterimakasih jika kalian semua mau membacanya apalagi meninggalkan REVIEW. Please enjoy! ^^

Disclaimer : Bleach belongs to Tite Kubo

Warning: OOC, Typo, abal, gaje, dll :x

Pairing : Hitsugaya x Rukia (HitsuRuki)

Genre: Romance/Drama

Rated: T

Summary:

Dia mencintainya. Namun dia tidak tahu apakah dia benar-benar mencintainya atau dia hanya merasa kasihan pada laki-laki itu. Walaupun begitu, laki-laki itu tidak akan pernah ingin mengatakan selama tinggal pada perempuan itu. Tapi perempuan itu tak bisa memungkiri betapa segalanya terasa benar ketika tangan lelaki itu menggenggam tangannya.

"Rukia-chan!"

Gadis berambut raven yang sedang membawa tumpukan paperwork sambil setengah berlari itu memperlambat lajunya ketika suara seorang wanita menyerukan namanya. Malangnya, gadis yang bermaksud berhenti untuk menatap wanita yang barusan memanggilnya itu kehilangan keseimbangan dan akhirnya sudah bisa ditebak kan?

Gadis itu terjatuh, menimpa tumpukan paperwork yang dibawanya dan mengakibatkan kertas-kertas itu berhamburan, seolah-olah baru saja ada badai yang mengguncang Seireitei.

"Aduh..."

"Rukia-chan! Duh, maafkan aku! Apa kau terluka?"

Gadis itu mencoba menenangkan wanita yang panik itu dengan seulas senyuman lembutnya "Aku tidak apa-apa Rangiku-san"

"Benar tidak apa-apa?"

"Iya, aku tidak apa-apa. Sungguh"

Wanita yang dipanggil Rangiku itu tersenyum lega lalu membantu Rukia berdiri "Maaf ya. Aku tidak menyangka kalau teriakanku akan membuatmu terjatuh"

Rukia tersenyum lagi "Kau tidak berteriak, kau hanya memanggilku saja. Lagipula aku yang terlalu terburu-buru sampai kehilangan keseimbanganku" ujarnya sambil tertawa kecil dan berjongkok memunguti kertas-kertas yang berhamburan, dibantu oleh Rangiku.

"Tapi tetap saja aku merasa bersalah kalau misalkan kau benar-benar terluka karena aku berteriak...ehm, memanggilmu seperti tadi. Bisa bisa aku dicincang oleh..."

"Dia tidak sekejam itu kok" sahut Rukia sambil tersenyum, namun Rangiku bisa melihat bahwa gadis di sebelahnya itu sedikit malu.

"Tapi Rukia-chan,kau kan tak tahu rasanya bekerja dengannya. Dia sangat galak padaku, bahkan mungkin di kamusnya itu tiada hari tanpa membentakku. Padahal aku kan hanya butuh waktu istirahat lebih, eh dia malah lebih gencar mengomeliku. Kau sih enak, kau kan pacarnya, jadi tidak pernah jadi korban omelan Taichou sadis itu..." oceh Rangiku panjang-lebar tanpa menyadari bahwa tatapan mata Rukia sudah beralih pada seseorang lain di belakang mereka

"Siapa yang kau maksud dengan Taichou sadis?"

"Ah, masa yang begituan saja enggak tahu sih? Sudah jelas yang kumaksud adalah Hitsugaya-taichou!" Rangiku meneruskan ocehannya, sampai Rukia yang sweatdropped memanggil namanya perlahan...

"Ra...Rangiku-san..."

"Apa?"

"Itu... di belakangmu..."

Rangiku menghadap ke arah belakang sampai pandangan matanya membentur figur seseorang dengan spiky white hair yang dikenalnya. Kerut-kerut kekesalan terpancar jelas di kening orang itu. Ya, orang itu adalah kapten Divisi 10 sekaligus atasan Rangiku, Toushirou Hitsugaya.

"Ta...Taichou!"

Rangiku sweatdropped ketika melihat bahwa sang taichou kelihatannya sudah siap memuntahinya dengan seribu satu omelannya lagi, bahkan di benaknya sudah terpikirkan bayangan bekerja dengan tumpukan paperwork sesuai perintah kaptennya.

Namun yang terjadi malah sebaliknya

"Kau kenapa?"

Ternyata perhatian Hitsugaya sekarang berada sepenuhnya pada Rukia, menanyakan gadis yang masih sedang sibuk memunguti kertas-kertas itu,dan membuat Rangiku bernafas lega.

"Eh, tidak apa-apa. Aku sedikit ceroboh" jawab Rukia sambil tersenyum untuk menenangkan pemuda yang sorot matanya langsung dihinggapi kecemasan di depannya ini. Melihat senyuman itu, pemuda itu hanya menghela nafas lalu menjulurkan tangannya, hendak membantu memunguti kertas-kertas yang berhamburan namun dihalang oleh Rukia.

"Tidak usah, ini tinggal sedikit lagi"

"Akan lebih cepat kalau dilakukan bersama"

"Tapi.."

"Sudahlah" Dengan cekatan, Hitsugaya memunguti kertas-kertas itu bersama dengan Rukia dan Rangiku yang mengamati pasangan itu cuma bisa tersenyum-senyum separuh geli separuh kagum (?)

"Terimakasih.. Hitsugaya-taichou" ucap Rukia setelah semua kertasnya selesai dipungut.

Hitsugaya hanya mengangguk kecil dan bertanya "Kau mau mengantarkan itu semua sendirian?"

"Iya, tidak apa-apa, ini kan tugasku"

Hitsugaya tahu dengan sangat bahwa Rukia akan sangat susah untuk dipaksa, jadi ia hanya menatap sepasang iris violet itu, mengisyaratkan kalau ia boleh pergi. Rukia balas menatap iris turqoise itu sambil memasang seulas senyum namun sebelum ia beranjak, ia menatap Rangiku yang masih keasyikan menonton pasangan itu.
"Rangiku-san, tadi apa yang mau kau katakan?"

"Huh?" yang dipanggil malah gelagapan, samasekali tidak mengerti apa yang ditanyakan Rukia.

"Tadi kau memanggilku kan? Mau bicara apa?"

Oh itu maksudnya. Nyaris aku lupa. Batin Rangiku

"Ooh, sebenarnya aku ingin mengajakmu ke divisi 10...sekalian melihat taichou karena kulihat akhir-akhir ini kalian jarang bertemu...jadi kupikir kalian pasti sudah tidak sanggup lagi menahan rindu hehehe... tapi ternyata kalian barusan bertemu lagi jadi..."

"Matsumoto, lebih baik kau kembali ke kantor. Banyak tugas yang harus diselesaikan" potong Hitsugaya

"Eh? Tapi taichou?"

"Sudah, pergi saja. Aku akan menyusul nanti"

Rangiku terlalu malas untuk membantah kaptennya sekarang akhirnya ia hanya mengiyakan saja. "Maaf Rangiku-san... Nanti aku akan berkunjung kesana, tapi setelah aku menyelesaikan tugasku dulu ya. Oh ya, terimakasih atas bantuannya tadi" ujar Rukia. "Baiklah Rukia-chan, aku pergi dulu ya! Taichou, saya mohon diri" Rangiku pergi meninggalkan Hitsugaya dan Rukia yang mendadak diliputi keheningan.

"Toushirou, aku juga harus pergi sekarang. Aku akan mengunjungimu lagi nanti" ucap Rukia. Rukia kembali memanggil pemuda di depannya ini dengan nama depannya, khusus dilakukannya ketika mereka tengah berdua saja.

"Hm." Hanya itu yang bisa dikatakan Hitsugaya seiring dengan langkah gadis itu yang terus menjauh namun tiba-tiba

"Toushirou"

Rukia yang sudah berjalan agak jauh mendadak berhenti, memanggil namanya, dan menatap lekat sepasang iris turqoise Hitsugaya itu.

"Terimakasih"

Hitsugaya terpaku di tempat sejenak, dengan semburat merah sedikit mewarnai wajahnya, menyadari bahwa reaksi yang diberikan tubuhnya selalu begini, selalu begini jika melihat senyuman gadis bermata violet yang berhasil menawannya itu. Rukia Kuchiki.

Huaaa! Maaf kalau dari sini semuanya masih kurang jelas, nanti detailnya akan dijelasin di chapter berikutnya.

Makasih buat yang udah baca apalagi yang berkenan untuk meninggalkan REVIEW! =3

See ya on next chapter! :3