Sub Title : A story of little Dandelion

Pairing : JUST YeWon or Wonsung, no more !

OC : Lee Donghae and Tiffany Hwang

Lenght : 1 of 2

Genre : sad romance, angst, hurt, TRAGEDI !

Rate : i don't know :p

Disc : Choi Siwon memiliki hak penuh atas istrinya, Choi Yesung a.k.a Choi Jong Woon. Any problem? And their's not mine T_T

Warning : Miss Typo(s), bad plot, gaje, YAOI, BOYS X BOYS ,

DON'T LIKE DON'T READ AND DON'T BASH!

.

.

.

-A story of little dandelion-

Ia bagaikan dandelion.

Terlihat sangat rapuh, namun sangat kuat. Sangat indah dan memiliki arti yang dalam, kuat menantang angin.

Terbang tinggi dan menjelajah angkasa dan akhirnya hinggap disuatu tempat untuk tumbuh menjadi kehidupan baru.

Ia bagaikan dandelion, setangkai dandelion kecil.

Yang warnanya mungkin tak secantik mawar yang mekar. Dan juga tak seceria bunga matahari yang bersinar.

Satu warna dalam dirinya, putih. Simbol dirinya yang terkesan tenang dari luar, namun menyimpan begitu banyak luka didalam hatinya.

Dan satu hal yang aku tau, dandelion kecil itu tak suka akan kebohongan. Ia sangat membenci penghianatan. Ingat itu!

.

.

.

Semua tentang dandelion kecil itu. ini Hidupnya, ini Kisahnya dan bahkan—

—takdirnya

.

.

.

.

Namja manis itu terdiam. Menatap kosong langit yang telah menghitam. Seolah tak peduli, ia tetap diam. Saat ini namja manis itu tengah berada di taman terpencil yang sedikit terabaikan oleh keberadaan gedung-gedung pencakar langit yang berdiri angkuh ditengah kota yang saat ini tengah menjadi pusat perhatian dunia. Seoul, Korea Selatan.

Namja manis itu mendesah pelan, sesekali onyxnya melirik benda hitam yang melingkar mesra tepat dipergelangan tangan mungilnya.

21.30 PM

Hah, pantas taman itu sepi. Malam sudah semakin larut, hanya orang sinting yang mau keluar didinginnya udara musim gugur ini. Namun tidak baginya. Ia berbeda. Ia harus menunggu seseorang. namun seseorang yang ia tunggu tak jua datang. Mungkin kali ini ia harus kembali bersabar, atau mungkin ia memang harus selalu menguatkan hatinya untuk terus bersabar? Entahlah.

Sepasang tangan kokoh melingkari kedua onyx orientalnya, sehingga menutup dengan paksa. Tak perlu mengelak, Namja manis itu sudah tau pasti siapa orang yang telah menutup matanya tiba-tiba. Sangat tak asing, karena memang ia sudah tahu jawabannya.

"baby..." namja pemilik tangan kokoh itu mulai berujar, mengingat sudah hampir 5 menit ia terkurung dengan kebisuan namja manis yang tengah ia tutup matanya.

"baby... hei.. aku datang," merasa diacuhkan, namja tampan pemilik tangan kokoh itu akhirnya melepaskan tangannya yang berada dimata namja manis yang masih diam membisu.

Nihil

Tetap tak ada jawaban, namja tampan itu akhirnya mendudukan diri tepat disamping namja manis itu yang sekarang terlihat masih memejamkan matanya.

"mianhae..." satu kata lagi terucap dari bibir sang namja tampan.

"..."

Tetap sama, masih tak ada jawaban. Hanya terdengar suara gemerisik dedaunan yang tak sengaja digoda oleh angin malam ataupun suara hewan-hewan malam yang entah apa itu namanya.

"baby, jebal.." dengan pelan, akhirnya sang namja tampan memegang kedua bahu namja manis itu, hingga pada akhirnya mereka berhadapan. Masih dengan memejamkan mata, seakan keberadaan sang namja tampan sama sekali tak berpengaruh untuknya.

"Sungie baby, please.. answer me!" setengah memohon. Akhirnya onyx itu terbuka, sungguh pemandangan yang menakjubkan, namun perlahan terlihat kilatan amarah di manik sewarna hazel itu.

"KAU TERLAMBAT 5 JAM, TUAN CHOI SIWON!" itulah kalimat yang pertama kali keluar dari mulut mungil sang namja manis yang tadi dipanggil 'sungie' atau yang bernama lengkap Kim Yesung itu. namja tampan atau yang bernama Choi Siwon itu memejamkan matanya sejenak, kemudian kembali membukanya perlahan dan langsung ia tujukan tepat pada sepasang mata indah yang masih menampakan kilatan amarahnya itu.

"mianhae, jeongmal..." lidahnya kelu, seakan tak mampu menemukan kosakata lain selain kata 'mianhae'. Ya, ia tau ia salah. Dan ia tau dimana letak kesalahannya kali ini. Karena memang, ia sudah acap kali mengulangi kesalahannya itu. siapa yang tidak marah, ketika kekasihnya yang sudah berjanji akan menemuinya, lalu dengan seenaknya datang 5 jam setelah jam yang telah ia sendiri tentukan. Salahkan saja pertemuan tiba-tiba antara dia dengan 'seseorang' dan salahkan juga memori otaknya yang mungkin sedikit rendah untuk sekedar mengingat janjinya itu , walaupun kenyataannya ia adalah seorang CHOI SIWON. Pewaris tunggal HYUNDAY CORP, perusahaan yang bergerak dibidang tour & travel paling berkuasa dinegara yang selalu berseteru dengan negara serumpunnya, Korea Utara.

"aku tau aku salah, Tapi kau harus mengerti keadaannku. Ak-"

"-kau harus menemani 'dia' ? ya, Aku mengerti. Dan aku SELALU mengerti!" seru Yesung menyela ucapan Siwon. Siwon kembali menghela nafas, entah sudah berapa kali ia melakukannya.

"Kau tau apa yang kurasakan sekarang?" Yesung berdiri dari tempat duduknya. Memandang lekat Siwon yang masih terduduk dibawahnya. Menarik nafas sejenak, " Kau tahu bagaimana rasanya menunggu kekasihmu yang tak jua datang sampai 5 jam? Aku merasa seperti orang bodoh, kau tau ? ITU SANGAT MEMUAKKAN!" nafas Yesung terengah-engah. Semua emosi yang sedari tadi ia tahan akhirnya ia keluarkan. Siwon menatap nanar Yesung, kemudian ia berdiri. Tepat didepan Yesung.

"aku tau... tapi kau harus mengerti, Jebal.." Ucap Siwon.

"aku Muak Choi Siwon!" lirih Yesung.

Tes

Pemandangan yang paling Siwon benci saat ini tengah terpapar jelas didepan kedua obsidiannya.

Yesung-nya menangis

Walaupun hanya diterangi sinar lampu taman dan cahaya ribuan bintang dilangit malam. Namun Siwon bisa melihat dengan sangat jelas. Namja manisnya saat ini tengah mengeluarkan kristal bening dari kelopak mata indahnya. Siwon tak suka, jelas Ia sangat membenci airmata Yesung. Dan yang paling ia benci saat ini adalah kenyataan bahwa ia kembali menjadi penyebab YesungNya menangis.

Grepp

Dengan sekali gerakan, tubuh mungil itu telah jatuh kedalam dekapan hangat milik namja bermarga 'Choi' itu.

"Uljima... jebal, jeongmal mianhaeyo.." Siwon terus mengeratkan rubuh ringkih itu dalam dekapannya. mencoba menyalurkan kehangatan disela-sela malam yang begitu dingin.

"aku muak Siwon, aku sudah sangat muak.." rancau Yesung lemah, seakan sudah tak adalagi kekuatan dari tubuh mungilnya itu. Yesung terus terisak dalam-pun ketika dengan perlahan Siwon melepaskan pelukannya dan langsung menangkupkan kedua tangannya tepat diwajah bak malaikat milik Yesung.

"aniyo... kau tak boleh berkata seperti itu." pinta Siwon lembut namun menuntut. Yesung hanya menggelengkan kepalanya pelan, membiarkan airmatanya terus membasahi wajahnya bahkan tangan Siwon yang masih berada diwajahnya. Ia seakan tak peduli.

"aku sudah lelah Siwon... "

Deg

Satu kalimat itu berhasil membuat jantung Siwon seakan berhenti berdetak. Ia tak ingin mendengar kalimat itu. Sunguh.

"kau bicara apa, eoh? Ani, kau tidak boleh lelah." Perlahan tangan Siwon terangkat bermaksud menghapus airmata milik namja manisnya itu, pemilik seluruh hatinya.

"aku mencintaimu... tapi aku tidak tau, aku lelah." Yesung kembali bergumam pelan. Sungguh, saat ini tenaganya terkuras habis untuk alasan yang tidak ia mengerti.

"Yesung, Lihat aku!" Siwon sedikit memaksa Yesung untuk menatap langsung kearah matanya. "kau mencintaiku?" Yesung mengangguk pelan. Siwon tersenyum tipis.

"kalau begitu, bertahanlah sampai akhir. Lalu akan kupastikan kita akan bersama selamanya." Ucap Siwon tegas, ia ingin YesungNya percaya sepenuhnya padanya.

"ta—" Siwon langsung membungkan mulut Yesung dengan bibirnya. Melumatnya pelan, tanpa nafsu sedikitpun. Hanya bermaksud menegaskan kembali ucapannya, agar YesungNya tetap berada disampingnya. Karena sungguh, ia tak bisa hidup tanpa YesungNya.

"kau harus percaya padaku, arraya?" Ucap Siwon setelah melepaskan pagutannya. Lagi-lagi Yesung mengangguk pelan. Ia tak tau lagi apa yang harus ia lakukan, dan bagaimana ia harus bersikap. Ya, karena menang seluruh hidupnya sudah ia gantungkan kepada namja tampan dihadapannya itu. Semua miliknya, baik hati maupun raganya Sudah sepenuhnya milik seorang Choi Siwon.

"mianhae ne.." ucap Siwon sekali lagi.

"..." merasa tak ada reaksi dari namja manisnya itu, Siwon kembali memeluk kekasihnya. YesungNya yang selalu ia sakiti.

"mianhae.."

.

.

.

Siwon memandang lekat wajah damai Yesung yang tengah terlelap. saat ini mereka berdua tengah berada di apartemen megah milik Siwon. Ia merebahkan dirinya tepat disamping Yesung. Menopang kepalanya menggunakan satu lengannya. Sementara obsidiannya tetap terpusat pada seorang namja manis yang menurutnya adalah jelmaan seorang malaikat itu.

"aku lelah.." rancau Yesung dalam tidurnya. Rupanya ia tengah mengigau sekarang.

Deg

Bahkan saat sudah terlelapun ia masih bisa merasakan lelah. Siwon kembali merasakan nyeri dalam dadanya. ia sangat tau bagaimana perasaan kekasih hatinya itu sekarang.

"mianhae, baby..." Siwon mengelus pipi Yesung lembut. "aku tau aku sudah menyakitimu terlalu dalam, dan aku tau aku adalah manusia yang sangat egois. namun mengertilah, Kumohon, bertahanlah sampai akhir. Demi kita.." lirih Siwon. Tanpa terasa liquid bening merangsek keluar dari matanya. Ya, saat ini ia menangis. Hatinya terlalu sakit, melihat Yesung yang setiap hari harus terluka akibat perbuatannya. Mau bagaimana lagi, keadaan yang memaksanya seperti sekarang ini. Namun sungguh, ia sama sekali tak bisa melepaskan 'malaikat'nya itu begitu saja. Tak mungkin bisa.

"aku sangat mencintaimu.." ucap Siwon terakhir kali, sebelumnya ia mengecup bibir plum milik Yesung kemudian ia beralih memeluk pinggang ramping Yesung menempatkan kepala Yesung berada dalam dadanya. Kemudian perlahan ia memejamkan matanya, bermaksud menyusul YesungNya didalam mimpi.

.

.

.

Kim Yesung, adalah seorang namja yatim piatu yang hidupnya sebatang kara setelah kematian kedua orang tuanya serta seorang adiknya akibat kecelakaan tragis yang terjadi 10 tahun yang lalu. saat itu usianya masih terbilang muda, 12 tahun. Ia berasal dari Cheonan, namun Setelah kejadian itu, ia nekad memutuskan untuk pergi ke seoul sekedar untuk melupakan kejadian tragis yang telah merenggut kebahagiaannya itu. ia menjadi pribadi yang tertutup dan anti-sosial. Hingga akhirnya ia bertemu dengan namja tampan nan kaya raya yang bernama Choi Siwon.

Perlahan namun pasti, namja bermarga 'Choi' itu mulai membuat Yesung bangkit dari keterpurukan walaupun tak sepenuhnya bangkit, namun cukup untuk mengisi hari-harinya yang dulu sempat kelabu. Dan sampai pada suatu saat, tepatnya 3 tahun yang lalu, namja tampan itu mengungkapkan perasaannya pada Yesung. Bahwa ia mencintai namja manis itu dan berharap mampu mengisi kekosongan hatinya. Dan tak disangka, akhirnya Yesung mau membuka hatinya untuk namja tampan itu. mereka menjalani harinya dengan kebahagiaan yang mungkin membuat semua pasangan lain merasa iri. Namun kejadian satu tahun yang lalu mengubah segalanya... dan Yesung tau, bahkan sangat mengerti, pilihannya kali itu adalah sebuah kesalahan yang besar...

-A story of Little Dandelion-

Yesung membuka matanya perlahan. Menyipitkan kedua onyxnya yang memang sudah sipit itu untuk sekedar menyesuaikan dengan cahaya yang tertangkap oleh retinanya. Hah, sudah pagi rupanya. Dengan gerakan perlahan, ia menyingkirkan lengan kekar yg ia tau pasti telah memeluk pinggangnya semalaman. Tanpa perlu kusebut, kau pasti sudah tau bukan siapa pemilik kedua tangan kekar itu?

"kau sedang memasak apa, baby?" rasa hangat tiba-tiba menjalar ketubuh mungilnya ketika seseorang memberikan back hug padanya, tanpa perlu menoleh ia sudah tau siapa pelakunya.

"nasi goreng." Jawab Yesung singkat. Ya, kegiatan pagi ini ia awali dengan memasak didapur apartemen milik kekasih tampannya itu.

"baunya enak sekali... heum, aku sudah tak sabar mencicipinya." Kali ini Siwon mulai sedikit menggoda Yesung dengan sesekali menciumi bahu mulus milik Yesung.

"mandilah.." ucap Yesung datar, Siwon langsung menghentikan kegiatan 'nakal' nya itu. dan langsung membalikkan tubuh Yesung hingga mereka berhadapan.

"kau masih marah padaku?" tanya Siwon.

"..."

"baby..."

"..."

Yesung tetap diam, seakan tak berminat untuk sekedar menjawab ataupun membuka mulutnya untuk mengucapkan satu patah kata saja.

"baby, kau masih marah padaku?" tanya Siwon lagi.

"ani.." balas Yesung Singkat.

"jinjja?" Yesung mengangguk pelan.

"buktikan padaku." Ucap Siwon sedikit menantang. Yesung masih menatap datar Siwon, lalu perlahan ia mulai mendekatkan wajahnya kepada Siwon hingga...

CHU

Yesung mengecup Singkat tepat dibibir Siwon. Lalu ia kembali bersiap-siap menyiapkan sarapannya yang sempat terabaikan itu.

"gomawo.." ucap Siwon senang.

"mandilah.. setelah itu makanlah sarapan yang telah aku buat." Ucap Yesung yang masih sibuk menata nasi goreng itu kedalam piring.

"baik... my prince." Seketika tubuh Siwon menghilang dibalik pintu kamar mandi yang baru saja tertutup. Meninggalkan Yesung yang tengah menatap sendu kepergiaannya.

...

'aku harus berangkat ke restoran. Kemarin aku membolos tanpa izin. Jangan menungguku, aku akan pulang ke apartemenku malam ini.'

Siwon terlihat sedikit terkejut ketika membaca note yang sengaja Yesung tinggalkan diatas meja makannya. Ia sedikit terkejut dengan kepergian Yesung yg tiba-tiba itu. bahkan namja manis itu belum sempat berpamitan langsung padanya.

'kau masih marah padaku, baby..'

.

.

.

Yesung terlihat berjalan santai disepanjang trotoar ditepi jalan raya Seoul yang memang selalu ramai itu, namun sama sekali tak membuat Yesung terganggu sedikitpun. Ia memang terbiasa seperti itu. ia hanya akan diam, seraya terus melangkahkan kakinya agar cepat sampai ketempat tujuannya. Restoran. Tempatnya mencari uang untuk menghidupi dirinya.

Tingg

Suara lonceng menggema diseluruh ruangan bernuangsa klasik eropa itu. menandakan ada seseorang membuka pintu restoran yang mempunyai tittle 'Cheonsa' itu. restoran yang menyediakan menu-menu makanan dan minuman dari segala penjuru dunia.

Yesung melangkahkan kakinya perlahan, masuk lebih dalam. Memasuki restoran yang sudah menjadi tempatnya bekerja hampir 6 tahun lamanya.

"Yesung-ah.." sapa seseorang begitu Yesung telah selesai memakai seragam kerjanya. Yesung menoleh, melihat Siapa orang yang telah menyapanya, ternyata seorang namja tampan, yang mungkin hanya terpaut beberapa tahun diatasnya. Orang itu tersenyum tipis, kemudian berjalan mendekati Yesung.

"kau sudah datang?" tanya orang itu.

"Ne.." balas Yesung pendek. Memang, Yesung termasuk orang yang irit dalam berbicara, kecuali pada Siwon tentunya.

"kau baik-baik saja?" tanya orang itu lagi.

"Gwaenchana, boss." Balas Yesung lagi. Orang didepannya yang ternyata adalah pemilik restoran ini, dengan kata lain adalah boss nya Yesung itu hanya memandang lekat Yesung.

"Sudah aku bilang, jangan panggil aku boss. Panggil aku Hae hyung saja, ne." Ucap boss Yesung yang bernama lengkap Lee Donghae itu.

"ani, aku tetap akan memanggilmu boss." Donghae menghela nafas pelan. Ya, ia tau, akan sangat susah merubah pendirian namja manis didepannya itu. pada akhirnya ia harus mengalah.

"kau sudah mau bekerja?" Yesung mengangguk samar. "baiklah, kalau ada apa-apa hanya beri tau aku, ne."

"baik, boss." Yesung berlalu begitu saja dari hadapan Donghae, tentu saja setelah sebelumnya sempat membungkukan badannya pelan.

Donghae menatap nanar kepergian Yesung. Ada perasaan lain yang menyusup dihatinya. Bukan, kalau kau mengatakan itu cinta. Ia sama sekali tak mencintai namja manis itu. hanya saja seolah ia dapat merasakan beban berat yg memang telah Yesung tanggung selama ini.

'aku ingin kau membagi bebanmu padaku, Sungie.'

Donghae sadar ia menyayangi Yesung. Namun hanya sekedar itu, tak lebih. Ia sudah menganggap Yesung sebagai adiknya. Adik kecil yang selalu ingin ia lindungi dan ia jaga. Semuanya berawal saat ia menemukan Yesung berada didepan restorannya, 6 tahun yg lalu. kala itu hujan deras tengah mengguyur Seoul. Entah mengapa Donghae sangat iba melihat Yesung meringkuk kedinginan dengan tatapan kosongnya.

"kumohon, tolong aku."

Rintihan Suara Yesung kala itu kembali menghampiri memorinya. Pada saat itu ia memantapkan hati untuk menjaga Yesung. Namun sepertinya Yesung masih sama seperti 6 tahun yg lalu. Yesung masih menjadi pribadi yang tertutup, walau tak sependiam dulu. Tapi tetap saja, seringkali Donghae melihat tatapan Yesung yang kosong. Ia khawatir, dan ia tau ada sesuatu yg terjadi dengan namja manis itu. namun ia tak tau sesuatu itu, karena Yesung sama sekali tak mau membagi barang sedikitpun cerita padanya. Yang ia bisa haya mengawasi Yesung dari jauh.

.

.

.

Hari beranjak siang, waktunya orang-orang mengisi perutnya sejenak. Sudah bisa dipastikan bagaimana keadaan restoran itu siang ini. Ramai. Tentu. Selalu seperti itu jika waktu makan siang telah tiba.

Ting

Bunyi lonceng menandakan satu lagi pengunjung restoran cheonsa itu yang datang. Ah, bukan seseorang, melainkan sepasang. Mereka langsung menempati salah satu meja yang masih kosong.

Yesung dengan sigap langsung sigap berjalan kearah customer barunya, tanpa melihat terlebih dahulu siapa orangnya, karena sedari tadi ia sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"mau pe—" suara Yesung tercekat ditenggorokan begitu ia tau siapa pengunjungnya kali ini.

"-san apa tuan, nona?" Dengan pelan, akhirnya ia bisa menyambung kalimatnya itu. ya, kali ini kesabarannya tengah diuji. lagi.

Salah satu dari keduanya yang adalah seorang namja tampan, hanya memandang Yesung nanar, entah apa maksudnya.

"aku pesan Lasagna, dan maple syrup." Sahut yeoja yang berada di depan sang namja tampan. "kau mau pesan apa Wonnie?" tanya yeoja cantik itu pada namja tampan dihadapannya.

"ah... mwo?" tanya namja tampan itu gugup. Langsung mengalihkan pandangannya dari Yesung kearah yeoja cantik itu

"kau mau pesan apa, Wonnie?" ulang yeoja cantik itu.

"aku pesan pasta dan coffelatte." Jawab namja yang dipanggil 'Wonnie' atau yang ternyata adalah Siwon, Choi Siwon. Yesung tetap mencatat pesanan itu walaupun dengan perasaan yang sulit ia deskripsikan dengan kata-kata.

"ada lagi?" tanya Yesung, Siwon kembali memandang Yesung yang saat ini sama sekali tak melihat kepadanya, melainkan kepada Yeoja yang datang bersamanya.

"kurasa tidak, bagaimana denganmu Wonnie?" tanya yeoja cantik itu.

"ah.. eobseo." Jawab Siwon.

"baiklah, saya permisi dulu." Yesung akhirnya beranjak meninggalkan Siwon yang saat ini tengah memandang miris kepergiaannya.

'mianhae, telah menyakitimu lagi.'

Siwon memang sama sekali tak berniat untuk makan siang direstoran Cheonsa, ia tau betul jika restoran itu adalah tempat Yesung bekerja. Namun apa boleh buat, yeoja yang ada dihadapannya itulah yang memaksanya untuk mengunjungi restoran ini. Satu kesalahan lagi ia perbuat hari ini.

"Wonnie, gwaenchana?" tanya Yeoja cantik itu melihat sedari tadi Siwon hanya terdiam.

"gwaenchana, Fanny-ah." Balas Siwon pada Yeoja yang ia panggil 'Fanny' atau Tiffany itu. Tiffany hanya tersenyum mendengar jawaban Siwon, tunangannya.

Ya, Hwang Tiffany, adalah tunangan seorang Choi Siwon. Sudah satu tahun belakangan mereka bertunangan. Aneh? Tak ada yang aneh. Yeoja cantik anak tunggal dari pemilik resort paling tersohor di seantero Korea itu memang telah sah menjadi tunangan tuan muda Choi. Bisa dibilang itu hanya sebuah 'Pertunangan bisnis'. karena memang, mereka berdua telah dijodohkan oleh kedua orang tua mereka masing-masing atas dasar kerja sama yang telah terjalin erat antara dua perusahaan raksaksa milik orang tua mereka.

Apakah yeoja cantik itu menyesal? Tentu jawabannya tidak. Siapa yg akan menyesal jika dijodohkan oleh namja kelewat sempurna seperti Choi Siwon, tidak ada bukan? Ia bahagia. Namun kebahagiaannya tak sebanding lurus dengan tunangan tampannya itu. yeoja cantik itu tak tau kalau ia telah menjadi pihak ketiga dalam ikatan cinta kedua anak manusia. Dan mungkin ia menjadi penyebab kesakitan yang tak terlihat dihati kedua insan itu. namun sekali lagi, ia pihak yang tak patut untuk disalahkan.

"ini pesanannya." Ucap Yesung seraya meletakkan pesanan dimeja yg ditempati oleh Siwon dan Tiffany.

"gomawo." Jawab Tiffany ramah. Siwon lagi-lagi hanya bisa membisu, ia memang tak tau harus bagaimana bersikap.

"saya permisi dulu."

"tunggu.." seseorang menahan langkah Yesung dengan cara menggenggam tangannya erat. Yesung terpaksa menoleh kembali melihat sepasang obsidian itu menatapnya dalam.

"ada apa Wonnie?" tanya Tiffany melihat Siwon yg tengah menggenggam tangan Yesung. Sementara Yesung tetap bergeming, hanya menatap kosong Siwon.

"ah.. aniyo." Siwon langsung melepaskan tangan Yesung menyadari kesalahan yg baru saja ia tunjukan. Tanpa sepatah kata apapun Yesung langsung meninggalkan pasangan itu.

"Wonnie, gwaenchana?"

Siwon yang sedari tadi belum melepaskan pandangannya pada arah kepergian Yesung langsung beralih pada yeoja cantik itu.

"gwaenchana." Ia memaksakan sedikit senyum agar yeoja cantik itu tak lagi mengkhawatirkannya. "ayo kita makan!" Tiffany mengangguk dan mulai memakan pesanannya.

'jeongmal mianhae, baby.'

Sementara ditempat lain, tepatnya disalah satu sudut yang terdapat di pantry restoran itu terdapat Yesung yang sepertinya tengah memperhatikan sesuatu, atau mungkin seseorang?

Jawabannya tentu saja tengah memperhatikan pasangan yang berada dimeja no 4 itu. Siwon, namjachingunya. dan Tiffany, tunangan namjachingunya.

Miris. Memang. Bagaimana tidak, jika melihat kekasihmu sendiri makan bersama yeoja lain yang tidak lain tidak bukan adalah tunangan kekasihmu? Aneh? Tentu. Dan inilah realita yang tengah terpapar jelas dimata Yesung. Tapi ia sendiri yang telah memilih jalan ini. Ia tau ia salah, jalan yang ia ambil salah. Menjadi 'Simpanan' Siwon untuk waktu yang cukup lama. Namun ia sudah cukup jatuh terlalu dalam, ia sudah menyerahkan seluruh hatinya pada namja tinggi itu. ia tak mungkin lari, walaupun sebenarnya ia sudah sangat lelah, berpura-pura selalu tegar ditengah kenyataan yang semakin membuatnya jatuh.

"kau sedang apa, Sungie?" tanya seseorang tiba-tiba. Orang itu adalah Lee Donghae, bossnya.

"tidak." Balas Yesung singkat.

"kau sakit? Wajahmu sangat pucat." Ucap Donghae memperhatikan raut wajah Yesung yang memang lebih pucat dari biasanya. Ya, setiap hari wajah Yesung memang selalu pucat. Entah mengapa.

"aniyo." Datar Yesung. Ia langsung beranjak ketika melihat satu lagi pengunjung restoran itu datang.

"tak usah memaksakan diri, Sungie. Aku tau kau lelah." Ucap Donghae setengah berseru yang berhasil membuat Yesung berhenti melangkah kemudian membalikkan tubuhnya kepada Donghae.

"aku memang sangat lelah." Balas Yesung lirih. Kemudian ia kembali berjalan menuju kearah depan restorannya.

Donghae menghembuskan nafas berat. Dugaannya selama ini benar. Yesung memang tengah menyembunyikan sebuah beban berat dihatinya. Dengan melihat wajahnya yang selalu pucat itu, ia selalu tau jika beban yang namja manis itu tanggung sangatlah berat. Namun ia masih cukup bodoh, karena sama sekali tak menemukan jawaban atas beban yang tengah namja manis itu rasakan.

"sebenarnya beban apa yang tengah kau tanggung, tolong beri tahu aku."

.

.

.

Ia seperti Dandelion, setangkai Dandelion kecil.

Mungkin dia tak berada ditaman-taman hias seperti bunga yang lain. Dia berbeda, dia tersembunyi dibalik ilalang dan diantara rumput liar. Tak seorangpun menghiraukan dirinya. Tapi itu memang takdirnya.

.

.

.

Yesung tetap sama, berjalan pelan ditepi trotoar jalan. Hujan deras petang ini sama sekali tak membuatnya untuk sekedar berlari ataupun mencoba berteduh. Seakan sama sekali tak menyadari bahwa petang ini Seoul diguyur hujan deras. Ia bergeming, tetap berjalan. Seakan meminta Hujan agar mau menghapus semua beban yg tengah ia pikul. Sakit, ia sudah sangat sering merasakannya. Namun ia harus tetap bertahan, sampai waktu yang sama sekali tak mencoba untuk sekedar memberitahu padanya, kapan semua ini akan berakhir.

Hingga Sampailah ia pada sebuah pintu apartement Kecil yang jauh dari kata mewah. Segera ia masukkan kunci pada lubang angin itu.

Cklek

Suara pintu terbuka ketika ia telah berhasil memegang knop pintu apartement kecil itu. apartemen miliknya sendiri. Susah payah ia menabung selama bertahun-tahun dan hasilnya ia bisa membeli apartemen kecil itu.

Segera ia tutup pintunya, tanpa mengganti pakaiannya yang sudah basah kuyup itu, segera ia dudukan tubuhnya pada sofa usang yg berada ditengah-tengah ruangan sempit itu setelah sebelumnya mengambil sebuah benda dalam tas slempang yang selalu ia bawa pada saat bekerja.

Ia tempelkan benda runcing yang ternyata adalah sebuat cutter kecil itu tepat pada pergelangan tangannya. Sedikit menekannya hingga meneteskan sedikit liquid merah, darah.

Apa ia tengah melakukan percobaan bunuh diri?

Tidak, jawabannya adalah..

Self Injury Syndrom

Ya, Yesung adalah salah satu penderita Syndrom itu. penyakit langka yang sudah ia derita sejak 10 tahun yg lalu. tepatnya saat ia kehilangan semua keluarganya. ia sangat suka menyakiti dirinya sendiri. Ketika ia merasa lelah, entah lelah fisik maupun psikisnya, ia merasa kecewa, ataupun merasa kesal, hingga ia merasa sangat sakit, ia akan melukai dirinya sendiri. Seperti saat ini, ia menyayat pergelangan tangannya sendiri yang sudah acap kali ia lakukan. Dan sama sekali tak ada raut wajah kesakitan, yang ada hanya perasaan lega. Ya, lega. Setiap kali ia sudah berhasil melukai dirinya, seakan bebannya terangkat, dan itu sedikit membuatnya lebih baik. Aneh, memang.

"APA YANG KAU LAKUKAN?" sebuah seruan tiba-tiba, diiringi dengan jatuhnya Cutter yang sedang ia gunakan untuk melukai tangannya. Yesung mendongak, menemukan sepasang obsidian yg tengah menatapnya tajam namun juga penuh dengan luka. Obsidiam milik orang yang paling ia cintai. Kekasih tampannya, Choi Siwon.

"sudah kubilang, jangan pernah melukai dirimu lagi." Suara Siwon melembut. Ia langsung duduk disebelah Yesung yg masih saja memandang dengan tatapan kosong padanya.

"aku mohon.." suara Siwon bergetar, seperti ingin menangis.

"..." Yesung tetap diam. Masih dengan tatapan kosongnya. Siwon langsung merengkuh Yesung kedalam pelukannya.

"aku mohon, jangan seperti ini." Cukup. Siwon akhirnya menangis juga. Ia tak tahan melihat kekasihnya yg seakan seperti mayat hidup sekarang.

Siwon adalah satu-satunya orang yang tau akan Syndrom yang Yesung derita. Dan ia juga tahu kebiasaan lain ketika Yesung sudah berada diambang kesabarannya. Selain melukai dirinya dendiri, ia akan bertingkah layaknya mayat hidup. Tak akan berbicara, tatapannya kosong..dan yang paling parah adalah tak mengenali dirinya. Itu akan berlangsung selama beberapa jam. Hingga pada akhirnya ia akan kembali menjadi Yesung yang sedia kala, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa. Entah apa namanya, kepribadian ganda? Bisa jadi.

Tampa terasa 1 jam telah berlalu dengan posisi sama, berpelukan. Tidak, tepatnya Siwon yang memeluk tubuh ringkih Yesung. Hingga ia mendengar deruan nafas teratur milik Yesung. Siwon sedikit mendongakkan kepalanya dan melihat YesungNya terlelap didekapannya. Ia mengelus pipi Yesung pelan, menghapus jejak airmata yang entah sejak kapan tertinggal diwajah Yesung. sekali lagi, ini akibat ulahnya.

"apa aku terlalu jahat?" tanya Siwon dengan terus menatap wajah Yesung yang tengah terlelah. Damai. Layaknya baby yang tengah tertidur.

"apa aku terlalu memaksamu untuk tetap bertahan?" lagi, Siwon masih bermonolog. Sesekali ia menyentuh bagian wajah Yesung.

"apa aku terlalu egois?"

"..."

"apa benar kau sudah sangat lelah?"

"..."

"bertahanlah.. kumohon.."

"..."

"aku berjanji akan memberikan akhir yg bahagia untukmu. Kau dengar?"

"..."

"aku akan menikahimu."

.

.

.

Ia bagaikan Dandelion. Setangkai Dandelion Kecil.

Berdiri tegak diantara rerumputan yang mulai menguning. Sesekali kelopakmu yang berserabut lembut, menari diterbangkan angin dengan begitu anggun. Angin yang akan menerbangkan dia dalam lembayung senja.

.

.

.

Siwon telah pergi dari apartemen kecil itu. bukan karena ia sengaja meninggalkan Yesung, melainkan Yesung sendirilah yang memaksa namja tampan itu untuk segera menunaikan kewajibannya sebagai tuan muda Choi, pewaris Hyunday Corp. Ya, Yesung memaksa Siwon untuk pergi kekantor dengan alasan yang sangat masuk akal. bukannya Siwonnya itu adalah orang yang sangat sibuk? Tak akan ia biarkan Siwonnya untuk melalaikan setumpuk berkas yang harus segera ia kerjakan ataupun ia tanda tangani hanya untuk menemani dirinya. Ia bukan namja manja, yang akan merengek pada kekasihnya untuk menemaninya seharian, walaupun ia ingin.

Yesung turun dari ranjangngnya, sekedar untuk membersihkan tubuhnya. Namun sepertinya saat ini tubuhnya tengah dalam keadaan yg kurang baik. Kepalanya terasa pening, dan badannya terasa dingin, walaupun udara pagi ini sudah cukup hangat, Pengaruh hujan-hujanan kemarin mungkin.

Selesai membersihkan tubuhnya -walaupun dengan sedikit memaksakan diri- ia segera beranjak untuk ketempat kerjanya. Namun pada saat ia melewati ruang tamunya, tak sengaja pandangannya bertemu dengan sebuah photo berbingkai yang terlihat seperti sebuah photo yg cukup tua. Photo keluarganya dengan background padang dandelion.

"padang bunga ini indah, eomma.." ucap namja kecil berumur sekitar 8 tahun pada yeoja yg lebih tua darinya yang ditengarai adalah eomma si namja kecil itu. saat ini ia, beserta appa, eomma dan adik laki-lakinya tengah bertamasya disalah satu padang bunga dikota mereka, Cheonan.

"iya, kebun bunga ini memang sangat indah. Kau suka Sungie?" tanya sang eomma pada anaknya yg ia panggil 'Sungie' atau Kim Yesung itu.

Yesung menangguk semangat, "aku suka sekali eomma."

"eomma, apa nama bunga-bunga itu?" tunjuk Yesung pada hamparan bunga putih yg terpapar luas dihadapannya. Pemandangan yg sangat indah.

"dandelion, bunga itu bernama dandelion."

"dandelion? Nama yg indah." Sahut Yesung seraya tersenyum manis.

"ya, memang sangat indah. kau tau apa artinya bunga dandelion itu?"

Yesung menggeleng imut, "artinya? Memang bunga itu mempunyai arti, eomma?"

Eommanya mengangguk, "tentu saja... dandelion memiliki arti yg sangat indah."

"apa itu, eomma?"

"bunga dandelion, terlihat lemah namun kenyataannya ia bunga yang sangat kuat. Kuat menantang angin yang kapan saja bisa menerbangkan semua kelopaknya. Terlihat tak berarti dan terabaikan namun sesungguhnya mampu membuat siapa saja merasa tenang ketika melihatnya."

"aku ingin seperti dandelion.." ucap Yesung ceria. Sang eomma tersenyum, "benarkah?"

"hum.. tentu saja, aku ingin menjadi dandelion yang kuat, walaupun ia selalu terabaikan, selalu sendiri dan selalu tersakiti oleh tanaman lain, tapi ia kuat melawan angin yg bisa kapan saja membawa kelopaknya pergi." Ucap Yesung bersungguh-sungguh.

"ya, kau memang harus seperti dandelion, suatu saat jika kau sendiri dan merasa lelah, ingatlah, bahwa kau adalah dandelion yang kuat. Arraya?"

"arraya, eomma."

...

Kenangan itu kembali berputar diotak Yesung. Kenangan lama yang kembali tercipta, dan satu-satunya kenangan indah yang bisa membuatnya tersenyum tulus jika mengingatnya.

"ya, aku dandelion." Gumam Yesung sambil meletakkan kembali bingkai photo usang itu, kemudian mulai meninggalkan apartement kecilnya.

.

.

.

Kembali seperti kejadian sebelumnya. Yesung berjalan di tepi trotoar, namun kali ini muncul sedikit semangat dalam dirinya. Kurasa, Itu merupakan awal yang baik

Lampu merah

Saatnya semua kendaraan berhenti sejenak, sedikit untuk tidak egois agar pejalan kaki bisa menyeberangi jalan.

Deg

Yesung mematung, tepat dipertengahan jalan. Tidak, ia tak ingin bunuh diri. Melainkan pemandangan didepannya lebih menarik perhatiannya, sampai tak sadar ia meremas dada sebelah kirinya.

Siwonnya tengah berciuman dengan seorang yeoja yang Yesung tau pasti adalah Tiffany itu didalam audy silvernya yang mewah tepat didepan Yesung yang saat ini tengah menyeberang.

Sakit, sesak..

Yesung memang sudah terbiasa melihat Kekasihnya berdua dengan tunangannya itu. karena ia memang hanya 'simpanan' namja 'Choi' itu. tapi berciuman? Sama sekali tak pernah ia bayangkan. Rasanya sangat sakit. Dadanya bergejolak nyeri. Sampai-sampai ia tak sadar jika lampu lalulintas itu telah berubah warna menjadi hijau.

Tinnnnn

Tiiinnnnnn !

Bunyi klakson dari beberapa pengendara yang marah akan aksi diamnya ditengah jalan itu sama sekali tak membuatnya bergeming. Ia masih sama, mematung, dan terus mengamati audy silver itu. hingga akhirnya ciuman itu terlepas, Yesung tetap diam. Hingga obsidian Siwon menemukannya. Obsidian itu terbuka lebar menyadari bahwa Yesung tepat berdiri tak jauh didepannya.

"Sungie..." lirih Siwon. Ia terus memandang Yesung, hingga pada akhirnya Yesung bergerak. Melangkah gontai menuju keseberang jalan, meninggalkan sejuta kepediam yang tertangkap oleh obsidian Siwon.

'kau menyakitiku lagi..'

-TBC-

Mind to Review ?

Ye-Won is REAL !