Alles von zum Geburtstag, meine liebe

Summary: Sequel dari Good-bye, meine liebe. Ludwig mengunjungi makam Lintang pada hari ulang tahunnya. Memori pun akhirnya kembali terkenang..., all is Ludwig POV. Not good at summary, just read the story.

Warning: OOC, Sad ending yang biasa-biasa aja, romance gak kerasa, agak complicated, diharapkan untuk membaca fic ini sambil mendengarkan Past Story/Roaring Tides

Rated: K+

Disclaimer: Axis Power Hetalia – Himaruya Hidekazu ; OC!Lintang Bening & story – Star-BeningluvArthur

"masa lalu Lintang's POV"

Sidoarjo, Indonesia, 7 Agustus 2012

Cukup sulit untuk menemukan rumahmu. Aku tak tahu bahwa rumahmu masih dalam kawasan desa. Walaupun rumahmu terletak di kawasan perumahan. Setelah bertemu dengan keluargamu, mereka memperbolehkanku untuk mengunjungimu. Dengan sebuket bunga mawar putih dan biru kesukaanmu, hmm... Aku tidak sabar.

Perjalanannya hanya beberapa menit dari rumahmu. Ternyata tak cukup jauh ya? Tapi rasanya aku harus berhati-hati dalam memilih jalan. Dimana ya? Oh, aku menemukanmu.. "Hai Lintang..., alles von zum geburtstag..." kataku. Meskipun aku tahu kau tak akan bisa menjawabnya, aku yakin kau pasti akan tersenyum padaku..., aduh..., kau membuatku blushing... "Tak terasa sudah 2 tahun sejak kejadian itu... Yah..., paling tidak keluarga Vargas sudah mengatakan semuanya. Aku lega.." Sambil mengelus sebuah nisan dengan tulisan:

Lintang Bening

Lahir: 7 Agustus 2012

Wafat: 3 Mei 2010

Semoga semua kebaikannya tetap dikenang sampai selamanya

"Heh..., kalau saat ini kau tetap ada, mungkin kau akan benar-benar sibuk dengan segala urusan universitas yang seakan tak mengenal waktu. Bahkan sering sekali aku harus lembur dan hampir tidak tidur..."

"Kau ini..., santailah sedikit... Kalau bekerja terus-menerus itu tidak baik..." Entah kenapa aku masih mengingat pesanmu itu... Padahal kalau kupikir-pikir, harusnya pesan seperti itu mudah dilupakan orang.

"Kau itu terlalu disiplin tahu? Terkadang, aku menganggapmu ehmm..., jangan marah ya..., neat freak?" Aduh, saat seperti ini aku malah ingat saat aku memarahimu gara-gara kau ketiduran di kelas. "*sighs* Kau rasanya tidak akan berubah... Tetap saja malas seperti dulu...

"Aku tidak bisa berubah dalam waktu cepat..." Dasar payah..., harusnya kau disiplin sedikit... "Kalau aku disiplin, nanti kamu ada saingannya..." Aneh..., kita kan beda jurusan, Lintang... "Wehehehe..., meskipun begitu, nanti kita sama-sama jadi lulusan terbaik lho..." Kalau seperti itu kan tidak apa-apa... "Ehmm..., iya sih..., eh, kamu mau nggak dateng ke acara ulang tahunku?"

"!"

"Kenapa aku ingat saat 'itu'?" tanyaku saat sepotong kenangan terbesit dalam benakku...

-Flashback-

"LUUDDDWWWWIIIIIIGGGG!" suara super keras nan cempreng membahana diseluruh lab biologi. Aku menoleh ke arah pintu dan Lintang ada disana sambil malambaikan tangannya dan tersenyum lebar. "Eh, aku nggak tahu kalau kamu punya pacar, ve~" kata Feliciano, temanku dari Italia. Aku hanya menggeleng, membereskan buku-bukuku lalu berjalan ke arah pintu.

"Geez..., kamu ini merepotkan..." jawabku. Ia hanya memanyunkan bibirnya. "Huh..., ayo, aku pingin ke kantin... Temenin ya..., hari ini kan hari spesial... katanya dan menarik lenganku. Aku hanya blushing...

~Kantin~

"HAI S'MUA! Sorry telat..., aku jemput seseorang dulu..." katanya. Di meja panjang kantin, duduklah Alfred, Arthur, Kiku, Antonio, Lovino, Bella, Willem, Elizaveta, Francis, Gilbert, dan lain-lainnya yang tidak bisa kusebutkan satu-satu. "OK! Sekarang mulai pestanya!" katanya keras-keras. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi disini, tapi aku melihat beberapa kado dan sebuah kue ulang tahun yang super besar di tengah-tengah meja

"Ayo Ludwig..., aku kan sudah mengajakmu..." katanya lagi. "Hmm..., Lin.., ini ada acara apa sih?"

"LINTANG! MET ULTAH YA! DA-ZE!" Eh, itu Yong Soo, anak IPS. "Yong Soo! Pelan-pelan jalannya!" Eh, ada Wang Mei juga, dari kelas sebelahku. Lalu Wang Yao, Chao Kirkland, adiknya Arthur, bahkan Ivan Braginski dari Rusia datang. Akhirnya dia tidak menjawab pertanyaanku karena banyak orang yang datang.

Saat aku masih berdiri dan melihat semua orang, Alfred berbisik pada Arthur. Tidak terlalu keras, namun aku bisa mendengarnya... "Kenapa si Lintang bawa Ludwig ke sini?" dan dijawab oleh Arthur, "Aku juga nggak tahu, you git! Tanya ndiri aja sono!"

Semua mulai bergumam.. Aku tahu kehadiranku tidak diinginkan disini... Aku mengerti.. Sepanjang hidupku, diundang ke acara ulang tahun..., benar nggak ya? Rasanya ini beneran acara ulang tahun deh..., hanya beberapa kali. Yang mengundang pun hanya Kiku dan Feliciano. Dan suasana pasti jadi tidak enak kalau ada aku. Mungkin karena aku terkenal sebagai anak yang punya disiplin tinggi.

"Lin..., aku mau tanya.. Kenapa si potato bastard ini diundang? Kupikir kau hanya mengundang teman-temanmu..." Pernyataan blak-blakan Lovino langsung membuatku down. Kupikir Lintang akan mengelak.., tapi, "Memang kenapa? Ludwig adalah sahabatku sejak SD, jadi kan nggak apa-apa kalau dia kuajak... Lagipula..." dia menoleh padaku. "Ludwig itu sahabat yang baik kok..."

Dia berjalan kearahku lalu menggenggam tanganku. "Walaupun sering lupa kapan aku ulang tahun..., tapi Ludwig selalu membantuku meskipun aku benar-benar mengesalkan.., meskipun aku sering merepotkannya dan membuatnya marah... Tapi Ludwig masih mau menjadi temanku. Karena itu..., bagiku... Merayakan hari ini tanpa Ludwig..., tidak akan lengkap...Ichfühle mich so einsamohne dich hier...Wirst duimmerzu meiner Geburtstagsfeierkommenvon nun an?"

Aku mengangguk, "Ja..., danke..., Lintang..." ia membalasnya dengan senyuman lebar. Semua terdiam.., lalu mulai tersenyum. Pertama dari Antonio, lalu dari Yao, lalu, Ivan, lalu Kiku, dan akhirnya semua ikut tersenyum... "Ya udah..., Lud, kamu duduk disini aja!" kata Wang Mei sambil menunjuk celah kosong di sebelahnya. Aku akhirnya bisa diterima.., oleh semua orang...

Karena dirimu..., meine liebe...

-Flashblack End-

Tak terasa.., hanya mengingat saat itu saja air mataku sudah mengalir. Kau terlalu baik, Lintang... "Hmm..., kalau saja tahun ini kau masih ada..." kataku sambil mengusap mataku, lalu membersihkan kacamataku yang basah karena air mata.. "Andaikan kau masih ada di dunia ini... Mungkin saja..." Mungkin saja, merayakan ulang tahunmu adalah suatu hal yang sangat kutunggu...

"Aku harus pergi..." kataku seraya bangkit. "Alles von zum geburtstag.., meine liebe..." lalu berjalan menjauhi tempatmu berada... Angin berhembus kencang..., "Gleichermaßen auch..., meine liebe.., Ludwig..." kurasakan kau memelukku. Memberikan kata-kata itu, sebelum akhirnya kau hilang bersama dengan angin yang berhembus...

"Wenn zu irgendeinem Zeitpunkt für mich gekommen, um mit euch sein ... Ich freue mich auf ..."

"Wennes darum geht,Zeit für Sie,Seite an Seitemit mir zu tun...Ichhole dich..."

"Eines Tages ..."

"Eines Tages..."

"Definitiv..."

"Definitiv..."

.

.

.

Fin

.

.

.

A/N: Hai! I'm back! Hmm..., ini lanjutan cerita dari Good-bye meine liebe. Ceritanya 2 tahun setelah Lintang meninggal. Author buat fic ini waktu mau ultah... Selamat ulang tahun ya Author! *plak!curcolbangetsihkamunak? Semoga bisa membuat reader seenggaknya tersentuh. Bosen juga nggak apa-apa Read and review please...

Arigatou... Maaf kalo nggak dikasih translate..., karena disini, Lintang adalah orang yang bisa ngomong pake berbagai bahasa didunia. Kan nggak kerasa kehebatannya Lintang kalo dikasih translate... OK? Lihat sendiri di G**g** T***sl*** ya...