Team terbaik Jepang!

Itulah yang selalu digemborkan Naruto sejak dulu. Pemuda berambut pirang dan bermata safir cerah itu tidak memiliki cita-cita yang jelas sejak dulu.

Mungkin, dulu ketika ia masih SD, ia akan meneriakkan 'Perdana Menteri' dengan sangat kencang. Lalu ketika SMP, ia hanya tersenyum jika ditanya hal itu lagi. Dan saat duduk di bangku SMA, Naruto hanya akan tertawa lebar sambil berkata 'Aku akan membuat team terbaik di Jepang, bahkan di seluruh dunia!'

Intinya, ia tidak memiliki cita-cita yang jelas.

Banyak orang yang juga mengejeknya soal itu namun Naruto tidak pernah peduli. Ia memiliki topeng yang tebal dan perasaan sekuat baja.

Ini mungkin berawal karena pertemuannya dengan dua anak yang seumurannya ketika ia berusia 14 tahun.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : OOC, Aneh, typos everywhere, gaje.

Pairing : SasuSakuNaru atau NaruSakuSasu? Mau yang mana?

Aku Sakura-centric, man teman )

Summary ; Team terbaik Jepang, terdiri dari Naruto, polisi dengan sejuta keberuntungan, Sakura sang ratu dalam ilusi,

dan Sasuke si jenius abad ini bekerja sama dalam

'sebuah' dunia.

Back to story again, (this chapter full of flashback)

Hari ini hari Sabtu, sekolah libur seperti minggu-minggu sebelumnya. Biasanya, Naruto akan bermain bola bersama Kiba, Shino dan Akamaru dari pagi hingga sore, dengan diselingi istirahat dan makan siang.

Namun sabtu ini, Akamaru sakit dan Kiba harus menemaninya, bermain bola berdua dengan Shino tentu saja tidak seru, jadilah Naruto sendirian di lapangan kosong ini.

"Ahhh, bosannya, tidak ada teman untuk diajak bermain!" gerutu Naruto.

Biasanya jam-jam seperti ini, Naruto dan lainnya pergi makan ramen di kedai Ichiraku, kesukaannya tapi sekarang Naruto tidak beranjak dari tempatnya, di bawah pohon rindang.

Dia tidak merasa lapar, sungguh. Mungkin karena ia sudah makan ramen lebih dulu tadi, sarapan dengan menu ramen mungkin tidak baik tapi pemuda berkulit tan itu menyukainya.

Suara langkah dari sepatu seseorang membuat Naruto menoleh ke arah suara itu, ia sedikit bingung. Siapa orang aneh yang datang ke sini? Lapangan ini tempatnya agak terpencil, harus melewati hutan sedikit.

"Ah, hallo?"

'Gadis cantik!' pekik Naruto girang ketika melihatnya.

Memang gadis cantik, dia memiliki rambut panjang sepunggung berwarna soft pink yang di ikat ala ponytail tinggi, celana denim berwarna hitam dan t-shirt berlengan panjang dengan warna putih.

"Hallo juga!" Naruto langsung berdiri dan menyapa gadis asing itu dengan semangat.

Mungkin saja dia bisa mengobrol dengan gadis ini, gadis dengan rambut unik yang baru Naruto lihat seumur hidup ini. Apa itu asli atau hasil semiran?

"Kau sedang apa?" gadis itu bertanya lugas, mata berwarna virdian itu menatap Naruto dengan waspada, seolah menganggap Naruto musuhnya.

"Eh? Eh?" Naruto tiba-tiba merasa gugup, niatnya ingin menggoda gadis itu tapi gadis itu sudah memberikan tatapan terbaiknya sekarang, dengan mata menyipit tajam.

"Aku bukan orang jahat kok! Sungguh! Aku biasanya main sepak bola di sini tapi karena teman-temanku tidak datang jadi aku sendiran di sini!" jelas Naruto dan langsung tertawa gugup. Keringat dingin tetap menghiasi dahi Naruto karena gadis itu tidak merubah ekspresinya.

'Yah, gagal deh buat pendekatan!' batin Naruto sebal.

"Oh," gadis itu langsung tersenyum dan merilekskan ekspresinya, Naruto diam-diam menghela nafas lega.

Gadis itu mendekati Naruto, "Kupikir kau orang jahat," ia mengulum senyum kecil yang membuat Naruto merasa gugup dan tidak fokus.

"Oh iya, ini-" boof! "-pertanda maafku," tiba-tiba saja bunga mawar berwarna biru muncul di tangan kanan gadis itu. Membuat Naruto langsung melongo terkejut.

"EEEHH? Kok bisa? Kok tiba-tiba ada mawar? Padahal aku tidak lihat apa-apa, sungguh!" tanya Naruto bertubi-tubi dengan wajah penasaran.

Tentu saja ia bingung, Naruto melihat kedua tangan gadis itu dan posisinya tepat di samping tubuh Sakura sendiri, lalu...lalu gadis itu mengangkat tangan kanannya sejajar dengan dada Naruto dan tiba-tiba... Mawar biru muncul dengan ajaibnya.

Ketika melihat wajah absurd Naruto, gadis itu tertawa, "Rahasia pesulap," jawabnya sederhana.

"Eh? Kau seorang pesulap? Apa kau selalu memakai topi tinggi seperti pesulap lainnya? Kau bekerja di sirkus taman?" tanya Naruto bertubi-tubi lagi. Matanya berbinar cerah karena mendapatkan sesuatu yang menarik hari ini.

"Aku bukan pesulap, aku tidak memakai topi tinggi dan aku tidak bekerja di sirkus, sekolahku melarang muridnya bekerja," gadis itu menjawab pertanyaan Naruto yang bertubi-tubi.

"Oh, begitu ya..." Naruto memandang bunga mawar yang sudah ditangannya. Ini aneh, seharusnya sebagai laki-laki, dialah yang memberikan bunga kepada perempuan bukannya ia yang diberi.

"Aku pergi dulu ya, kucing pirang,"

Mendengar julukan gadis itu, Naruto langsung menyentuh pipinya, memang ada tiga goresan di pipi kanan-kirinya karena itu tanda lahir sehingga ia sering dijuluki kucing atau rubah tapi ketika ia mendengar itu dari mulut gadis cantik, mau tak mau membuatnya sedikit gugup.

"Hei, siapa namamu?!" Naruto langsung berteriak setelah sadar dari lamunan singkatnya, kepada gadis berambut musim semi yang misterius itu.

"Sakura, namaku Sakura,"

Sakura...

Naruto merapalkan nama itu berkali-kali dalam hatinya, tunggu, hanya Sakura saja? Nama marganya?

Tapi ketika Naruto melihat lagi gadis itu, gadis itu menghilang.

Pesulap bunga mawarnya sudah pergi.

.

.

.

Tidak ada hasilnya sama sekali, bahkan ketika Naruto pergi ke lapangan di tengah hutan itu selama dua minggu berturut-turut setelah pulang sekolah. Tidak ada gadis berambut merah muda pucat dengan bunga mawar birunya lagi.

Kiba dan Shino hanya tertawa ketika mendengar ceritanya tentang gadis itu, Kiba tertawa hingga jatuh terguling-guling dan Shino hanya mendengus geli dibalik kerah tingginya, dan Akamaru menggonggong keras, seolah ikut menertawakan cerita Naruto.

Kata Kiba, Naruto bertemu dengan hantu atau sosok penunggu hutan itu. Memang dari dulu, ada rumor yang mengatakan kalau ada gadis seusia mereka yang bunuh diri di sana karena cintanya ditolak.

Naruto jelas mati-matian menyangkalnya, kalau memang gadis itu adalah sosok penunggu atau hantu, kenapa mawar biru yang ia simpan sampai sekarang masih ada? Walau, memang kelopaknya telah habis beguguran dan tangkainya layu.

"Sudahlah, Naruto, kau ini tidak seperti kau yang biasanya saja! Masih ada gadis yang cantik-cantik kok di sekolah ini!" perkataan Kiba ketika mereka ada di atap sekolah saat jam makan siang tadi.

"Lagi pula, rambut merah muda itu mungkin hasil semiran," Shino menimpali dengan gaya datarnya.

Mau tak mau, Naruto mendengus kesal ketika mengingat perkataan Kiba tiap kali ia bercerita tentang gadis itu.

"Huh, aku kan sedang jatuh cinta, mereka itu tidak peduli sekali sih," Naruto bergumam kesal pada dirinya sendiri. Seperti biasa, setiap pulang sekolah, ia berpisah dengan Shino dan Kiba di perempatan tadi dan sekarang, Naruto melewati pasar yang lumayan ramai sebagai jalan pintasnya menuju rumah.

"Mereka pasti tidak normal, Kiba kan cinta sama Akamaru sedangkan Shino mencintai kecoak-kecoaknya," fitnah Naruto kesal karena mengingat lagi respon mereka tentang cerita Sakura-nya itu.

"KYAAA! Tolong! Pencuri!" seorang ibu-ibu di belakang Naruto berteriak kencang ketika tas tangannya dicuri oleh pria yang mengendarai sepeda.

Naruto segera mengejar pencuri itu ketika pencuri itu melewatinya, orang-orang langsung menyingkir karena takut ditabrak pencuri itu.

"HEII! KEMBALI KAUU!" Naruto langsung berteriak kencang diikuti beberapa petugas keamanan pasar.

Pencuri itu hanya menoleh ke belakang dan menyeringai, menjadi tidak fokus dengan jalanan di depannya.

Duak!

Bruuk!

Tiba-tiba pencuri itu langsung terjatuh dari sadel sepeda dan langsung merasakan sakit di pundak kanannya akibat sodokan sesuatu.

Pemuda dengan seragam musim panasnya berdiri gagah di depan pencuri itu sambil mengenggam tongkat bambu yang digunakannya sebagai menyodok pundak pencuri itu.

"Sialan kau!" pencuri itu mengeluarkan pisau lipat dari balik jaketnya dan langsung menyerang pemuda itu amatiran.

Namun, seolah tahu apa yang akan terjadi, pemuda dengan rambut aneh itu langsung menghindar ke kanan dan melangakah maju satu langkah lalu memukul perut pencuri itu sekuat tenaga dengan tongkat bambu itu.

Naruto yang hanya mendengarkan suara pukulannya saja langsung memeluk perutnya sendiri, sedikit ngeri dengan kekuatan pemuda asing itu sedangkan sang pencuri langsung pingsan karena tidak kuat menahan nyeri di perutnya.

Sedangkan pemuda asing itu langsung mengembalikan tongkat bambunya pada pemiliknya, penjual sayur di dekatnya, lalu dia pergi memasuki sebuah toko sebelum petugas keamanan berterimakasih padanya.

"Hei, bukankah itu Uchiha Sasuke?"

"Oh, astaga? Detektif terkenal itu?"

Bisikan-bisikan itu didengar Naruto ketika mengembalikan dompet yang dicuri itu kepada ibu-ibu, sebagai imbalannya atas aksi heroik gagalnya, ia mendapatkan seribu yen dari ibu-ibu baik hati itu.

"Eh, eh," Naruto menghampiri dua gadis yang tampaknya asik bergosip tentang pemuda berambut aneh yang bisa melumpuhkan pencuri tadi.

"Iya?" dua gadis berseragam sama itu menoleh ke Naruto dengan tatapan bingung.

"Kau kenal dengan pemuda tadi? Yang mengalahkan pencuri tadi?"

Tatapan dua gadis asing itu langsung berubah, seolah menyiratkan 'Kau tidak mengenal pemuda tampan tadi? Kau hidup di belahan dunia di mana?'

Tapi salah satu dari mereka bersedia menjawab, "Pemuda tadi Uchiha Sasuke, detektif Jepang yang dijuluki penyelamat polisi. Dia sudah banyak memecahkan kasus-kasus rumit yang tidak bisa dipecahkan oleh siapapun," dia menjelaskan dengan semangat menggebu-gebu.

'Penyelamat polisi, heh?'

"Oh, begitu ya? Kalau begitu, terima kasih ya... Sampai jumpa!" Naruto langsung berlari dan melambaikan tangannya pada dua gadis itu.

.

.

.

"Kucing.."

"Hn?"

Mata hijau hutan gadis itu menyipit, "Tidak apa, aku hanya melihat sesuatu,"

Sepasang mata kelam itu menyelidikinya namun akhirnya memutuskan untuk tidak peduli, "Kau ingin pesan apa?"

Sang gadis menggerucutkan bibirnya kesal, "Hei, setiap kita kencan, kita selalu ke sini dan kau tidak hapal pesananku? Jahat sekali!"

"Aa, anmitsu dan strawberry milkshake?'

"You're the best, my fiance!" gadis itu tertawa ringan dan langsung memeluk lengan tunangannya.

"Aku tahu,"

.

.

.

TBC man-teman )

Maafkan author newbie ini, (

Wincherry, Sakura-centric dan nggak bisa milih antara SasuSaku dan NaruSaku. Nah, karena itu, Wincherry mengizinkan kalian untuk mengeluarkan pendapat tentang dua pairing tersebut (tapi wincherry nggak terima sasuxcharaceweklain). Kepuasaan reader adalah kebanggan tersendiri untuk gue.

Sebelum di fix-kan pairing asli, wincherry akan berusaha adil untuk kedua pairing tersebut man-teman )

Dan jangan war disini, please. Gue bosan ama pairing war, buat NaruSaku, kita sama sama suka dengan Hanami dan Shinachiku (Anak NaruSaku OC) dan SasuSaku, kita sama-sama suka Sarada. Bersikaplah dewasa dan wincherry memberikan kalian kebebasan untuk berpendapat.

Saran, kritikan, pendapat selalu diterima. Flame? Silahkan asal dikasih tahu yang salah yang mana dan jangan nge-flame soal pairing, wincherry juga bingung ini. Oh iya, author ini jangan dipuji karena gampang banget besar kepala.

Cerita ini terinspirasi anime Magic Kaito 1412 atau manganya Magic Kaito. Itu tuh, Kaito KID! Ganteng banget dia mah ) nggak kuat dedek liat dia lama-lama...(Heiji, Shinichi dan Saguru juga ganteng sih, Gosho Boys ini nggak ada tandingannya di DC!)

Oh, kalo mau berteman dengan author ini. Idline author adalah sakuracentric2803

MARI KITA BERTEMAN SEMUANYAAAAA!

VOTE DIMULAI!