"Aku akan menemuimu lagi, Terima kasih…"
Hanya karena satu kalimat ambigu itu, Sakura memutuskan untuk tetap bertahan dalam penantiannya menunggu. Ya Menunggu. Menunggu sang cinta yang telah lama di nantikannya dating kembali, kepadanya.
.
.
Story of My Love
Disclaimer © Naruto Masashi Kishimoto
Story of My Love by Amel
^^SasuSaku^^
Romance, Hurt/Comfort
Warning : AE,AR,OOC, OOT, Typo, etc.
Chapter 1 : Shikamaru's Wedding
Ia menatap bayangan dirinya didepan cermin, wajahnya sudah tepoles make-up tipis, rambut pendek berwarna merah mudanya juga sudah tersisir rapi, ia juga telah menggunakan furisode berwarna merah dengan motif bunga mawar, ia menghela nafas berat, kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi cermin, dan mulai berjalan keluar dari kamarnya.
Hari ini adalah hari pernikahan teman sekelasnya dulu, Nara Shikamaru. Seorang pemuda jenius dengan IQ lebih dari 200 itu akhirnya akan menikah dengan seorang gadis dari desa Sunagakure. Ya gadis yang akan dinikahi oleh Shikamaru tersebut adalah Temari, kakak perempuan dari Sabaku Gaara, Sang Kazekage Sunagakure.
Perang dunia ninja keempat memang sudah berakhir tiga tahun yang lalu, Walaupun satu tahun silam sempat ada sebuah insiden besar yang terjadi, yang dilakukan oleh Toneri Otsutsuki, tapi kejadian itu telah dapat teratasi dengan baik. sekarang teman-temannya juga semua warga desa Konoha hidup dalam kedamaian.
Sakura berjalan menuruni anak tangga rumahnya, wajah cantiknya terlihat sedikit murung karena memikirkan sesuatu hal 'Aku belum mempunyai teman untuk mendampingiku menghadiri pesta pernikahan Shikamaru.' gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba ia teringat akan seseorang, Sakura segera mempercepat langkahnya ia berjalan berbalik arah dari lokasi tempat pesta pernikahan Shikamaru akan dilangsungkan itu, ia hendak menemui seorang sahabatnya untuk diajaknya datang menghadiri acara pesta pernikahan teman sekelasnya dulu itu.
Sakura baru saja akan menaiki anak tangga rumah itu, namun belum sempat ia menaiki anak tangga tersebut, ia melihat sang pemilik rumah tengah berjalan menuruni anak tangga itu.
"Sakura chan…" sapa seorang lelaki berambut kuning yang sedang menuruni anak tangga rumahnya itu
"Naruto, kau akan pergi ke pesta pernikahan Shikamaru?" tanya Sakura begitu lelaki bermata blue sapphire itu telah berdiri di hadapannya.
"Ya, kau juga akan pergi kesana Sakura chan?" tanya Naruto sambil menatap wajah sahabatnya, Sakura menganggukkan kepalanya sambil balas menatap Naruto yang sedang menatapnya
Naruto mengambil nafasnya "Aku akan menjemput Hinata chan terlebih dahulu, kami akan pergi bersama menghadiri pesta pernikahan Shikamaru, kau mau ikut denganku Sakura chan?"
Manik emerald Sakura langsung membulat, bagaimana mungkin ia lupa jika Naruto, sahabatnya itu kini telah mempunyai Hinata, tunangannya. Sejak kejadian penculikan yang dilakukan oleh Toneri Otsutsuki satu tahun yang lalu, Naruto sahabat yang selalu setia berada disamping dirinya itu telah memantapkan hatinya untuk menjadi kekasih Hinata, gadis yang berasal dari klan Hyuga. Bahkan mereka telah bertunangan.
Wajah Sakura memerah, ia merasa malu. Naruto-nya kini bukan Naruto yang dulu selalu ada disampingnya dan selalu memprioritaskan dirinya. Naruto kini seorang lelaki dewasa yang sudah memiliki tunangan. Ia merasa bodoh, mengapa ia bisa lupa akan hal itu.
"Hei Sakura chan…" seru Naruto sambil sedikit mengguncangkan tubuh sahabatnya itu, Sakura tersadar dari lamunanya, ia langsung terkesiap.
"A-apa?" ujar Sakura kikuk
"Kau mau ikut denganku menjemput Hinata chan? Lalu setelah itu kita bisa pergi bersama kesana." Sahut Naruto sambil memberikan cengiran khasnya.
"A-ahh ti-tidak, kalau begitu aku pergi dulu Naruto." Jawab Sakura, ia langsung membalikkan badannya, Sakura baru saja menggerakan kakinya satu langkah, namun ia mendengar Naruto yang kembali berbicara
"Aku kira kau datang kesini untuk mengajakku datang ke pesta pernikahan Shikamaru, Sakura chan…" ujar Naruto sambil menatap punggung sahabatnya itu
"A-aku, aku datang kesini hanya untuk memastikan kalau kau datang menyempatkan waktumu untuk menghadiri acara pesta pernikahan teman sekelas kita Naruto. Aku pergi."
Sakura langsung berlalu usai mengucapkan kata-kata itu, ia tak ingin mendengar jawaban dari sahabat baiknya itu atas perkataannya, Sakura berjalan dengan gontai, kakinya terasa lemas dan terlebih perasaannya terasa sangat sedih.
Bukannya ia tak bahagia melihat Naruto, sahabat yang selalu ada untuk dirinya itu bahagia, Tidak. Sakura juga merasa sangat bahagia melihat Naruto bahagia. Yang membuatnya sedih itu adalah karena perasaannya sendiri. Ia tak mampu juga tak mau membuka hatinya untuk lelaki lain, hati dan perasaannya sudah terlanjur jatuh pada seorang lelaki yang sudah tiga tahun lebih tidak pernah dilihatnya. Ia masih menantikan lelaki itu kembali ke desa. Sakura masih setia menunggu lelaki itu kembali, lelaki itu adalah keturunan klan Uchiha terakhir, dia adalah Uchiha Sasuke. karena memutuskan untuk menunggu Sasuke ia tak mempunyai pasangan hingga kini.
.
.
Akhirnya Sakura sampai di tempat pesta pernikahan Shikamaru dan Temari itu laksanakan, acara pesta tersebut dilangsungkan di kediaman keluarga Nara.
Setelah bersalaman dan mengucapkan selamat pada pasangan suami istri baru itu, Sakura duduk di salah satu bangku tamu. Diujung sana Sakura melihat Ino, sahabat sekaligus rivalnya dulu dalam memperebutkan cinta Sasuke itu tengah sibuk membantu mengurusi acara pesta pernikahan Shikamaru ini. Sakura juga melihat Sai, teman setimnya dulu di tim 7 itu sedang duduk mendampingi Ino menjaga kado-kado pemberian dari para tamu undangan yang hadir.
Sakura tersenyum melihat sahabatnya itu, ia ikut bahagia karena Ino kini telah memiliki Sai disampingnya sebagai kekasihnya.
"Sakura…" ucap seorang lelaki
Sakura langsung menolehkan pandangannya dari Ino menuju suara lelaki yang berada disampingnya itu
"Ga, maksudku Kazekage.." Sakura kaget melihat Gaara sang Kazekage yang kini duduk disampingnya
"Naruto mana? Aku tidak melihatnya." Ujar lelaki berambut merah itu
"Naruto sedang menjemput Hinata, setelah itu ia akan segera datang kesini."
"Hm, kau datang sendiri?" tanya Gaara sambil menatap wajah Sakura
Pertanyaan dari Gaara itu sukses menohok hatinya, tapi Sakura mencoba untuk tetap mempertahankan senyum di wajahnya
"Uhm i-iya. Ngomong-ngomong selamat atas pernikahan kakak perempuanmu Ga, eh Kazekage." Jawab Sakura kikuk
"Maaf jika pertanyaanku menyinggung mu Sakura. panggil saja aku Gaara, Kau boleh memanggilku begitu."
"T-tidak itu tidak menyinggungku. Dan aku akan tetap memanggilmu Kazekage."
"Baik, kau boleh memanggilku apa saja sesuai yang kau mau. Aku, aku juga sendirian disini."
"Eh?" Sakura menatap Gaara heran
Gaara tersenyum tipis "Sudah lupakan saja yang ku ucapkan barusan."
Sakura menganggukkan kepalanya "Temari, dia terlihat sangat cantik." Ucap Sakura sambil menatap kagum Temari yang duduk di pelaminan bersama Shikamaru itu.
"Terimakasih. Kau juga terlihat cantik hari ini Sakura."
Sakura kembali menatap Gaara bingung, dengan ragu-ragu ia pun menyunggingkan sebuah senyuman "Terimakasih." Sahutnya pelan
"Boleh aku bertanya sesuatu padamu Sakura?" ujar Gaara
"Tentu. Apa yang ingin Kazekage tanyakan?"
Gaara menatap dalam iris emerald Sakura "Ini tentang pertanyaan pribadi. Apa kau sudah mempunyai kekasih?" tanya Gaara yang masih memandang lekat wajah Sakura
Sakura terkejut mendengar pertanyaan dari Gaara. Sungguh tak menyangka Kazekage Sunagakure itu akan memberikannya pertanyaan pribadi semacam itu. Kekasih? Ia bingung harus menjawab nya. Apa Sasuke adalah kekasihnya? Tidak. Lelaki itu bahkan belum mengucapkan sedikitpun kata cinta padanya. Tapi sampai saat ia masih setia menunggunya. Dan Sakura, ia mungkin menganggap didalam hatinya jika Sasuke adalah kekasihnya, miliknya. Hingga ia bersedia menunggu Sasuke dalam ketidakpastian ini.
Sakura balas menatap jade milik Gaara "Aku tidak tahu harus menjawab apa. Tapi, aku sudah mencintai seseorang sejak lama."
Gaara tersenyum pahit mendengarnya "Jadi kau sudah mencintai seseorang Sakura, dan dia belum menjadi kekasih mu?" tanya Gaara lagi
"Maaf Kazekage, saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, karena, karena pertanyaan itu terlalu pribadi. Kalau begitu saya permisi." Sakura bangkit dari duduknya tanpa menolehkan lagi pandangannya pada Gaara.
Bukannya ia merasa marah dengan pertanyaan yang dilontarkan Gaara, Tidak ia sama sekali tidak marah. Hanya saja ia merasa canggung ditanyai hal-hal seperti itu oleh seorang lelaki, terlebih ia sendiri juga bingung untuk memberikan jawabannya.
.
.
Sakura menghampiri Ino yang tengah sibuk menyusun kado-kado tersebut.
"Hei forehead, kau sudah datang?" sapa Ino begitu ia melihat sahabat berambut merah mudanya itu
"Aku sudah datang sejak tadi, dan ini kado untuk pernikahan Shikamaru." Sakura memberikan sebuah kotak kecil yang ia keluarkan dari tas yang dibawanya itu.
"Terimakasih. Tapi dari tadi aku tak melihatmu Sakura."
Sakura menghembuskan nafasnya keras "Tentu saja kau tak melihatku datang Ino. Kau terlihat sangat sibuk sekali merapikan dan menjaga kado-kado ini, jadi kau tak menyadari kehadiranku."
"Kurasa kau benar forehead." ucap Ino dengan diiringi tawa menggodanya
"Sakura san, kau tidak datang bersama Naruto?" tanya Sai yang duduk disamping Ino
Sakura menggelengkan kepalanya "Tidak, Naruto akan menjemput Hinata terlebih dahulu. Jadi aku datang lebih cepat kesini."
"Kau datang sendiri?" tanya Sai lagi dengan wajah polosnya
Ino dan Sakura langsung memandang Sai, lelaki berkulit pucat itu langsung memberikan senyum andalannya "Maaf." Lirihnya
Sakura tertawa geli melihat Sai, "Baiklah Ino, Sai, aku pulang dulu." Ucapnya
"Kenapa cepat-cepat sekali forehead?" desis Ino dengan memasang wajah cemberutnya
"Tidak, sudah kukatakan bukan pig aku sudah datang dari tadi. Jadi ini sudah waktunya untuk pulang."
.
Sakura berjalan menjauh meninggalkan acara pesta pernikahan Shikamaru yang masih ramai di datangi para tamu undangan. Ia berjalan dengan sedikit menunduk hingga tak sadar ada seseorang yang berdiri di hadapannya, ia pun menabrak orang tersebut.
"A-ano gomen. Sensei…" ucap Sakura kaget, ternyata orang yang ditabraknya itu adalah guru-nya di tim 7 sewaktu ia masih menjadi seorang genin dulu.
Kakashi tersenyum lalu mengacak rambut merah muda Sakura "Kau mempunyai mata bukan, nona Haruno?" ujarnya
Sakura menggelembungkan pipinya "Sensei menyebalkan, bukankah aku juga sudah mengatakan maaf kepadamu."
"Hhaha aku hanya bercanda. Sakura aku melihat wajahmu tampak sedang bersedih." kata sang guru sambil menatap mantan muridnya itu
Sakura balas memandang guru bermasker itu, ia memang sedang sedih dengan perasaan hatinya, ia ingin menceritakan apa yang sedang dirasakannya kini pada guru yang sekarang menjabat sebagai Hokage keenam itu, tapi ia merasa ragu untuk menceritakan semua kegundahannya pada sensei nya itu. Sakura pun lebih memilih diam menyembunyikan apa yang sedang dirasakannya.
"Tidak, mungkin itu hanya perasaanmu saja sensei."
"Jangan ragu untuk bercerita padaku jika kau ada masalah Sakura. sebagai seseorang yang pernah menjadi guru pembimbing mu, aku akan sangat mengerti dengan setiap permasalahan yang kau hadapi, selain itu aku juga tahu banyak tentang kehidupan mu."
"Terima kasih sensei. jika aku sudah siap, aku pasti akan menceritakan semuanya padamu."
Kakashi tersenyum, satu matanya yang tidak tertutup masker itu terlihat menyipit setiap kali sang Hokage itu tersenyum, Kakashi kembali mengacak rambut Sakura
"Kakashi sensei, hentikan mengacak rambutku. Aku bukan anak kecil lagi." Seru Sakura yang merasa gusar dengan tindakan kakashi yang selalu mengacak rambutnya itu
"Ah ya aku lupa. kau bukan anak kecil lagi Sakura. yosh kalau begitu maaf, mulai sekarang aku berjanji tidak akan mengacak rambutmu lagi."
Sakura menganggukkan kepalanya "Arigatou Kakashi sensei." Ucapnya seraya melanjutkan perjalanannya kembali
.
.
Sakura mampir ke sebuah kedai makanan yang ada di desa Konoha, ia memesan barbecue panggang dan sebotol sake. Ia membutuhkan sake untuk menghilangkan kegundahan yang sedang dirasakannya.
Hanya ada satu nama yang sedang dipikirkan Sakura saat ini dia adalah Uchiha Sasuke, cinta pertamanya. Lelaki berambut raven dan bermata onyx itu dulunya adalah teman setimnya saat mereka masih tergabung di dalam tim 7. Namun karena dendamnya pada sang kakak yang tega membantai seluruh klannya, Sasuke memilih pergi meninggalkan desa dan seluruh teman-temannya termasuk Sakura untuk mencari kekuatan ke tempat Orochimaru.
Kala Sasuke pergi meninggalkan desa saat itu, Sakura selalu setia menunggunya kembali. Kemudian Sasuke malah terjerumus dalam dunia kegelapan yang semakin dalam. Usai membalaskan dendamnya pada sang kakak, lelaki itu malah bergabung bersama organisai kriminal bernama Akatsuki, bahkan Sasuke pernah berkali-kali hampir membunuh dirinya, namun Sakura tetap mencintai Sasuke. dia tetap mencintai lelaki itu, meskipun lelaki tersebut tega hampir membunuhnya. Setelah membantu aliansi shinobi dalam perang dunia ninja keempat, Sasuke kembali meninggalkan desa untuk mencari arti kebenaran kehidupan, dan Sakura kembali harus menunggu dan menunggunya. Kini tiga tahun sudah ia menunggu Sasuke kembali datang ke desa dan menemuinya.
Sakura menumpahkan sake dalam botol itu ke secangkir gelas, lalu menyesapnya. Ia memejamkan matanya untuk menikmati rasa dari sake tersebut.
"Sakura kau disini."
Mendengar seseorang yang memanggil namanya Sakura langsung membuka kedua matanya yang tadi terpejam, ia kaget melihat Gaara yang kini sudah duduk disampingnya.
"G- Kazekage, kau juga datang kesini?" ujar Sakura yang tampak masih terkejut dengan kehadiran Kazekage Sunagakure itu ke kedai makanan ini.
"Aku merasa bosan diam terlalu lama di lokasi pesta, maka dari itu aku memutuskan untuk mencari udara segar, dan kebetulan kita bertemu lagi disini Sakura." jawab Gaara
"Kau pergi sendirian kesini tanpa pengawal mu, Kazekage?" tanya Sakura yang tampak khawatir dengan keselamatan sang Kazekage itu
"Sekali-kali aku ingin merasakan kebebasan dan pergi sendiri. Kenapa kau juga hanya pergi sendirian ke kedai ini Sakura?"
"Sama seperti mu, aku juga sedang ingin sendiri dan mencari ketenangan. Boleh aku memanggilmu Gaara-sama, tuan Kazekage?"
"Tentu. Sudah ku katakan kau boleh memanggilku apapaun yang kau mau. Dan..."
Sakura menatap Gaara, karena Gaara menggantungkan kalimatnya dan membuatnya bingung
"Dan apa Gaara-sama?" sahut Sakura yang merasa penasaran
Gaara menghirup nafasnya dalam "Dan kau boleh bercerita tentang apapun padaku, aku akan mendengarkan mu."
Bibir Sakura langsung merekah, sebuah senyum manis terukir dibibir manisnya
"Sejujurnya aku memang sedang ada masalah, lebih tepatnya karena memikirkan sesuatu hal. Namun aku masih merasa canggung untuk menceritakan hal ini padamu. Bagaimana kalau kau saja yang bercerita padaku Gaara-sama?"
"Memikirkan suatu hal? Eh? Apa kau sedang memikirkan seseorang yang kau cintai Sakura?"
Sakura hampir saja mengeluarkan kembali sake yang baru di teguknya itu
"B-bagaimana kau bisa tahu, kalau aku sedang memikirkan i-itu?" desis Sakura pelan
Gaara tersenyum tipis "Aku bisa melihatnya dari sorot matamu Sakura, apa seseorang yang kau cintai itu sedang tidak berada di desa saat ini?"
Sakura yang sekarang tengah mengunyah barbecue itu kembali tersedak mendengar pertanyaan dari Gaara "Lagi-lagi, k-kau bisa menebaknya Gaara-sama." Ujar Sakura sambil terkekeh pelan
"Sebenarnya aku juga tahu siapa orang itu Sakura."
Sakura menatap Gaara serius "B-benarkah? Kau tahu siapa orang yang ku cintai itu?"
Gaara menganggukkan kepalanya "Namun aku tak ingin menyebutkan namanya padamu sekarang. Sakura jika orang itu tak kunjung kembali ke desa, apa yang akan kau lakukan?"
Sakura lansung menundukkan kepalanya, tatapan kosongnya terarah pada secangkir gelas berisi sake yang ada dihadapannya. "Aku, aku akan tetap menunggu." Lirihnya pelan
"Jika dia tak juga kembali?"
Sakura mengangkat kepalanya, lalu ditatapnya Gaara, manik emerald nya terlihat sudah mendung dan sedikit berair
"A-aku akan tetap menunggu, karena aku y-yakin dia pasti akan k-kembali untuk menemuiku." Ucap Sakura sedikit terbata, ia tak sanggup lagi membendung kerisauan hati yang sedang dirasanya, beberapa tetes cairan bening pun tampak terjatuh dari pelupuknya membasahi kedua pipi mulusnya. Sakura kembali menundukkan kepalanya
"Maaf. Aku tak bermaksud untuk membuatmu menangis." Sahut Gaara yang merasa bersalah melihat gadis berambut merah muda mencucurkan beberapa tetes airmata nya.
Sakura menggelengkan kepalanya "T-tidak apa-apa, ini bukan salah mu Gaara-sama. Aku, aku hanya merasa sedikit bersedih saja."
"Kalau begitu, aku akan mengantarkan mu pulang sekarang."
Sakura memaksakan seulas senyum dari bibirnya "Tidak usah, aku bisa pulang sendiri. Terima kasih telah menemaniku makan disini Gaara-sama." Jawabnya seraya bangkit dari duduknya.
Usai membayar makanannya, Sakura pun berjalan meninggalkan Gaara yang masih berada didalam kedai tersebut.
.
.
Dua minggu sudah berlalu sejak pesta pernikahan Shikamaru dilaksanakan, Gaara sang Kazekage juga telah kembali ke Sunagakure sejak seminggu yang lalu.
Sakura juga merasa sedikit aneh dengan sikap sang Kazekage itu padanya, ia merasa Gaara seperti sedang ingin mengetahui tentang dirinya lebih dalam, terlebih Gaara selalu menanyakan seputar masalah kehidupan pribadinya.
Sakura duduk dikursi yang ada diruang kerjanya, beberapa peluh keringat terlihat menetes dari ujung dahinya. Ia baru saja selesai melakukan operasi setengah jam yang lalu, pekerjaannya sebagai seorang medic-nin membuatnya selalu sibuk dalam setiap harinya.
Sakura mendengar suara ketukan pintu dari luar ruang kerjanya, "Masuklah." Jawab Sakura dari dalam ruangan itu
Pintu pun terbuka, seorang perawat datang dengan membawa sebuah gulungan kecil
"Apa yang kau bawa?" tanya Sakura sambil menatap gulungan yang ada ditangan perawat tersebut
"Ini dari tuan Akimichi Chouji untuk mu, senpai." Sahut perawat itu sambil menaruh gulungan kecil tersebut diatas meja kerja yang ada di hadapan Sakura, lantas perawat tersebut kembali meninggalkan ruang kerja Sakura dan menutup rapat pintu ruangan itu.
Sakura mengambil gulungan kecil yang ada di atas meja nya "Chouji memberikan gulungan ini padaku, apa yang ingin ia sampaikan?" gumam Sakura penasaran, perlahan ia mulai membuka gulungan kecil tersebut.
Matanya terbelalak saat kertas gulungan kecil itu sudah terbuka seluruhnya, ternyata isi dari gulungan kecil tersebut adalah undangan pernikahan dari Chouji untuknya.
"Chouji dia, dia akan menikah tiga hari lagi?" desis Sakura pelan
Senyumnya langsung mengembang "Sekarang Chouji yang akan segera menikah, menyusul Shikamaru. Selamat Chouji." Gumamnya lagi
Kemudian tatapan Sakura kembali sendu, ia menengkuk kedua tangannya diatas meja untuk menutupi wajahnya yang sedang kelelahan itu 'Teman-temanku tampaknya kalian mulai menemukan cinta sejati kalian. Aku ikut berbahagia untuk kalian semua. Tapi, tapi bahkan hingga kini aku masih belum menemukan siapa cinta sejati ku, perasaan cinta yang ku miliki masih belum berbalas. Aku masih menunggu dalam ketidakpastian. Aku masih disini, sendiri menanti dalam sesuatu yang belum pasti.' batinnya sedih dalam hati.
Tanpa terasa iris emerald nya kembali mengeluarkan tetesan bening, Sakura kembali terisak dalam tangis dengan perasaan yang menyiksanya ini.
"Sasuke kun, kumohon segera kembali lah. Aku disini sendirian menunggu mu kembali." Desis Sakura di sela-sela tangisannya
Sakura mendengar pintu ruangannya kembali diketuk, ia segera menghentikan tangisannya dan menghapus jejak airmata yang membasahi pipinya
"Ya, Masuklah." Seru Sakura
Pintu ruangan itu kembali terbuka, seorang gadis berambut blonde dengan manik aquamarine yang menghiasi kedua bola matanya itu memasuki ruang kerja Sakura. dia adalah Ino, sahabat sekaligus rival Sakura.
"Forehead, kau kenapa?" ujar Ino kaget yang melihat mata sahabatnya yang sedikit bengkak itu
"Aku tidak apa-apa Ino. ada apa kau kesini?" tanya Sakura
Ino mendengus kesal "Aku kesini untuk mengajak mu pulang bersama, ini sudah waktunya untuk pulang."
Sakura melirik jam dinding yang ada diruangannya, lalu menghembuskan nafasnya "Kau benar Ino, aku bekerja sampai lupa waktu."
"Hah itu memang sudah menjadi kebiasaanmu forehead. Ayo kita pulang sekarang." Ajak Ino semangat
.
.
**TO BE CONTINUED**
.
^Author's Notes^
Hai hai hai saya dateng lagi dengan new story, sebuah fict canon. huahh semoga kalian suka...
cerita ini mengambil plot setelah perang besar dunia ninja keempat dan tepatnya setelah the last movie, cerita dimana penantian seorang Haruno Sakura menunggu Uchiha Sasuke kembali ke desa untuk menikahinya.
Alur ceritanya mungkin agak berbeda karna di fict ini ShikaTema yang saya bikin pertama nikah, bukan NaruHina.
Mohon bantuan dari semuanya :)
Bila tidak keberatan, Review ya minna..
Thankiss :*
Sign - Uchiha Amelia
