Judul: Why Zitao Really Hates Kris Wu?
Kata Pengantar:
1. Cerita ini terinspirasi dari novel I Hate Rich Men
2. Genderswitch
3. Typo is still alive
Pengenalan Tokoh:
1. Huang Zitao
Perempuan cantik berusia 35 tahun, yang selalu terlihat 10 tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Wajahnya yang awet muda dan selera fashion-nya yang up to date, membuatnya terlihat seperti gadis berumur 20-an. Tidak ada yang menyangka bahwa ia adalah seorang ibu tunggal yang memiliki putra berusia 17 tahun bernama Huang Sehun. Sifatnya yang mudah bergaul, spontan dan sedikit ceroboh, membuat banyak orang berpikir kalau Zitao adalah kakak Sehun. Zitao sendiri sebenarnya tak masalah jika orang-orang tau bahwa Sehun adalah anaknya, karena ia tak pernah sekalipun berusaha menutupi kenyataan itu. Zitao memiliki sebuah butik, dimana pekerjanya adalah para ibu tunggal yang memiliki nasib yang sama seperti Zitao.
2. Wu Yifan / Kris Wu
Pria kaya berusia 37 tahun yang memiliki wajah tampan, badan tinggi atletis dan kharisma yang kuat. Kris adalah CEO EXO Group (perusahaan yang mencakup pada banyak bidang : telekomunikasi, perhotelan, pengolahan minyak, pertanian, perkebunan, properti, dll). Saking kayanya, Kris bahkan
mempunyai pesawat pribadi.
Sayangnya, Kris dibenci Zitao karena sebuah kejadian di masa lalu. Selain itu, sikapnya yang angkuh dan egois makin memperkeruh hubungannya dengan Zitao, tapi dibalik sikap angkuhnya, sebenarnya Kris adalah orang berhati lembut dan sangat penyayang.
3. Huang Sehun
Pria tampan yang sangat pintar dan sangat bangga dengan ibunya yang cantik, jujur dan agak ceroboh. Sehun sudah tau semua kisah ibunya di masa lalu. Dan walaupun hanya dibesarkan oleh Zitao sang ibu, Sehun tumbuh sebagai anak yang pengertian, penurut, walaupun sedikit jahil. Ia mendapat beasiswa penuh di SM Highshool, salah satu sekolah swasta terbaik dan termahal di Seoul dengan taraf internasional. Selama di sekolah itu, Sehun selalu menjadi juara umum.
4. Lu Han
Gadis manis teman sekelas Sehun yang juga anak wali Kris. Lu Han sudah menganggap Kris seperti ayahnya sendiri. Orang tuanya meninggal lima tahun lalu dalam sebuah kecelakaan pesawat. Orangtua Lu Han adalah sahabat baik Kris dan dalam surat wasiatnya, mereka menitipkan Lu Han dan seluruh kekayaan keluarga Lu kepada Kris untuk dikelola dan diserahkan pada Lu Han saat ia dewasa nanti.
5. Kim Jongin
Jongin atau Kai adalah sahabat Sehun di sekolah. Kai sangat tergila-gila pada Zitao yang dikiranya kakak Sehun.
### Why Zitao Really Hates Kris Wu? ###
Pagi, 7 Februari adalah pagi yang bersejarah bagi seorang Huang Zitao. Bagaimana tidak? Ibu satu anak ini akan pergi ke SM Highschool, sebuah sekolah swasta bertaraf internasional di kota Seoul, untuk menghadiri upacara kelulusan putranya, Huang Sehun. Ahh, Zitao begitu bangga pada putranya itu, Sehun begitu pintar sampai-sampai bisa mendapatkan beasiswa dan lulus dari sekolah seperti SM Highschool yang notabene adalah sekolah untuk anak-anak konglomerat dan pejabat.
Zitao memeriksa penampilannya sekali lagi, berputar ke kanan lalu ke kiri di depan cermin dan tersenyum. Sebuah celana jeans berwarna hitam, kemeja berwarna hijau pudar serta topi pedora berwarna hitam dan high heels dirasa Zitao sudah sangat sempurna untuknya yang memiliki postur bak model. Setelah puas bercermin, Zitao segera melirik jam yang menempel di salah satu sisi kamarnya dan terbelalak kaget. "Ya Tuhan! Sudah jam 7 lebih!" pekik Zitao heboh dan segera menyambar tas, kaca mata hitam dan kunci mobilnya.
Zitao buru-buru keluar dari apartemennya dan menuju tempat parkir, dimana Sehun sedang menunggunya dengan wajah tertekuk. "Maaf, apa aku terlalu lama?" tanya Zitao di hadapan Sehun yang masih asik melipat tangannya dengan wajah muram.
"Tidak juga, karena aku selalu memiliki waktu ekstra dalam hal menunggumu," jawab Sehun sambil memutar bola matanya malas, tapi nyatanya jawaban itu mampu membuat Zitao tersenyum. Karena walaupun Sehun selalu menggunakan bahasa informal terhadapnya, tapi hal tersebut sama sekali tak mengurangi rasa hormat Sehun padanya, dan Zitao sangat tau akan hal tersebut.
"Ahh, terima kasih. Sehunku begitu pemaaf, tak salah jika Lu Han memilihmu sebagai kekasihnya," goda Zitao, membuat Sehun mulai menggerutu tak jelas.
Tak ingin memperpanjang keluhan Sehun dan membuat mereka semakin terlambat, Zitao langsung mengajak putranya itu untuk masuk ke dalam mobil dan segera mengendarai mobilnya menuju SM Highschool yang hari ini terlihat lebih ramai dari biasanya.
Sesampainya di SM Highschool, ternyata Zitao dan Sehun sudah ditunggu oleh Mrs. Lee, wali kelas Sehun. Selesai menyapa Zitao, yang dianggapnya kakak Sehun, Mrs. Lee meminta Sehun untuk segera menuju aula, karena upacara kelulusan akan segera dimulai dan Sehun sebagai perwakilan siswa yang akan memberikan kata sambutan sudah harus berada di sana saat itu juga. Sementara Zitao diminta mengikuti Mrs. Lee ke ruang guru karena ada beberapa hal yang harus dibicarakan.
Zitao sebenarnya sedikit was-was, karena ini pertama kalinya Mrs. Lee memintanya untuk berbicara empat mata tanpa Sehun. Dan ketika sampai di ruang guru, Mrs. Lee langsung mempersilakan Zitao untuk duduk dan berkata dengan nada santai, "anda pasti sangat bangga pada Sehun, nona Huang."
Zitao tersenyum mendengar perkataan Mrs. Lee, pikiran negatif yang dari tadi menari-nari di otaknya langsung pergi entah kemana. "Ya ampun, saya kira Mrs. Lee memanggil saya kemari karena Sehun membuat masalah,tapi ternyata... Saya memang selalu bangga pada Sehun, dia tak pernah membuat saya kecewa" kata Zitao lega.
Mrs. Lee terkekeh dan membalas, "Sehun memang sedikit jahil, tapi itu bukan masalah selama masih dalam batas wajar. Selain itu Sehun adalah siswa yang pintar, bahkan nilai Sehun selalu menjadi yang paling tinggi di sekolah. Dan sebenarnya saya meminta anda kemari untuk memberitahu anda kalau Sehun berhasil mendapatkan beasiswa di Amerika."
"A... Amerika?"
"Iya, Amerika! Apa Sehun belum memberitahu anda? Sehun mengajukan beasiswa pada salah satu universitas di Amerika, bahkan dia sudah lulus semua tesnya, hanya tinggal mengurus beberapa berkas dan Sehun bisa langsung pergi," tambah Mrs. Lee, "apa Sehun belum memberitahu anda? Ahh, mungkin Sehun ingin memberikan anda kejutan!"
Zitao tertawa hambar dan berkata, "mungkin seperti itu. Tapi sepertinya sudah tidak jadi kejutan lagi."
"Aduh, saya benar-benar minta maaf," sesal Mrs. Lee sambil membuka laci meja kerjanya dan menyerahkan sebuah surat pada Zitao, surat dari universitas di Amerika untuk Sehun.
Zitao menerima surat tersebut dengan perasaan campur aduk, ia begitu senang dan bangga, tapi di saat yang bersamaan ia juga merasa sedih, karena jika Sehun menerima beasiswa itu, berarti Sehun-nya akan pergi ke Amerika dan meninggalkan Zitao sendiri di Korea dalam waktu yang lumayan lama.
### Why Zitao Really Hates Kris Wu? ###
"Tadi malam, aku tidak bisa tidur dengan baik karena aku sangat gugup dan terlalu bersemangat untuk upacara kelulusan hari ini. Mengucapkan selamat tinggal kepada semua guru dan teman-teman yang telah bersamaku untuk waktu yang lama, begitu menyedihkan, tapi memikirkan bahwa sekarang aku akan menjadi dewasa setelah lulus membuatku sangat senang dan bangga," pidato Sehun di atas podium, "terima kasih untuk tiga tahun tak terlupakan selama aku bersekolah disini. Aku sangat bahagia."
Setelah menyelesaikan pidatonya, Sehun turun dari podium dan disambut tepukan tangan dari seluruh hadirin di dalam aula. Tapi Sehun seolah mengabaikannya, karena matanya sibuk mencari seseorang yang seharusnya ada di dalam ruangan tersebut, ibunya. Sebenarnya tak sulit mencari Zitao, mengingat penampilannya yang agak berbeda dengan orang tua lainnya yang menggunakan dress, tapi tentu saja beda cerita jika orang yang dicari memag tak ada disana. Yakin ibunya tak ada di dalam aula, Sehun segera berjalan menuju tempat yang agak sepi dan menghubungi ponsel ibunya, namun sayang, Zitao sama sekali tak menjawab panggilan Sehun.
Upacara kelulusan sudah selesai, tapi Sehun masih belum menemukan ibunya. Di saat orang tua murid serta teman-teman Sehun yang lain sedang asyik mengobrol, membicarakan rencana masa depan mereka masing-masing, Sehun malah sibuk dengan ponselnya. Bahkan ketika beberapa temannya memberi selamat pada Sehun yang menjadi lulusan terbaik, Sehun hanya tersenyum seadanya dan kembali sibuk dengan ponselnya, ia masih terus berusaha menghubungi ibunya yang tiba-tiba menghilang.
Kehilangan ibunya selama beberapa jam sepertinya sudah membuat Sehun begitu kalut. Saking kalutnya, Sehun bahkan tak sadar jika Jongin sudah berdiri di belakang Sehun bersama Lu Han. "Hun!" panggil Jongin sambil menepuk pundak Sehun dengan keras.
Sehun terlonjak karena kaget, tapi sekaget-kagetnya Sehun, ia masih bisa memberi hadiah jitakan bagi Jongin yang sudah menepuk pundaknya. "Rasakan!" kata Sehun kesal.
"Ahh, sial! Kalau aku tidak ingat ada Zitao noona disini, aku pasti akan membalasmu," rutuk Jongin sambil mengusap kepalanya yang menjadi korban kepalan tangan Sehun, "Oya, ngomong-ngomong, Zitao noona mana, Hun?"
Sehun memutar bola matanya dan kembali berusaha menghubungi Zitao tanpa menjawab pertanyaan Jongin, namun usahanya lagi-lagi gagal. Tapi kali ini, Sehun bisa sedikit bernafas lega, karena ia melihat ibunya itu sedang berlari di tangga dekat aula menuju ke arahnya. Tunggu, berlari di atas tangga dengan high heels? Perempuan tua itu pasti bercanda! Pikir Sehun kejam, tapi nyatanya...
"Sehunnnnieeeee..." panggil Zitao tanpa mengurangi kecepatan larinya di tangga sekolah Sehun.
"YA! Huang Zitao! Jangan lari-lari di atas tangga, apa lagi dengan high heels seperti itu!" teriak Sehun membuat Jongin dan Lu Han terpaksa menutup kedua telinga mereka. Sementara sang pelaku hanya menunjukan cengiran lebar yang berhasil membuat Sehun naik pitam.
"Sudah aku bilang beberapa kali, lihat keadaan sekitar sebelum bertindak, umurmu sudah tidak muda lagi, jadi berhati-hatilah!" nasihat Sehun pada Zitao, ketika perempuan itu sudah tiba dihadapannya.
Zitao menggaruk belakang kepalanya canggung, dia jadi berpikir, sebenarnya yang orang tua itu siapa? Dirinya atau Sehun? Tapi Zitao tak mau ambil pusing dan malah berkata, "tidak apa-apa, begini-begini aku ini perempuan yang tangguh."
Sehun yang mendengarnya hanya menunjukan wajah datarnya dan membalas, "aku tau, tapi setidaknya jangan terlalu ceroboh. Kalau begini terus, aku jadi tidak tenang kalau harus meninggalkanmu lama-lama."
"Iya, maaf! Dan soal pergi meninggalkanku dalam waktu yang lama, sepertinya kamu harus menjelaskan maksudnya padaku."
"Itu... Itu... Aku..."
Zitao tersenyum melihat Sehunnya yang begitu gugup dan ia mengeluarkan surat dari tasnya sambil berseru dan menepuk bahu Sehun, "selamat! Sehunku akan pergi ke Amerika untuk kuliah!"
"Hah?" kaget Sehun dan langsung merebut surat itu dari Zitao dan membacanya bersama Jongin dan Lu Han.
Pekikan kagum langsung keluar dari bibir Jongin dan Lu Han, sedangkan Sehun sendiri malah menatap Zitao, perempuan yang amat dicintainya itu, dengan pandangan yang sulit diartikan.
Sehun sangat tau ibunya, walaupun sejak umur Sehun yang kelima, ibunya sudah sangat mahir menyembunyikan tangisan di balik senyuman. Tapi Sehun dapat merasakan saat-saat dimana ibunya itu tersenyum, tapi jauh di dalam hatinya, ibunya pasti sedang menangis. Dan tanpa siapapun sadari, hal itu juga turut menyakiti Sehun.
"Baiklah, untuk merayakan keberhasilan Sehun yang mendapat beasiswa dan kelulusan kalian, aku akan mentraktir kalian makan pizza!" seru Zitao sambil mengamit lengan Jongin dan membawanya menuju parkiran tempat ia memarkirkan mobil miliknya, dan Jongin langsung merona karena mendapat perlakuan seperti itu dari Zitao, sedangkan Sehun dan Lu Han mengikuti mereka berdua dari belakang.
Sehun masih diam sambil sesekali memandangi Zitao yang berada di depannya, membuat suasana diantaranya dan Lu Han menjadi sedikit canggung, setidaknya sampai Lu Han berinisiatif memulai percakapan. "Kita sudah lulus dan akan segera pergi ke Amerika, kamu tak berniat memberikan nomor ponsel 'noona'-mu pada Jongin?"
"Kamu bercanda?"
"Tidak juga, kan lumayan, Jongin bisa jadi bodyguard gratis yang menggantikanmu untuk menjaga 'noona'-mu dari mata-mata para pria kelaparan selama kamu ada di Amerika."
Sehun melirik ke sekitarnya dan tertawa, pesona ibunya ternyata juga bisa menarik pria yang memiliki usia hanya separuh dari usia ibunya. "Lebih baik aku mengeluarkan uang untuk menyewa bodyguard. Dari pada merekrut yang gratis dan berakhir dengan memiliki ayah tiri seperti Kim Jongin," kata Sehun bergidik ngeri.
Lu Han tertawa, "aku senang ketika kamu bilang akan menyewa bodyguard untuk ibumu, karena aku pikir kamu akan membatalkan keberangkatanmu ke Amerika."
"Sebenarnya jika dia memintaku untuk tidak pergi, maka aku tidak akan pergi. Tapi kenyataannya dia pasti akan tetap menyeretku, walaupun aku menolak untuk pergi."
Lu Han tersenyum, Lu Han begitu suka dengan cara Zitao membangun hubungannya dengan Sehun, meskipun terkadang Lu Han tak bisa mengerti jalan pikiran kedua orang itu, tapi yang Lu Han tau, Zitao dan Sehun adalah orang yang mencintai satu sama lain dengan tulus. "Ngomong-ngomong, aku jadi penasaran dengan reaksimu jika suatu hari nanti ibumu mengenalkan seseorang sebagai calon ayah tirimu."
Sehun menatap Lu Han dan menggedikan bahunya. "Entahlah, aku tak pernah memikirkannya, tapi jika dia merasa bahagia, maka aku akan mendukungnya" jawab Sehun sekenanya, "tapi aku harap, dia mencari pria yang lebih tinggi darinya."
Lu Han dan Sehun saling bertatapan dan langsung melihat Jongin yang lebih pendek beberapa centi dari Zitao lalu tertawa, "mari coret Kim Jongin dari daftar!"
### TBC ###
Terima kasih untuk para reader dan reviewer FF FF aku sebelumnya, maaf tidak bisa disebut satu persatu, tapi mungkin di chapter selanjutnya, aku akan berusaha membalas review teman teman yang sudah membaca.
Dan saya usahakan FF ini tidak terbengkalai seperti Forget Me Not. Jadi,
Review? Kritik dan Saran?
See you next time :**
