Moshi – moshi ...

Terima kasih banyak sudah mau membuka fic ini!

Ini adalah fic pertama yang aku buat per chapter, mungkin masih banyak kekurangan!

Selamat membaca!


...

Disclaimer : Masashi Kashimoto

Pair : Sasuke x Naruto , Sai x Neji , Shikamaru x Kiba

Warning Genre : Yaoi,drama,romance,cumfort/Hurt


...

.

.

...

Sumary : buku orange Naruto hilang, buku itu peninggalan ayahnya. Sasuke, siswa yang baru pindah ke KHS 5 bulan lalu, tampaknya mengetahui tentang buku orange yang dicari Naruto. Naruto tidak berani memandang Sasuke, saat mengerjakan tugas, bahkan hampir tidak bisa bernapas karena jantungnya berdebar kencang. Mungknkah ini tanda – tanda suka? Tapi jika ini suka, pantaskah seorang Naruto menyukai seseorang yang seperti Sasuke?! Apakah pantas seorang yang sederhana dan yatim piatu seperti dia menyukai seorang Sasuke yang kaya raya?!


...

...

...


SPECIAL PEOPLE

CH 1

BUKU ORANGE

Matahari bersinar tinggi, di sebuah kamar dari rumah sderhana ini sepertinya ada sedikit kehebohan.

" Hah ?! tidaaak…!" pemuda berambut pirang sedang panik dan kalang kabut menghadapi suatu hal yang terjadi padanya.

" ada apa Naruto ?!" tanya seorang Kakek – Kakek berambut putih panjang, sambil menengok ke dalam kamar

" Kakek … kau melihat buku warna orange yang ada disini tidak ?!"

" Buku apa ?" Tanya sang Kakek sedikit malas

" itu buku catatan penting dalam hidupku! Ada kumpulan catatan kecil tentang pelajaran dan beberapa hal lagi!" masih mencari – cari

(Hei tunggu sebentar, sejak kapan Naruto suka menulis, sejak kapan dia menyukai pelajaran dan mencatatnya, ayolah author ini sudah gila ya? Ehmm ya seperti itulah Naruto di cerita ini!) ^-^

Sejak kematian kedua orang tuanya, dia memiliki tekat kuat untuk menjadi anak baik – baik dan bisa dibanggakan, karena itulah Naruto berubah, dia merasa ada tanggung jawab besar apalagi dia sekarang sudah 16 tahun, paling tidak ada hal berarti yang harus dia lakukan untuk masa depannya, dia tidak ingin menyia – nyiakan hidupnya. Dia berteman dengan teman – teman yang baik – baik, pintar dan rajin.

Dia berteman dekat dengan Kiba, dia sangat pandai di bidang olahraga, shikamaru yang selalu juara kelas, walau agak malas, tapi meski malas dia selalu mendapatkan nilai terbaik disekolah. Neji anak yang rajin, Rock Lee yang kuat tidak pantang menyerah, Sino yang misterius namun tidak macam – macam, sakura yang pintar dan cerdas, Ino yang suka menolong, Hinata serta Tenten yang baik hati.

" kan hanya buku kenapa kau harus sepanik itu Naruto?" Tanya sang kakek

" hah … kakek tidak akan mengerti …!" Naruto benar – benar frustasi, dia duduk dengan malas di tepi tempat tidurnya, dan memandang kearah figura yang ada di meja kecil samping tempat tidurnya, lalu mengambilnya dan memandang foto yang ada di figura itu.

" hhhh….!" Sang Kakek ikut duduk di samping cucunya " kau sudah menjadi anak yang baik Naruto …!" sambil membelai kepala sang cucu

" buku itu dari Ayah …, aku tidak ingin menyia – nyiakan buku yang diberikan Ayah!" menaruh kepalanya di bahu Kakeknya " ayah ... maaf ... !" Naruto menangis

" hei sudahlah … kau ini laki – laki yang kuat Naruto, aku yakin masalah ini bisa kau atasi!" kata sang kakek menguatkan

Naruto berdiri dengan segera dan mengusap air matanya, menghirup napas dalam – dalam dan bersuara keras.

" SEMANGAT!" berwajah mantap dan mengambil tasnya dan menggendongnya

Sang kakek tersenyum bahagia melihat cucunya mulai bangkit lagi. " mau kemana?"

" aku mau ke rumah Neji kami akan mengerjakan tugas bersama" langsung pergi.

...

.

.

...

Di sebuah menshion mewah, seorang pemuda tampan berkacamata, berkulit seputih salju dan berambut raven hitam kebiruan sedang duduk di sofa dan membolak – balikan sebuah buku berwarna orange yang sudah robek jadi dua bagian, kemudian berusaha menyatukannya kembali namun dia tidak tau caranya.

Manik hitam legamnya memmandang seseorang yang baru saja masuk ke ruangannya. Wajah dinginnya keluar bersamaan dengan masuknya seorang pria yang hampir menyerupai dirinya, kulitnya seputih salju, rambutnya hitam legam, bola matanya hitam seperti langit malam tanpa bintang, wajahnya rupawan dan gagah.

" ada apa lagi Sai?" Tanya Sasuke

Sai tersenyum " hehehe … aku hanya ingin mengatakan padamu sarapan sudah siap!"

" eh ? kau memasak?!" Tanya Sasuke

" hehehe iya… sebagai ucapan maafku sudah mengganggumu semalam!"

" … dan karena kau juga aku merusakan buku ini!" Tambah Sasuke

Flashback on

Sekitar tiga hari lalu ketika di perpustakaan sekolah, Sai dan Sasuke sedang membaca buku disana, kemudian Naruto bersama Neji juga datang untuk meminjam buku. Saat itu, kedua orang itu tak menyadari keberadaan Sai dan Sasuke yang memperhatikan mereka. Karena asyik dengan aktifitasnya, Naruto mungkin lupa dengan buku orange-nya yang dia letakan dimeja petugas perpustakaan.

Mengetahui itu buku milik Naruto, Sai langsung mengambilnya dan mengatakan kepada petugas perpustakaan dia akan mengembalikannya. Sasuke sudah memerintahan sepupunya itu untuk segera mengembalikan buku itu sebelum Naruto kebingungan mencarinya, tapi Sai menolak, dia ingin sedikit menjahili Naruto yang pelupa itu.

Sai dengan jahil berdiam diri ketika Naruto bingung mencarinya, Sasuke hanya diam saja tidak ingin mendapatkan masalah. Hingga semalam Sai datang ke kamar Sasuke dan memperlihatkan hasil gambarnya yang bagus di buku Naruto. Sasuke murka dengan tindakan Sai yang seenaknya mencoret – coret buku orang, apalagi yang dia gambar adalah dirinya dan Naruto yang sedang duduk berdampingan seperti sepasang kekasih, juga tampak sedang bergandengan tangan serta Naruto yang meletakan kepalanya di bahu sasuke, tampak sangat romantis.

" Sai… JANGAN SEMBARANGAN!" Sasuke kesal

" hehehe …, bukankah ini tidak apa – apa ..! kau kan menyukainya?!" Sai mengejek Sasuke

" EH?!" Sasuke langsung saja Blushing

" wah jadi benar ya?! Hehehehe …!"

" JANGAN MENGATAIKU SEENAKNYA! Berikan buku itu, buang gambar itu!" sasuke semakin marah

" ck , ck , ck …! Tentu saja tidak! " Sai menolak

Lalu dengan cepat Sasuke berhasil mendapatkan buku itu, segera ia merobek halaman buku dengan amarah dan sembarangan. Dan hasil robekan buku itu benar – benar kacau, buku Naruto terbelah dua. Sai terkejut sekali melihat buku yang dipegang Sasuke, apalagi Sasuke.

" kenapa kau kasar sekali Sasuke …?! Buku Naruto sobek semua!" sai mulai panik

" hah ?!" Sasuke hanya bisa ternganga dan terkejut dengan tindakan emosionalnya

" apa yang harus kita lakukan …?! Aku tak bisa mengembalikan buku naruto dalam keadaan seperti ini …!" Sai bingung

" semua ini salahmu!" Sasuke menyalahkan Sai

" JANGAN SEENAKNYA, jelas – jelas yang merobeknya adalah kau! Kenapa kau menyalahkanku, jika aku harus kembalikan pada Naruto! akan jauh lebih baik ada gambar itu didalam sana dari pada robek seperti ini!" Bantah Sai

Bagaimanapun memang yang merusak buku Naruto adalah dirinya, dan akhirnya dia mengalah, mengakui kesalahannya. Lalu semalaman Sasuke berusaha membetulkan buku Naruto dengan benar tapi tidak bisa. Dia benar – benar tidak tau apa yang harus dia lakukan.

Flasback end

"….Aku akan memaafkanmu jika kau bisa membantuku membetulkan buku ini!"

" iya – iya … ! kakak sepupuku ini kenapa selalu cerewet sekali padaku! Sudah ayo sarapan!" ajak Sai

Keduanya pergi ke ruang makan untuk sarapan. 2 orang ini adalah saudara, mereka tinggal dalam satu menshion yang sama, namun berbeda kamar. Mereka dari keluarga kaya raya dan elit. Sasuke adalah siswa pindahan, sekitar 5 bulan yang lalu. Sasuke mendapat kelas yang sama dengan sai dan Naruto. Sejak awal Sai adalah pujaan seluruh siswa, setelah kedatangan Sasuke sekolah semakin heboh, berbeda dengan Naruto, bagi para siswa Naruto sangat tidak menarik.

Sejak hari pertamanya di sekolah itu, dia langsung tertarik dengan Naruto. Dia selalu memperhatikan Naruto dari kejauhan. Hingga Sasuke tau buku orange ini sangat berharga untuk Naruto, kemanapun Naruto pergi buku itu selalu di bawanya. Sai menceritakan banyak hal tentang Naruto, sehingga membuat Sasuke semakin mengenal Naruto.

" kelihatannya kau sudah sangat rapi, kau mau kemana?" Tanya Sasuke

" aku akan mencari orang dan menghubungi teman – temanku yang bisa membetulkan buku Naruto dengan sempurna!" jawab Sai

" Dan kau sendiri sepertinya juga mau keluar?!" Tanya Sai kembali

" aku ada sedikit tugas yang harus ku selesaikan!"

" tugas ?!"

"hnnn...!" sambil meminum susu

" tugas sekolah?!"

"hnnn...!" Sasuke membereskan piring makannya lalu mencucinya.

" bukankah kau satu kelompok dengan Neji?!" Sai masih makan

" hnnn..! kalian tidak ada rencana keluar?!" Sasuke juga bertanya

" hnnn...! belum tau!"

" aku sudah selesai, lebih baik aku lekas berangkat, aku sudah telat!" sasuke beranjak pergi

"Hei Sasu...! kunci mobilmu masih di meja makan?! Kau tidak membawanya?!" tanya Sai sambil memperhatikan kunci mobil Sasuke yang ada di meja makan

" tidak, aku jalan kaki saja…!" Sasuke pergi ke arah pintu

" kenapa mobilmu tidak kau pakai?!"

" hnnnnn!" sasuke menutup pintu

Sai menghela napas mendengar jawaban Sasuke, lalu melanjutkan makannya.

...

.

.

...

Di persimpangan jalan Naruto menunggu seseorang, dan orang itu nampaknya sudah datang. Seorang pemuda berambut coklat dengan tato segi tiga terbalik bersama dengan seorang wanita berambut pink.

" Yo Naruto …!" sapa pemuda itu

" hey Kiba …! Sakura …!" NAruto menyapa balik

" pagi Naru …!"

" hehehe pagi …!"

Kemudian mereka bertiga beriringan pergi ke rumah Neji.

" Naruto selamat ya … ulangan kemarin kau berhasil meningkatkan nilaimu lagi!" sakura memecah keheningan

" hehehe .. tidak sehebat itu …! Aku masih kalah jauh dengan kalian, aku harus berusaha lagi lebih keras agar bisa menyamai kalian!" kata Naruto merendah

Beberapa saat kemudian akhirnya mereka sampai di rumah sederhana bergaya jepang kuno, dengan penataan taman yang indah, ada kolam ikan dan beberapa air mancur. Suasana yang sangat tenang, benar – benar keluarga Hyuga.

Ketiga orang itu masuk, dan disambut oleh Hinata dan Neji, sesegera mungkin mereka menuju ruang keluarga untuk mengerjakan tugas.

" tadi shikamaru sudah membagi tugas, setelah ini kita bisa langsung bekerja!" kata Neji

" baiklah … !" jawab sakura senang, dan berbisik – bisik dengan Hinata

" ada apa dengan mereka, tidak biasanya Sakura sebegini senang satu kelompok dengan Shikamaru!" batin Naruto kemudian saling berpandangan aneh dengan Kiba sepertinya mereka memikirkan hal yang sama.

Setelah sampai di ruang keluarga, Shikamaru sudah ada disana. Hanya dia sedang memangku dagunya dengan tangannya dan memejamkan mata. Kemudian membuka mata, dan memandang teman – temannya yang baru saja duduk.

" masih kurang satu …!" kata shikamaru agak malas

" kita tunggu saja …!" sakura mengusulkan

" eh ? satu …, bukankah kelompok kita hanya 6 orang?!" kata Kiba

" iya benar." Kata Naruto

" o… kalian belum tau …, kemarin Iruka sensei menambahkan satu orang lagi, karena waktu pemberian tugas anak itu tidak datang, jadi dimasukan kelompok kita yang sedikit anggotanya!" jelas neji

Naruto dan Kiba menautkan alis mereka tanda tidak mengerti, dan tidak tau siapa yang dimaksud, lain halnya dengan Sakura dan Hinata yang sedari tadi tersenyum dan tampak gembira sekali.

...

.

.

...

Di sebuah jalan Sasuke berjalan sendiri sambil memandangi buku orange di tangannya, lalu dimasukannya kembali kedalam tas. Sekali dia lagi menghembuskan napas, dan membetulkan kacamatanya. dia masih bingung memikirkan bagaimana caranya untuk mengembalikan buku Naruto yang sudah dia robek.

Padahal hari ini dia harus mengerjakan tugas kelompoknya di rumah Neji yang notabene satu kelompok dengan Naruto, memikirkan Naruto saja sudah membuatnya berdebar apalagi ditambah masalah seperti ini, bukan kemajuan tentang perasaannya pada naruto, mungkin Naruto akan mengehajarnya.

...

.

.

...

Well kembali ke tugas kelompok, Naruto dan Kiba yang masih bingung dengan anggota baru tidak peduli lagi dengan masalah itu. Shikamaru sudah membagi tugas untuk Naruto dan Kiba, dan sisanya menunggu Sasuke.

Tak beberapa lama dari itu, Sasuke datang kemudian memberi salam dengan wajah khasnya yang begitu tenang dan tampan. Sangat jauh berbeda dari ekspresinya semalam yang bertengkar dengan Sai.

" Sasuke kau sudah datang!" Sakura berseru histeris

DEG

" Eh ?!" Naruto terkejut sekali karena yang datang adalah Sasuke, dia sama sekali tidak berani menoleh kearah Sasuke.

Sakura menyambut Sasuke dengan gandengan tangan dan mempersilahkan Sasuke duduk disampingnya, tepatnya diantara dia dan Hinata. Sementara Neji dan Shikamaru memandang aneh ke arah Sakura. Kiba jadi mengerti kenapa kedua teman gadisnya ini berbisik – bisik sendiri, jadi ini alasannya.

" oh … jadi kamu yang jadi anggota baru kelompok ini!" Kiba mendekatkan wajahnya untuk menegaskan pada Sasuke

" hnnn …!" Sasuke hanya membenarkan kacamatanya

" Sasuke …, ini bagian tugasmu … sudah tercatat di kertas ini!" Neji menyerahkan selembar kertas.

" hnn…!" mata hitam sasuke mempelajari seluruh tulisan di dalam kertas itu.

" baiklah aku akan jelaskan sedikit proyek apa yang harus kita kerjakan, setiap orang sudah mendapatkan job description-nya masing – masing. Kita hanya punya waktu singkat untuk mengerjakan ini….!" Jelas Shikamaru.

Masih banyak penjelasan yang disampaikan Shikamaru, karena itu dipotong saja ya… semua mengerjakan masing – masing tugasnya dengan semaksimal mungkin. Naruto yang mengetahui anggota baru itu adalah Sasuke menjadi salah tingkah, dia benar – benar tidak mampu memandang mata Sasuke yang begitu menawan.

Sepulang dari rumah Neji, Sakura dengan segera dan tak ingin melewatkan kesempatan. Langsung menggandeng Sasuke dan mengajaknya untuk pulang bersama. Tak bisa menolak sasukepun ikut berlalu bersama Sakura. Hinata dan Naruto memandang iri sakura. Kiba kemudian mengajak Naruto pulang.

sampai di sebuah jalan

" tak ku sangka anggota baru itu, Sasuke si Pujaan para gadis …! Kiba memulai pembicaraan

" Huwah…?!" Naruto langsung bernapas lega, Kiba agak kaget.

"Aku benar – benar hampir tidak bisa bernapas karena terlalu dekat dengannya tadi …!" tambah Naruto

" Eh ?! apa kau bilang? Jadi kau menyukai Sasuke?!"Kiba tertawa geli mendengar perkataan Naruto.

" memang kalau tidak bisa napas dan berdebar – debar bisa dibilang suka?!" Naruto agak sewot.

" kau ini lucu sekali …!" Kiba kembali tertawa " memang apa lagi kalau bukan suka?!"

DEG

Jantung Naruto langsung berhenti berdetak dan sedetik kemudian berdebar kencang. Naruto sama sekali tidak percaya benarkah itu yang dinamakan suka.

" orang yang sedang jatuh cinta itu, ketika berada didekat orang yang disukai akan berdebar – debar, selalu memikirkannya, bahkan kadang sampai tidak bisa bernapas." Jelas Kiba

" berarti sama seperti kau dan Shikamaru?!" Tanya Naruto

Kiba mengangguk" apa kau tidak ingin menyatakan perasaanmu padanya Naruto?" desak Kiba

" tapi bagaimana caranya, dekat dengannya saja aku tidak kuat, bagaimana caraku mendekatinya ?! lagi pula apakah benar aku menyukainya?" jawab naruto

" dulu Neji juga seperti kau, tapi pada akhirnya dia bisa pacaran dengan Sai!"

" hah?! APUA.. NEJI DAN SAI … Hmmmpph…!" naruto di bungkam Kiba

" kau ini jangan terlalu histeris! Biasa saja!" kata Kiba dan melepaskan NAruto

" mereka jadian seminggu yang lalu, Sai menembak Neji saat sekolah sudah sangat sepi, waktu itu kami tidak sengaja melihat mereka ciuman dibawah pohon dekat lapangan, sejak saat itu aku melihat Neji menjaga rahasianya ini secara hati – hati …!"tambah Kiba, beranjak pergi

" ooo…!" jawab Naruto

Kemudian Naruto memandang langit "mungkin Sai dan Sasuke memang mirip tapi mereka tidak sama, aku sudah memendam perasaan ini sejak 4 bulan lalu tapi tidak ada kemajuan, mereka mungkin sama tapi cerita cinta mereka tidak mungkin sama bukan, aku ini mengeharapakan hal yang tidak mungkin! Keluarga sasuke sangat terpandang, sedangkan aku hanya anak dari kelurga sederhana ditambah aku yatim piatu …! benarkah aku menyukai pria itu? Apa ini bisa di bilang tanda – tanda suka?! " batin Naruto sambil membayangkan wajah Sasuke.

" hei kau tidak apa – apa ?" Kiba berbalik dan membuyarkan lamunan Naruto

" tidak , ayo kita mampir dulu ke kedai ichiraku!" Naruto tersenyum lebar dan mengajak Kiba makan di kedai ramen ichiraku langganan mereka.

...

.

.

.

...

" Sasuke kau tidak mampir dulu?!" Sakura menawarkan pada Sasuke

" tidak terima kasih, aku harus segera pulang! " langsung pergi

Sakura tersenyum sendiri saat melihat punggung Sasuke yang kian menjauh. Sasuke berjalan terus lurus ke depan dan tidak selakipun menengok ke belekang. Dia sedikit tidak senang degan tindakan Sakura yang seenaknya menggelandangnya dan memaksanya untuk mengantar Sakura pulang. Jika Sakura meminta untuk pulang bersama suatu saat nanti, dia tidak akan pernah menyanggupinya.

Sampai dipersimpangan jalan, Sasuke bertemu dengan Kiba yang baru saja melambaikan tangan pada Naruto. Sasuke panasaran apakah mungkin tadi mereka pulang bersama, atau bahkan melakukan sesuatu.

" Sasuke ?!" Kiba menyapa terlebih dahulu

" hnnn …!" kata Sasuke

" kau baru saja mengentar Sakura ya?!"

" hnnn …!"

" well oke ...! aku duluan! " berpapasan dengan Sasuke

Grabs

" Tunggu sebantar!" Sasuke menarik tangan Kiba, hingga Kiba mau jatuh kebelakang kearah Sasuke namun Sasuke menangkatnya.

" a – ada apa Sasuke?!" Kiba sedikit khawatir.

...

.

.

.

...

Naruto selesai mandi, dia tampak sangat segar. Dia duduk di kursi meja belajarnya yang dekat jendela, memandang langit sore yang menyejukan. Dia membuka jendelanya dan menghirup napas dalam – dalam. Merasakan hembusan angin, dan menikmati sore itu.

" angin sore ini sangat menyegarkan, musim semi akan segera berlalu …!" kata Naruto sambil memandang langit

Seseorang tengah mengawasi Naruto yang sedang menikmati sore di jendela kamarnya, orang itu memandang kearah jendela kamar Naruto dengan sangat teliti. Sesekali membenahkan kacamatanya dan tersenyum. Setelah Naruto menutup jendelanya lagi, dan masuk ke dalam kamar. Orang itu tersenyum dan pergi, sesekali membenahi kacamatanya lagi, lalu menyisir rambutnya yang hitam kebiruan itu dengan jarinya, tampak kepuasan diwajahnya.

Hari sudah berganti malam, Sasuke kembali ke menshionnya dan tiduran di king sizenya dengan melihat buku orange yang robek itu. Melihat – lihat gambar yang pernah dia benci, sekali lagi dia memperhatikan buah karya sepupunya itu. Dia membelai sosok Naruto di gambar dengan lembut.

" Gambar Sai sangat bagus …!" lalu melihat sosok dirinya yang duduk disamping sosok Naruto yang sedang bersandar pada bahunya. " aku harus menjelaskan semua ini,..!"

Sasuke memeluk gambar itu seakan memeluk Naruto yang asli.

" kau itu sangat menarik, manis, lucu dan menghangatkan...!" Sasuke tersenyum – senyum sendiri.

...

.

.

.

...

Sementara di kamar Naruto, Naruto sedang memandang langit malam dari jendela kamarnya yang sangat jelas. Memandang dalam seakan terhisap kedalam buaian langit malam yang cerah kala itu.

" begitu menenangkan... langit malam itu seperti sasuke!"

" sasuke?!"

" aduh aku ini kenapa?! Kenapa aku kepikiran anak itu terus! Dasar bodoh!" entah kenapa wajahnya malah memerah

" lebih baik segera pergi tidur!"

Naruto memaksakan dirinya untuk tidur, walau sebenarnya otaknya tengah di rundung kasmaran.

...

.

.

.

...

" Naruto! Cepat sarapan!"

" Yo...!" Naruto bergegas turun dari kamarnya, dan langsung menyambar makanannya

" kakek! Aku harus segera berangkat! " naruto langsung melesat begitu saja seperti angin, Jiraya hanya mampu tertegun melihat cucunya.

" hei Naruto! Tunggu!" Jiraya bergegas menyusul Naruto, namun tentu saja sia – sia

" hhh... dasar Anak muda! Kenapa selalu terburu – buru! Seperti Ibunya saja! Padahal di prakiraan cuaca, hari akan turun hujan..."

BREESSSS

Belum selesai bicara, hujan sudah turun dengan sangat lebat.

" hhhh... memang deras!"

Dijalan menuju sekolah, tampaknya Naruto sedang pontang – panting , dia berlari secepat - cepatnya agar dia tidak basah kuyup.

" wwwwaaaa... kenapa Kakek tidak bicara soal ini!" dia sudah sangat basah kuyup

" hachiiii...! "

" dingin sekali, padahal akhir musim semi, kenapa rasanya tambah dingin!" dia terus berlari

Sebuah mobil melaju di belakang Naruto, sang pengendara memperhatikan Naruto yang berlari di tengah hujan. Lalu bergegas dan menghadang Naruto.

" eh ?! siapa sih ?!" Naruto bertanya – tanya karena ada mobil yang tba – tiba berhenti di depannya.

Sang pengendara membuka pintu, dan turun dari mobilnya dan mendekati Naruto

DEG

" kita ke sekolah sama – sama! Naiklah!" sang pengendara menawarkan pada Naruto

DEG

" hujan tidak akan segera reda! Lebih baik kau cepat Masuk!" Sang pengendara membukakan pintu mobil

DEG

" DOBE kau dengar aku?!"

Jantung Naruto berdetak kencang tidak tau harus menjawab apa. Tentu saja dalam hatinya sangat senang.

" kau bisa membuatku basah kuyup juga!" Sasuke mendorong tubuh Naruto untuk segera masuk ke mobilnya, tapi entah kenapa Naruto seperti menolaknya.

" Terima Kasih sasuke!" wajahnya memerah dan langsung berlari secepat kilat meninggalkan Sasuke.

" hhh... dasar Dobe! " sasuke menutup pintu mobil dan langsung masuk.

Dia memperhatikan tempat naruto berdiri tadi, waktu yang cukup lama dihabiskan untuk memandang tempat itu.

" padahal aku sudah sangat memberanikan diri...!" batinnya dan wajah sasuke tiba – tiba memerah.

"aku butuh waktu untuk menenangkan diri sekarang! Hhhh!" sasuke membenahkan kacamatnya dan sedikit terdiam untuk waktu yang cukup lama

...

.

...

Naruto sampai sekolah, dia langsung memeras seragamnya karena ini sangat basah.

Hujan tidak akan segera reda, cepat masuk!

Kita ke sekolah sama – sama

" dia benar – benar mengajakku berangkat bersama tadi..! betapa bodohnya aku!"

" HAACHHHIIII ...!" Naruto bersin – bersin keras sekali

" kalau kau bersin sekeras itu, seluruh sekolah bisa hancur Naruto!" sapa Kiba yang baru saja masuk.

" selamat pagi Kiba!" sapa Naruto

" jika kau telanjang dada seperti itu, kau bisa masuk angin sungguhan!" tambah Shikamaru yang baru saja menutup payung.

" hehehe ... aku kehujanan hehehe...!"

Sasuke masuk tanpa suara sedikitpun, dan tanpa sepengetahuan Naruto. Sasuke sempat melihat Naruto yang masih bertenjang dada, rambut jabriknya juga basah terkena air sehingga membuat rambut itu tidak bisa berdiri tegak. Sasuke benar – benar terkejut pemandangan yang sangat menggoda jiwa, wajah stoicnya berubah dengan wajah kaget dan berbinar, dia memerah dan mungkin ingin mimisan. Dia menunduk dan berusaha merubah ekspresinya jadi stoic kembali. Mungkin Kiba dan Shikamaru sudah sadar, shikamaru tersenyum dan melempar pandangan pada Kiba.

" hai Sasuke! Kau juga sudah datang!" sapa Kiba.

" hnnnn!" masih menunduk dan membuka lokernya

" Eh ?!" Naruto bergegas memakai seragamnya yang masih basah , dia jadi sangat malu.

" ayo ke kelas!" Shikamaru menarik tangan Kiba

" eh tu – tunggu aku!" Naruto bergegas menyusul ke duanya, sesekali memperhatikan ke belakang dan melihat Sasuke yang tampak sibuk dengan lokernya, tidak memperhatikan dirinya. Ada sedikit rasa kecewa.

Naruto memandang keluar melalui jendela yang ada di koridor itu, membiarkan Shikamaru dan Kiba jalan beriiringan dan hanya berdua menuju kelas. Dia termenung memikirkan suatu hal.

" jika perasaan ini benar...?! " Naruto mulai membatin

"apakah dia juga bisa menyukaiku...?!"

" kami sesama jenis..."

"selain itu kami sangat berbeda ... bagai siang dan malam! Aku tidak punya apa – apa...! dia memiki segalanya ...?!"

" ke sekolah saja aku jalan kaki...,dia selalu mengendarai mobil mewah...! malu sekali jika tubuhku yang basah kuyup tadi membasahi mobilnya yang bersih dan sangat mewah itu...!"

" kami terlalu jauh ...!"

Naruto merenung dan memandang hujan deras itu tanpa berkedip, berkutat dengan segala pikirannya yang tidak karuan. Jika dia bisa di lahirkan kembali, mungkin dia ingin menjadi orang lain, orang yang tidak mengenal Sasuke, tidak mencintai seseorang yang memiliki hal yang sangat jauh tinggi, sungguh sulit di gapai.

" aku sungguh tidak berani menyukaimu Sasuke ...! tidak berani lebih dari ini!"

...

.

.

.

...

TBC


Terima kasih sudah membaca fic ini!

Fic yang masih banyak kekurangan!

Klimaksnya belum begitu dapat ya...?!

Maaf...

Aku akan lanjutan fic ini hingga tamat! Aku akan berusaha!

Mohon dukungannya teman – teman!

Mohon maaf karena selalu merepotkan!

R&R Please...!