Amour
Jeon Wonwoo
Kim Mingyu
Hong Jisoo
Etc
••
Prologue
Wonwoo mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Hari sudah mulai malam. Langit sudah mulai mendung. Ia melirik arlojinya dan Mingyu belum datang dari jam yang sudah dijanjikan. Ia mengeratkan jaketnya. Angin berhembus menusuk kulitnya.
"Wonwoo?"
Wonwoo tersentak saat Mingyu datang dan menepuk bahu kirinya. Mingyu mendudukan dirinya di sebelah kiri Wonwoo.
Keheningan melanda. Banyak pertanyaan yang terputar di otak Wonwoo. Tapi segera pertanyaan itu terkecat di tenggorokannya saat Mingyu mulai berbicara.
"Aku ingin bicara,"
Mingyu beranjak dari tempat duduknya lalu berdiri di depan Wonwoo dan menatapnya hati hati. Wonwoo segera mendongak menatap Mingyu pelan. 98
"Aku minta maaf,"
Wonwoo mengeratkan tangannya dan menggigit bibirnya pelan. Mingyu menggosok tangannya dan menghembuskan nafas pelan, menatap ke arah lain.
"Kita cukup sampai disini saja,"
Wonwoo tahu. Hari ini akan datang.
Ia mengerti dan benar benar mengerti. Tapi ia tidak menyangka akan secepat ini. Ia bahkan tidak siap. Nafasnya tercekat dan ia diam bergeming. Lidahnya kelu dan seluruh badannya kaku tak dapat ia gerakkan.
Wonwoo mengangguk pelan dan menundukan kepalanya dalam. Air mata itu kemudian mengalir pelan membasahi pipinya. Ia sungguh menyesal mengangguk mengiyakan permintaan lelaki itu.
"Selamat tinggal, Jeon Wonwoo. Semoga kau mendapatkan orang yang lebih bisa mencintaimu dengan sepenuh hatinya,"
Ucap Mingyu dan kemudian ia berbalik meninggalkan Wonwoo di taman itu sendirian. Hujan kemudian membasahi tanah dan seluruh badannya. Air mata dan butiran hujan itu kemudian menyatu. Wonwoo menangis terisak sembari menekuk kedua lututnya. Ia menangis sejadi jadinya mengeluarkan semua emosi yang sedari tadi ia tahan.
Ia menarik rambutnya kasar berharap semua ini hanyalah mimpi. Dan saat ia bangun semua akan baik baik saja. Atau ini hanyalah sandiwara untuk hari ulang tahunnya besok. Ia berharap Mingyu kembali ke taman dan memeluknya lalu meminta maaf, ia menyesal telah mengatakan itu pada Wonwoo dan mereka berdua akan berakhir di apartemen Mingyu sambil meminum coklat hangat.
Tapi ini semua nyata. Bahkan ia masih dapat merasakan kata kata itu. Ia bisa merasakan hujan semakin kencang. Ia merasa ia sungguh rapuh dan hujan dapat menyapunya sekarang juga hingga menjadi kepingan abu.
"Aku membencimu, Kim Mingyu."
Aku mencintaimu
"Aku sangat membencimu,"
Aku sangat mencintaimu
