Sing a Song, a BoBoiBoy fanfic

BoBoiBoy © Animonsta

Warning: DEATHFIC, sedikit gore.

Written by Kumato.

Rewritten/Edited by Raizu.

Enjoy.


Boboiboy, pemuda yang sudah ahli dalam melawan invasi makhluk asing yang menyerang bumi. Tentu saja, sejak kelas 5 SD dia bergelut dalam bidang super hero pembela kebenaran bersama teman-temannya; Gopal, Yaya, Ying dan Fang. Bersama, kelima pahlawan Pulau Rintis itu dapat mengalahkan segala macam alien jahat dan menjaga kedamaian Bumi.

Keadilan selalu menang.

Tapi hidup tidaklah selalu adil.

..

Dia menang. Alien sialan itu menang. Boboiboy bisa membayangkan wajah hijau-kotaknya itu tersenyum mengejek dan tertawa puas ketika ia dan kawan-kawannya mundur dan melarikan diri dengan membawa kawan mereka yang terluka parah.

Saat Ochobot diculik oleh alien keparat itu, mereka dengan penuh percaya diri segera mengejar ras alien kepala kotak itu. Tapi mereka bukan lagi bocah ingusan yang bertindak dengan emosi dan sekedar tekad. Seharusnya mereka sadar mengejar pasukan alien ke tengah hutan antah berantah yang tidak diketahui dan jauh dari pemukiman adalah hal bodoh. Seharusnya otak remaja berumur 16 tahun mereka tau bahwa musuh mereka kali ini berbeda dari yang dulu, bukan sesosok alien konyol dengan robot gagal juga komputer abal-abal tapi sebuah PASUKAN ALIEN! Kesombongan telah membutakan mereka akan perangkap di depan mata.

Ochobot masih dalam jeratan musuh, Ying kehabisan energi sehingga tidak bisa menggunakan kekuatan percepatannya, jam kuasa milik Yaya rusak dan hanya bisa memberatkan gravitasi, Gopal kehilangan suaranya akibat salah satu jebakan beracun di hutan itu, Boboiboy tidak bisa berpecah menjadi 5 karena kelelahan dan Fang…

"Boboiboy!"

Boboiboy tersentak ketika Yaya menyeru, melempar pemuda itu kembali ke dalam mimpi buruk yang disebut dunia nyata. Boboiboy memperhatikan sekelilingnya; Gopal yang mengawasi medan dengan panik dan ketakutan, Yaya yang penuh dengan luka dan memar, Ying yang akan pingsan kapan saja… lalu kemudian pada Fang yang terkulai lemas di hadapannya dengan darah mengalir deras dari luka yang menganga di perutnya.

"Boboiboy!" panggil Yaya sekali lagi, masih menahan darah yang keluar dari perut Fang dengan kain kasa yang ia bawa di tasnya. "Pakai kekuatan api! Bakar lukanya…"

"Apa kau gila, Yaya!?" Ying pasti menjerit jika dia masih punya tenaga, tapi yang keluar hanyalah bisikan tajam. "Lukanya terlalu besar, kau tidak akan bisa membayangkan rasa sakitnya!"

"Setidaknya itu akan menutup lukanya, mencegahnya kehilangan lebih banyak darah!" jawab Yaya keras. "Kau mau Fang mati karena kehabisan darah?!"

"Aku gak mau dia mati karena shock!" balas Ying sengit.

"Kau punya ide lain?! Ayo bilang!"

Kacau. Situasi ini sangat kacau!

"Ini bukan saatnya berdebat!" Boboiboy merasa frustasi, tapi dia tidak akan kehilangan kendali. "Ying, lihat keadaan dan beritahu kami kalau ada pergerakan dari alien itu. Gopal, Yaya, pegangi Fang. Tahan tubuhnya selagi aku mencoba sebisa mungkin menutup lukanya."

Ying tidak berargumen, Yaya bukannya puas idenya digunakan, dan Gopal menelan ludah.

Boboiboy berubah menjadi Boboiboy Api. Ia memfokuskan kekuatan api pada telapak tangannya. Cahaya api itu tampak redup, menunjukkan betapa lelahnya Boboiboy. Tapi itu lebih dari cukup. Setelah yakin dirinya siap begitu juga dengan Yaya dan Gopal yang memegangi tubuh Fang, Boboiboy menekan tangannya yang diselimuti api pada luka Fang seraya berdo'a Fang akan terus pingsan agar ia tidak perlu merasakan sakit.

Namun teriakan Fang berkata lain.

Mata Fang terbuka dan pupilnya mengecil bersamaan saat tubuhnya memberontak pada detik pertama api menyentuh lukanya, diiringi oleh jeritan kesakitan yang menusuk. Boboiboy mencoba untuk tidak menghiraukannya. Setiap emosi dan perasaan dikucilkannya. Dia tidak boleh memperhatikan Gopal yang berusaha keras menahan tubuh Fang yang mengejang akibat sakit, atau bagaimana Yaya yang menahan airmatanya sambil membisikkan kata 'maaf' berulang kali seperti mantra dengan suara tercekat melihat penderitaan sahabatnya. Tidak, Boboiboy tidak boleh membiarkan hal itu melemahkan tekadnya atau membuatnya ragu dan gelisah akan tugasnya sekarang. Dia tidak boleh membuat keputusan salah... tidak lagi. Dia harus fokus menutup luka Fang…

"Gopal!.. Tahan dia!"

Darah justru mengucur lebih deras, segera mengering ketika menyentuh tangannya, mengeras, dan terasa lengket. Boboiboy tidak peduli. 'Aku harus bisa menutup luka ini… Kalau tidak Fang hanya akan merasakan sakit.' Boboiboy menekan lebih keras, mencoba mempertahankan tangannya agar tetap stabil di atas luka Fang. 'Fang bergantung padaku… Mereka semua bergantung padaku…' Satu tekanan lagi, dan bola mata Boboiboy membesar saat ia menyadari sesuatu.

DREK! DREK! BRAKK! BRAASH!

Terdengar suara deritan besi dan langkah raksasa yang menggetarkan bumi, disusul suara pohon yang tumbang beberapa ratus meter dari mereka.

"… Aku akan hadapi alien itu. Mungkin aku bisa memperlambat gerakan mereka." ucap Ying dengan suara yang tercekat. Gadis china itu menatap Fang sesaat dengan mata sembab dan wajah memerah, sebelum beranjak menuju asal suara. Gerakan perlawanan Fang melemah sebelum akhirnya berhenti, dan Boboiboy melepaskan tangannya dari perut pemuda keturunan china itu.

"Gopal, Yaya… Pergi dengan Ying."

"Tapi bagaimana dengan Fang?" Yaya jelas tidak ingin meninggalkan kawannya yang terluka.

"Aku sudah mencoba apa yang kubisa, dan sekarang kita hanya perlu membawanya ke rumah sakit untuk pertolongan medis yang lebih baik," ucap Boboiboy. "Lihat, dia sudah berhenti memberontak kan? Pergilah. Biar aku yang mengurus sisanya."

"Tapi..." Yaya masih ingin membantah, tapi Gopal memotongnya dengan cepat.

"Bagaimana dengan Ying? Dia tidak akan sanggup menahan robot-robot itu sendirian," Jelas Gopal dengan suara serak yang parau. Tampaknya efek racun itu sudah mulai menghilang. "Setidaknya kita sudah menutup lukanya, dan yang sekarang bisa kita lakukan adalah menahan alien itu selagi Boboiboy membawa Fang ke rumah sakit."

Yaya terdiam. Gadis itu tau Gopal benar. Akhirnya dia mengangguk dan segera pergi mengejar Ying tanpa menoleh ke belakang, seakan jika ia melihat Fang sekali lagi keyakinannya akan goyah.

"Terima kasih, Gopal." Boboiboy mencoba tersenyum.

"… Kita datang berlima, dan kita akan pulang dengan jumlah yang sama," balas Gopal getir, menatap Boboiboy dengan tatapan memohon dan putus asa. "Jangan buat aku berbohong, Boboiboy."

Boboiboy tidak menjawab. Pemuda itu hanya memperhatikan Gopal yang melangkah pergi mengikuti jejak Yaya dan Ying. Boboiboy yakin Gopal tau ia berbohong, sahabatnya itu selalu peka di saat yang tidak tepat. Namun Boboiboy tidak punya pilihan lain. Berkata jujur di saat seperti ini tidak akan banyak membantu, justru akan menghancurkan mental teman-temannya.

Sebenarnya Fang melemah bukan karena ia akan pingsan lagi, tapi karena pemuda china itu masuk tahap shock… ia berhenti menjerit karena tidak punya tenaga lagi untuk berteriak. Selain itu, Fang juga kehilangan terlalu banyak darah. Boboiboy memang bisa menutup luka dengan membakar kulit perut Fang, tapi ia tidak bisa menutup pembuluh darah yang ada di dalamnya. Pemuda itu menyadarinya ketika menekan perut Fang dan mau tidak mau merasakan pembuluh darah yang kemungkinan terpotong akibat tusukan robot alien itu. Meskipun lukanya tertutup, darah akan terus mengalir dari pembuluh darah yang teriris itu dan menggumpal di dalam tubuh Fang.

Boboiboy tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Dia tidak bisa membawa Fang dengan hover-boardnya yang hancur berantakan. Dia tidak bisa membawa Fang dengan Gerakan Kilat, guncanannya akan membuat luka Fang semakin parah. Dia tidak punya kekuatan untuk membuat Golem Tanah, apalagi itu akan memberitahu musuh posisinya. Begitu juga dengan kekuatan airnya. Semua sisa kekuatannya digunakan untuk menciptakan api, untuk menemukan fakta kejam bahwa kawannya tidak bisa terselamatkan lagi. Dia tidak bisa menyelamatkannya.

Sesal, marah, sedih, panik, putus asa… Semua bercampur aduk di dalam benak Boboiboy. Tapi itu tidak akan mengubah situasi saat ini. Sang super hero kalah. Padahal Boboiboylah yang terkuat di geng super hero itu. Dialah pemimpin dari kelompok itu. Dialah yang seharusnya melindungi mereka. Sekarang salah satu temannya terluka parah dan pemuda itu tidak bisa melakukan apa-apa. Dia akan mati… Dia akan mati… Dia akan mati… Fang akan—

"Bo..boiboy?.." Boboiboy mengerjapkan air matanya kembali saat ia menatap si pemilik suara, yang bergeming halus hampir tak terasa. Hatinya terasa teriris ketika melihat wajah rivalnya sangat pucat.

"Ada apa, Fang?"

"Jangan… pergi."

"Aku ada disini, Fang. Aku tidak akan kemana-mana." Boboiboy melirik perut Fang yang tetap mengeluarkan darah diantara luka bakar yang Boboiboy buat. Begitu pemuda itu mengetahui usahanya sia-sia, ia segera berhenti melelehkan kulit Fang. Boboiboy tidak mau Fang merasakan sakit yang tidak perlu.

Dengan tangan berlumur darah Fang, Boboiboy menjangkau kain kasa dari tas Yaya yang tergeletak tak jauh darinya. Perlahan, ia membalut luka yang masih setengah terbuka itu, memperhatikan rembesan cairan merah menodai kain itu dengan sangat cepat. Boboiboy menyandarkan Fang di pohon, sebelum ia duduk di sampingnya.

Fang meringis. "Akkh... gak… ker..renh…" Kata-kata yang keluar dari mulutnya terangah-engah dan suaranya sangat pelan, tapi Fang masih mencoba untuk terdengar tangguh. "Luka…ku.. parahh.. ya…"

"Kau akan baik-baik saja, kawan." Boboiboy berharap kata-katanya bukan sekedar harapan. Ia ingin Fang benar-benar akan baik-baik saja… Boboiboy meremas pundak Fang, membuatnya bisa merasakan betapa dingin suhu tubuh pemuda berkacamata itu sekarang.

"Mhana Ochobot?…" Suara Fang mulai terdengar parau, dan Boboiboy tau dia mulai kehilangan Fang. Boboiboy memperhatikan sekelilingnya, belum ada tanda siapapun mendekat.

Ochobot masih tertangkap. Kita kalah. "Dia sedang mencari bantuan. Dia akan kembali dengan donat lobak merah." Tenggorokan Boboiboy terasa menyempit selagi kebohongan keluar dari bibirnya.

"… Hah…" Entah kenapa Boboiboy tau bahwa Fang tersenyum mendengarnya. Dengan susah payah, Fang mencoba mendongakkan wajahnya agar bisa menatap pemuda dihadapannya. Boboiboy bisa merasakan air mata kembali menggenang di pelupuk matanya saat Fang menatapnya dengan sepasang mata onyx-nya dengan ekspresi penuh kesakitan. "Inghat wakthu itu? Aku… nya..nyi."

Berusaha keras menahan emosinya, Boboiboy mengangguk dan mencoba tersenyum. "Yeah, lagumu sangat aneh sampai aku tidak bisa tidur."

"Bi-Bisa… kau nya..nyikan lagu… untuk.. khu…" Fang terengah-engah, namun suaranya tetap kecil. "Jadi… aku gakh.. akan tidurh…" Wajahnya kembali menunjukkan rasa sakit akibat usahanya itu. Boboiboy tertegun. Ia mencoba menelan ketakutan, kemarahan, rasa menyesal yang menyeruak. Mengabaikan dorongan untuk menangis dan berteriak kesal akan ketidak-adilan takdir ini… karena sekarang yang paling penting baginya adalah sahabatnya. Dan dia akan memenuhinya.

Mencoba untuk tidak bergetar, Boboiboy menyanyikan lagu yang muncul pertama kali diingatannya.

"Rasa ini akan selalu kugenggam untuk selama-lamanya. Di mana pun kau berada… ia tidak akan hilang. Kau tersenyum sekali lagi padaku. Aku yakin, dengan itu.. Semuanya akan baik-baik saja…"

"Hei…" Fang mengejutkan Boboiboy ketika ia dengan suara lemah bergabung dalam lagu yang dinyanyikan Boboiboy. "Terima kasih…" Boboiboy bisa mendengar suara ledakan dari kejauhan. Mungkin berasal dari robot alien yang Yaya, Ying dan Gopal lawan. "Ma..af.." Suara Fang berangsur-angsur berkurang dan tatapannya menjadi tidak fokus… kosong.

Mereka bilang pendengaran adalah alat indra terakhir yang kehilangan fungsinya menjelang kematian, jadi dengan berat hati dan keberanian yang dipaksakan, Boboiboy menyanyikan bait terakhir yang jatuh bersama air mata dan isak yang hampir mencuri lagu terakhir bersama sahabatnya.

"Selamat.. tidur…"


Kumato: *jawdrop* Kok yang ini lebih bagus dari punya Kumato sebelumnya?

Raizu: Humph, yang ini punya latar belakang dan lebih panjang dari pada sebelumnya. Wajar saja yang ini lebih baik. *shrug*

Inshi: FYI, Lagu yang dinyanyikan Boboiboy dan Fang adalah lagu "Nee" cover song by ShounenT, diterjemahkan ke bahasa Indonesia! BTW, kami memperbaharui profile ^w^)/ Di sana ada status cerita bagi yang menunggu update dari kami.

Raizu: Silahkan berkunjung 'o')/

Kumato: Oh, oh! Jangan lupa untuk RnR ya! Kami lagi butuh asupan review nih X3

Inshi: Don't be a silent reader! And stay awesome! XD

[edited 02/12/2016 04.32 PM, typo dan hilang teks]