YOSH! RENA DISINI! SEKARANG, RENA MAU BUAT FF AOMINE X READER, YANG DI REQUEST OLEH SEORANG READER! HOPE YOU LIKE IT!
SUMMARY: AOMINE DAIKI, SI BERISIK ITU, BERHASIL MEMBUAT WAJAH ES-MU MENCAIR!
DISCLAIMER: KUROKO NO BASUKE—FUJIMAKI TADATOSHI
HAPPY READING!
"Oi, anak baru!" Kamu menoleh, merasa dipanggil. "Iya, kamu, yang pakai kacamata!" Oke, itu benar dirimu. Kamu menutup buku yang kamu baca, lalu berdiri, menghampiri anak berkulit tan dan bersurai biru yang memanggilmu dengan sebutan 'Anak Baru'. Kamu kenal anak ini. Unstoppable, itu julukannya. Siapa lagi kalau bukan Aomine Daiki. Kamu menatap Aomine tanpa ketakutan sedikitpun. "Ada apa?" tanyamu datar, lugas dan jelas. "Oi! Ayolah, tidak perlu bersikap kaku seperti itu! Bersikaplah lebih hangat sedikit! Kita 'kan teman!" bujuk Aomine sambil menepuk kepalamu. Dengan sigap, kamu langsung menyingkirkan tangannya. "Teman? Maaf, aku sama sekali tidak membutuhkan apa yang disebut dengan 'teman'. Oke?" sahutmu sinis. Aomine mengerutkan dahinya. Kamu sama sekali tidak mempedulikan Aomine. Kamu berbalik, lalu meninggalkan Aomine yang masih tercengang.
"Tch, menarik juga."
Sontak, kamu menoleh. "Apa kau bilang?" tanyamu. Aomine menggeleng sambil mengulum senyum tipis. Kamu berdecih, lalu kembali ke kursimu. Kamu mengambil bukumu dan mulai membaca—
TUK!
Sebuah pesawat kertas sukses mencium kepalamu. Siku-siku kekesalan mendadak muncul di dahimu. Tanpa melihat, kamu sudah tahu itu ulah siapa. Aomine, tentu saja. Kamu bangkit, lalu berjalan menghampiri Aomine, dan...
DHUAK.
Dengan tendangan mautmu, Aomine langsung terkapar di lantai kelas. Kamu berdecih pelan, lalu berbalik, tidak merasa salah dengan perbuatanmu barusan. Kemudian, Mayuzumi-sensei, guru Matematika, datang. Semua bergegas ke kursi masing-masing, kecuali Aomine yang masih terkapar tak berdaya. Poor Aomine...
"Selamat pagi anak-a—eh? Daiki, ada apa denganmu? Kenapa kau tergeletak di lantai?"
"Thi...dhak... apha-apha... Senseih... Ukh..."
"Kau harus ke UKS, Daiki. Hmmm, ah! (name), tolong antar Daiki ke UKS!"
"Ha? Baiklah, Sensei."
TAP TAP TAP TAP!
"Hei, bangun. Kau bisa bangun, tidak?"
"Bantu aku... Bodoh...!"
"Ck! Baiklah, terserah kau saja."
"AAARGGGGHHHH! SAKIIIIIIIIIIIIIIIIIT!"
"Jangan protes."
"TAPI SAKIIIIIIIT! UAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGHHHHHHHH!"
"Ck, dasar Annoying."
Tanpa perasaan kamu memegang kaki Aomine dan menyeretnya menuju UKS. Sementara Aomine hanya bisa berteriak kesakitan.
~skip~
"Ini, obatnya," ujarmu sambil menyerahkan obat luka. Aomine menerimanya dengan tangan bergetar. Kakinya luka. Hidungnya , kamu tidak menyangka tendanganmu membuatnya terkapar tidak berdaya. "Sudah kau pakai? Sekarang minum ini. Aku mau pergi ke kelas secepatnya, kau istirahat saja disini," ujarmu sambil menyodorkan segelas es jeruk. Saat kamu akan pergi, Aomine mendadak memegang tanganmu. Kamu menatapnya kesal.
"Tanggung jawab."
"Hah?"
"Tanggung jawab. Karena kau, aku jadi terkapar disini."
"Lalu apa yang—"
Kata-katamu terputus ketika sesuatu yang lembut menyentuh bibirmu. Bibir Aomine. Seketika, kamu membeku. Tanganmu bergetar. Lalu..
DHUAK!
"Nah, sudah bisa berpikir jernih, AHOMINE?" tanyamu sambil tersenyum menakutkan. Aomine merinding mendadak. "Ma-maaf! Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi!" serunya. "Aku pegang janjimu. Sekali lagi kau lakukan hal itu lagi, maka kau akan segera mati," ancammu sambil berjalan pergi. Aomine menatapmu yang memunggunginya sambil tersenyum tipis. Dan entah kenapa, samar-samar, di pipi Aomine terdapat warna kemerahan. "Kurasa... Aku menemukan target yang kuinginkan...," gumamnya. Tentu saja, kamu tidak bisa mendengarnya. Karena dia mengatakan itu saat kamu sudah pergi.
APARTEMENMU, PUKUL 07.00 PM
"Aku pu—Ah, dasar bodoh," gumammu pelan sambil menutup pintu. Ya, bagaimana bisa kamu lupa? Kamu tinggal di apartemen SEORANG DIRI. Jadi, hanya kamu yang ada di apartemen itu, 'kan? Kamu melempar tasmu ke sembarang tempat, lalu merebahkan dirimu ke kasur. "Pfft~ Ternyata memang benar kata orang-orang... Aomine Daiki itu memang mesum dan bodoh. Dasar Aomine sialan. Lihat saja nanti, akan kubunuh dia saat a—"
TOK TOK TOK!
Kamu menoleh. Siapa, ya? Kamu berjalan menghampiri pintu itu, lalu membukanya.
Dan...
WHAT
THE F***?!
MAU APA SI DAKIAN ITU KESINI?!
"Hei," sapa Aomine sambil tersenyum. "Mau apa kau kesini?" tanyamu dingin. "Ano... Aku... Aku...," gumam Aomine. "Ya?" sahutmu, sambil menunggu lanjutan kata Aomine.
"Bolehkah aku... Tinggal disini...?"
JDERR!
