Pagi hari yang indah.

Hari itu, tanggal 2 Agustus, sang ace asal Seirin, rupanya bangun dengan muka males. Berhubung minggu itu akan ada ujian tengah semester, mengingat jadwal ujian di sana lebih cepat dari yang di Indonesia, ia jadi males bergerak. Mikirin ujian aja udah bikin dia keder.

"Ah, hari ini ujian Matematika ya? Mampus."

.

.

.

The Basketball Which Kuroko Plays ~ KAU DIKERJAI, HAHAHAHAHA!

© Himomo Senohara

Disclaimer : The Basketball Which Kuroko PlaysTadatoshi Fujimaki

Warnings : OOC, AU, ada karakter dari Hetalia nyasar masuk ke sini (gue balikin ke abang Hima-papa aja), typo, abal dan lain sebagainya.

A/N (Mun) : Ini adalah hadiah ultah buat si BaKagami. HAHAHAHAHA! You got tricked, you dumbass, BaKagami! But after all, I am still like you, BaKagami, and wished you to support Kurochin, in order to fight against the almighty Rakuzan! XD

Oh ya, maaf kalo kurang seru. Dan, bagi kalian yang mau aku lanjutin fic yang Andai Karakter KuroBasu Menjadi Guru, cek polling dan pilih chara yang paling ingin Anda nistai! HAHAHAHAHAHA!

.

.

.

Si ace yang setengah pinter setengah bego (lha) asal Seirin ini lalu keluar dari kamarnya yang strict, mendapatinya bahwa nggak ada siapapun di sana, kecuali dirinya sendiri. Lho, dia sendiri? What the heck? Biasanya Alex masih di sini… Ah, nggak mungkin. Paling juga dia bakal kabur ke Amerika lagi.

"Um… Well, gue bikin masakan juga ah…"

Cowok beralis dobel serta berambut merah gelap itu langsung jalan ke dapur, dan pas dia datang ke sana, matanya segera melotot menyaksikan… Semua peralatan dapurnya RAIB. Termasuk sendok, garpu, pisau, bahkan wajannya pun nggak ada! Piringnya juga udah ditilep entah ke mana.

"ADA MALING YA? ! E-Eh, come to think of this… Nggak mungkin maling datang cuma mau malingin semua peralatan dapur… Konyol namanya tuh." teriak cowok ini, terpana syok.

Ia lalu beralih ke kamar mandi, takut kalau dirinya telat. Ia buru-buru bergerak ke sana, dan pas masuk ke sana dan membuka keran airnya, ia sadar bahwa… Ia lupa membayar tagihan airnya. Pasalnya, air di dalam keran sana ga mau keluar-keluar. Ia mulai risih, galau nggak jelas.

"E-Eh, air nggak mau keluar nih? Perasaan gue udah bayar tagihan airnya kali… Terpaksa deh."

Dengan berbekal handuk, sebuah gayung berisi peralatan mandinya dan dada bidangnya yang telanjang, dia berancang-ancang minta izin pada tetangga sebelahnya buat biarin dirinya mandi. Masa di pagi yang gak awesome banget, dia malah kena sial? Jangan-jangan ini ulah si maniak Oha-Asa cenayang itu, batin sang ace Seirin mual bayangin tuh makhluk berambut lumut.

Kagami, si makhluk maniak Oha-Asa itu nggak ada niat mengerjaimu tau.

Tanpa mempedulikan omongan si narator asem ini, Kagami, demikianlah nama cowok kekar dan cakep asal Seirin ini, kemudian membuka balkon kamarnya dan berbelok ke sebelah kiri, tempat di mana ada batas antara balkonnya dengan balkon tetangga lain.

Seolah nggak mau kalo hari itu dia bakal telat, dia kemudian berteriak dengan lantang dalam bahasa Inggris, "Excuse me, Sir! I can't take a bath here! May I take a bath inside your room? !"

Sontak sang tetangga sebelahnya muncul, dengan dada telanjang juga dan berbekal gayung dengan seisi peralatan mandi. Sebagai tambahan, sebuah senjata laras panjang dipanggulnya di punggungnya. Rambut tetangga itu pirang, dengan mata berwarna hijau serta tingginya hampir sama kayak partnernya. Tetangga yang bergender cowok itu langsung berteriak kesal ke Kagami, "I CAN'T TAKE A BATH HERE, TOO! GODDAMN! THEY BLOCKED THE WATER DISTRIBUTION HERE! E-Eh, you too, Kagami?"

"A-Ah, same here, Sir. And, who's 'they'?" tanya Kagami penasaran.

"My bastard and stupid friends. Hey, I lost my kitchen tools. Not only the spoon, fork and knife, the frying-pan and others were lost here! Do you have the kitchen tools?" Tetangga yang kelihatannya jauh lebih muda dari si ace ini, bertanya kepada si American-freak ini dengan wajah kesal.

Kagami langsung menggelengkan kepalanya, "I lost them, too."

Tetangganya langsung mengutuk pelakunya dalam bahasa Jerman yang tak bisa diidentifikasi oleh sang ace itu.

-xXx-

Berkat kesialannya yang datang bertubi-tubi pada hari itu, Kagami datang lebih telat. LEBIH TELAT TIGA PULUH MENIT dari jadwal ujian pada hari pertama UTS! Gimana nggak? Udah nggak dapet kesempatan mandi berjamaah (Dia dan tetangganya sampe harus kocar-kacir nanyain tetangga lain buat minjemin mereka kamar mandi), baru sadar kalo dirinya ternyata kehabisan duit. Setelah diingat-ingat, dia ternyata lupa mengambil uang di banknya, dan pas mau ambil, kartunya mendadak hilang. Yak, akhirnya, dia malah bergerak dengan gontai tanpa tenaga apapun ke sekolah.

Namun, sebelum masuk ke kelasnya, ia buru-buru mencari kamar mandi di sekolahnya. Bisa mampus kalau dia ternyata nggak mandi. Gue bisa berabe nanti, batinnya cemas. Dan pas dia udah kelar mandi, masalah lain udah datang bertubi-tubi. Saat ia mandi, ternyata airnya berasal dari selokan (Kagami sampe harus pindah ke toilet di lantai 3), trus pas dia sudah selesai mandi setelah tahu bahwa airnya mendadak kembali jadi suci pas dia berlari ke lantai 3, ternyata jam pertama ujiannya udah kelar dan diganti dengan mata pelajaran paling memuakkan sedunia setelah Matematika, Fisika!

"MAMPUS GUEEEE!" jerit Kagami pilu, selagi dia bergerak dengan gontai plus dengan aura gue-bakal-bunuh-pelaku-nya ke kelasnya.

DRAP DRAP DRAP!

Ia langsung melaju ke kelasnya dan partnernya dengan kekuatan semampunya, dan pas dia nyampe… Ternyata kelasnya kosong melompong, meninggalkan seutas tali yang terikat di atas kayak tali gantung diri. Bedanya, yang diikat di ujung bawah sana ternyata… Pisang!

Bahkan nggak ada meja dan kursi sekalipun di sana.

Krik.

"Don't tell me it was a joke…" Kagami menelan ludah.

DUAK.

Tiba-tiba, tanpa diketahui siapa pelakunya, si ace basket Seirin ini langsung terdorong masuk ke kelas itu, dan terdengar suara… Pintu dibanting dan dikunci dengan sangat awesomenya!

CKLIK.

"… Open the door please, boy." Kagami mencoba berdiri dan menggrebek pintunya.

Namun tetap aja nihil, kayaknya pintu itu digrebek dengan kunci yang dicoloknya dari penjara kali. Menghela napas dengan pasrah, ia lalu berbalik ke tali misterius itu. Apaan coba dengan pisang itu? Jangan-jangan gue mau diumpanin ke makhluk astral? Jangan bercanda oi. Ini di sekolah, ya kan? Ya kan?

Ia lalu bergerak mendekati tali itu dengan wajah OMG dicampur dengan WTF, dan pas dia menarik pisangnya, jreeeenngg… BRAK BRAK DUAK. Terlihat para monyet sadis yang mendadak keluar dari lemarinya yang ditinggalkan di samping kiri papan tulis itu. Mata mereka sangat sadis, mengingatkan Kagami dengan cowok heterochromic yang mengidap penyakit 'Tetsuya-complex' itu.

Hening lagi.

"Fine. First, I can't take a bath inside my room. Second, I lost my cards and money. Third, I went here with nothing to be eaten properly. Four, after I finally took a bath, the Mathematic midtest is over already and I hurriedly ran to this class. Five, I got trapped here and I found these sadistic monkeys. Fuh. My lucky day is over already, huh?" Kagami langsung ngomong sendiri, membayangkan betapa sialnya dirinya pada hari itu.

Oke, ini semua gara-gara Midorima si sialan itu, batin Kagami malah menyalahkan orang yang tak berdosa dan tak terbukti melakukan cenayang seperti itu.

"Krrrr… Krrr…" Terdengar para monyet itu sangat bernapsu pada pisang yang dipegang oleh Kagami.

"So, you wanted this? TAKE IT!"

SYUUUNG.

Mendadak cowok beralis dobel ini melemparkan pisangnya ke arah para monyetnya. Namun dugaannya meleset. Para monyet itu ternyata… Mengincar dirinya! Kagami langsung berteriak-teriak maho selagi dia berusaha menyelamatkan dirinya dari serbuan para monyet terkena rabies itu, "TIDAAAAKKKK! ! ! SIAPAPUN, HELEEEEEPPPP!"

Tanpa direncanakan, ia langsung menerobos keluar kelasnya lewat jendela. BRAK. Untuk sesaat Kagami mencium aura kebebasan, dan berkata dengan nggak elitnya, "GUE HIDUUUUPPP–."

Dan, sontak ia mengoreksi keadaannya sendiri. Dari aura kebebasan, menjadi aura kesialan.

Dia ternyata melompat dari lantai dua, dan ia mendapati bahwa apa yang ada di bawahnya bukan tanah atau semacamnya, melainkan gerombolan anjing tipe Husky Siberian, setipe sama Nigou, menggonggong senang melihat makhluk itu bakal terjatuh di atas hidung binatang itu sendiri. Ia langsung berteriak setengah nangis, "TIDAAAAKKKKKKKK! ! ! GET OUT FROM HERE! UWAAAA! ! ! GUE MATI! GUE MATI! TUHAN, ADA YANG SALAH SAMA GUEEE! ?"

Spontan, dia meraih tembok gedungnya dengan kaki kanannya, dan ia mendadak melompat dari kejatuhannya, menuju pohon yang kebetulan dekat dengan lokasi TKPnya. Dan dia berhasil melakukan misi penyelamatan dirinya dengan selamat sentosa.

Kagami, dengan kedua tangannya memegangi ranting yang cukup besar dan kuat, lalu menghela napas dan mengutuk dirinya, "Udah pagi hari kena sial bareng-bareng Pak Zwingli, sekarang malah dikerjai di sekolah… Dan, emangnya sapa yang bolehin para binatang untuk masuk sini, heh?"

Wooof! Wooof! Mendadak para anjing itu, menggonggong dengan mata bling-bling selagi mereka mengerubungi pohon itu. Kagami tambah kesal, dan mendadak mengutuk-gutuk pelakunya dalam bahasa Amerika yang nggak dapat diidentifikasi.

"Hei?"

Tiba-tiba perhatian para anjing tersebut beralih ke sumber suara yang sangat familiar bagi Kagami. Mata tajamnya memandang mata tenang milik laki-laki yang baru saja memanggil semua anjingnya. Sontak anjing-anjing itu berlari dari pohonnya menuju pemuda itu.

Kagami langsung terbelalak kaget, dan berteriak syok, "Kuroko-kun!"

Cowok berambut biru langit yang dipanggil oleh Kagami, langsung mendongakkan kepalanya ke arah Kagami yang masih meluk rantingnya dengan erat. Ia lalu bertanya dengan muka tanpa ekspresi, "Kagami-kun. Ngapain kau di sana?"

"Gue… Gue dikejar-kejar sama monyet dan anjing sialan itu… Bentar, bisa lo jauhin aku dari semua anjing sialan itu?" tanya Kagami masih dengan suara serak, terlalu ngeri dengan pandangan anjing-anjing yang manis itu.

"Oke, aku akan menggiringnya. Oh ya, kau disuruh ke lapangan depan oleh kapten tim kita, bukan di gymnasium."

Dengan anteng, anak itu malah menggiringnya menjauhi si ace itu. Tak butuh beberapa menit, anak itu mendadak ilang bareng anjing-anjingnya, seolah dia pake teleport kek apa untuk ngilang gitu. Kagami yang merasa menang dari nasib sialnya, kemudian turun dengan pelan-pelan ke bawahnya.

TAP!

Ia benar-benar mendarat di tanah dengan selamat sentosa. Celingak celinguk, kanan kiri atas bawah serong. Kanan, aman. Kiri, aman. Belakang, aman. Bawah, aman. Atas, serong, kanan-kiri, semuanya aman. Fuh. Ia kini bisa menghirup ketenangan setelah kesialan bertubi-tubinya tadi pagi itu.

"Apa-apaan tuh… Tunggu… OH GOD! FISIKANYA LAGI DIMULAI! AH! Tapi gue nggak tau anak-anak kelas gue pada ke mana… Wong tempat yang itu udah dijajah sama monyet sialan itu… Udah, ke lapangan aja." Kagami menggumam dengan muka susah banget.

Namun, kesialan memang nggak akan berhenti mengintai sang ace itu.

Pas dia bergerak dan belok ke kanan, tiba-tiba di belakangnya meluncur berjuta-juta gunting yang mendadak muncul dengan tak terduga. Kagami yang sadar dengan aura gunting-gunting itu, langsung berlari dengan suara kayak cewek, "TIDAAAAKKKK! ! ! TOLONG GUEEEE! ! ! E-EH, ITU GUNTING KAAAAANNN! ? BER-BERARTI, DI SINI ADA AKASHI YA? ! AKASHI-TEMEEEEEE! TERNYATA LU PELAKU YA? ! SINIIIII! GUE LADENI LO! MAIN ONE ON ONE YUK! AARRRGGHHH!"

Entah kesurupan apa, tenaga Kagami mendadak bertambah dengan sangat drastis. Mungkin karena terlalu ngeri dikejar-kejar sama si cowok sadis pengidap 'Tetsuya-complex' yang ngaku-ngaku bakal kawin sama si ultimate uke-nya di masa depan. Mungkin…

"Gue. Mau. Mati. Sekarang. NOOOOWWW!" teriak Kagami udah pasrah.

DRAP DRAP DRAP DRAP.

Langkah cepat sang ace itu bergerak ke kanan. Ke kiri. Belok sana, masuk ke lapangan. Tanpa dia sadari, di depannya ada segerombolan makhluk warna-warni plus geng basketnya. Ketika ia mau berlari mendekati mereka, tiba-tiba… GEDERUBRAK-BRAK-BRAK-DUNG-DONG!

Tanpa disadari sang ace itu, sebuah batu gede ditaro di dekat dirinya, sehingga dia terjatuh dengan elitnya. Namun lebih nggak elitnya… BYUUUR. Tahu apa yang terciprat di tubuh Kagami ini?

Itu adalah… LUMPUR!

"WAAAAA! ! ! SIALAN LU SEMUAAAA! ASEM! SEM! LU SEMUA NGGAK AWESOME SAMA SEK− GYAAAAAAAAAAAAAHHHHH! ! ! !" teriak Kagami mengutuk-gutuk semua makhluk yang berdiri di lapangan itu, sambil berkelit dan terus berlari dengan sangat tidak kerennya dari kejaran para gunting sakti itu, meski tubuhnya berlumpur sekalipun.

"JANGAN BERANI-BERANI MENDEKATI TETSUYA-KUUUU! AKU YANG AKAN KAWIN DENGANNYA!" teriak cowok bermata heterochromic yang sedang berlari mengejar sang ace asal Seirin itu dengan sepenuh hatinya. (A/N : *digunting-gunting dengan cakepnya*)

Sontak semua orang yang bergerombol di depan Kagami dan cowok heterochromic, menghindar dari serangan brutal dan membabi-buta-nya gunting milik kapten asal Rakuzan itu. Di saat beginian dia malah dengan terus terang mau kawin sama Tetsuya…

"Kagami-kun." ujar cowok berambut biru langit, masih anteng.

"Ku-Kuroko-kuuun! Bantu gue ngadepin soon-to-be-your-husband dong! Tanggung jawab kek!" jerit Kagami masih berlari nggak karuan menghindari serangan gunting milik cowok berambut merah darah itu.

Merasa kalau Kagami mengejeknya tentang soon-to-be-Kuroko's-husband, ia lalu berjalan kemari ke Kagami yang udah tepar dengan sangat tidak elitnya, masih berjuang dengan segenap jiwa dan hatinya menghindari senjata andalan sang kapten sadistis asal Rakuzan itu, dengan muka masih tanpa ekspresinya.

Selagi dia bergerak mendekati partner-nya, ia lalu beralih ke kapten tim basket Rakuzan itu sambil berkata dengan datar, "Akashi-kun, hentikan. Kasihan Kagami-kun."

"Asal kau mau memanggilku Seijūrō." debatnya masih keras kepala.

"Nggak.

"Harus."

"Nggak. Kenapa harus dengan nama kecilmu?"

"Karena aku SANGAT mencintaimu."

Watepak? ! Semua orang di lapangan berhenti bersiap-siap memberikan siksaan lebih enak (?) kepada sang ace asal Seirin itu. INI KAN ACARANYA BUAT SI BAKAGAMI, KOK MALAH BERALIH KE ADEGAN AKAKURO? ! SIALAN LU, MUN! HIMOMOCCHI, TANGGUNG JAWAB KEK! MUN, BALIK KE NASKAH DONG! Mun-chin… Ini *nyam* bukan acara *nyam* AkaKuro… A-Aku nggak peduli, nodayo!

Sang phantom player langsung memasang wajah facepalm akibat tindakan ekstrim Akashi itu. Tanpa mempedulikan rasa tjinta milik Akashi, ia lalu berjongkok di depan Kagami yang udah tepar dan berkata dengan tenang, "Oke, karena kau capek, ikuti kata-kataku."

"Kenapa?"

"Lakukan aja. Oke?"

(Yang di-italic adalah omongan Kagami, oke?)

"Aku kena sial…"

"Aku kena sial…"

"Karena hari ini…"

"Karena hari ini…"

"Aku ulang tahun."

Sontak Kagami terdiam pas sang phantom player mengucapkan kalimat terakhirnya. Tiba-tiba pas si ace Seirin ini menoleh ke belakang, udah berdiri sang makhluk berambut biru malam dengan muka nyengir iblis, dengan tangan kanan memegang… Sebuah kue pie?

Ia langsung teriak bahagia selevel setan abis ngerjain manusia, dan tiba-tiba neplokin muka si ace itu dengan senang, "KAU DIKERJAI, HAHAHAHAHA! AWESOME BANGET! BARU SEUMUR IDUP GUA INI, ADA YANG MENDERITA GITUAN! HAHAHAHAHAHAHAHAHA!"

PLOK!

Apes udah.

Kini, gak cuma tubuhnya yang berjibaku dengan lumpur, mukanya ini tampak lebih mengerikan dengan campuran lumpur dengan kue pie yang numpang eksis dengan nggak elitnya. Ukuran besar lagi, oh man.

Mendadak sang center asal Seirin langsung bergerak mendekati sang ace itu, jongkok dan menghadiahinya dengan… Sebuah pita ukuran raksasa yang dikalungkannya di sekitar tubuh si ace itu. Sang center yang diketahui bernama Kiyoshi ini, lantas tersenyum nggak elit, "Pita ini untuk kamu, Kagami-kun. Untuk seme kamu."

Sontak muka Kagami langsung memerah parah, dan segera melirik ke cowok berambut biru malam dan berkulit tan itu dengan muka OMG.

"Wahahahahaha! Baru kali ini gue bisa ngerjain Kagami sampe separahnya! HAHAHAHAHAHA! AWESOME SEKALI! HAHAHAHAHA! GUE NGGAK BISA BERENTI NGAKAK!" Sang pelatih tersadis asal Seirin, Riko Aida, tiba-tiba ngakak bagaikan setan yang abis meng-abuse budak-budaknya (?).

"Kagamicchi terlihat keren dengan tampang begituan… Pffff…" Kise mendadak ngakak.

BYUUURRR! !

Tiba-tiba si jumbo asal Yosen, dengan inosennya, menyirami (?) Kagami dengan air selang yang dicurinya dari klub pecinta tanaman sekolah Seirin ini. Dengan muka tanpa berdosanya, ia bilang beginian, "Otanjōbi omedetō, Kaga-chin. Nih, aku kasih kau aer."

WATEPAAAAKKKK? !

Kagami udah nggak bisa mikir lagi, dan… BRUK.

Dia pingsan, udah nggak tahan dengan penyiksaannya yang berujung-ujung menjadi hari ulang tahunnya. Dalam hati, dia menyesali kebodohannya yang udah melupakan tanggal ulang tahunnya. Bastard, coba gue bolos sekalian… Biar gue bisa minjem senjata dari Pak Zwingli… Hiks…

.

.

.

[ End ]


A/N (Mun) : Orz. Gagal... TvT ada yang mau sequel? /jangan