DIARY OF ONYX AND EMERALD

Summary : Sasuke si dosen killer lagi ultah tapi tak ada seorang pun yang ingat bahkan istrinya sendiri/Hari ini adalah hari ulang tahun ternista di sepanjang hidupnya/Sekuel of Ujian & Anniversary/1 chap 1 one shot/

.

.

Special Thanks to : mantika mochi, Queenshila, Lhylia Kiryu, Syalala lala, Hijau, Vee, Anggi Cherryblossom, Animea-Khunee-Chan, Kumada Chiyu, nay, Hanazono yuri, Jheinchyeon, , azriel kanhaya, suket alang alang, Cherry Philein, Jeremy Liaz Toner, iya baka-san, Nafidah, guests

.

Chapter 1 : Birthday

Rate : T

Pair : SasuSaku

Genre : Family/romance

Warning : AU, OOC, garing, dan lain sebagainya.

.

.

Sasuke mematut-matutnya bayangan dirinya di cermin. Sesekali jarinya merapikan rambut kelamnya. Ada yang beda hari ini. Tak biasanya sepagi ini wajahnya terlihat cerah secerah mentari di musim kemarau. Senyum manisnya terus terpatri meskipun tak selebar senyuman milik Rock Lee, namun intinya cuma satu. Ia sedang bahagia. Ada apa dengan Sasuke?

"Sasuke-kun, aku berangkat duluan. Aku punya janji dengan Naruto untuk pergi ke perpustakaan. Sudah kusiapkan sarapan nasi goreng tomat untukmu. Maaf aku baru-buru. Jaa..." Suara Sakura dari luar kamar mandi membuyarkan lamunan Sasuke. Segera saja ia keluar dari kamar mandi.

"Ada hal apa kau ke perpustakaan bersama Naruto?" tanya Sasuke. Dahinya berkerut.

"Memangnya kenapa?" Sakura balik bertanya dengan tampang bingung.

"Tidak kenapa-kenapa. Tapi kenapa harus dengan dia?"

"Kau cemburu?"

Sasuke tertawa pelan. "Sejak kapan kau melihat Uchiha Sasuke cemburu. Lagipula untuk apa aku cemburu pada bocah itu," tukasnya pede sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Sakura mengangkat bahu kemudian tersenyum tipis. "Baguslah. Aku pergi," pamitnya sambil terburu-buru.

"Apa-apaan dia itu? Apa dia lupa hari apa ini?" gumamnya kesal setelah kepala pink istrinya menghilang dari balik pintu. Senyumannya memudar. Tak secerah tadi. Baru beberapa menit yang lalu perasaannya bagai di awang-awang, beberapa detik kemudian perasaannya terhempas kembali ke tanah. Sakura sukses membuatnya mood-nya drop. Sumpah drop.

Pria Uchiha itu menuruni tangga dengan cemberut. Menuju meja makan dengan malas. Tentu saja ia kesal, BT, galau, gelisah, campur jadi satu. Hari ini ulang tahunnya. Tampak sepele memang. Namun hari ini ulang tahunnya yang spesial. Yang ke-30. Bayangkan saja, sudah tiga dekade ia hidup di dunia, namun kadar ketampanannya tak berkurang sedikitpun. Terima kasih kepada kakek Madara yang telah mewariskan gen ganteng ini pada turunan Uchiha. Namun kenyataan berkata lain. Jangankan memberi ucapan, istrinya saja sama sekali tak ingat. Malah ia asyik pergi dengan bocah pirang itu. Onyx-nya sedikit berkaca-kaca. Sisi sentimentilnya terusik rupanya.

Sasuke memegangi perut sixpacknya. Mood yang berantakan membuatnya lapar. Namun ketika membuka tudung saji dan—.

Voila. This is it. Nasi goreng tomat ala Sakura Uchiha.

Sasuke sweatdrop. Ini benar-benar nasi goreng tomat. Nasi goreng dan satu buah tomat seukuran bola kasti nangkring di atasnya. Bahkan nasi gorengnya saja tampak lebih seperti nasi putih diberi sedikit kecap dimasukkan dalam minyak setengah panas selama beberapa detik lalu dihidangkan ke atas piring. Nasi goreng ter-amburadul yang pernah ia lihat.

Hidungnya kembang kempis. Apa istrinya yang tidak punya hati ini sengaja mengerjainya. Sasuke lalu mengambil sendok lalu mengutak-ngatik nasi goreng itu, berhadap ada hadiah ulang tahun yang nyempil di sana. Nihil. Lagipula siapa yang mau menyelipkan sebuah hadiah dalam sepiring nasi goreng. Minyakan pula. Terkadang pikiran Uchiha ini memang di luar batas kewajaran.

Dengan setengah hati, Sasuke pun duduk manis dan perlahan mulai menyantap nasi goreng tomat buatan Sakura. Ia tak suka membuang makanan istrinya. Sedikit berdoa semoga di kampus, ada kejutan ulang tahun yang menyenangkan untuknya.

OoO


Sasuke berjalan dengan tegap memasuki bangunan universitas. Mahasiswi-mahasiswi masih menatapnya dengan kagum. Killer-bee si penjaga kampus masih menyapanya dengan alunan rap, dan nenek Chiyo penjaga perpustakaan pun masih mengedipkan mata untuknya. Tetap tak ada yang berubah. Tak ada satupun yang menyinggung tentang ulang tahun.

"Yo! Sasuke!" Sebuah suara membuat Sasuke menoleh. Hatake Kakashi berjalan ke arahnya.

"Kakashi-sensei, ada apa?" tanya Sasuke pada bekas gurunya yang tua tapi tampan ini. Kakashi tersenyum membuat matanya makin sayu. Ia memegang pundak Sasuke sambil tetap tersenyum. Sasuke harap-harap cemas. Terharu akhirnya ada juga yang mengingat ulang tahunnya.

"Gantikan aku mengawas ujian ya," perintah Kakashi singkat.

Urat di dahi Sasuke membentuk persimpangan. Pikirnya mau memberikan ucapan. Nyatanya cuma menyuruh mengawas ujian.

"Cuma itu?" tanya Sasuke ragu. Mencoba memancing Kakashi. Bagaimanapun Kakashi adalah mantan gurunya yang paling akrab dengannya. Beberapa kali Sasuke dipaksa mentraktirnya sake ketika Sasuke ulang tahun. Keterlaluan kalau pria uzur ini tak ingat.

Kakashi tampak berpikir sejenak lalu senyumnya mengembang kembali. "Oh iya iya..." Pria berambut perak itu menjentikkan jarinya tanda teringat akan sesuatu. Sasuke tersenyum kecil.

"Kerjakan dokumen yang menumpuk di ruanganku ya. Terima kasih Sasuke, kau bersedia lembur untukku. Kau memang mantan muridku yang paling baik." Kakashi menepuk-nepuk bahu Sasuke lalu pergi dengan wajah gembira, kontras dengan wajah Uchiha yang memancarkan aura kegelapan.

Dan untuk pertama kalinya, Sasuke Uchiha ingin melemparkan mantan gurunya yang menyebalkan itu ke dimensi lain dengan genjutsu.

OoO


Langkah Sasuke menggema di sepanjang koridor. Wajah juteknya makin jutek. Auranya yang suram membuat beberapa mahasiswa yang berpapasan dengannya menjadi takut untuk menyapanya. Takut kena gampar atau sabetan pedang. Pria itu mencak-mencak dalam hati. Ulang tahun macam apa ini? Yang ada ia malah makin sial. Tidak adakah yang mengerti perasaannya? Sedingin dan secuek apapun seseorang, jauh di lubuk hatinya pasti ia ingin diberi selamat pada hari spesialnya. Uchiha juga manusia.

Dan puncaknya, Sasuke rasa-rasanya ingin berubah menjadi Hulk ketika melihat istrinya sedang asyik bercanda ria dengan wajah senang sentosa bersama Naruto, Sasori, dan Nedji saat pria Uchiha itu melintasi ruangan kelas yang biasa digunakan Sakura dan kawan-kawannya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pemuda imut-imut kayak semut yang bernama Sasori itu pernah menaruh perasaan pada Sakura. Sama halnya dengan pemuda gondrong nan rupawan yang bernama Nedji itu. Pernah terdengar rumor bahwa ia juga menyukai Sakura. Sedangkan Naruto, jangan ditanya. Beberapa kali Sasuke ingin memakan kepalanya yang mirip duren itu.

Sasuke berhenti dan langsung men-death glare Naruto. Tapi memang dasarnya Naruto kelewat polos, ia malah salah menginterpretasikan tatapan maut Sasuke menjadi tatapan yang artinya 'Hai, apa kabar?'. Naruto membalasnya dengan lambaian tangan serta senyum sumringah. Sakura menoleh dan ikut melambaikan tangan pada Sasuke membuat yang lainnya ikut melambaikan tangan pada Uchiha. Maka jadilah mereka dadah-dadahan pada Sasuke. Absurd.

Sasuke memutuskan untuk segera mengakhiri momen dadah-dadahan ini sebelum asam uratnya kambuh karena emosi. Pria itu bergegas meninggalkan tempat itu menuju ruang pengawas dan segera menyelesaikan tugas laknat dari Kakashi. Lebih lama lagi ia di kampus, keluarganya harus mempersiapkan tanah ukuran 2 kali 1 meter untuk dirinya.

OoO


Helaan nafas panjang kembali terdengar. Sasuke memijit-mijit kepalanya yang mulai pusing. Hari ini adalah hari ulang tahun ternista di sepanjang hidupnya. Siksa lahir dan batin. Ia melirik jam tangannya. Pukul tujuh malam. Ia turun dari mobil dan sedikit mengernyit. Suasana rumahnya tampak lengang. Sepi. Bahkan lampu halaman saja tak dinyalakan. Ke mana lagi si kepala permen karet itu. Sasuke mendengus sebal.

"SURPRISSEEE!" Puluhan confeti terlempar ke udara diiringi suara trompet yang memekakan telinga saat Sasuke membuka pintu ruang tamu. Sakura, Kakashi, Minato, Tobirama, Asuma, Orochimaru, Iruka, Naruto, Sasori, Nedji, Ino, Hinata, Sai, Tenten, Kiba, Shikamaru, Shino, bahkan kakaknya yang penuaan dini alias Itachi Uchiha tampak menyambut kepulangannya.

"Halo Otouto," sapa Itachi dengan gaya cool-nya. Sasuke memutar bola matanya bosan. Namun tak dapat dipungkiri ia senang melihat kakaknya yang sok ganteng ini pulang dari negeri seberang hanya untuk menghadiri kejutan ulang tahunnya.

Sakura tersenyum dan mengangsurkan kue cake bertahtakan lilin berbentuk angka 30 ke hadapan suaminya. "Selamat ulang tahun, Sasuke-kun."

Sasuke tersenyum manis. Senyuman paling manis dalam sehari yang menyebalkan ini.

OoO


Wanita berambut merah muda itu membuka pintu kamar dengan perlahan. Senyumnya terkembang melihat suami tercintanya sedang bersandar di tempat tidur seraya membaca buku.

"Belum mau tidur, Sasuke-kun?"

Sasuke menggeleng kemudian menepuk tempat kosong di sampingya sebagai isyarat agar Sakura segera duduk di sisinya. Sakura menghempaskan diri ke dekapan suaminya dengan manja.

"Ini untukmu." Sakura memberikan sebuah amplop putih kepada Sasuke.

"Apa ini?" tanya pria itu dengan bingung.

"Buka saja."

Sasuke segera membuka amplop dan mengeluarkan isinya. Sebuah alat putih kecil berbentuk panjang dengan dua garis merah di tengahnya. Matanya membulat.

"Milikmu?" tanyanya tak percaya.

Sakura mengangguk pasti. "Aku juga sudah mengeceknya ke dokter kandungan," lanjutnya lagi sambil tertunduk malu.

Sasuke tersenyum bahagia lalu memeluk Sakura dengan erat. Erat sekali.

Hahh... Sungguh ini adalah hari ulang tahun ternista sekaligus terindah di sepanjang hidupnya.

~OoO~


Author's note :

Ini fic sekuel dari fic Ujian dan Anniversary. Atas saran dari reviewer saya yang baik hati dan telah meluangkan waktunya untuk meninggalkan review di fanfic saya sebelumnya. Terima kasih ;) . Sebenarnya pengen dipublish pas Saskey ultah. Tapi kelamaan. Jadi ya anggep aja ini bulan Juli *di amaterasu*

Rencananya pengen dibuat multichapter, 1 chapter 1 one shot cerita tentang SasuSaku. Tapi tergantung juga sih, dari respon pembaca, dari mood saya, dari kesibukan saya *ditabok pake setrika*

Buat fanfic saya yang belum saya update, sabar ya. Doain biar otak saya ini bisa seger terus biar lancar ngetiknya.

Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan.

Akhir kata,

Mind to review? ^_^