Chapter 1

~ Fiore HighSchool - Atap Sekolah - Sore Hari ~

Hari Selasa, Jam menunjukkan pukul 04.39 PM.

Terlihat seorang pria berambut hitam dan rambut putih di bagian belakangnya lalu terdapat eyes liner di bagian matanya yaitu Macbeth, sedang duduk di pinggiran atap sekolah sedang membaca buku dengan serius namun santai, sesekali sambil memakan cemilan yg berada di sebelah kanan tangannya.

Macbeth yg menyadari kehadiran seseorangpun menoleh ke arah tersebut, yg ia lihat adalah pria seumuran dengannya. Pria berambut merah gelap dan terdapat sayatan di bagian mata kanannya hingga membuat pria tersebut menutup mata kanannya dan melihat dengan sebelah mata saja.

Macbeth yg telah melihat pria tersebutpun kembali membaca bukunya.

"Ada apa Erik ?"

Macbeth'pun menanyakan tujuan pria yg bernama Erik itu untuk menemuinya, namun masih dalam keadaan membaca buku.

Erik yg masih berdiri di depan Macbeth dengan kedua tangan di masukkan ke saku celana sekolahnyapun tadinya, lalu berjalan ke arah sebelah Macbeth dan duduk di sebelah kiri Macbeth.

Erik duduk dengan kepala menengok ke atas langit biru, lalu menghela nafas pelan dan menghembuskannya dengan pelan.

"Apa aku tidak boleh kemari ?"

Tanya Erik tanpa menoleh ke arah Macbeth.

"Hmm"

Macbeth hanya bergumam kecil, namun masih dapat di dengar Erik.

Hening menyelimuti keduanya, karena mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Bisa di bilang hanya Macbeth saja yg sibuk membaca bukunya, sedangkan Erik hanya tertidur pulas.

Hari sudah menunjukkan pukul 05.28 PM, Macbeth menutup bukunya dan memasukkannya ke dalam tas yg teletak di sebelah kanannya. Macbeth'pun memakai tasnya lalu ia menengok ke arah kirinya yg terdapat seorang pria tertidur pulas yaitu Erik.

"Mau sampai kapan kau tertidur Erik ?"

Ucapan Macbeth terdengar tidak terlalu keras dan datar, namun berhasil membuat Erik terbangun dari dunia mimpinya.

Erik'pun mengucek mata kirinya pelan, lalu merenggangkan badannya dan menguap kecil.

Erik melihat kearah Macbeth yg sudah berjalan pergi dengan perlahan, Erik'pun berdiri dan berjalan mengikuti Macbeth dari belakang dengan kedua tangannya memasuki saku celana sekolahnya.

~ Jalanan kota Fiore ~

"Macbeth, apa kau nanti malam akan datang ke bar Oracion ?"

Erik bertanya kepada Macbeth yg berjalan mendahuluinya.

Macbeth hanya mengangkat kedua bahunya dengan santai artian tidak tau apakah dia akan datang atau tidak nantinya.

Erik hanya menghela nafas pelan mendapatkan jawaban tidak pasti dari orang yg ada di depannya tersebut.

Mereka terus berjalan hingga terlihat jalan bersimpang tiga, mereka berpisah karena rumah mereka berbeda jalur. Erik berbelok ke arah kiri dan Macbeth berbelok ke arah kanan, mereka berpisah tanpa mengucapkan salam ataupun perkataan apapun.

~ Oracion's Bar - Malam Hari ~

Malam hari, jam menunjukkan pukul 09.27 PM.

Terlihat Erik duduk di meja tempat bartender melayani pengunjungnya. Erik meminum winenya dengan perlahan.

Seorang bartender wanitapun berdiri di depan Erik sambil membersihkan gelas yg baru saja di cucinya dengan kain pembersih.

"Erik-kun kau kenapa ?"

Tanya bartender wanita yg berambut pink itu kepada Erik.

"Hanya tidak mod saja"

Jawab Erik singkat.

"Hmm,, souka. Kemana Sawyer-kun, Macbeth-kun, Brain-san, dan Hoteye-san ? Bukankah kau selalu bersama mereka ?"

Bartender wanita itu memberikan 2 pertanyaan sekaligus yg membuat Erik menghela nafas kesal dengan bartender yg di depannya ini.

"Aku tidak tau, bisa kau diam Meredy !"

Ucap Erik kesal kepada bartender wanita yg bernama Meredy itu.

"Ha'i, ha'i, seperti biasanya Erik-kun selalu menggunakan suara kasar kalau sedang sebal. Fufu..."

Balas Meredy dengan lembut sambil tertawa kecil.

Erik hanya menghela nafas kecil melihat tingkah bartender wanita itu, lalu Erik kembali meminum wine'ny dengan perlahan santai hingga tegukan terakhir.

"Ngomong-ngomong kemana Jellal ?"

Erik bertanya kepada Meredy yg sedang menyusun gelas-gelas yg bersih dengan rapi.

"Ouu, dia lagi pergi bersama Erza-san. Seperti'ny sih sedang berkencan. Fufu"

Jawab Meredy dengan tertawa kecil sambil membayangkan kencan Jellal dan Erza.

"Souka. Pantes saja dia tidak ada."

"Memang kenapa ?"

Tanya Meredy heran sembari berdiri di depan Erik lalu menuangkan wine ke gelas milik Erik hingga penuh.

"Tidak ada apa-apa, hanya saja aku ingin bicara dengannya."

Jawab Erik dengan santai, lalu ia meminum wine yg telah di isi penuh oleh bartender cantik tersebut.

"Hmm.. Apa kau mau minta tolong ? Nanti akan ku sampaikan kepada Jellal"

Perkataan Meredy terdengar sedang menggoda Erik, bahkan jari telunjuknyapun mencolek-colek hidung Erik, di tambah seringaian menggoda yg terdapat pada bibir bartender cantik tersebut.

Erik yg merasa risihpun membalasnya dengan mencubit pipi kiri bartender wanita itu.

"I-itaiii"

Meredy'pun kesakitan saat pipinya di cubit dengan tangan Erik yg bisa di bilang 'kasar'.

Meredy'pun mengusap pipinya untuk menghilangkan rasa sakitnya bekas cubitan tersebut.

"Erik!"

Panggil seseorang kepada Erik.

Yg di panggilpun menoleh kearah asal suara tersebut, bahkan Meredy'pun ikut menoleh ke arah asal suara itu.

"Ternyata kau datang juga rupanya."

Erik yg mengetahui siapa orang tersebutpun berkata demikian.

#Bersambung