Passing Through Your Heart
A ChanBaek Story
written
by
Byun Petra
Warn: Yaoi, Romance, Drama, NC-21, Typo(s).
Pairing: ChanBaek, Joohyuk
Summary: Siapa yang tidak kenal dengan si jenius Byun Baekhyun, seorang pria mungil dengan kehebatannya dalam bermain basket yang akhirnya mendapatkan julukan sebagai kapten tim basket yang paling disegani seantero sekolah. Tapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena Park Chanyeol merebut posisinya.
...
"You believe this is just a basketball game and may be you right. But if you think you can play better than me, think again."
LET'S BEGIN.
"KYAAAAA!" jerit segenap gadis-gadis remaja yang berada di tepi lapangan basket melihat beberapa anggota jagoan tim basket kebanggaan Exoluxion yang akan bertanding antar kelas.
"Lihat! Itu, Baekhyun-oppa!" jeritan yang lain dari segerombolan gadis yang sama di tepi lapangan.
Ya, Byun Baekhyun.
Seorang pria mungil dengan tinggi yang tidak seberapa jika dibandingkan oleh anggota tim basket lainnya, namun kemampuannya tidak bisa dipungkiri lagi. Kehebatan bermainnya itu memanglah sudah setara dengan pemain basket profesional. Selain jenius dalam merancang taktik permainan, tembakan Baekhyun juga tidak pernah melesat dari ring-nya.
Itu lah mengapa ia menjadi satu-satunya anggota tim basket yang mendapatkan julukan si kapten tim basket yang jenius. Baginya, basket adalah segalanya. Ia takkan bisa hidup tanpa bermain bola basket, mencetak angka dan men-dribbling, passing, shooting bola tentunya.
Dengan adanya kehadiran pria itu di tim basket Exoluxion, merupakan sebuah keajaiban yang besar. Tim mereka selalu mendapat posisi peringkat pertama yang mewakili kota Seoul selama berturut-turut.
Keajaiban dan keberuntungan memanglah berpihak kepadanya, tidak ada yang bisa menandingi kemampuan Baekhyun dan anggota tim basket Exoluxion, maupun angkatan terdahulu maupun angkatannya yang sekarang.
"BAEKHYUN-OPPA! KYAAAAA!"
Lagi-lagi segerombolan gadis yang menunggu di tepi lapangan itu berteriak histeris lantaran Baekhyun menyapa mereka dengan senyuman khas diwajahnya. Selain terkenal jenius dalam bermain basket, ia juga populer di kalangan perempuan. Apalagi kalau bukan karena parasnya yang tampan, eye smile dan perlakuannya yang manis dan juga pria yang baik hati nan lembut. Itu lah mengapa ia menjadi idola siswi-siswi Exoluxion pada saat ini.
"Cih, kami juga ada disini tahu!" decih Kai men-dribble bola basket yang ada di tangannya dengan kasar.
Ia memang selalu merasa bahwa perempuan-perempuan yang menghadiri pertandingan ini tidak adil. Mereka bahkan tidak sepenuhnya mendukung tim basket kelas C, mereka hanya memperdulikan dan mendukung Baekhyun saja.
"Sesuai dengan judul novel yang kubaca, kita memang ada tapi tak kasat mata oleh mereka." sambung pria bertubuh lebih tinggi 182cm, Oh Sehun. "Jadi... kapan pertandingan ini di mulai? Dimana kelas A?"
Kyungsoo menghela nafas. "Ugh, mereka selalu saja bertindak lelet. Aku paling tidak suka menunggu di waktu yang sudah di tentukan sebelumnya. Jika sudah datang nanti, akan kuberi mereka pelajaran dengan shooting jarak jauh yang dasyat di awal pertandingan."
"Di mimpimu, Soo." sahut Sehun. "Jangankan shooting dengan jarak yang jauh, bahkan di jarak dekatpun satu tembakan yang kau lemparkan tidak pernah masuk ke dalam ring! Berhentilah untuk berharap."
"Kau cari mati, ya?" ancam pria kecil itu sadis.
"Baiklah, kita akan melihat perang dunia yang kesekian kalinya," sambung Kai dengan sambil memutarkan bola matanya malas.
"Kyungsoo, Sehun, tenanglah kawan! Daripada tidak melakukan apapun, lebih baik kita pemanasan dulu sebelum membantai habis kelas A. Jujur saja, aku sependapat denganmu, Soo. Akan kuberi mereka pelajaran di awal, pertengahan dna akhir pertandingan nanti. Liat saja. Akan kubuat malu kelas kebanggaan mereka itu."
"Kalian dengar? Si Jenius baru saja memamerkan kemampuan hebatnya kepada kita, jadi lebih baik serahkan saja semuanya padanya. Toh, kami tidak berguna juga, kan?"
"Tutup mulutmu, Kai, sebelum aku menyuruhmu untuk mengatupkan gigimu dengan bola basket yang ada di tanganmu itu."
"Ya, ya, aku hanya bercanda, lho! Kenapa semuanya tidak mengerti akan lelucon yang kulontarkan?!"
"Aku yakin itu bukan sebuah lelucon yang masuk akal, terlebih lagi... itu memang murni dari isi hatimu, Kai. Aku tahu itu. Berhentilah bersikap pura-pura di hadapan Baekhyun, kau akan kena akibatnya."
"Sehun, kau benar-benar tidak bisa di percaya lagi. Akan kukembalikan kata-kata Baekhyun untukmu."
"Berhentilah berbicara. Kapan kita memulai pemanasannya, pria-pria bodoh?" sambung Kyungsoo.
"Kau barusan memanggilku apa, boncel?! Aku tidak bodoh, aku ini sama jeniusnya dengan Baekhyun! Berhenti untuk mengatakan omong kosong." sela Kai protes akan perkataan yang di lontarkan Kyungsoo. Ia sebenarnya sudah tahu jika sifat Kyungsoo yang kelewat frontal itu, namun ia juga terus-terusan akan sakit hati jika tidak menggertaknya kembali.
Kyungsoo hanya memberikan tatapan mematikannya kepada Kai, hal itu membuat Kai terdiam. Mereka berempat yang mewakili pertandingan kecil dari kelas C ini akhirnya melakukan beberapa pemanasan sembari menunggu kelas A datang.
"Wah, itu anggota tim dari kelas A!" semua orang mulai membicarakan tim kelas A yang baru saja memasuki area lapangan.
Baekhyun mendongak dan melihat ke arah dimana mereka berada. "Lihat, para cecunguk itu sudah datang. Sangat tidak tepat waktu sekali, bukan?" katanya sambil mencengkram kuat botol minum yang ada di tangan kanannya.
"Lihatlah ekspresi di wajah Joohyuk, si pria sialan itu! Benar-benar menyebalkan, ingin sekali kulempar wajahnya menggunakan bola basket!" sahut Kai berapi-api.
Kai dan Joohyuk, di kenal sebagai rival yang sangat tidak akur dalam keakraban mereka karena disebabkan oleh kepribadian masing-masing yang bertolak belakang. Alasan kenapa Kai membencinya adalah karena pria itu selalu berlagak sok hebat di area sekolah, apa pria sialan itu tidak ingat bahwa ia pernah di hajar habis-habisan oleh Kai karena masalah pembeberan pesta minum alkohol dengan ketiga sahabat serta teman sekelasnya di gudang alat peraga? Berlagak sok hebat dan sok baik, tapi di belakang sifat dia lebih buruk dari sebuah sampah.
Lihat lekukan di wajahnya itu, dasar pria sialan. Kuhabisi kau selama pertandingan ini, brengsek. batin Baekhyun.
"Kau terlambat dari waktu yang sudah kita tentukan sebelumnya, bro." ucap Kai dengan seringaian tajam.
"Pertandingan murahan seperti ini dengan cecunguk sialan seperti kalian, mana bisa aku datang tepat waktu? Pertandingan antara kami dan kalian bukanlah yang spesial, berhentilah bertindak seolah-olah kau adalah yang paling spesial di sekolah ini, brengsek. Kau sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan kami!" sahut Jisoo berapi-api. Ia bahkan melangkah sedikit demi sedikit, meraih keberadaan Kai namun belum ada beberapa langkah, ia pun di hentikan oleh Joohyuk.
Sama halnya dengan Kai yang mulai berapi-api dengan perkataan Jisoo barusan. Ingin rasanya ia mendaratkan satu pukulan di wajahnya yang menyebalkan itu, namun aksinya di hentikan oleh Kyungsoo dan pria kecil itu mengisyaratkan Kai untuk menahan emosinya.
"Ck, you better shut the fucking up your dirty mouth to talk bullshit like that, bro. Apa kau tidak malu berkata yang mencerminkan diri kalian?" kali ini Sehun yang berbicara, dia memang tidak suka dengan gaya bicara anak kelas A tersebut.
"Berhentilah berkata omong kosong, langsungkanlah pertandingan ini. Akan kupastikan kau kuhabisi dalam pertandingan ini, brengsek. Sebaiknya kau berhati-hati untuk merangkai kata-kata yang akan kau lontarkan pada kami." lanjutnya lagi.
"Ck, mencerminkan diri kami? Aku baru saja berkata tentang kalian, bodoh. Sebaiknya kau yang berhati-hati dalam bertutur kata. Kau yang akan kami habisi selama pertandingan ini, brengsek." balas Jisoo.
"Baiklah, kita lihat seberapa hebatnya kemampuanmu. Apa sama hebatnya dengan perkataan yang kau lontarkan dari mulut hebatmu itu?" sambung Baekhyun. "Berlututlah selagi aku berkata baik-baik dan tarik kata-kata murahan itu sebelum aku benar-benar membulatkan keputusanku."
Jisoo dan Joohyuk mengerutkan dahi, keduanya menaikkan sebelah alisnya jengkel. Joohyuk menghampiri Baekhyun, ia menatap tajam wajah pria mungil yang lebih rendah darinya. "Mulutmu tak seindah wajahmu, Baek." gumamnya dengan tangan yang menaikkan sedikit dagu milik Baekhyun.
"Lihat! Joohyuk-oppa melakukan adegan bromance di tengah lapangan! Lihat cara dia memegang dagu Baekhyun-oppa! Kyaaa!" jeritan anak-anak gadis histeris berhasil masuk ke dalam pendengaran pria mungil itu.
"Singkirkan tangan kotormu itu, brengsek." ketus Baekhyun sambil menepis tangan Joohyuk yang menempel di dagunya. "Mari kita selesaikan ini!"
Joohyuk menyeringai, dia langsung saja melangkah mundur dari posisi Baekhyun berada.
Kedua belah pihak, masing-masing mengatur formasi. Sehun dan Jisoo berdiri di antara Kasper si wasit untuk meraih bola yang akan di lemparkan Kasper itu ketika ia sudah meniup peliutnya, menandakan pertandingan sudah dimulai.
Kau tidak akan bisa menyeimbangkan ketinggianku, brengsek. Aku pasti yang akan mendapatkan bolanya! batin Jisoo.
Keajaiban tetap berpihak kepadaku, kawan. Bola basket tidak pernah mengkhianatiku. Mari kita selesaikan ini. batin Sehun.
"Puiiiit!" Kasper meniup peluitnya dengan keras dan melemparkan bola itu setinggi-tingginya ke udara, lalu ia pun keluar dari area pertandingan.
"DAPATKAN BOLA ITU!!!!"
"Aku yang akan mendapatkan bolanya, dasar brengsek!"
"Di dalam mimpimu!"
BUK!
Kekuatan tangan Sehun dan Jisoo saling beradu, Jisoo dengan sekuat tenaga melumpuhkan kekuatan otot tangan Sehun yang makin kuat di waktu ke waktu.
Tentu saja itu mustahil, Sehun yang mengetahui kelengahan Jisoo walaupun dengan sekejap langsung saja menampar hebat pipi bola basket itu dan mengoperkannya ke arah Kai.
"Nice!" puji Kai, ia langsung membawa bola itu menuju ring, di ikuti oleh Kyungsoo dan Baekhyun tentunya.
"Ck, kau masih tidak bisa menandingi kekuatan otot tanganku, bro. Sudah kukatakan, berhentilah berkhayal. Kau tahu resiko dari berkhayal setinggi langit? Jika kau jatuh, maka kau akan hancur dan remuk seperti botol ini." ucap Sehun datar dengan botol yang ia cengkam kasar hingga remuk dan tidak terbentuk lagi.
"Cih," decih Jisoo membuang air liurnya kesembarang arah. "Ini baru awal, aku sudah menyiapkan senjata hebat untuk menghancurkanmu di pertengahan pertandingan. Camkan omonganku, brengsek. Kau bukan yang terhebat."
Sehun hanya memutarkan bola matanya, ia sembari lari ke arah ring kelas A, membantu Baekhyun, Kai dan Kyungsoo mencetak angka.
Kai yang memegang bolanya, ia berhadapan dengan Joohyuk sekarang. "Jangan berpikir kalau kau bisa bermain lebih hebat dariku, kawan." ucap Joohyuk menyeringai. "Aku tahu taktik murahanmu itu,"
Kai berdecak, senyuman miring terlukis diwajahnya. "Ah, benarkah? Coba aku tebak, pasti kau tidak tahu taktikku yang seperti ini kan?" sahutnya sambil melakukan behind back pass ke arah Kyungsoo. "Kau meremehkan orang yang salah, Joohyuk."
"Cih!" decihnya. "Atur formasi yang benar dan jaga dua boncel itu segera!" teriaknya kepada tiga pemain kelas A.
Kyungsoo men-dribble bolanya dengan berbagai teknik yang ia kuasai, dua lawan sudah tumbang olehnya, sekarang ia berhadapan dengan makhluk menyebalkan bernama Jisoo itu. "Jangan berharap apapun, kau tidak bisa melewatiku, boncel!" remehnya.
"Dalam mimpimu," balasnya dengan melakukan teknik pivot untuk melewati pergerakan yang terkunci oleh Jisoo. "Baekhyun, tangkap!" perintahnya. Kyungsoo langsung saja melakukan baseball pass ke arah Baekhyun.
"Gotcha!" ujarnya berhasil menangkap salah satu operan hebat dari sahabatnya itu. Baekhyun melakukan lay up untuk memasukkan bolanya ke dalam ring.
Tapi, dengan sialnya, Joohyuk menyentuh bola yang di lemparkan oleh Baekhyun, membuat bola yang ia lemparkan meleset seketika
"Rebound!" teriak Baekhyun.
Sehun dan Kai bekerja sama untuk me-rebound bola dari tangan Jisoo dan anggota tim lainnya. Setelah, mereka berhasil, mereka mengoperkan bola itu ke Baekhyun lagi.
"Kau membuatku marah, brengsek! Akan kuhancurkan kau dalam sekejap!" pekik Baekhyun berlari ke arah ring dan tentunya, ada Joohyuk di bawah ring yang menjaga pegerakan Baekhyun saat mencetak angka nantinya.
Seringaian Joohyuk muncul, Baekhyun terus men-dribble bolanya dengan kasar dan tiga langkah sebelum menuju ke arah ring. Tanpa di sangkapun, Baekhyun melakukan slam dunk, membuat Joohyuk dan para anggota tim kelas A syok seketika.
Bagaimana si brengsek itu bisa melakukan slam dunk?! Ini mustahil dengan tinggi tubuhnya yang di bawah 180! batin Jisoo.
"KYAAAA! BERHASIL!!!!" kombinasi perseruan siswa siswi yang menonton pertandingan kecil antara kelas A dan C.
"Baekhyun-oppa, kau keren sekali!"
"Kalian lihat itu? Baekhyun baru saja melakukan slam dunk tiga langkah sebelum menuju arah posisi ring! Hebat!"
"Kyaaaa! Baekhyun-oppa, jadikanlah aku istrimu!"
"KYAAAAA!"
"Haduh, kenapa berisik sekali, sih? Tolong katakan pada penggemarmu untuk nonton lebih tentram, ini untuk kesekian kalinya aku bertanding sambil mendengarkan jeritan histeris itu, tau!" lagi-lagi Kai protes akan perlakuan penggemar Baekhyun mengenai permainannya.
Baekhyun hanya terkekeh geli. "Jangan dihiraukan perkataan Kai barusan, dia hanya iri dengan perlakuan penggemarmu terhadap permainanmu tadi." sela Kyungsoo.
"Ya, ben- hey!! Bukan seperti itu maksudku, Soo! Aku bahkan lebih sudi menerima jeritan histerismu tentang aku ketimbang gadis-gadis tidak waras itu!" protesnya.
"Dariku?"
"Hu'uhm,"
"Maaf saja, tapi aku tidak akan pernah mau melakukannya."
"Hahaha, bahkan Kyungsoo saja tidak sudi untuk menyorakimu, kawan. Terima saja kenyataan pahit dunia ini, dunia itu memang keras. Kau takkan kuat, biar Sehun saja yang menggantikanmu."
"Sial. Kenapa harus aku?"
.
.
.
BUG!
"Kukembalikan kata-katamu di area lapangan tadi, brengsek!" Kai memukul wajah Jisoo dan Joohyuk secara bergantian, duo sejoli itu memang pantas untuk diberi pelajaran karena perkataannya tadi.
"Cih, jangan berlagak sok hebat. Ini baru awal, liat saja di babak penyisihan anggota tim basket baru!" seru Jisoo tidak mau kalah juga.
"Persetan dengan itu! Kami semua yang masuk dan tentu saja Baekhyun yang akan tetap dan selamanya menjadi pemimpin tim basket Exoluxion!" balasnya kasar.
"Apa katamu? Dia akan selamanya menjadi pemimpin tim basket? Yang benar saja, Kai. Exoluxion tanpa mempunyai pemimpin seperti diapun akan terus maju, ini cuma masalah keajaiban dan keberuntungan kalian saja. Berhentilah bermimpi, kau akan tahu gimana rasa sakitnya ketika jatuh." sambung Joohyuk dengan alis yang ia naikkan sebelah.
"Katupkan gigimu."
"Eh?"
BUG!
Kyungsoo menenangkan Kai agar tidak bertindak lebih jauh dari ini. Jika Kai tidak dihentikan, maka Jisoo dan Joohyuk bisa dipastikan akan mengalami cidera yang parah. "Sudahlah, tak ada gunanya kau mebereskan cecunguk kampungan ini, Kai."
Kyungsoo langsung saja menarim tangan Kai untuk pergi dari kawasan ini. "Jangan pernah mencari masalah denganku atau teman terbaikmu akan mati di tanganku, sialan!" finalnya.
"Cih, kenapa kau harus menghentikanku? Aku belum selesai berurusan dengannya!" pekik Kai memberontak.
Kyungsoo melepas tangan Kai secara kasar, ia menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Jika kau berulah lagi, kau akan di keluarkan dari sekolah, Kai, apa kau mau di keluarkan dari sekolah dan tidak bisa bermain basket dalam tim Exoluxion? Ingat kejadian pesta alkohol yang kau buat di gudang."
"Tapi, tidaknya kau harus membiarkanku memukulnya sekali lagi."
"Untuk apa?"
"Untuk meredakan emosiku,"
"Itu tidak perlu, bodoh. Sekarang diam dan ikuti aku, Sehun dan Baekhyun sudah menunggu di kantin. Aku akan mentraktir apapun yang kau mau asal kau menahan emosimu saat bertemu dengan mereka lagi."
"Jangan berkata seperti itu, Soo. Bagaimana jika aku malah jatuh cinta padamu, huh?"
Kyungsoo yang mendengar itu langsung menendang aset milik Kai dengan keras dan membuat pria dihadapannya itu meringis seketika. "Aku masih straight, sialan. Berhentilah berbicara yang tidak masuk akal atau kau akan mati di tanganku."
"Astaga, aku hanya bercanda..."
"Aku membatalkan traktiranku barusan,"
"HEH- APA?"
"Kau membuatku marah, Kim Kai."
"Itu kan hanya bercanda! Ya ampun, kenapa orang-orang selalu tidak mengerti caraku untuk melontarkan lelucon, sih?! Kyungsoo- tunggu!"
.
.
.
"Bagaimana? Apakah kau puas menghajar cecunguk sialan itu?" tanya Baekhyun dengan seringaian tengilnya sambil menyeruput minuman yang ia pesan tadi.
"Sebenarnya sih tidak, Kyungsoo menyeretku pergi begitu saja. Dia benar-benar menyebalkan, aku benci padanya." jawab Kai cemberut.
"Oh? Kau yakin tidak ingin menarik kata-katamu barusan, Kai?"
"Kenapa pula aku harus menariknya?"
"Demi keselamatanmu saja, sih."
Tiba-tiba Sehun datang membawa pesanannya dan duduk di sebelah Baekhyun, Kai memasang wajah bertanya. Jika Sehun sudah datang sedari tadi, maka...
"Aku baru saja mendengar ada orang yang membenciku karena aku menyeretnya sebelum ia puas menghajar mangsanya. Apa aku benar?"
"Kyungsoo, bukan itu maks-"
"Aku mengerti."
Baekhyun hanya tertawa melihat tingkah dua sahabatnya yang absurd itu, pria itu jamin pasti keduanya akan jatuh cinta. Yah, meskipun keduanya adalah sesama laki-laki, tapi cinta tidak memandang gender bukan? Lagi pula, pria tanpa tujuan hidup yang jelas seperti Kai memang membutuhkan teman hidup seperti Kyungsoo. Ia bahkan menurut jika hanya mendengarkan nasehat dari pria kecil itu.
"Hei, kudengar anak baru itu bisa menghabisi jagoan basket deretan kelas B, lho!" bisik salah satu siswa yang kebetulan duduk di sebrang meja Baekhyun dan kawan-kawan.
"Ah, yang benar? Sejago apa dia sampai bisa menghabisi mereka semua? Baekhyun lebih hebat dari itu!" balasnya.
Baekhyun yang mendengar itu tersenyum bangga, sahabatnya hanya memutarkan bola mata mereka dengan malas. Toh, ini sudah menjadi rutinitas setiap harinya.
"Tidak, tidak. Kuakui, kemampuan Baekhyun memang lebih hebat dari yang lain, tapi maksudku, aku baru saja melihat si anak baru menghabisi deretan jagoan kelas B dengan taktik yang bahkan lebih hebat dari Baekhyun si kapten tim basket yang jenius!"
"Masa, sih? Omong-omong, siapa nama si anak baru itu?
"Park Chanyeol. Singkat kejadian, selepas pertandingan antara kelas A dan C tadi, anak baru itu melangsungkan permainannya dengan kelas B. Kau tahu apa yang membuat seisi sekolah terkejut?"
"Apa?!"
"Dia menghabiskan deretan jagoan kelas B itu tanpa bantuan siapapun, lho, alias dia bertanding seorang diri! Hebat sekali, bukan? Kurasa jika pelatih basket tau hal ini, bisa saja anak baru itu di perintahkan untuk masuk ke dalam tim. Mungkin, bisa juga mendahului kemampuan dan juga menggantikan posisi Baekhyun menjadi kapten tim yang terkuat."
Baekhyun jengkel, ia langsung saja mendobrak meja anak kelas lain itu. "Berhenti berkata omong kosong, sialan! Tidak ada satupun yang akan menggantikanku sebagai si kapten tim basket yang jenius!"
"Dimana si anak baru itu?!" tanyanya naik pitam. "Jawab aku dimana si anak baru itu, brengsek?!"
"A-ah, ka-kami tidak tahu pasti... tapi, aku dengar dia masuk ke kelas D..." jawab salah satu dari mereka berdua.
"Siapa tadi namanya? Park Chaenyul? Chanyeong?" tanya Baekhyun.
"Na-namanya, Park Chanyeol si anak baru dari kelas D, Baek..." jawabnya gugup. Baekhyun langsung saja melepaskan cengkramannya dari kerah baju anak itu dan menuju ke arah kelas D.
"Mau kemana kau?" tanya Kyungsoo.
"Ada cecunguk sialan yang harus kuhapus dari sejarah Exoluxion." jawab Baekhyun ketus.
Kai, Kyungsoo dan Sehun tampaknya hanya mengangguk-angguk mengerti. Mereka tahu betul apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu, mereka lebih memilih untuk tidak ikut campur dalam masalah yang akan Baekhyun tangani sekarang. Toh, mereka tidak mau kena imbasnya, lagi pula jika ada apapun, Baekhyun dapat mengandalkan kemampuan hapkidonya ketimbang membuat sahabatnya kesusahan.
Selain di anggap menjadi kapten tim basket yang jenius, pria itu juga dianggap sebagai pentolan SMA Exoluxion yang memiliki kemampuan hapkido yang cukup hebat di antara yang lain. Tapi, sayangnya, kemampuan spesialnya yang kedua itu di salahgunakan hanya untuk menghabisi para musuh dan mangsanya.
Baekhyun jalan melewati koridor, banyak orang yang berlalu-lalang menyapa dan memberinya selamat atas kemenangan di pertandingan kecil tadi. Ia tidak menghiraukan semua itu, bahkan gadis-gadis yang sering mejeng di koridor dan menyorakinya pun tidak Baekhyun sahuti. Ia terlalu sibuk di luapkan oleh emosinya yang semakin memuncak hanya karena satu orang dan itu adalah anak baru yang tidak tahu dirinya merampas apa yang Baekhyun miliki secara tidak langsung.
BRAK!
Baekhyun menendang pintu kelas D sangat keras dan berapi-api, ia tidak peduli seberapa anak-anak di dalam kelas dan di luar koridor menatapnya dengan bingung. Baekhyun mengepalkan tangannya dan memukul pintu secara keras, membuat anak-anak heran dan ketakutan secara bersamaan.
Pria itu memang di kenal sebagai pria manis yang baik hati, tapi jika ada sesuatu yang membuatnya emosi sampai berapi-api seperti ini. Baekhyun bahkan jauh lebih menakutkan daripada guru BK ketika sedang memarahi muridnya. Mungkin sifat ini menurun dari guru bimbingan konseling itu, secara harfiah, Baekhyun memang kerap di sapa sebagai pelanggan setia ruang BK.
"Dimana si anak baru yang bernama Park Chanyeol?! Jangan berlagak sok hebat! Kutantang untuk bertanding denganku satu lawan satu, brengsek!"
Dan, semuanya berawal dari sana...
.
.
.
Note:
Akhirnya kelar juga wkwk, btw ini inspired by Nature Republic kemaren yang EXO duel 4 lawan 4 wkwkwk. Mayan juga sih ada pencerahan lewat itu, reviewsnya jangan lupa gengs.
