Detik Terakhir
~LynCliff~
Disclaimer : Wonkyu isn't mine, but this story is mine
-Kesamaan cerita hanya kebetulan, ide murni keluar dari kepala author-
Cast :
Choi Siwon
Cho Kyuhyun
Other
Genre : Sci-fi, Some Angst
Rate : T
Warning : Author nubi, BL, YAOI, AU, Alur kecepetan, Sci-fi pertama, Typo dan Miss Typo bertebaran.
A/N : Sebelum ini Siwon dan Kyuhyun satu apartemen. Kyu adalah anak angkat ayah Siwon. Karena terlalu lama tinggal bersama, Kyu jadi punya rasa sama Siwon, Siwon juga punya rasa sama Kyuhyun, namun mereka sama-sama memendam perasaan itu. Di semester ke dua masa perkuliahan, Siwon diculik untuk dijadikan kelinci percobaan. Di dalam tabung itu Siwon amnesia. Dua bulan kemudian Kyu ikut diculik.
~.~
Ruangan kaca. Tidak, sebenarnya itu laboratorium. Debu mendominasi lantai. Sudah dua bulan laboratorium yang memuat 12 manusia itu tidak ditengok pemiliknya, seorang professor yang cerdas. Di dalam sana sunyi, gelap. Hanya ada 12 tabung berisi 12 laki-laki yang menjadi uji coba sebuah proyek Illegal. Dalam kurun waktu 2 bulan itu sudah 11 tabung pecah. Laki-laki di dalamnya otomatis mengering, lalu membusuk. Fisik, gen, takdir. Semua itu menentukan hidup ke-12 laki-laki ini. Mereka tidak bisa melihat keluar. Cairan di sekitar tubuh mereka panas. Mungkin bisa membakar mata mereka. Mereka hanya bisa menangis saat salah satu dari teman-temannya berakhir. Bunyi 'prang' lirih itulah tandanya.
Orang yang terakhir itu baru saja mendengarnya. Seminggu yang lalu, Kangin yang berada di sebelah baratnya berakhir. Siwon hanya bisa berdoa, semoga dia bisa lulus dari ujian ini. Sampai sekarangpun tubuhnya semakin lemah. Entah karena kabel di tubuhnya yang menyedot seluruh tenaganya, atau cairan di sekujur tubuhnya yang menyiksanya. Memeras sari kehidupannya.
.
Denyutnya melemah. Panas menjalari nadinya, aortanya berdenyut sampai rasanya sangat menyiksa. Jantungnya seperti ditahan beton, sangat berat untuk memompa darah. Masker oksigen masih setia memasok oksigen, namun paru-parunya seperti tertidur. Mungkin lelah. Siwon menggelengkan kepalanya. Ingin sekali dia menghirup oksigen yang masker sialan itu keluarkan. Namun semua organnya mendadak berhenti. Inikah detik-detik kematiannya?
Suara decit sepatu phantofel membuatnya sedikit lega. Mungkin itu professor. Dia tersenyum. Yah, meski sang professor datang, tetap saja dia akan membusuk setelah ini. Jantungnya tak berdetak lagi, Siwon hanya menunggu ronde terakhir darahnya kembali ke jantung, lalu tak berputar lagi di tubuhnya, pada saat itulah dia akan mati. Tinggal hitungan detik saja, Siwon bisa merasakannya.
"Letakkan dia di sini."
Sebuah suara Siwon dengar. Lirih, mungkin ini efek indranya yang semakin tak befungsi, kematiannya sudah dekat.
"Ya, tepat waktu. Untung saja aku sudah mendapat pengganti."
Lalu suara itu menghilang disusul debum pintu tertutup.
Dan Siwon paham. Kenapa professor itu datang. Tentu saja yang mati harus diganti. Mengingat dia yang terakhir dari 12 temannya, jika dia mati otomatis dia harus diganti. Sebenarnya apa yang sedang professor itu cari? Apa dia hanya ingin membunuhnya dan yang lain secara perlahan di tabung ini? Siwon tersenyum getir entah pada siapa. Dia hanya meratapi nasib rekan barunya yang baru saja datang. Entah siapa itu, di detik terakhir hidupnya, Siwon memberanikan membuka matanya.
Panas.
Air itu benar adanya. Panas saat menyentuh retina. Membakar habis setiap sel di matanya.
Siwon melihat sekilas. Wajah rekan barunya dihadapkan dengan tabungnya. Mereka berhadapan. Wajah itu sangat ayu, namun dia pria. Rambut coklat yang melayang bersamaan dengan arah air ke atas. Siwon tersenyum, dia meletakan tangannya di kacanya, ingin sekali dia menyentuh wajah itu. Cho Kyuhyun, hanya itulah yang Siwon dapat di detik terakhirnya. Sebuah nama. Label di depan tabung rekan barunya.
'Selamat datang dan selamat tinggal, Cho Kyuhyun.'
.
Ringan. Bersih. Lembut. Lega.
Semua perasaan itu sekarang Siwon rasakan. Dia pikir dia pasti sudah mati. Kematian bisa berakhir semenyenangkan ini. Pria itu membuka matanya, penasaran dengan apa yang ada di kanan-kirinya. Surgakah? Di sini sejuk sekali, pikir Siwon. Lalu onyx itu terbuka. Gemilang kristal di matanya menunjukan ada sebuah kehidupan baru. Ini akhir hidupnya, dia akan selamanya di tempat ini. Tempat ini sangat luas, sejuk sedikit dingin. Semuanya hanya putih. Baru Siwon sadari kalau selama ini dia melayang. Dia mengedipkan matanya. Semuanya semakin jelas, ada silulet orang di depannya yang kini membuat penasaran. Siapa dia?
"Siapa kau?"
Siwon mundur ke belakang saat orang itu terbang ke arahnya. Siwon bisa melihat jelas garis muka itu. Muka yang sama di depan tabungnya. Muka yang sama yang dia lihat di detik terakhir kematiannya. Apa Kyuhyun juga mati?
"Kyuhyun-ah?"
"Siwon-hyung."
Remaja itu memanggil balik namanya
"Untuk apa kau kemari?" tanya Siwon, mereka masih melayang.
"Menemuimu."
"Kembali Kyu, aku sudah mati."
"Tapi aku ingin kau hidup."
Jawaban langsung. Siwon agak kaget, tidak tahu kalau anak di depannya bisa sekeras kepala ini. "Apa rencanamu."
Kyu tersenyum. Rona merah tercetak tipis di pipi chubbynya. Dia mendekat Siwon lagi. Kali ini tangan Siwon Kyu tahan agar tidak kabur. Dia mendekat, menarik kepala Siwon, lalu menciumnya lembut. Siwon kaget, namun tubuhnya tidak menolak. Dia malah menutup mata. Menikmati sensasi ciuman mendadak ini. Tanpa rasa cinta.
Siwon memeluk pinggang Kyu. Mungkin ini bukan sosok Kyu yang sebenarnya, bisa saja Kyu di depannya ini adalah wujud dari amal baik di dunia yang dia perbuat. Siwon menahan kepala Kyu, menekan anak itu menjadi melengkung ke belakang. Dia berangas mencuri kesempatan untuk mendominasi Kyu.
"Hah!"
Siwon diam. Dia mengamati wajah ayu itu sekali lagi. Seperti terhipnotis. Wajah itu sangat cantik melebihi semua wanita yang pernah ditemuinya. Kyu sibuk menyeka saliva yang keluar dari mulutnya. Siwon mendekat lagi, menggenggam tangan Kyu lembut, menyeka lelehan itu.
"Apa kau sudah berakhir, Kyu?"
"Mungkin sebentar lagi, tubuhku tidak kuat berada di tabung ini."
Jadi ini bukan wujud amalnya. Lalu kenapa dia bisa terhubung dengan Kyu? Takdirkah?
Cahaya di tangannya meredup. Dia bisa mendengar denyut jantungnya sendiri. Paru-parunya kembali bangun. Memasok oksigen di maskernya sebanyak mungkin. Rasanya seperti sedang berlari mengetahui semua organ pentingnya bekerja cepat.
Siwon bingung ketika melihat tubuh Kyu bekerja sebaliknya. Senang bercampur sedih menguasai hatinya.
"Kumohon bertahan untukku." Tuntut Siwon.
.
"Prof! Siwon kembali menampakkan denyutnya. Apa yang terjadi?"
"Kuatkan dia. Dia akan jadi brand tahun ini."
"Kyuhyun melemah, nadinya berangsur hilang."
"Apa?"
"Kesahalan parah berasal dari paru-parunya. Tubuhnya menolak reaksi cairan."
"Tunggu saja. Aku yakin anak itu bisa melewati ini semua."
.
"Kyuhyun! Hei! Katakan apa maksud semua ini?"
"Aku mencintaimu, sangat. Kapan dan di mana, kau tidak perlu tahu. Bertemu denganmu langsung kali ini saja membuatku senang, hyung."
"Tapi kenapa harus secepat ini? Kyu! Bertahanlah!"
Cahaya Kyu menghilang dengan cepat. Siwon meraih tangan Kyu, mendekap babyKyunya di dada. Dia menciumi kepala Kyu.
"Bertahanlah untukku. Kau bilang kau mencintaiku, kan? Aku akan membahagiakanmu, pasti."
Kyu menangis. Padahal sebelumnya mereka bukan apa-apa. Namun perasaan mereka seperti sudah pernah tersambung sebelum ini. Mereka seperti sudah saling lama mengenal. Ucapan Siwon sangat menyenangkan, Kyu bisa membayangkan bagaimana hidup bersama dengan Siwon dalam ikatann yang berbeda. Sebelum ini mereka hidup di lingkungan yang sama dan sekarang Siwon sudah membalas perasaannya. Kyuhyun tidak bisa membendung tangisnya.
"Kau harus hidup Hyung."
.
"Panggil pusat sekarang juga. Siwon berhasil melalui masa pentingya. Siapkan mobil untukku!"
"Tapi bagaimana dengan Kyuhyun?"
"Biarkan saja dia. Dia sama seperti yang lain."
"Baik."
.
"Kumohon Kyu, kau juga bertahan!"
"Aku mencintaimu, hyung. Maaf, aku tidak bisa."
"Aku juga mencintaimu, kyunnie! KYUNNIE!"
Kyuhyun tersenyum. Cahayanya meredup dan hilang. Menyisakan untaian rambut yang jatuh ke tanga Siwon.
"KYUNNIE!"
PIK
Mata onyx itu terbuka. Menampilkan keganasan. Siwon menempelkan tangannya di kaca. Menggedor kaca itu, memanggil seseorang. Kyuhyun tetap menutup matanya, hanya saja kali ini dengan sebuah senyuman. Senyuman yang sama saat terakhir kali Siwon mendekap Kyu. Siwon menggedor kaca tabungnya. Tidak peduli dengan cairan tabung yang membakar matanya. Tidak peduli dengan semua kabel di tubuhnya. Dia hanya ingin mengeluarkan Kyu dari sana. Siapapun Kyu, orang itu sudah mengembalikkan perasaannya. Jika memang sebelum ini mereka pernah bertemu, pasti Kyu adalah orang paling penting di hidupnya. Semua sentuhan yang Kyu berikan tadi membangkitkan sesuatu yang besar dalam diri Siwon. Perasaan yang melimpah. Siwon ingin menyelamatkan Kyu.
Dia berteriak. Membuka mulutnya, membiarkan cairan beracun itu masuk ke tubuhnya. Meneriakkan nama Kyu dalam tekanan sesakit itu.
Kaki, tangan. Semuanya sudah Siwon kerahkan, namun kaca di depannya tidak juga pecah. Dia melihat tubuh Kyu yang semakin lama semakin terangkat. Tidak. Tidak mungkin Kyu berakhir. Lalu kaca di depannya retak. Kaca tabung Kyu retak. Siwon panik. Tubuh di depannya merosot. Bersamaan dengan air tabung yang mengalir, tubuh itu merosot, mengering. Kulit itu seperti habis terbakar.
Ini pertama kalinya Siwon menyaksikan langsung bagaimana rekannya berakhir.
Tapi kenapa dia harus melihat hal itu pada Kyuhyun?
Siwon menendang tabungnya. Memukulinya tanpa ampun. Perlahan kacanya juga retak. Siwon mencopot semua kabel yang tertanam dalam tubuhnya. Masih ada waktu sebelum seluruh air di tabung ini lenyap keluar. Kabel terakhir Siwon lepas dari dadanya. Itu yang paling sakit karena tepat langsung terhubung ke jantungnya. Dia juga harus melepas kabel di tubuh Kyu. Paling tidak Kyu tidak akan langsung berubah menjadi tengkorak gosong di depannya secepat kilat.
KRAK
Siwon berlari, hampir seperti berenang. Dia meloncat dan langsung memegang tubuh Kyu. Mencopoti semua kabel Kyu. Kulit itu hanya berjarak setengah mili dari tulang. Daging Kyu habis. Siwon tidak bisa menangis, matanya kering karena terlalu lama bersentuhan dengan cairan di dalam tabungnya. Dia juga merasakan paru-parunya memberat, jantungnya seperti ditindih beton. Kematian kembali mendatanginya. Dia sudah tidak kaget. Seperti sebelumnya, dia hanya mengulang.
"Tenang saja, satu orang lolos untuk tahap selanjutnya."
"Aku sudah membayarmu mahal."
"Ya, silahkan masuk."
Satu rombongan ilmuan pusat itu menatap bingung pemandangan di depannya. Kata Professor yang menjaga laboratorium itu ada dua yang tersisa, salah satunya akan berakhir sementara yang satu lagi berhasil melewati masa penting. Namun, saat para ilmuan pusat sampai di laboratorium, apa yang mereka bayangkan tidak sama. Di sana tersisa dua tabung yang pecah. Mengeluarkan cairan tabung yang sepertinya baru pecah. Bukan itu yang menjadi pertanyaan. Namun dua manusia yang berciuman di samping tabung bertuliskan 'Cho Kyuhyun'. Satu yang lain memeluk erat yang sudah hangus.
Pemandangan yang sangat ngilu.
"Kita berikan penghormatan terakhir. Mungkin sebelum ini mereka sepasang kekasih."
"Tragis. Aku baru tau ada kisah cinta stragis ini."
"Sepertinya mereka pernah bertemu sebelum ini. Mereka terlihat sangat mencintai satu sama lain."
"Iya, sayang sekali."
.
Seperti sebelumnya
Siwon hanya melihat senyum Kyuhyun sebelum menghembuskan nafas terakhirnya
Hanya saja, sekarang dia bisa langsung memegang wajah Kyuhyun
Merasakan bagaimana menyentuh orang yang dia cintai
Entah siapa itu Cho Kyuhyun
Orang itu sudah membuat Siwon merasakan perasaan yang tiada tara
Cinta yang tumbuh di detik kematian
Cinta yang akan abadi di surga nanti.
The End
.
