dan dia tersenyum di balik punggungmu.
Rücken
a Shingeki no Kyojin fanfiction
•
•
•
Shingeki no Kyojin © Isiyama Hajime
•
I
Armin adalah orang yang hebat. Ia memiliki jiwa dengan api yang berkobar di dalamnya.
Mungkin tak banyak yang menyadarinya, tapi Annie dapat melihatnya dengan jelas. Saat pemuda mungil itu berteriak penuh keyakinan bahwa ia akan membebaskan umat manusia dari invasi titan yang tengah melanda, hal itu ternyata tidak senaif yang diserukan beberapa kadet sebelumnya.
.
―dan Annie penasaran; kenapa tiba-tiba dia jadi ingat caranya tersenyum?
.
•
II
Armin adalah orang yang hebat. Sayangnya ia kurang latihan.
Annie tercengang saat akhirnya dia berhasil mendapat sepenggal kisah masa kecil sang Arlert muda. Empat atau lima tahun lalu, di salah satu sudut distrik Shigansina, pernah ada seorang bocah pirang yang punggungnya dipaksa melawan tembok; matanya berair, pita suaranya bergetar, bocah lainnya yang bertubuh lebih besar menatapnya tajam. Dusta apabila ia tidak merasa gentar, tapi Armin yakin dirinya sebagai laki-laki takkan pernah menarik kembali ucapannya.
"Aku akan melihat laut!"
.
―dan seketika Annie lupa caranya merangkai kata.
.
•
III
Armin adalah orang yang hebat. Ternyatadia juga pembohong yang handal.
Ketika dirinya diminta terlibat dalam 'misi menyelamatkan Eren', Annie memperhatikan lamat-lamat si pirang di hadapannya menempatkan satu taruhan besar bersama sebuah sandiwara murahan, lalu ia menyadari ketidaklayakan jiwa dan hatinya sebagai seorang ksatria.
Seulas senyum getir menghias batin dia yang berhati singa.
.
―dan Annie gagal paham saat dirinya mulai merasakan takut.
.
•
IV
Armin adalah orang yang hebat. Dia... sangat berani.
Annie menyesal karena telah membiarkannya sejak awal; membiarkan sosok Armin Arlert mengisi secuil dari keseluruhan kapasitas otaknya meski hanya terbatas pada bagaimana cara pemuda itu bicara atau menengahi dua ekor domba jantan dari angkatan seratusempat apabila mereka terlibat dalam perkelahian.
Sungguh mengejutkan. Dari rutinitas biasa, berujung pada fakta bahwa Annie tidak bisa membunuh yang bersangkutan.
Belum lagi debaran-debaran tabu tak berbalas.
.
―dan Annie berpikir, betapa beraninya Armin membuat seorang wanita menangis.
.
•
V
Armin adalah orang yang hebat. Annie akan terus mengingatnya.
Entah apa kelanjutannya nanti, tapi pastinya Annie selalu memikirkan probabilitas lain dari sebuah peristiwa yang sedang, telah dan akan terjadi. Maka dia memberi respon positif dengan sejumlah rencana di otaknya, dan Armin tidak perlu tahu―karna pemuda itu cukup menatapnya dengan beribu makna bisu.
Lalu cincin itu disematkan; ia mungkin akan menikmati perannya sebagai 'orang baik' buat si Arlert muda walau hanya sebentar.
.
―dan Annie hanya terdiam saat kebahagiaan semu menyelimuti hatinya.
.
•
VI
Armin adalah orang yang hebat. Terhebat dari semua yang pernah Annie kenal.
Kakinya bergerak menuruni tangga dengan langkah yang pasti, namun Annie tahu Armin menyembunyikan secuil atau lebih perasaan tegang dengan beragam alasan. Di sebelahnya, Eren dan Mikasa turut berjalan dalam tempo yang sedikit diperlambat―mungkin ketiganya memendam ragu yang sama.
Ada jeda sebelum Annie mengutarakan seulas penolakan. Detik-detik menjelang klimaks permasalahan digunakan untuk menatap punggung si pirang yang dicinta.
Perpisahan membentang di depan mata, maka manik biru itu semakin kekurangan ensitas sinar kehidupannya. Dari remang-remang jadi gelap total. Annie berharap lengan kotornya bisa mendekap sang Arlert muda, tapi dalam situasi yang seperti ini, mampu melihat sosoknya dari belakang saja Annie sudah merasa puas.
Armin... harus ya, kau berjalan sejauh itu?
.
―dan Annie membisikkan seulas pernyataan cinta; ia tersenyum.
.
Armin tak mendengar.
.
•
"Annie, kenapa kau tidak turun ke sini?"
•
.
.
End
Rücken: punggung (De)
Less than 600 words lol karena udah dipotong buat Author Note-nya. Ck, nulis fict pas galau emang ga baik buat kesehatan (" T AT) #plok
Anyway... ada beberapa shotout di bawah sini spesial untuk temen-temenku. Dan ada sedikit konfirmasi (halah) terkait sequel fict 'Kiss the Rain' plus beberapa paragraf tambahan. Please continue scrolling down! ;)
•
Winsca M. Yasya: temen yang paling nggak bisa aku bo'ongin lol. I love you, Teteh! :)
Shella Yehovani: temen yang selalu dipaksa buat fangirling bareng wkwk. Kapan dirimu nyusul jadi fujoshi juga? :"D
Priscilla P.G.: sesama cewek yang ketawanya udah tingkat dewa. Thanks for your attention! *hug*
Lilis Siagian: temen paling lucu. Pake banget. You always made my day XD
Widya Riwening S.: paling aku kagumi ufufu :3
Oktovizurya Kurnia: dia nggak sadar udah ngasih aku ilham buat nulis fict ini. Dia sadar udah ngerobek buku MTK aku. Fine. -_-
Nurrohmah Rizky M.: si papoy jagoan hshs. Selamat belajar kimia ya, janjiku traktir kamu kalo PR-nya bener semua masih berlaku lho :v
Juan, Fitri, Anin, Alicia, Edgar: tim hore yang kece. Always have a nice day, guys! 8D
•
oO*'*Oo Kiss the Rain oO*'*Oo
.
Terima kasih kepada:
AriellinKim
FayRin Setsuna D Fluorite
nardelle
Rivaille Yuki Gasai 2
timunhshs, dan
biyachan
atas review kalian untuk fiksi kolaborasi perdana kami! :)
.
Mohon maaf apabila masih ada review yang belum sempat kami balas, tapi sungguh, membaca reaksi-reaksi kalian membuat hati saya dan R nee-chan (glowin'R) melambung tinggi seperti naik paus akrobatis menuju rasi bintang yang paling manis―ini kalimatnya bener nggak, sih? #plok
Terus, karna ada yang minta sequel KtR *lirik Fay-san, Nardelle-san sama Yuki-san* , maka ini kabar gembira untuk kalian: kulit manggis kini ada ekstraknya! /bukan
'Kiss the Rain' kini ada sequelnya! Tapi masih coming soon sih. #diinjek
Dalam waktu dekat ini kami akan publish deh, pasti! Maka kami mohon kesediaannya untuk bersabar sekali lagi, dan fict 'Rücken' ini hadir sebagai teman menunggu (?) kalian. Silahkan dinikmati~ XD #diusir
Terima kasih banyak untuk dukungan dari kalian semua. Semoga berbahagia selalu! :)
•
Rücken
―Every single day, I looked at your back, and smile, and wish you to know how deep is my love for you
[N to A]
.
0
Libur musim panas dan agenda pergi ke taman ria bersama teman-teman. Meski dari luar Annie nampak ogah-ogahan, sejatinya ia sama antusiasnya dengan si Jaeger muda.
Oh―itu bukan perbandingan yang berlebihan, kok. Karena Connie dan Sasha adalah yang paling gila dalam rombongan mereka. Eren tak ada apa-apanya.
Tapi Armin ingin vakasi mereka berlangsung seru dan aman, maka buru-buru ia mengendalikan suasana dengan peta di tangan sebelum ada yang berpikir untuk mengganggu badut di dekat pintu masuk.
Jadi, semua sepakat untuk menjelajahi taman ria bersama pasangan yang telah ditentukan sebelumnya lewat undian, dan berkumpul lagi di depan rumah kaca sejam setelah makan siang untuk persiapan perjalanan pulang.
Armin selesai mengingatkan, dan satu per satu dari mereka mulai bubar; Jean bersama Marco menikmati jet coaster, Mikasa menggaet Eren ke wahana arung jeram, Ymir dan Krista berbaris manis di antrean bianglala, Bertholdt serta Reiner mencoba komidi putar―
―tidak jadi. Ternyata mereka pergi ke istana boneka.
Yah, intinya semua orang bersenang-senang. Tinggal Armin dan pasangannya yang masih diam di tempat.
"...kau mau main apa, Annie?"
.
Leonhardt ingin menaiki wahana yang tenang. Arlert ingin menaiki wahana yang tidak terlalu memicu adrenalin.
Sepertinya mereka harus menyusul Reiner dan Bertholdt di istana boneka.
"Tidak." tolak Annie tegas, "mati berdiri di samping maskot-maskot konyol itu jauh lebih baik."
Armin tertawa garing. "Haha, aku setuju."
Lalu keduanya terdiam. Dengan kaki yang masih melangkah menyusuri taman ria tanpa ada tujuan. Jerit kegirangan melintas samar-samar, berpadu dengan derum mesin jet coaster, menggaung terus menguap dalam jejak mereka yang tak kasat mata.
Merasa kurang nyaman dengan sunyi yang terus bertahan, baik Armin dan Annie mulai mencari topik untuk diperbincangkan. Apa saja, asal atmosfer canggung ini bisa mencair.
...Itu dia.
"Annie, kau mau es―"
Kalimatnya belum selesai. Terima kasih untuk seorang pegawai dalam balutan kostum kelinci yang memotong ucapannya dengan memekik ceria sambil tersenyum lebar tanpa tahu nilai sopan santun dan etika.
"Selamat!" tuturnya. "Kalian adalah pasangan keseratus yang melewati 'jalur merah muda' hari ini!"
Bunnygirl lainnya meniup terompet kecil lalu meledakkan sebuah konfetti. Tidak peduli dengan Annie dan Armin yang berusaha keras memberi verifikasi negatif dengan serpihan rona merah pada wajah masing-masing.
"Tunggu. Kami bukan pasangan―"
"―maka kami akan memberi kalian sebuah pelayanan spesial. Silahkan lewat sini!"
Kedua pelajar bersurai pirang itu kini tak perlu berbuat apa-apa lagi untuk mencairkan suasana, karna atmosfer canggung yang sudah tercipta sejak awal terlanjur membeku sepenuhnya.
.
Wahana kanal cinta didominasi warna merah muda dan potongan kayu berbentuk hati. Jauh lebih parah daripada istana boneka.
Annie tepuk jidat terang-terangan, Armin meringis lahir dan batin. Setelah ini keduanya sepakat untuk pergi ke rumah hantu, menikmati tidur abadi di dalam salah satu peti mati.
Oh, ayolah, ini sangat memalukan!
Bunnygirl pertama menyeret Armin untuk menuruni tangga ke bawah, menuju pangkalan perahu dengan bentuk dan warna yang lebih norak.
Annie bersama bunnygirl kedua masih diam di mulut terowongan. Beruntung pegawai itu cukup peka untuk menyadari iris biru milik tamunya nampak membesar walau hanya satu kali lipat; maka rasa segannya tertuang dalam seulas lirihan pelan.
"Nona...?"
.
"Annie, kenapa kau tidak turun ke sini?"
.
Mimik Arlert muda teramat sumringah.
"Maaf, Annie. Tapi, rasanya sayang juga kalau kesempatan ini dilewatkan begitu saja. Dan lagi, kita jarang punya waktu berdua, bukan?"
Armin mengulurkan tangannya, "Ayo, Annie, kita bersenang-senang seharian ini!"
Yang namanya dipanggil bersumpah; ia belum pernah merasa sesenang ini sebelumnya.
"Ya... Armin."
―terlebih saat tangannya menyentuh lembut kulit pucat lainnya, yang hangat dan berukuran sedikit lebih besar dari miliknya.
Dan mengetahui kalau yang membalut punggung pemuda itu hanya pakaian kasual sederhana alih-alih jaket tebal dengan seperangkat manuver gear di baliknya. Annie tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.
.
"Ah... ternyata ini jauh lebih baik daripada lorong bawah tanah waktu itu."
"Huh? Lorong yang mana, Annie?"
"Kau tidak ingat? Padahal kau yang―ah, sudahlah, lupakan saja. Omong-omong, tadi kau ingin menawariku apa?"
"Oh, ya. Aku pikir kau mau mampir sebentar ke stand es krim setelah ini. Karena di kanal nanti kita pasti akan mengobrol banyak."
"...kau yang bayar, kalau begitu."
.
―dan Annie tidak mengerti, saat bisikannya menyentuh lembut punggung Armin dan didengar oleh pemuda itu...
...perasaannya ternyata bisa berbalas.
Dan bergulir indah dalam dunia tanpa tembok, tanpa titan, tanpa cincin dengan mata pisau tersemat di telunjuknya.
.
Di mulut terowongan itu, tawa Annie terdengar begitu menyeramkan.
Di mulut terowongan itu, senyum Annie terlihat begitu menawan.
.
.
•
The (real) End
