Tittle : Eclipse Near Down
Rated : T
Genre : Crime? Tragedy? Drama? Romance? Molla. aQ bingung.
Cast :
- Cho Kyuhyun (Kyuhyun)
- Lee Sungmin (Sungmin)
- Kim Ryeowook (Wookie)
- Kim Youngwoon (Kangin)
- Lee Donghae (Donghae)
- Lee Hyukjae (Eunhyuk)
- Choi Siwon (Siwon)
Disc : hanya pinjam nama, cast semua milik masing – masing. Saya hanya mengaku anak dari Appa Kyu dan Daddy Ming.
Warning : TYPO(s), OOC, aneh, geje. NO EDIT, JUDUL GAK SESUAI SAMA CERITA.
Korea Selatan, 1990an.
.
.
Suzuki Forsa yang dikendarai Sungmin meluncur gesit. Kehadirannya menambah semarak jalan – jalan kota Seoul. Kerasahan para pengendara akibat jalan kota Seoul yang padat agak sedikit terobati jika kebetulan melihat penampilan Sungmin dalam Mobilnya. Sungmin bagai tak merasakan adanya kepadatan itu. Dia tetap berusaha melajukan mobilnya lewat celah – celah kecil yang masih bisa dia lewati.
Sengaja kaca di kiri – kanan pintu mobilnya dibuka lebar – lebar. Ini dimaksudkan agar memudahkan dia memita akses jalan atau memberi acungan jempol sebagai tanda terimakasih telah memberikan dia jalan. Tak lupa senyumnya ia kembangkan saat berpandangan dengan siapa saja.
Gaya Sungmin sungguh memikat. Tak seorangpun yang merasa kecewa dengan caranya. Kendati pada dasarnya dia telah merepotkan para pengguna jalan lain dengan menyuruhnya 'maju sedikit, ke kiri sedikit, atau ke kanan sedikit'.
Sungmin melajukan mobilnya dengan tenang. Jalanan mulus dan lancar. Dia bisa menambah kecepatan mobilnya bila dia mau. Tapi itu tidak dia lakukan. Itu sangat tidak sinkron dengan ketidak sabarannya menghadapi kemacetan tadi. Di jalan yang padat, dia tampak begitu tergesa- gesa. Tapi di jalan yang lancar, Sungmin justru santai – santai saja mengendarai Suzuki Forsa nya.
Sungmin menginjak pedal rem nya ketika spotlight didepannya berwarna kuning. Tumben sekali dia melakukan itu. Tidak biasanya dia mematuhi lampu kuning. Tidak menyerobot. Iseng – iseng, sambil menunggu lampu berubah hijau, sebuah lagu Madonna dilantunkan nya dalam suara rengang – rengang.
Sementara dari arah belakang datang meluncur dengan cepat sebuah Toyota Hardtop. Mobil itu siap berhenti, namun naas. Pengendara mobil itu tiba – tiba grogi tatkala pintu mobil di sebelahnya terbuka. Reflek pengendara nya membanting stir kearah kanan. Siapa sangka. Refleknya membuang stri ke kanan, menyenggol mobil Sungmin. Nyanyian kecil Sungmin spontan terhenti. Dia longokkan(?) pandangannya ke arah pengendara Toyota Hardtop yang menyenggol mobilnya.
Yang dipandang alias yang menyenggol mobil Sungmin tadi hanya tersenyum.
"sorry. Gwenchana." Jawab pengendara Toyota Hardtop itu mencoba menenangkan Sungmin.
Sebetulnya Sungmin kurang yakin dengan kata "gwenchana" yang barusaja di ucapkan. Dia berniat melihat sendiri keadaan mobilnya. Tapi keadaan sedang tak berpihak padanya. Mobil Toyota Hardtop tadi keburu buron begitu lampu hijau menyala. Dengan terpaksa dia urungkan niatnya untuk turun. Dia pun melanjutkan perjalanannya. Laju di jalan yang lancar membuat Sungmin tak ingat lagi dengan kejadian tadi. Sampai dia pada sebuah rumah di sebuah komplek perumahan elit. Sungmin memasuki pekarangannya setelah seseorang telah membukakan pintu gerbangnya. Lalu melajukan mobilnya menuju garasi.
Setelah turun, tiba – tiba Sungmin teringat sentuhan di mobilnya. Sungmin mengamati bagian yang 'tersenggol' tadi. Dia kecewa sekali mendapati mobilnya sedikit penyok dan garis – garis yang merusak keindahan mobilnya.
"SIAL! Seenaknya saja dia bilang 'gwenchana' tadi." Umpatnya seraya mengelus bagian mobil yang lecet.
Dengan hati jengkel, Sungmin memasuki rumah nya. Pikiranya masih kacau dengan nasib mobilnya. Mengingat mobil Toyota Hardtop yang menyenggolnya tadi membuat hatinya makin dongkol. Apalagi saat mengingat wajah si pengendara. Tapi apalah daya. Dia tak begitu ingat dengan tampang si pengendara Toyota Hardtop itu. Ia tak begitu memperhatikan wajahnya.
Geram hati sungmin makin menjadi. Tapi siapa yang mesti dia hajar sekarang. Dimana dia harus mencari pengendara Toyota Hardtop itu. Yang punya mobil itu di Korea sangat banyak. Tiba – tiba sebuah ide muncul. Mungkin bisa dibilang ide itu sangat tak masuk akal. Tapi apa boleh buat. Hanya itu satu- satunya cara yang ada dan bisa dilakukan saat ini untuk memancing pengendara Toyota Hardtop itu keluar kandang.
Sungmin mengambil sebuah pena dan memo. Dia menulis surat. Dia berharap si pengendara Toyota hardtop itu membacanya. Tulisan – tulisan disurat itu dia buat seiba mungkin. Dibuat agak mendramatisir, mengharap, dan merajuk. Kemudian, dia mengirim surat itu ke alamat sebuah surat kabar yang setiap hari menyediakan kolom 'Surat Pembaca".
Kyuhyun, membolak – balik surat kabar yang dibacanya. Dia tak menemukan berita yang menarik. Terasa hambar berita – beritayang disuguhkan surat kabar tersebut. Tapi apalahdaya. Jika tak ada surat kabar itu, dia merasa seperti tak mengikuti perkembangan apa –apa. Hingga matanya tergiring juga ke kolom 'Surat Pembaca'. Terkadang kolom itu cukup menarik. Di kolom itu banya ihwal disampaikan pembaca. Dia paling suka bila ada cerita tentang seorang yang kena tipu muslihat seseorang.
Saat sedang asik membaca, tiba – tiba, mata Kyuhyun melotot menyaksikan salah satu kiriman surat tersebut yang berjudul "Dimana Tanggung Jawabmu Wahai Kau Pengendara Hardtop?". Dia tau sekali jika surat itu ditujukan untuk dirinya. Dia ingat benar peristiwa di lampu merah beberapa waktu lalu.
Maksudnya memang jelas, minta ganti rugi atas senggolan yang mengakibatkan mobilnya tergores dan penyok. Tapi mestinya kan dia tak menulis demikian. Ini sangat menjijikkan dan memalukan. Tapi kemudian, satu sudut bibirnya terangkat. Dia memutuskan untuk mencari alamat yang tertera di surat itu. Dia siap untuk memberikan ganti rugi atas kerusakan Suzuki Forsa itu. Lagi pula, siapa tahu ada yang lebih menarik dari itu. Mungkin dia bisa menjadi 'makanan empuk' yang akan memberikan banyak manfaat.
Bergegas Kyuhyun berkemas. Dia tak ingin kedatangannya mengecewakan sang pemilik Suzuki Forsa. Tak lupa surat kabar yang memuat 'Surat Pembaca' itu dia bawa.
Tanpa menemukan kesulitan yang berarti, Kyuhyun menemukan alamat yang tertera di surat kabar tersebut. Rumahnya sangat mewah. Nampak halaman depan saja lumayan cukup luas untuk orang yang tinggal sendirian. Kyuhyun lalu memencet bel, dan munculah seorang pesuruh keluar. Sebelum membukakan pintu gerbang, pesuruh itu bertanya dengan pandangan agak menyelidik.
"ada perlu apa?"
"mau bertemu..." Kyuhyun bingung menjelaskan maksud kedatangannya.
"nugu?" tanya pesuruh itu lagi sembari tetap berdiri tanpa merubah posisi semula.
"eeeem,,, mau bertemu pengendara Suzuki Forsa." Kyuhyun menjelaskan sebisanya.
Pesuruh itu curiga. Lalu dia bertanya lagi "siapa yang kau maksud? Sungmin hyung?"
"nah. Iya. Itu dia." Kata kyuhyun sambil mengelus dada lega.
"sebentar. aku kasih tau Sungmin hyung dulu." Kata pesuruh itu lagi sambil melangkah meninggalkan kyuhyun yang masih menunggu di depan gerbang.
Kyuhyun membiarkan laki – laki itu pergi. Dia tak sabar. Ada niatan untuk meninggalkan tempat itu. 'Persetan dengan tanggung jawab. Toh aku juga sudah datag mencoba menemuinya. Tapi malah dipersulit begini. FUCK!' batin Kyuhyun kesal.
Ditempat lain, Sungmin sedang asik mengenakan kutek di kukunya ketika pesuruhnya datang menghadap.
"Sungmin hyung, ada tamu."
Tanpa menoleh, Sungmin balik bertanya. "nugu Wookie – ah?"
"Molla hyung. Aku belum pernah melihatnya. Dan dia juga belum mengenalmu hyung. Tapi katanya dia ingin bertemu dengan hyung."
Sungmin heran mendengan penjelasan Wookie. Dia berbalik dan beranjak menuju kamar. Sungmin mengambil revolver Damesnya.
"tanyakan padanya ada perlu apa dan dari mana dia." Perintah Sungmin tegas pada Wookie.
"ne hyung." Wookie berjalan cepat kembali ke gerbang.
Sementara Sungmin, melangkah menuju ruang depan, mengintip dari balik gorden siapa yang datang. dari situ Sungmin dapat melihat, Wookie berbicara dengan seorang namja. Lalu namja itu memberikan sebuah surat kabar pada Wookie. Sungmin tak mengerti apa maksud kedatangan namja itu. Tak mau ambil pusing, dia melangkah ke ruang tengah. Menunggu penjelasan dari Wookie, pesuruhnya. Pistol Damesnya masih ia mainkan di antara jari – jarinya.
"hyung, orang itu bilang, keperluannya mengenai tulisan di koran ini." Lapor Wookie sembari menyodorkan sebuah koran kepada Sungmin.
Dengan intens, Sungmin membaca tulisan di koran itu. Dia tersenyum puas. Ternyata namja itu bukan pecundang.
"suruh dia masuk Wook – ah. Aku tunggu disini."
Tanpa ingin mengetahui apa maksud isi koran tersebut, Wookie segera kembali menemui namja itu dan menyuruhnya masuk.
Sungmin menyelipkan pistolnya di balik kimono yeoja yang sering dia pakai. Dia nampak anggun dan menawan saat mengenakan itu. Itu adalah kimono peninggalan mendiang sang eomma. Belahan kimono di bagian pahanya sengaja dibuka lebar. Nyaris celana dalam nya mencuat keluar. Pahanya putih, bersih, mulus seperti paha yeoja. Kakinya yang sebelah ditopangkan ke kursi yang lain. Dia duduk dengan seenaknya. Posisi seperti itulah yang mau ditampilkan kepada tamu yang belum ia kenal itu.
Wookie masuk diiringi Kyuhyun dibelakangnya. Sungmin pura – pura membaca koran yang tadi dibawa Wookie.
"selamat pagi." Sapa Kyuhyun canggung. Pandangannya langsung terperosok(?) ke belahan kimono Sungmin. Gairahnya langsung menguar ketika melihat pemandangan seperti ini.
"ooh. Selamat pagi tuan. Silakan duduk." Balas Sungmin.
Kyuhyun duduk menghadap tuan rumah. Namun, cara dia duduk dibuat se rileks mungkin. Bahkan matanya bagai mengacuhkan si pemilik rumah. Dia menyelidiki suasana rumah yang terasa sepi.
"ternyata kau namja yang cukup berani dan tangguh." Kata Sungmin sembari menatap wajah namja didepannya. 'Wajahnya tampan. Posturnya sangat proporsional.' Batin Sungmin.
Kyuhyun tak membalas ucapan Sungmin. Pandangannya balik menatap namja di depannya ini dengan tajam.
"cara anda memperhatikan saya sangat tidak etis, tuan." Celetuk Sungmin.
"mian. Sepertinya saya pernah bertemu anda sebelumnya." Balas Kyuhyun seraya mengingat – ingat.
"CK! Anda tak usah repot – repot mengingatnya tuan. Jelas lah kita bertemu. Tapi kita belum saling kenal. Anda yang telah membuat mobil saya masuk bengkel. Bahkan anda sempat berbicara kepada saya dengan mengucapkan 'Gwenchana'." Jelas Sungmin.
Kyuhyun hanya mengernyitkan dahi. Ia kembali terngiang kejadian itu. Tapi ia segera menepisnya. Ia harus fokus untukmelancarkan aksi yang ia rancang matang – matang sebelum ia berangkat kesini tadi.
Sungmin hanya tersenyum sinis. "saya senang anda mau kemari menemui saya. Itu berarti mobil saya akan kembali mulus seperti semula dan seperti paha saya ini." Kata Sungmin sambill mengelus paha dibagian belahan kimononya.
Kyuhyun hanya bisa menelan ludahnya melihat aksi menggoda Sungmin. Membuat dia sangat gugup.
"bu,, buu bukaan. Maksud saya bukan begitu." Jawab Kyuhyun gugup.
"lantas?" kata Sungmin agak kecewa mendengar sanggahan Kyuhyun tadi.
"i ii ituu. Saya datang kesini untuk membicarakan ganti rugi mobil anda yang penyok dan lecet seperti yang anda tulis di surat kabar kan. Bukan berarti harus saya yang membawanya ke bengkel kan?" Terang Kyuhyun.
"aah. Nee. Kebetulan sekali. Mobil itu sekarang sedang di bengkel. Dan saya belum sempat membayar tagihannya. Dan tagihannya ada pada saya sekarang." Sungmin bermaksud bangun untuk mengambil tagihan mobil tersebut. Tapi spontan Kyuhyun mencegahnya. Ia tak ingin kehilangan pemandangan pada belahan kimono Sungmin.
"andwae. Andwae. Cukup kau katakan saja berapa tagihannya."
"eoh? Euum. Aaah, cuma 200.000 won."
Tanpa banyak rewel, Kyuhyun mengeluarkan dompet tebalnya dan mengeluarkan sejumlah uang yang diinginkan Sungmin.
"oh ya. Ada baiknya kita berkenalan dulu." Kata Kyuhyun sembari menyerahkan uang tadi.
"apa perlu?" jawab Sungmin sembari mengambil uang pemberian Kyuhyun.
"biasanya manfaatnya baru kita rasakan di lain waktu." Kata Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya.
Tak enak hati Sungmin membiarkan uluran tangan itu. Agak malas dia menerima uluran tangan itu."naneun Sungmin imnida."
"oh. Nan Kyuhyun imnida."
Kyuhyun kembali ke posisi sebelumnya. Kembali mengamati rumah Sungmin yang besar dan sepi.
"rumahmu sangat sepi Sungmin – ah. Apa kau hanya tinggal berdua dengan pesuruhmu itu?"
"aniya. Kau tahu kan saat ini adalah jam sibuk. Jadi ya masing – masing sibuk dengan tugas – tugas nya."
"eoh? Jadi kau sudah punya kekasih?"
"ani. Wookie lah yang sudah punya kekasih. Kekasihnya juga tinggal disini dan bekerja untukku. Dia bekerja sebagai General Manager di perusahaanku di Gangnam."
"ooh." Hanya itu yang Kyuhyun ucapkan.
Lagi – lagi Kyuhyun menatap belahan kimono Sungmin. Sungminn menyadari ulah tamunya itu. Setelah urusannya dengan tamunya selesai, dia tak perlu lagi memberikan service itu kepada tamunya bukan. Jadi dia merubah posisi duduknya dan mengibaskan belahan kimononya.
Kyuhyun merasa dirinya dijebak. Perasaanya kini makin jengkel. "oke. Saya permisi kalau begitu." Kyuhyun beranjak bangun.
"oh ya. Silakan. Gomawo." Sungmin pun bangun menyambut maksud tamunya. Tak lupa pistol Damesnya digenggam khawatir akan jatuh saat dia bangun.
Kyuhyun melangkah diiringi Sungmin. Sebelum sampai di pintu, tiba – tiba Kyuhyun berhenti sejenak dan mengambil nafas panjang. Lalu dengan segera dia berbalik dan menodongkan pistol yang sedari tadi berada di saku dalam jaketnya. Dia terkesiap saat disadarinya Sungmin juga tengah menodongkan pistol ke arashnya.
"apa maksud tuan sebenarnya?" dengan tenang, Sungmin menghunuskan(?) pistolnya pada Kyuhyun. Tak lupa salah satu sudut bibirnya juga tertarik membentuk sebuah senyuman atau lebih tepatnya smirk.
.
.
TBC TBC TBC
hehehe. Chap ini cast yang saya pakai hanya Kyu, Min, dan Wook aja ye. mian kalau mengecewakan. saya masih amatir bikin FF seperti ini. teruss, mian ne buat yang uda nungguin FF EunSiHae Story, terutama MBAK – MBAK mecum ku (TITA, INTAN, dan tambah lagi ISMI), saya pending dulu. Lagi gax mood buat NC. Ada setengah jadi, abis itu males nerusin. Alhasil pas diterusin ternyata ceritanya gak nyambung. Terpaksa saya delete lagi. Pay pay. fokus ini aja dulu dah. RnR kalau kalian mau..
