My Mysterious Neighbored

Chapter 1

"Mejanya di tengah. Rak bukunya di sini saja. Sip kelihatan bagus" kata seorang gadis yang tengah mengatur barang-barangnya di sebuah apartemen kecil.

Ayuzawa Misaki 16 tahun. Mulai musim semi ini akan tinggal sendirian.

Misaki POV

"Itu barang terakhir" kataku pada seorang kuli panggul yang membantuku mengangkat barang-barangnya.

"Kamu anak yang rajin ya"

"Aku sering di bilang begitu. Hehehe"

Aku memutuskan untuk tinggal sendiri, ketika orang tuaku harus pindah keluar negri. Awalnya mereka tidak mau akan hal itu tapi saat aku menekannya lagi akhirnya mereka mengerti dan mengijinkanku. Saat itu setelah mereka mengatakannya, mereka sangat kegirangan karena memiliki waktu yang cukup lama untuk berduaan. Tidak peduli dengan anakmu ya? Pikirku.

Kota yang kutinggali ini kelihatannya sangat bagus. Aku pasti akan segera menyukainya.

"Aku ingin hidup bebas! Aku sudah tidak sabar. Pertama-tama…kenalan sama tetangga"

Orang pertama bernama Usui Takumi. Seperti apa ya dia? Dari namanya sepertinya dia orang yan baik. Aku pergi menuju kamarnya yaitu kamar no. 263 dan di sana tertulis obake dalam arti hantu.

"Obake? Ah! Ternyata Obata tulisannya enggak jelas"

Daerahnya sangat gelap dan menyeramkan. Pohon-pohonnya sangat tinggi dan lebat.

"Seharusnya cabang pohonnya di tebang!" kataku pada diri sendiri.

Saat aku sedang memperhatikan keadaan sekitar tiba-tiba ada 2 anak kecil berteriak padaku.

"Jangan dekati kamar no 263!" kata salah satu anak tersebut sambil berteriak dengan wajah ketakutan.

"Ada apa sih, mendadak begini!" dalam hati aku hanya berfikir kenapa mereka.

"Enggak pernah dengar gosipnya, ya?" mereka berhenti sejenak dan melanjutkan kata-katanya. "Rumah itu ada hantunya!" kata mereka lagi.

"Fuuh..kukira apaan. Apaan siih?" balasku sambil mengelus kepala mereka.

"Sungguh!" terjang mereka lagi.

KLIK

Uwaaa kabur! Teriak anak-anak itu.

Aku pun ikut tersentak. Dari balik pintu terlihat seorang laki-laki dengan aura mengerikan. HUWAAA me…memang benar, penampilannya seperti hantu.

BRRR

Tubuhku menggigil.

HYUNG HYUNG

Laki-lak itu berjalan terhuyung-huyung. Bajunya kotor, memakai sendal jepit. Tampaknya sangat mengerikan. Orang ini pasti enggak punya pacar. Bisa jadi teman gak ya? Meskipun aku ketakutan sih.

"A…a..anu..salam kenal. Aku Misaki. Aku baru pindah ke sebelah!" kataku sambil tergagap dan ketakutan.

"…" Ia tidak memjawab. 1 menit…2 menit..aku menunggu ia masih menunjukkan wajah seram. Tangannya menggiliat ke arahku karena ketakutan..tubuhku menggigil, mulutku membeku.

Mustahil pikirku. "Permisi!" kataku sambil berlari pergi.

Huwaa seram! Padahal kukira bisa memulai kehidupan yang menyenangkan. Tapi ternyata tetangganya seperti itu.

Setelah itu aku kembali ke kamarku berusaha untuk tidak memikirkan kejadian yang tadi. Sampai akhirnya hari esok menghampiriku.

"Eh? Kamu tinggal sendirian? Rumahnya di mana?" tanya seorang gadis padaku yang merupakan teman baruku di sekolahku yang baru.

"Deket, kok. Masih di wilayah ini"

"Enak, ya"

"Ah..rumahku ke sini! Daaah!" katanya sambil melambai ke arahku.

"Iya, bye-bye!"

Hampir semuanya naik kereta. Mungkin aku salah memilih apartemen dekat sekolah.

TAP TAP

Saat aku sedang berjalan kulihat Usui sedang berdiri di depan semak-semak depan rumahnya. Tentu saja aku tersentak kaget. Meskipun ketakutan aku pun memutuskan untuk menyapanya.

"Ha…halo!"

"…"

Dicuekin. Kenapa sih orang itu? Benar-benar aneh! ( tanpa Misaki sadari sebenarnya orang itu tertidur sambil berdiri di depan semak-semak itu )

Malam pun tiba

"Apa papa dan mama sehat-sehat saja, ya? Aku cemas, soalnya mama enggak bisa masak. Yang masak selalu aku!"

Wah enak! Papa mau tambah lagi

Memikirkannya saja sudah membuatku tertawa. Kalau masak cuma buat sendiri, rasanya enggak enak. Huuuh

"Wah..suasananya suram"

Enggak boleh begini terus! Aku harus tabah!

"Ruangannya akan kubuat lebih cerah. Gambar favoriteku kupasang di mana ya?" kataku sambil mengeluarkan sebuah lukisan dan box bergambar neko kecil dan beberapa barang lain yang tampaknya belum aku bereskan.

"Sempit gak ada tempat lain, lebih baik di sini saja" kataku lagi sambil menaruh gambar itu di atas pintu masuk. Tiba-tiba kakiku kepleset dan aku terjatuh dan mendobrak pintu hingga pintunya lepas.

"Huwaaa! Pintunya…apartemennya bobrok. Aduh…apa yang harus aku lakukan? Aku enggak biasa seperti ini. Lagi pula dari tadi aku ngomong sendirian"

Aku terbelalak. Mengingat bahwa aku sendirian, tidak ada orang yang menemaniku, aku sendirian. Sendirian… Aku sekarang sendirian. Besok ataupun lusa dan selanjutnya..baik nonton TV ataupun makan, aku sendirian. Aku hidup sendiri. Hiks..hiks.

Eh? Bukankah aku ingin hidup sendirian? Kenapa jadi begini…?

"Tidak apa-apa. Pintunya lepas karena dimakan rayap. Aku bisa perbaiki" kata seseorang dari belakangku, ternyata dia adalah Usui tetanggaku. Kulihat dia sedang memperbaiki pintu yang rusak itu.

"U..Usui..anu.." Dia bicara.

"Misaki-san, kalau ada kesulitan, bilang saja. Kamu enggak sendirian kok"

Katanya sambil menatapku. Wajahnya begitu tampan, ia tersenyum. Ini pertama kalinya. Ternyata dia tidak semenyeramkan yang aku pikirkan. Awalnya dia sangat menjengkelkan, gawat sekarang dia begitu baik.

Ia menepuk kepalaku dan mengelusnya. Tanpa kusadari aku menangis di hadapannya. "Huweeeee" Kesedihanku hilang begitu saja. Aku tidak menyangka tetanggaku akan menolong.

"Terima kasih" kataku sambil memegang lukisan kesukaanku. Aku masih malu karena abis menangis di hadapannya.

"Gambar itu…" katanya sambil berjalan terhuyung-huyung mencari sesuatu. "Tunggu sebentar"

Apa dia selalu begitu ya?

Beberapa menit kemudian ia pun kembali dengan membawa sesuatu.

"Buat kamu" katanya sambil menyerahkannya padaku. Tak dapat kupercaya apa kudapatkan saat itu. Sebuah buku berjudul Monet, buku favoriteku.

"Eh? Wow hebat! Gak papa nih?" tanyaku dengan mata berbinar-binar.

"Kalau kamu suka"

"Aku suka banget! Aku jatuh cinta pada waktu pertama kali melihatnya di museum. Replika yang kubeli sebagai oleh-oleh adalah harta buatku! Dengan begini, dunia jadi terlihat berkilauan ya!" aku sangat senang dengan begini kehidupanku akan sangat menyenangkan.

"Ya"

"Iya, kan? Syukurlah, banyak yang menyebutku ketinggalan zaman!"

Ternyata dia orang yang baik.

Keesokan harinya aku sedang berjalan-jalan di taman dan kebetulan bertemu dengan Usui-san. Ah! Aku sudah tidak takut lagi.

"Selamat siang!" sapaku. Tapi aku melihat sesuatu yang tampak aneh Lagi senang-senang? Pikirku merasa aneh. Dia sedang bermain di atas sebuah mainan ( tidak dapat dijelaskan ) yang bergerak ke depan dan kebelakang. Atau..dia memang orang yang aneh. Seorang anak kecil yang berada di sampingnya merasa katakutan melihatnya.

Dia jalan terhuyung-huyung. Kalau malam hari dari arah rumahnya terdengar suara aneh. SRAK SRAK seperti itu. Ia pun duduk di atas rumput, merebahkan tubuhnya di atasnya, melepaskan sandalnya. Dia bebas ya. Seperti anak kecil.

Kali ini dia mengamil sebatang bunga dan mencium wanginya. Melipatkan tangannya merasakan keharuman para bunga yang tengah tersenyum. Untuk sesaat dadaku berdegup kencang. Tanpa kusadari Usui-kun menatap ke arahku.

"Ng?"

BLUSH

Pasti saat ini wajahku memerah. Aduh kenapa wajahku jadi merah?

Tetanggaku yang penuh misteri..aku jadi penasaran. Sebenarnya kamu orang macam apa?

Ia melambai ke arahku.

Keesokan Harinya

"Selamat pagi. Ini adalah pagi yang cerah. Hari ini aku mau melihat kegiatan sehari-hari Usui-san" aku mengikutinya. Mengawasi setiap gerak-geriknya. Akhirnya ia memasuki sebuah bangunan. Dan siapa sangka..

"Eh? Enggak nyangka. Dia masuk ke kafe yang keren itu. Sepertinya ia sudah biasa!"

TAP TAP

SYUUT

Aku berusaha untuk tidak terlihat olehnya. Karena penasaran aku mencoba untuk memasuki kafe itu.

CKREK

"Anu.."

"Selamat datang! Jarang-jarang ada tamu semanis kamu, lho"

Genit amat

DOEENG

Tampak seekor kucing dari arah meja menampakkan raut wajah menyeramkan tampaknya ia tidak suka padaku.

"Jangan khawatir. Dia cuma memberi salam!" pesannya padaku. "Silahkan menunya!"

"Ah..maaf..cowok yang barusan keluar…"

"Cowok yang barusan…" katanya sambil menintikkan arti mata buaya.

"Tolong dengarkan!" kataku jengkel. "Anu..itu temannya master ya?"

"Ya begitulah"

"Aku cuma sedikit penasaran"

"Oh naksir ya?" tanyanya genit.

"To..tolong jangan mengira yang tidak-tidak!" kenapa aku berbicara seperti itu? Mengira yang tidak-tidak…

PLOK

Kucing besar itu menindih kepalaku yang menjadi merah padam. "Sampai kucing juga mengejekku!" kataku kesal.

"Wah!..nona tenanglah. Lihat saja ke sebelah sana" ia menunjuk ke arah suatu benda yang tampak berteman denganku. Apa lagi kalau bukan lukisan favoriteku. Aku tercengang..tidak mengira akan sebanyak ini orang memilikinya.

"Hebat!" kataku terpesona.

"Itu karya dia"

"Eh…?"

"Dia mahasiswa institut seni. Aku bertemu dengannya musim gugur tahun lalu di sebuah galeri"

Aku ingin lukisan itu. Siapa namamu?

Usui Takumi

Aku terpana mendengarnya. "Takumi-san…" akhirnya misteri itu terpecahkan. Noda di bajunya adalah noda dari peralatan melukis. Suara yang terdengar dari kamarnya di malan hari adalah suara kuas yang menggores kertas lukis. Aku mengerti sekarang kenapa matanya begitu indah. Yang kau lihat adalah dunia yang berkilauan. "Terima kasih!"

BRAAK

DRAP DRAP

Aku mendobrak pintu kafe itu. Aku berlari secepat mungkin. "Hah..hah..hah!" aku ingin berbicara denganmu. Aku ingin tahu tentangmu. Baru pertama kali ini aku merasa begitu. Hei..Takumi-san..aku..

BRAAAK

Sepertinya jatuh cinta padamu.

TBC

Waaaaah rpmantic bgt. (Itukah pikitku) Hahahahaha bagaimana? Menarikkah? Senang deh kalau menarik. Oh ya…ceritaku kali-ini kubuat langsung update 3 chapter dan langsung tamat.

Aku punya sedikit pesan untuk outher space alien. Ini ceritanya untuk kuis waktu itu niih. Sudah jadi. Dibaca yaaa

Oh ya sebenernya ini cerita salinan dari sebuah cerita yang aku baca. Gak papa ya..bagi yang tahu cerita ini, sorry.

Tapi aku sempet susah nulisnya pas liat cerita yang aslinya. sorry sekali lagi.