"... sometimes, the truth hurts more than a lie. everyone is afraid to get hurt, so they turn away from the truth... "

. . .

Baekhyun tertawa

Miris

Mengasihani hidupnya yang menyedihkan -Baekhyun bahkan tidak tahu apa ini bisa disebut kehidupan, karena ia hampa. Sekali lagi Baekhyun menunduk, mencari pantulan dirinya diatas air sungai yang tenang

"Kosong" gumamnya perih

Baekhyun tertawa sekali lagi, lalu berteriak sampai kepalanya pening, ini menyakitkan mengetahui fakta kalau kau bukanlah apa-apa, manusia atau malaikat atau iblis? Baekhyun membenci ini, ia membenci dirinya yang kehilangan arah

Sesuatu mendorongnya kebelakang, membuat punggungnya bertubrukan dengan rumput yang berembun, Baekhyun mendengar suara tawa yang mengganggu telinganya

"Lihat?! Kau lihat kan?! Aku bisa berlari dengan sangat cepat!" Tertawa lagi

Baekhyun mendengus sambil berusaha untuk bangun, ia mengaduh merasakan punggungnya yang sakit "Apa yang kau lakukan?!"

"Aku mencarimu, hyung" Jongin tersenyum tipis "Semuanya, semua mencarimu"

Baekhyun menggeleng "Aku sedang tidak ingin bertemu siapapun, aku ingin sendiri"

"Chanyeol hyung menghawatirkanmu, ia hampir, eum.. membakar rumah kita?" Jongin menggigit lidahnya saat ekspresi Baekhyun berubah

"Bodoh!" Baekhyun mencibir

Jongin mengangguk, diam-diam menyetujui ucapan Baekhyun "Ya, dia memang hyung yang bodoh. Ia menjadi sangat tempramental, itu mengerikan kau tahu? Aku dekelilingi orang yang emosinya menggebu-gebu, tapi aku tidak bisa menyembunyikan fakta kalau aku mencintai kalian"

Baekhyun merasa sedikit terhibur dengan ucapan Jongin, setidaknya masih ada yang mau peduli padanya, tiba-tiba Baekhyun teringat sesuatu

"Aku mengunjungi keluargaku"

Ucapan Baekhyun sontak membuat Jongin mengalihkan pandangannya dari sungai yang tenang menjadi kearah Baekhyun yang... terlihat hancur

"Mereka tidak mengenaliku, padahal aku melihat foto-fotoku masih terpajang diruang keluarga, tapi mereka tidak mengenaliku" Baekhyun meringis kala ia teringat raut kebingungan ayah dan ibunya, Baekhyun asing dimata mereka "Yang mereka tahu, anaknya Byun Baekhyun sudah meninggal tiga tahun lalu"

Jongin mengangguk ringan "Aku mengerti bagaimana perasaanmu, hyung"

Hening

"Hyung.." Jongin mengusap pelan pundak Baekhyun ".. Percaya padaku, kau sangatlah dibutuhkan, itu mengapa Joonmyeon hyung memilihmu" ia tersenyum sebelum akhirnya perlahan menghilang bersama hembusan angin yang menerpa wajah Baekhyun

Baekhyun menutup matanya, menarik napas berat

"Tolong.."

Ia menghela napas

Bisakah Baekhyun mengabaikannya?

"Tolong, kumohon- tolong aku"

Bisakah ia menjadi tidak peduli sekali saja?

"Siapapun... Tolong aku, kumohon"

Bisakah?

"Sialan!" Baekhyun mengepalkan kedua tangannya kuat lalu ia bergerak dengan sangat cepat, berlari melewati jalur asing, mencari asal suara yang terdengar memilukan

Ia berbelok diujung jalan, memasuki sebuah gudang atau mungkin pabrik yang tidak terawat, Baekhyun bahkan tersedak debu saat baru masuk kesana

Baekhyun mengedarkan pandangannya, mencari asal suara rintihan yang meminta pertolongan dan ia mendapatkannya, ia melihat seorang wanita berlumuran darah dengan seorang pria yang kini tengah menginjak wajah lebamnya

"Brengsek!"

Baekhyun entah bagaimana bisa melihat senyum miring pria yang kini berdiri membelakanginya "Sudah lama aku menunggumu, light"

Suara orang asing itu berhasil membuat Baekhyun membeku

Pria itu semakin kencang menapakan kakinya pada wajah wanita yang sudah tidak berdaya disana, lalu ia melepaskannya hanya untuk membuatnya berdiri menghadap Baekhyun "Sayang sekali, kau hanya sendiri?"

Mata mereka bertemu, mata berwarna merah itu terlihat familiar sekaligus tidak familiar untuk Baekhyun, ia tidak bisa melihat wajah pria itu karna ia menutupi wajah sampai bawah matanya dengan kain hitam

Baekhyun mengangkat wajahnya, memandang remeh pria itu "Memangnya dengan siapa kau berharap aku akan datang?"

Baekhyun terkejut saat pria itu tiba-tiba berdiri dihadapannya

"Dengan water, misalnya?"

Baekhyun meludah "Kau terlalu banyak bicara" ia memukul telak perut pria dihadapannya tapi itu terlihat tidak berpengaruh apapun padanya

Suara tawa memenuhi telinga Baekhyun "Kau ingin memukulku dengan lengan-lengan kecilmu?"

"Ah!" Baekhyun melenguh saat rambutnya ditarik sampai kepalanya mendongak, sekarang Baekhyun bisa dengan jelas melihat sepasang mata itu dari dekat

"Aku akan melepaskanmu kali ini, karena akan jadi tidak sepadan jika hanya kau yang melawanku, terlalu mudah" Pria itu mengendurkan cengkramannya pada rambut Baekhyun "Tapi tidak dengan orb mu"

Dalam sepersekian detik Baekhyun merasakan sesuatu menusuk ulu hatinya, sangat sakit sampai ia tidak bisa merasakan apapun lagi, airmata menetes melewati pipi Baekhyun, sakit, ia ambruk saat tidak ada lagi yang menopang tubuhnya, sakit, semua yang ia lihat perlahan mengabur, Baekhyun berusaha menggapai kaki pria itu tapi ia tidak mampu, sakit

"Ah-"

Tidak ada siapapun disini, Baekhyun menekan dadanya dengan sisa tenaga yang ia miliki, ia tidak mungkin bertahan, Baekhyun mengangkat lututnya berusaha untuk menekan dadanya yang lebih bergerumuh, sangat sakit, air matanya terus menetes sampai membasahi lantai tempatnya berbaring, dadanya terasa kosong

. . .

Baekhyun terbangun karena mendengar deburan ombak disekitarnya, ia mendudukan tubuhnya yang terasa ringan, menarik napas sedalam mungkin, rasanya hangat dan nyaman, untuk pertama kalinya Baekhyun merasa bersyukur karena masih bisa membuka matanya. Baekhyun berdiri lalu melangkahkan kakinya mengitari bibir pantai, ia tertawa pelan kala kaki telanjangnya menapaki pasir lembut yang juga terasa hangat

"Baekhyun!"

Baekhyun menoleh saat mendengar suara berat familiar memanggilnya dari arah belakang, disana ia melihat Chanyeol tengah sibuk melambaikan tangannya

"Chanyeol?" Baekhyun berlari lalu menubruk tubuh jangkuk itu dan memeluknya, Chanyeol oleng lalu ambruk dengan tubuh Baekhyun berada diatasnya, Baekhyun tertawa kala melihat Chanyeol mengaduh "Kenapa kau disini?"

Chanyeol berusaha bangun dengan tubuh Baekhyun yang tetap berada diatasnya "Kenapa? Kau tidak suka?" Ia cemberut

Baekhyun menggeleng "Tidak"

"Jahat" Chanyeol memalingkan wajahnya

Baekhyun terkekeh lalu menangkup wajah Chanyeol, membuatnya menatapnya "Chanyeol-ah"

Chanyeol bergumam membalas Baekhyun sambil terus berusaha untuk memalingkan wajahnya dari Baekhyun

"Tatap aku" Baekhyun merengek

Chanyeol menggeleng

"Yah! Tatap aku" Baekhyun kembali merengek

Chanyeol lalu menghadapakan wajahnya pada Baekhyun tapi dengan kelopak mata yang tertutup

Baekhyun mendengus "Kubilang tatap aku!"

Chanyeol membuka matanya perlahan

"Chanyeol, kau-" Baekhyun terlonjak saat mata ke-abuan Chanyeol berubah menjadi merah pekat

Chanyeol tersenyum miring "Hai lagi"

. . .

Baekhyun membuka mata sepenuhnya, kali ini ia tidak lagi berada dipantai, ia tidak lagi merasakan hangatnya hembusan angin melainkan dinginnya suasana kamar di 'rumahnya', Baekhyun merasa beban berat dilengan kanannya sampai ia merasa pegas, ia menoleh dan mendapati pria yang baru saja datang ke mimpinya tengah terlelap dengan kepala merunduk diperpotongan lengan Baekhyun, pantas saja ia merasa pegas dibagian sana

Kepala Chanyeol terangkat pelan, mata mereka bertemu dan Baekhyun bersyukur karena ia melihat mata indah abu-abu pria itu menatapnya, Chanyeol segera bangun dan menangkup wajah lelah Baekhyun

"Baekhyun? Kau baik-baik saja? Kau merasa sakit? Dimana? Beritahu aku!"

Baekhyun mendengus "Aku baik-baik saja"

Chanyeol melepaskan lengannya "Jangan bercanda! Kau tidak sadar selama dua hari, damn it!"

"Tenang Chanyeol, aku baik-baik saja" Baekhyun tersenyum tipis "Bagaimana aku bisa disini?"

Chanyeol kembali duduk lalu menopang wajahnya dengan kedua tangan diatas ranjang Baekhyun "Minseok hyung menemukanmu tergeletak dihalaman depan bersama seorang wanita-"

"Bagaimana keadaannya?"

"Tidak bernyawa, syukur karena kau masih bisa kami selamatkan, kau masih bernapas" Chanyeol merasakan lengan Baekhyun yang mulai mengusak rambut birunya

"Kau mewarnai rambutmu? Lagi?" Baekhyun menyisir setiap helai rambut Chanyeol yag bisa ia gapai

Chanyeol meniup lembaran rambut yang jatuh didahinya "Ini karena Jongdae, ia bilang itu shampoo tapi ternyata itu pewarna rambut, pantas saja tidak berbusa" ia mencebik

Pintu kamarnya mendadak terbuka, Sehun berdiri mematung sesaat diambang sana

"Aku tahu aku mengganggu, tapi Joonmyeon hyung ingin kita segera berkumpul diruang tengah" Sehun menyelesaikan kalimatnya dengan muka masam "Jangan berterimakasih padaku" lalu ia membanting pintu kamar Baekhyun tanpa menunggu kedua orang didalam sana menjawab perkataannya

Baekhyun menarik lengannya dari kepala Chanyeol

"Kau bisa jalan sendiri atau-"

"Aku bisa, Chanyeol" Baekhyun menyibakan selimut yang menutupi tubuhnya lalu berjalan mendahului Chanyeol menuju ruang tengah, ia terus memegangi dadanya yang terasa sakit

Baekhyun melihat ruang tengah sudah dipenuhi teman-temannya yang lain, Yixing sedikit menggeser tubuhnya untuk memberi ruang agar Baekhyun bisa duduk disampingnya

"Masih terasa sakit?" Yixing melingkarkan lengannya dipundak Baekhyun

Baekhyun menggeleng pelan "Tidak, hyung" ia memutar kepalanya untuk melihat dimana Chanyeol berada, pria itu berdiri didekat aquarium bersama Jongin dan Sehun yang tengah menggodanya atau apa

Joonmyeon berdiri dihadapan mereka dengan wajah serius dan sedikit kacau "Aku harus memberitahu kalian tentang ini, Red force sudah muncul, Yixing menemukan sesuatu yang janggal ditubuh Baekhyun, ternyata itu jejak tangan dari Red force, orb Baekhyun hilang dan itu artinya ia juga kehilangan kekuatannya"

Semua orang memandang hawatir Baekhyun

Baekhyun berusaha untuk tetap tersenyum "Aku baik-baik saja" ia meyakini semua orang

"Selagi aku berusaha untuk mengetahui dimana Red force bersembunyi, aku mohon pada kalian untuk tidak membiarkan Baekhyun pergi seorang diri dan aku juga meminta dengan sangat padamu Baekhyun agar meminta izin jika kau ingin pergi, aku tidak ingin kau menghilang seperti beberapa hari yang lalu"

Baekhyun mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya, merasa gugup karna ini baru pertama kali ia melihat Joonmyeon menjadi sangat serius

Semuanya mengangguk menyetujui perkataan Joonmyeon

. .

"Kyungsoo, kau ingin memasak? Ditengah malam seperti ini?" Jongdae menghampiri Kyungsoo yang tengah sibuk dengan segala hal didapur

Kyungsoo menggidikan bahunya "Aku lapar, Kau ingin makan juga?"

Jongdae ikut menggidikan bahunya "Jika rasanya enak, aku akan memakannya"

Kyungsoo menanggapi ucapan menyebalkan Jongdae dengan wajah datar, tatapan mereka teralihkan kala melihat Baekhyun melangkah dengan tertatih menuju lemari pendingin, ia mengeluh saat tidak melihat satu botolpun air dingin disana

"Aku rasa minggu lalu kulkas ini masih penuh dengan air dingin" Baekhyun memandang curiga pada dua orang lain disana

Jongdae melipat lengannya didepan dada "Apa? Kami menggunakannya untuk mendinginkan Chanyeol"

"Ia hampir membakar rumah ini!" Mata Kyungsoo membola dengan kedua tangan yang terangkat

Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, jadi yang diucapkan Jongin waktu itu sungguhan? Awalnya Baekhyun mengira kalau Chanyeol itu bodoh, tapi tidak, ternyata pria itu idiot. Baekhyun tersenyum malas pada dua orang yang masih memandangnya lalu meninggalkan mereka dengan membawa segelas air biasa menuju lantai atas, kamar Minseok

Baekhyun mengetuk pintu kayu itu beberapa kali sampai ia mendengar suara Minseok yang menyuruhnya masuk

"Hyung, aku butuh bantuanmu" Baekhyun berjalan mendekati Minseol yang tengah melipat pakaian dikasurnya

Mata Minseok membola, ia langsung meninggalkan setumpuk pakaiannya lalu berlari kearah Baekhyun "Apa kau merasa sakit lagi? Diamana? Aku akan panggil Yixing!"

Baekhyun menahan lengan Minseok yang hendak pergi "Tidak hyung, aku baik, tapi tenggorokanku tidak. Aku ingin air dingin tapi itu semua sudah habis dikulkas, jadi...bisakah?" Baekhyun meringis dengan lengan mengarahkan gelas berisi air kearah Minseok

Minseok tersenyum lega "Ah, tentu saja" ia menggenggam gelas itu lalu air yang semula bersuhu sedang kini perlahan menjadi sangat dingin "Apa terlalu dingin untukmu?"

Baekhyun menggeleng, Minseok melepaskan genggamannya pada gelas itu "Seperti yang aku inginkan, terimakasih hyung" ia tersenyum cerah

Minseok menuntun lengan Baekhyun agar ia duduk diranjangnya bersama "Kau suka berlama-lama dikamarku saat malam hari 'kan?"

Baekhyun mengangguk "Aku bisa melihat bintang dari balkon"

"Tapi hari ini langit sangat gelap"

"Ya..." Baekhyun menunduk "Apa itu karna aku kehilangan kekuatanku?"

"Kurasa tidak, selagi kau disini, kau akan baik-baik saja dan jika kau baik-baik saja semua akan kembali normal, langit juga tidak akan segelap ini"

"Apa kalian melihat Baekhyun?"

Baekhyun samar-samar mendengar suara Chanyeol diluar sana dan tak lama pintu kamar Minseok terbuka

"Hyung apa kau- Baekhyun! Aku mencarimu!" Chanyeol berkata heboh dengan lengan yang masih menggantung dikenop pintu

"Kenapa kau mencariku?"

"Sebenarnya bukan aku, tapi Yixing hyung, tapi aku juga mencarimu"

"Jadi siapa yang mencari Baekhyun?" Minseok bertanya dengan nada menggoda

"Aku!" Jawab Chanyeol semangat "Tapi Yixing hyung juga!"

Baekhyun menggelengkan kepalanya "Minseok hyung terimakasih" Baekhyun menggoyangkan gelas berisi air dingin dilengannya yang dibalas Minseok dengan acungan ibu jari, ia lalu berjalan menghampiri Chanyeol yang masih berdiri diambang pintu "Kenapa kau dan Yixing hyung mencariku?" Baekhyun mendorong Chanyeol agar segera menjauh karna ia menghalangi jalannya

Chanyeol menutup pintu dengan pelan saat Baekhyun sudah berjalan mendahuluinya menuju lantai bawah "Ingin memeriksa keadaanmu lagi"

"Lalu kenapa kau mencariku?"

"Rindu"

"Eh?" Baekhyun menoleh kebelakang, menatap Chanyeol untuk memastikan apa yang baru saja ia ucapkan

Chanyeol hanya tertawa renyah "Itu dia Yixing hyung!" Jarinya ia arahkan pada Yixing yang tengah memberi makan ikan di aquarium "Hyung!"

Yixing menoleh, mendapati Chanyeol dan Baekhyun yang tengah menghampirinya, ia meletakan makanan ikan ditempat ia mengambilnya lalu dengan cepat menghampiri Baekhyun dan memapahnya agar duduk disofa yang tidak jauh dari sana

Sebenarnya Baekhyun agak merasa aneh, diperhatikan sedemikian rupa sampai ia merasa kalau ia adalah seorang putra bangwasan membuatnya merasa asing tapi ia menyukainya

"Seharusnya kau diam dikamarmu!" Yixing mengomel saat Baekhyun sudah duduk ditempatnya

Baekhyun menggeleng "Aku tidak bisa, itu sangat membosankan, hyung"

Yixing berdecak kesal

"Tapi jika Sehun mau menemaniku main game, aku akan terus berada dikamar" Baekhyun tertawa pelan

Chanyeol yang duduk disampingnya menolak "Aku yang akan menemanimu, tidak Sehun! Tidak siapapun!"

Yixing menahan tawanya "Aku akan memeriksa ini sekali lagi, bisakah kau buka bajumu?"

Baekhyun mengangguk lalu membuka bajunya, ia baru sadar kalau ada banyak garis merah mengerikan disekitar dada kirinya yang berpusat pada sesuatu berbentuk bundar ditengah sana, mungkin itu dulu tempat orbnya tersimpan. Yixing mengarahkan telapak tangannya kesana, awalnya Baekhyun merasa seperti ada aliran listrik saat Yixing menyentuhnya tapi lama kelamaan itu menjadi sangat nyaman

"Kau belum sembuh sepenuhnya. Tidak ada bantahan! Kau harus diam dikamar sampai benar-benar pulih!" ucap Yixing saat ia telah selesai memeriksa keadaan Baekhyun

Baekhyun memakai kembali bajunya dengan wajah cemberut "Baiklah, hyung"

"Kau harus tidur sekarang, Baekhyun-ah. Good night"

Baekhyun mengangguk "Baik hyung, terimakasih"

Saat Baekhyun hendak melangkah menjauh sepasang lengan menggapai pundaknya, itu Chanyeol, Baekhyun hampir melupakan keberadaan Chanyeol karna tidak biasanya ia menjadi sangat tenang

"Aku antar?"

Baekhyun tentu tidak menolak tawarannya, ia mengangguk lalu membiarkan Chanyeol mendorong pelan tubuhnya sampai mereka tiba dikamar Baekhyun, Chanyeol dengan hati-hati membuka lalu menutup kembali pintu itu, ia tersenyum saat melihat Baekhyun mulai berbaring tenang diranjangnya

Chanyeol tidak juga beranjak bahkan saat Baekhyun sudah menarik selimut sampai ujung dagunya, diperhatikan seperti itu membuat Baekhyun salah tingkah

"Kenapa? Kenapa kau tidak keluar?" Baekhyun kembali menarik selimutnya sampai menutupi separuh wajahnya yang mungkin saja sudah memerah

Mata Chanyeol sedikit membesar "Memangnya kenapa jika aku tidak pergi?"

"Kau tidak dengar apa yang Yixing hyung katakan? Aku harus cukup istirahat agar segera pulih"

"Lalu?"

"Lalu?" Baekhyun merotasi matanya "Bagaimana aku bisa tidur jika kau masih berdiri disana?!"

"Aku ingin tidur bersamamu" entah kenapa suara Chanyeol terdengar menyebalkan kali ini, tidakkah ia malu dengan tinggi badannya dan berhenti merengek seperti anak kecil "Ayolah~ hm?"

Baekhyun kembali merotasi matanya "Kalau begitu tidurlah disofa" ia menunjuk sofa disudut kamarnya

Chanyeol tersenyum seperti ia akan tidur dihamparan berlian "Baiklah" ia segera membanting tubuhnya diatas sofa itu

Keheningan panjang mengisi kamar Baekhyun

Baekhyun menolehkan kepalanya untuk memeriksa apa Chanyeol sudah tertidur dan sepertinya sudah karna ia tidak bergerak, jadi ia mulai memejamkan matanya

"Kau sudah tidur?"

Baekhyun kembali membuka matanya kala mendengar suara Chanyeol disebrang sana "Belum"

Baekhyun mendengar helaan napas berat Chanyeol "Aku sering bermimpi aneh akhir-akhir ini"

Berbicara tentang mimpi, Baekhyun jadi teringat mimpinya semalam "Aku juga bermimpi aneh, semalam"

Chanyeol menaruh salah satu lengan dibawah kepalanya "Apa ada aku dimimpimu?"

Baekhyun mengangguk tanpa tahu apa Chanyeol melihatnya atau tidak "Kau disana, itu seperti.. Aku terbangun disebuah pantai lalu kau memanggilku, aku menghampirimu dan.."

"Dan?"

Baekhyun hampir saja berkata kalau ia memeluk Chanyeol tapi untunglah karna ia masih punya harga diri untuk tidak memalukan dirinnya sendiri

"Dan... Kita membicarakan sesuatu, kau marah padaku dan memalingkan wajahmu, aku berusaha membuatmu kembali menatapku dan saat itu terjadi matamu berubah menjadi merah, seperti mata seseorang yang menyerangku" angan Baekhyun kembali terbang pada malam saat ia melihat sepasang mata merah itu

Chanyeol tersenyum "Bagaimana jika aku memang orang itu?"

Baekhyun langsung menolehkan kepalanya untuk menatap Chanyeol yang masih setia menatap langit-langit kamarnya

"Apa maksudmu?"

"Bagaimana jika akulah Red force itu?"

Baekhyun tertawa "Tidak mungkin"

Chanyeol ikut tertawa "Ya, itu tidak mungkin 'kan?"

"Aku akan jadi orang terakhir didunia ini yang percaya jika kau adalah Red force"

Baekhyun memaku pandangannya pada Chanyeol yang tengah tertawa, saat tiba-tiba Chanyeol menoleh kearahnya Baekhyun tersentak karna melihat mata kiri Chanyeol berubah menjadi merah tapi kembali menjadi abu-abu dengan sangat cepat, Baekhyun menyipitkan matanya agar bisa memastikan penglihatannya dan yang ia lihat hanyalah sepasang mata abu-abu, mungkin warna mata Chanyeol berubah karna terpaan cahaya lampu kamarnya

Ya, mungkin

.

.

.

.

Tbc

Yaaaaaaaaaa-

Halohaaaaa ini ff debut aku jadi maaf kalo masih banyak kesalahan dan ceritanya ga menarik, ide cerita aku ambil dari teori comeback the war versi ChanBaek jadi ini ff ga bakal ada kejutannya karena kalian juga pasti udah pada tau kandidat kuat siapa Red force yang digonjang ganjingin ExoL seantero jagat raya (/.\) tapi aku harap buat kalian yang baca ff ini untuk nikmatin aja alur yang ada, jangan karna kalian udah tau si Red force kalian jadi males bacanya, aduh jangan yaa nanti aku jadi ceudih

Akhir kata review juseyo ~

#ExoL1stWin